Metode Pengumpulan Data The role of riparian vegetation in maintaining water quality of Cisadane River

box untuk dibawa ke laboratorium. Parameter in situ misalnya suhu, pH, dan DO. Parameter ex situ yaitu BOD, COD, TN, TP, dan TSS yang dilakukan di Laboratorium Proling, Departemen Manajemen dan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, IPB. Tabel 3 Parameter dan metode analisis data biofisikokimia Sungai Cisadane Parameter MetodaAlat Satuan Analisis Fisik: Kedalaman Tongkatkayu cm In situ Kecepatan arus Stop watch , pelampung cmdetik In situ Kekeruhan Keping Secchi Cm In situ Substrat Visual In situ Suhu Termometer Hg ºC In situ Kimia: DO DO meter mgL Ex situ BOD APHA,ed.21,2005,5210-B mgL Ex situ COD APHA,ed.21,2005,5220-D mgL Ex situ N total APHA,ed.21,2005,4500-N-C mgL Ex situ P total APHA,ed.21,2005,4500-P-EJ mgL Ex situ TSS APHA,ed.21,2005,2540-D mgL Ex situ Biologis: Makrozoobentos Jala surber, Eckman Grab, mikroskop Individum 2 Ex situ Makrozoobentos dipergunakan sebagai bioindikator kualitas air Sungai Cisadane. Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel untuk faktor fisika dan kimia air. Sampel makrozoobentos diambil dengan menggunakan surber net jala surber untuk substrat sungai berupa batuan dan Eckman Grabb pengeruk Eckman untuk substrat berlumpur atau pasir Fachrul 2007. Pengambilan sampel dilakukan secara komposit . Sampel yang diperoleh disaring dengan menggunakan saringan bertingkat. Sampel hasil saringan dimasukkan ke botol lalu diawetkan dengan larutan formalin 4. Sampel yang telah disaring diberikan reagen Rose Bengal 1 untuk diindentifikasi dan difoto di Laboratorium Biomikro 1, Departemen Manajemen dan Sumberdaya Perikanan, IPB. Sampel makrozoobentos yang berukuran kecil difoto di Laboratorium Anatomi, Departemen Anatomi, Histologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB.

c. Metode Analisis Data

Kepadatan makrozoobentos diketahui dari rumus Odum 1971 yaitu: Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener H’ dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran suatu perairan seperti Sungai Cisadane. Staub et al . 1970 seperti yang dikutip Wilhm 1975 membagi tingkat pencemaran berdasarkan n ilai indeks H’ ke dalam empat tingkat yaitu:  H’ = 3,0 – 4,5 : tercemar sangat ringan  H’ = 2,0 – 3,0 : tercemar ringan  H’ = 1,0 – 2,0 : tercemar sedang  H’ = 0,0 – 1,0 : tercemar berat Kualitas air Sungai Cisadane ditentukan berdasarkan faktor fisika, kimia, dan biologi Sungai Cisadane yang dianalisis secara deskriptif. Analisis kualitas dengan membandingkan kualitas air terhadap ambang baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah sesuai PP No.822001 Anonim 2001. Hubungan faktor biologi dengan faktor fisikokimia air Sungai Cisadane dari hulu hingga hilir diketahui dari hasil analisis statistik peubah gandamultivariate. Sebelumnya dilakukan uji multikolinearitas dengan uji Korelasi. Jika tidak ada multikolinearitas maka dilanjutkan dengan Uji Manova multivariate analysis of variance Hair et al. 1998. Jika ada multikoliearitas maka dilanjutkan dengan uji peubah ganda Analisis Komponen UtamaAKU Principal Component Analysis PCA. AKU mengubah sejumlah peubah ke dalam peubah baru buatan yang tidak berkorelasi lagi dan cenderung berdistribusi normal. AKU akan mengurangi banyaknya peubah Green 1979; Digby dan Kempton 1991, Everitt dan Dunn 1998. Seluruh uji statistik dilakukan dengan program Minitab versi 15. K = 1000 ab Keterangan: K = Kepadatan makrozoobentos ind.m 2 a = Jumlah makrozoobentos individu b = Luas bukaan jala surber atau Eckman Grabb cm 2

3.6 Peranan Vegetasi Riparian dalam Mempertahankan Kualitas Air Sungai Cisadane

Hubungan vegetasi riparian dengan faktor fisika-kimia-biologi air Sungai Cisadane diketahui dengan menggunakan Analisis Komponen Utama yang diolah dengan program Minitab versi 15. Hasil uji statistik akan disampaikan secara deskriptif. Arahan pengelolaan Sungai Cisadane dengan mempertimbangkan penutupan lahan DAS Cisadane, manfaat Sungai Cisadane, struktur dan vegetasi riparian dan kualitas air Sungai Cisadane. Rekomendasi yang diusulkan diolah secara deskriptif dengan mempertimbangkan dokumen-dokumen pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Indonesia.