Kepercayaan pelanggan Promotion promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan
20 indukan ikan yang siap, untuk ikan Discus indukan yang baik adalah yang
berusia minimal satu tahun dalam kondisi sehat, yakni warna cerah dan ikan tidak cacat. Sedangkan untuk indukan ikan Patin yang baik adalah yang
berusia minimal satu setengah tahun dan siap bertelur, ciri ikan patin yang siap bertelur adalah yang memiliki perut buncit dan empuk. Kemudian
indukan ikan Discus dipasangkan dalam satu aquarium dengan media bertelur cone
dan ikan Patin dipasangkan dalam kolam berok atau kolam karantina selama 48 jam untuk membuang kotoran dan meningkatkan birahi indukan.
2. Pematangan Telur Setelah ikan Discus bertelur, hal yang pertama dilakukan adalah mengurung
telurnya dan ditunggu selama 7 hari saat telur menetas. Hari ke-8 hingga ke- 21 adalah fase ikan gendong, ikan yang baru menetas menempel dengan
induknya dan pada fase ini ikan tersebut tidak perlu diberi makan karena mereka memakan lendir induknya. Hari ke-22 hingga ke-30 anak ikan
dibantu makan dengan Artemia atau kutu air hidup dan pada hari ke-31 anak ikan sudah lepas gendong dan masuk ke aquarium pembesaran. Pada hari ke-
3 indukan ikan Patin, jantan dan betina disuntik HCl dan Ovaprim dan 24 jam kemudian indukan betina diangkat dan dilakukan streping atau pengeluaran
telur secara paksa begitupun dengan indukan jantan dikeluarkan spermanya. Setelah itu, telur dibersihkan dengan air sedangkan sperma dicampur dengan
aquadest
. Kemudian sperma yang telah dicampur aquadest diaduk bersama dengan sel telur dengan bulu ayam. Lalu, telur dan sperma yang telah
dicampur tadi dimasukkan ke corong penetasan, ditunggu hingga menetas menjadi larva. Larva yang telah menetas dan sehat akan berenang ke atas
mengikuti aliran air dan selanjutnya akan masuk ke saluran pembuangan, larva yang telah jadi diberi pakan Artemia dan dipindahkan ke aquarium
pembesaran.
3. Pembesaran Pada tahap pembesaran, ikan Discus idealnya ditempatkan pada aquarium
berukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan maksimum kapasitas 50 ikan. Pada usia ke-31 hingga panen anakan ikan ini diberi pakan cacing rambut
atau cacing beku. Sedangkan untuk ikan patin albino, pada hari ke-8 hingga panen, diberi pakan cacing rambut atau cacing beku.
4. Panen Panen hasil pada Iwan Wahana Fish Farm adalah ketika ikan Discus dan ikan
Patin minimal berukuran 2 Inch tergantung dengan permintaan pasar. Pemanenan dilakukan dengan cara membuang air sebanyak 80 persen dari
volume awal, dengan tujuan mempermudah pengambilan ikan. Kemudian dipindahkan ke baskom yang telah berisi air dan ditutup dengan kain kasa,
kemudian dimasukkan ke dalam plastik dilengkapi dengan oksigen. Pemanenan dilakukan pada saat ikan akan dikirim ke eksportir atau pembeli
yang lain.
Selama proses budidaya ikan hias ini tidak semua telur mampu menetas sempurna, untuk ikan hias jenis discus dan patin albino kemampuan menetas atau
Hatching Rate sebesar 70 persen. Sedangkan, ketahanan hidup atau Survival Rate
ikan discus sebesar 70 persen dan ikan patin albino sebesar 65 persen. Dalam melakukan kegiatan budidayanya khusus penanganan ikan patin, Iwan Wahana
Fish Farm sudah memiliki teknologi yang cukup baik dengan adanya corong