8
Peneliti Tahun Judul
Alat analisis Hasil
Setiawan 2010 Analisis Studi
Kelayakan Bisnis Warung Internet
Warnet Studi Kasus pada
Warnet “Yo Net”, Cibinong,
Kabupaten Bogor.
NPV, Net BC, IRR,
Payback Period
. Hasil analisis kelayakan pada aspek
teknik dan teknologi dan aspek maanjemen
dan operasional
menunjukkan bahwa usaha warnet ini layak untuk dijalankan. Sedangkan
hasil analisis
aspek finansial
menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan Warnet “Yo Net” telah
memenuhi persyaratan sebagai usaha yang layak dijalankan dan dapat
dikembangkan untuk ke depan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang
bernilai positif Rp 12.823.954, nilai Net BC lebih besar dari 1, yaitu 1,29,
nilai IRR 34,66 persen yang artinya leih besar dari tingkat diskon rate 16
persen dan masa pengembalian modal PP yang lebih cepat dari umur
proyek yaitu 18 bulan 6 hari.
Nurcahyo 2011 Analisis
Kelayakan Bisnis Studi Kasus di
PT Pemuda
Mandiri Sejahtera.
NPV, Net BC, IRR,
Payback Period
. Berdasarkan analisa finansial yang
telah dilakukan
dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: a. Dari perhitungan rugi laba, setiap tahun
usaha ini
akan menghasilkan
keuntungan terus meningkat. b. Dari perhitungan periode pengembalian
pay back period dan MARR yang ditentukan 7,5 dan 10 , dapat
diketahui
bahwa periode
pengembalian dari usaha ini terbilang cepat yaitu 7 bulan 21 hari dan 1
tahun 1 bulan 5 hari. c. Dari hasil perhitungan
parameter kelayakan
menunjukkan hasil sebagai berikut : NPV 0 ; IRRMARR ; BCRO
Dengan demikian dan segi finansial, rencana usaha ini layak untuk
diimplementasikan. 4. Berdasarkan hasil analisa sensitivitas, bisnis ini
ternyata cukup sensitive dan relatif cukup baik walaupun masih banyak
perubahan-perubahan yang terjadi, yang dapat mempengaruhi perubahan
terhadap perusahaan.
9
Peneliti Tahun Judul
Alat analisis Hasil
Sudomo 2011 Analisis
Kelayakan dan Strategi
Pengembangan Usaha
Peternakan Sapi Potong di Jalur
Lintas Selatab JLS
Banyuwangi. NPV, Net BC,
IRR, Payback
Period ,
Sensitivitas, FFA Force
Field Analysis
Hasil penelitian menunjukan bahwa: i Usaha peternakan sapi potong di
JLS Banyuwangi
memberikan keuntungan, ii Secara finansial
usaha peternakan sapi potong di JLS Banyuwangi layak untuk diusahakan
pada tingkat suku bunga 13, iii Sensitivitas kenaikan harga input 5
sampai dengan 10 berdampak kurang nyata terhadap kelayakan
finansial peternakan sapi potong, namun
perubahan harga
bahan operasional bibit, obat dan pakan
paling sensitif
mempengaruhi kelayakan usaha penggemukan sapi,
iv Pengembangan peternakan sapi potong
di JLS
Kabupaten Banyuwangi
bersifat mendorong
positif, dimana faktor pendorong lebih dominan dibanding dengan
faktor penghambat, dan v Aktivitas dan investasi yang dapat dilakukan
dalam
pengembangan usaha
peternakan sapi
potong adalah
pembentukan jaringan kerjasama, pengadaan dan penyaluran saprodi,
pembentukan dan
pengembangan Forum Agribisnis, pembentukan dan
pengembangan Klinik Agribisnis, pembentukan dan pengembangan Sub
Terminal Agribisnis,
perbaikan sarana dan prasarana penunjang, dan
dukungan peran pemerintah.
Penelitian yang tertera pada Tabel 3 menjadi referensi bagi penulis dalam menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar Iwan Wahana
Fish Farm.
METODE Kerangka Pemikiran
Usaha ikan hias air tawar Kota Bekasi memiliki potensi untuk berkembang dan berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi. Iwan Wahana Fish
Farm sebagai salah satu badan usaha yang bergerak dibidang usaha ikan hias air tawar ini setiap tahunnya memiliki permintaan yang melebihi kapasitas produksi
usahanya. Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar, Iwan Wahana Fish Farm mengandalkan mitra pembudidaya ikan hias air tawar yang
dimilikinya, sehingga diperlukan perluasan skala usaha jangka panjang agar mampu memenuhi permintaan dengan kemampuan sendiri.
10 Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis
secara kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha dilihat dari aspek pasar dan aspek teknis. Metode analisis secara kuantitatif dilakukan pada aspek teknis
dengan Metode EOQ Economic Order Quantity dan pada aspek finansial dengan cara menghitung kelayakan usaha ini. Dalam aspek finansial akan dilakukan
perhitungan Net Present Value NPV, Interest Rate of Return IRR, Net BenefitCost
, Payback Period PP, dan analisis sensitivitas dengan menggunakan Switching Value
. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel. Kerangka penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka pemikiran
Pengembangan Usaha
Evaluasi Evaluasi
Tidak Layak Layak
Layak Tidak Layak
Aspek Keuangan
Aspek Non Keuangan
Aspek Pasar 1. Potensi Pasar
2. Strategi Pemasaran Aspek Teknis
1. Proses 2. Persediaan bahan
baku Aspek Finansial
1. NPV 2. Net BC
3. IRR 4. Payback Period
5. Analisis Sensitivitas Iwan Wahana
Fish Farm Kelayakan
Usaha
11
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Iwan Wahana Fish Farm yang menjalankan usaha ikan hias air tawar, berada di Kota Bekasi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada
bulan Januari sampai Februari 2015.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan dengan pemilik usaha,
dan petani budidaya ikan hias air tawar. Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel, skripsi yang relevan dengan penelitian ini dan internet.
Pengolahan dan Analisis Data Aspek Pemasaran
Pada pengkajian terhadap aspek pemasaran akan dianalisis permintaan, penawaran, harga, peluang pasar, program pemasaran dan juga kebijakan bauran
pemasaran, serta mencari alternatif strategi pemasaran dengan analisis strategi TOWS.
Aspek Teknis
Aspek teknis dalam hal ini akan dilakukan pengkajian mengenai proses pembenihan ikan hias air tawar, bahan baku utama dan bahan baku penunjang,
pemasok, manajemen persediaan bahan baku, dan pemilihan teknologi. Hal-hal yang harus diperhitungkan untuk mengefisiensikan persediaan bahan baku dengan
metode EOQ adalah sebagai berikut : 1 Pembelian bahan baku yang ekonomis adalah jumlah bahan baku yang harus
dibeli dalam sekali pemesanan secara ekonomis. Q =
√
� �
1 Dimana :
Q = Kuantitas bahan baku yang dibeli secara ekonomis D = Total kebutuhan bahan baku
S = Biaya pemesanan dalam sekali pesan H = Biaya simpan per satuan bahan baku
2 Frekuensi pemesanan bahan baku adalah jumlah pemesanan yang ekonomis untuk dilakukan oleh usaha dalam satu tahun.
F = √
� �∗
2 Dimana :
F = Frekuensi pemesanan bahan baku yang ekonomis Q = Kuantitas bahan baku yang dibeli secara ekonomis
D = Total kebutuhan bahan baku
12 3 Total biaya persediaan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan
dan penyimpanan bahan baku. 3
Dimana : TIC = Total biaya persediaan
Q = Kuantitas bahan baku yang dibeli secara ekonomis D = Total kebutuhan bahan baku
S = Biaya pemesanan dalam sekali pesan H = Biaya simpan per satuan bahan baku
Aspek Finansial Sebuah usaha akan dikatakan sehat apabila dapat memberikan
keuntunngan layak dan mampu memenuhi kewajiban keuangan. Pada pengkajian aspek keuangan ini akan dilakukan penghitungan perkiraan jumlah dana yang
diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan pengadaan harta tetap. Analisa finansial adalah suatu analisis yang membandingkan apakah suatu proyek
menguntungkan selama umur proyek Husnan dan Muhammad, 2000. Analisis finansial yang berkaitan dengan sumber dana akan diperoleh dan diproyeksikan
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan. Analisis finansial meliputi :
1 Net Present Value NPV
NPV suatu usaha menunjukkan manfaat bersih yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan
sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV, perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Bentuk
persamaan matematisnya adalah :
NPV = PVB – PVC
4 Dimana :
NPV = Net Present Value PVB = Present Value of Benefit
PVC = Present Value of the Cost
NPV = ∑
At +i
t
=
– IO 5
Dengan: I = Discount rate yang digunakan
At = Arus kas tahunan setelah pajak dalam periode tahunan t t = Jumlah tahun analisa
IO = Jumlah investasi Initial Outlay n = Periode yang terakhir dari arus kas yang diharapkan
Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV yaitu :
13 i.
NPV 0, artinya proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan
ii. NPV 0, artinya proyek tidak menghasilkan nilai biaya yang
dipergunakan. Dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan
iii. NPV = 0, artinya proyek mampu mengembalikan persisi sebesar
modal sosial opportunity cost faktor produksi normal, dengan kata lain proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.
2 Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio Net BC Rasio menyatakan besarnya pengembalian terhadap setiap satu
satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net BC Rasio merupakan angka perbandingan antara present value dari benefit yang positif
dengan present value dari benefit yang negative. Bentuk persamaan matematisnya adalah :
Net BC =
∑ � +
̅̅̅̅̅̅̅
� �=1
∑ � −
̅̅̅̅̅̅̅
� �=1
6 Kriteria investasi berdasarkan NET BC Rasio adalah :
i. Net BC 0, maka NPV 0, proyek menguntungkan
ii. Net BC 0, maka NPV 0, proyek merugikan
iii. Net BC = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi
3 Interest Rate of Return IRR IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan present value PV kas keluar
yang diharapkan dengan PV kas masuk yang diharapakan atau dapat diartikan sebagai tingkat bunga yang menyebabkan NPV = 0. Tingkat IRR
mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumber daya yang digunakan. Suatu investasi dikatakan layak, apabila
nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek
tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Bentuk persamaan matematisnya adalah :
7 Dengan ;
I = Discount rate yang digunakan Bt = Jumlah benefit dalam periode tahun t
T = Jumlah tahun analisa Ct = Jumlah cost dalam periode tahun t
N = Periode yang terakhir dari arus kas yang diharapkan
4 Payback Period PP Tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai
kelayakan usaha yang digunakan untuk mengukur periode waktu pengembalian modal yang digunakan. Semakin cepat modal yang digunakan
dapat kembali, maka semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang digunakan akan cepat kembali dan digunakan untuk membiayai
14 kegiatan lain Husnan dan Muhammad, 2000. Bentuk persamaan
matematisnya adalah :
PP =
� � �
� � � �� ℎ
8 5 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap analisis proyek, jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya atau manfaat. Variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti atau switching value, merupakan perhitungan untuk mengukur
perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow penurunan harga output, penurunan harga produksi atau perubahan komponen outflow
peningkatan biaya produksi yang masih dapat diperbolehkan agar bisnis masih tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besarnya
perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol NPV=0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Iwan Wahana Fish Farm
Iwan Wahana Fish Farm berdiri sejak 10 Maret 2010 oleh Bapak Irawan berlokasi di Perum Wahana Permai Blok E2 No 26, Kota Bekasi, Provinsi Jawa
Barat. Ikan hias yang dihasilkan yaitu Ikan Discus Symphysodon discus dan Ikan Patin Albino Pangasius sutchi. Usaha ini diawali dari hobi pemilik usaha untuk
memelihara dan mengembangbiakkan ikan hias kemudian tercetuslah ide bisnis untuk menjual ikan hias. Dengan modal kerja awal 10 juta rupiah dilengkapi
dengan 4 aquarium berukuran 10 cm x 50 cm x 40 cm dan hanya ditangani sendiri oleh Bapak Iwan. Saat ini Iwan Wahana Fish Farm sudah memiliki 2 karyawan
untuk membantu membudidayakan ikan hiasnya yang didapat dari perkumpulan komunitas ikan hias, sehingga karyawan yang dimiliki oleh Bapak Iwan
mempunyai hasrat di bidang ini. Dalam menjalani usaha budidaya ikan hias Bapak Iwan mengatakan harus memiliki ketertarikan terhadap ikan hias, karena
untuk merawat ikan hias sampai panen dibutuhkan kecintaan, kesabaran dan ketelitian. Hasil budidaya ikan hias ini dijual kepada eksportir, komunitas, dan
individu. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan usaha ini, Iwan Wahana Fish Farm didukung oleh dua karyawan dimana masing-masing karyawan memiliki tanggung jawab atas satu
jenis ikan hias yang dihasilkan. Karyawan tersebut langsung bertanggung jawab kepada pemilik usaha sebagai hirarkhi tertinggi dalam struktur organisasi.
15
Gambar 3 Struktur organisasi Iwan Wahana Fish Farm
Produk
Iwan Wahana Fish Farm menghasilkan dua jenis ikan hias air tawar, diantaranya Ikan Discus Symphysodon discus dan Ikan Patin Albino Pangasius
sutchi .
Menurut Iradewa 2015, Ikan discus Symphysodon discus merupakan ikan
asal perairan Amazon. Bentuk ikan ini sangat unik karena memiliki tubuh yang ramping, disebut discus karena bentuknya seperti piringan disc dengan warna-
warni yang atraktif dan cerah. Pembawaan ikan hias air tawar ini sangat tenang serta gerakannya yang lembut ditambah warna-warna cerahnya menjadikan tubuh
ikan ini semakin terlihat cantik.
Menurut Mahyuddin 2010, Patin albino putih kemerahan umumnya hanya dijadikan sebagai ikan hias karena sosok dan warananya yang indah jika
dipajang di dalam aquarium. Selain itu, patin bewarna putih kemerahan albino oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai pembawa hoki.
Pemilik Usaha
Irawan
Karyawan 1
Kartono
Karyawan 2
Kristanto
Gambar 4 Ikan discus
Gambar 5 Ikan patin albino
16
Aspek Pasar Permintaan Pasar
Iwan Wahana Fish Farm bergerak dalam usaha pembenihan dan pengembangbiakkan ikan hias air tawar. Produk yang dijual yaitu Ikan Discus
Symphysodon discus dan Ikan Patin Albino Pangasius sutchi. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diketahui bahwa permintaan terhadap ikan
hias tidak sesuai dengan tingkat permintaan, permintaan lebih tinggi dari penawaran. Hal ini dapat dijadikan peluang bagi Iwan Wahana Fish Farm untuk
meningkatkan jumlah produksinya. Untuk memperluas skala usaha dapat dilakukan dengan pengadaan lahan untuk tempat usaha, pembelian peralatan
produksi dan memproduksi jenis ikan hias air tawar yang baru. Strategi Pemasaran
Dalam perencanaan pemasaran sebuah produk diperlukan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan pasar. Analisa strategi dapat dilakukan oleh
perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunitty
, dan Threath yang dapat dijadikan acuan dalam penentuan strategi perusahaan. Berikut adalah analisa SWOT dari Iwan Whana Fish Farm :
Analisa SWOT : 1. Kekuatan
Memiliki jaringan yang kuat dengan pembudidaya, pengusaha dan komunitas ikan hias air tawar
Kemudahan mendapatkan sumber bahan baku Sumberdaya manusia yang memiliki passion dalam budidaya ikan hias air
tawar Kepercayaan pelanggan terhadap ikan hias air tawar yang dihasilkan
2. Kelemahan Belum mampu melakukan ekspor sendiri
Tidak adanya catatan jumlah aset yang dimiliki perusahaan Kurangnya ketersediaan modal yang cukup untuk pengembangan usaha
3. Peluang Permintaan ikan hias air tawar yang terus meningkat
Banyak jenis ikan hias air tawar dengan keunikan yang berbeda-beda Segmen pasar yang luas
Dukungan Kementerian Perikanan dan Kelautan yang menginginkan peningkatan ekspor hasil budidaya ikan hias Indonesia
4. Ancaman Perlakuan terhadap setiap jenis ikan hias air tawar yang berbeda-beda
Sulitnya mendapatkan dana pinjaman usaha untuk ikan hias air tawar dari lembaga keuangan
Persaingan harga jual Keempat analisa tersebut akan dijadikan acuan oleh Iwan Wahana Fish Farm
dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan bisnisnya, yang merupakan
17 perencanaan jangka panjang yang memerlukan analisa berbagai aspek yang lebih
dalam dan terperinci untuk menentukan arah perkembangan perusahaan. Pada tahap analisis strategi dapat dilakukan dengan model Matriks TOWS
dikembangkan oleh David 2006 yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis
.
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan S
1. Memiliki jaringan yang
kuat dengan
pembudidaya, pengusaha dan komunitas ikan hias
air tawar 2.
Kemudahan mendapatkan sumber bahan baku
3. Sumberdaya
manusia yang memiliki passion
dalam budidaya ikan hias air tawar
4. Kepercayaan pelanggan
yang tinggi terhadap ikan hias
air tawar
yang
dihasilkan Kelemahan W
1. Belum
mampu melakukan ekspor sendiri
2. Tidak
adanya catatan
jumlah aset yang dimiliki perusahaan
3. Kurangnya ketersediaan
modal yang cukup untuk pengembangan usaha
Peluang O
1. Permintaan ikan hias air
tawar yang
terus meningkat
2. Banyak jenis ikan hias air
tawar dengan keunikan yang berbeda-beda
3. Segmen pasar yang luas
4.
Dukungan Kementerian Perikanan dan Kelautan
yang menginginkan
peningkatan ekspor hasil budidaya
ikan hias
Indonesia Strategi SO
1. Meningkatkan
jumlah produksi ikan hias air
tawar yang ada serta menambah jenis ikan hias
air tawar yang diproduksi dengan kualitas yang baik
untuk
meningkatkan pangsa pasar
S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4
Strategi WO
1. Melakukan
pengembangan produk
dan pasar dibantu dengan dana pinjaman lembaga
keuangan diiringi dengan perbaikan
manajemen perusahaan
WI, W2, W3, O1, O2, O3, O4
Ancaman T
1. Perlakuan terhadap setiap
jenis ikan hias air tawar yang berbeda-beda
2. Sulitnya
mendapatkan dana
pinjaman usaha
untuk ikan hias air tawar dari lembaga keuangan
3. Persaingan harga jual
Strategi ST
1. Meningkatkan
pengetahuan tentang
budidaya ikan hias jenis tertentu
S1, S2, S3, T1
2. Memenuhi
persyaratan untuk bisa mengajukan
pinjaman dana
usaha serta
melampirkan proposal kelayakan usaha
S1, S2, S3, T2
3. Menekan
biaya operasional dan menjual
produk dengan
harga lebih
terjangkau dari
pasar dalam jumlah yang banyak
S1, S2, S3, T3 Strategi WT
1. Meningkatan
pengetahuan tentang
budidaya jenis ikan hias yang
diproduksi dan
memperbaiki sistem
manajemen perusahaan
salah satunya
dengen membuat
secara jelas
catatan laporan keuangan dan proposal kelayakan
pengembangan usaha
sebagai syarat pengajuan dana pinjaman
W1, W2, W3, T1, T2
2. Efisiensi
pengeluaran biaya operasional untuk
menghasilkan tawaran
harga jual
yang terjangkau oleh banyak
konsumen W1, W2, W3, T3
Gambar 6 Analisis SWOT Iwan Wahana Fish Farm
Strategi SO Strength-Opportunity dibentuk berdasarkan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki perusahaan dan memanfaatkan peluang untuk mencapai tujuan
18
dari perusahaan. Meningkatkan jumlah produksi ikan hias air tawar yang ada serta menambah jenis ikan hias air tawar yang diproduksi dengan kualitas yang baik untuk
meningkatkan pangsa pasar merupakan hal yang bisa dilakukan oleh Iwan Wahana Fish Farm untuk mengembangkan skala usahanya.
Strategi WO Weakness-Opportunity penerapan strategi ini berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Melakukan pengembangan produk dan pasar dibantu dengan dana pinjaman lembaga keuangan diiringi dengan perbaikan manajemen perusahaan merupakan
hal yang dapat dilakukan oleh Iwan Wahana Fish Farm untuk memanfaatkan peluang pasar yang besar dengan meminimalkan kelemahan pada perusahaan.
Strategi ST Strenght-Threat adalah strategi yang digunakan perusahaan untuk mengatasi ancaman yang timbul dengan kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan. Meningkatkan pengetahuan tentang budidaya ikan hias jenis tertentu akan membantu karyawan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sehingga
produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Memenuhi persyaratan untuk bisa mengajukan pinjaman dana usaha serta melampirkan proposal kelayakan usaha
,
hal ini berguna untuk meyakinkan lembaga keuangan agar memiliki ketertarikan terhadap usaha Iwan Wahana Fish Farm. Menekan biaya operasional dan menjual
produk dengan harga lebih terjangkau dari pasar dalam jumlah yang banyak akan menjaring lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pendapatan.
Strategi WT Weakness-Threat strategi ini didasarkan pada sikap perusahaan yang defensif atau bertahan untuk berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman. Kelemahan dari pihak Iwan Wahana Fish Farm adalah belum mampu memenuhi permintaan pasar terhadap produknya yang
disebabkan oleh permasalahan mendapatkan modal usaha yang sulit dari lembaga keuangan. Akan tetapi hal ini bukanlah masalah yang cukup besar karena tidak
memaksa perusahaan untuk sampai menutup atau menghentikan perusahaan. Meningkatan pengetahuan tentang budidaya jenis ikan hias yang diproduksi dan
memperbaiki sistem manajemen perusahaan salah satunya dengen membuat secara jelas catatan laporan keuangan dan proposal kelayakan pengembangan
usaha sebagai syarat pengajuan dana pinjaman dapat dilakukan oleh Iwan Wahana Fish Farm untuk meyakinkan lembaga keuangan untuk memberikan dana
pinjaman.
Efisiensi pengeluaran biaya operasional untuk menghasilkan tawaran harga jual yang terjangkau oleh banyak konsumen sehingga perusahaan mampu
bersaing di pasar. Bauran Pemasaran
Produk
Produk yang dihasilkan oleh Iwan Wahana Fish Farm adalah ikan hias air tawar dengan 2 jenis ikan, yaitu Patin Albino dan Discus dengan ukuran minimal
2 inch tergantung pemesanan. Produk ini dijual kepada eksportir, komunitas, dan individu dengan kualitas yang baik.
Harga
Iwan Wahana Fish Farm menjual ikan patin berukuran 2 inch seharga Rp 250 per ekor, sedangkan ikan discus berukuran 2 inch dijual seharga Rp 15 000.
Penetapan harga ini didasarkan pada harga pasaran. Promosi
Promosi yang dilakukan Iwan Wahana Fish Farm melalui pameran ikan hias air tawar dimana tempat berkumpulnya para komunitas, melalui rekanan
19 eksportir, mouth to mouth, dan menggunakan media online seperti Facebook.
Promosi disini bukan hanya berarti menjual produk namun juga memberikan informasi dapat berupa pengenalan jenis ikan hias serta cara merawatnya.
Tempat
Kegiatan produksi dan penjualan biasa dilakukan di sebuah rumah yang dijadikan tempat produksi ikan hias. Berbagai pameran ikan hias pun diikuti untuk
menjangkau masyarakat umum dan komunitas untuk memperkenalkan produk kemudian terjadi transaksi. Untuk ikan hias yang diekspor dilakukan melalui
saluran distribusi perusahaan ekspor ikan hias.
Aspek Teknis Proses Produksi
Dalam memproduksi hasil ikan hias air tawar, dilakukan beberapa tahapan proses mulai dari pemijahan sampai panen. Berikut adalah tahapan proses
produksi ikan hias air tawar
1. Pemijahan Pemijahan adalah suatu proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi
dalam media pemijahan. Teknik pemijahan patin dilakukan dengan cara pemijahan buatan induce breeding, yaitu dengan menyuntikkan hormone
perangsang ke tubuh induk patin. Sebelum pemijahan dilakukan harus dipastikan terlebih dahulu bahwa wadah pemijahan dalam aquarium bersih
dan siap digunakan. Hal yang selanjutnya dilakukan adalah pemilihan
Proses Jenis Ikan
Pemijahan Pematangan Telur
Pembesaran Panen
Ikan Discus 1. Bersihkan wadah
2. Pemilihan Induk Sehat dan
Bewarna cerah 3. Pasangkan dalam
satu wadah tunggu 2
hari hingga
bertelur dan 7 hari hingga menetas
1. Pada hari ke-8 hingga
ke-21 adalah
fase gendong
2. Hari
ke-22 hingga ke-30 fase
lepas gendong 1.
Hari ke-31
dipindahkan ke
wadah pembesaran 1. Hari ke-90 pada
saat ukuran ikan sektar 2 Inch
2. Menguras 80 air
3.
Memindahkan ikan ke plastic yang
diberi oksigen. Ikat.
Ikan Patin
Albino
1. Bersihkan wadah 2. Pemilihan Induk
betina : 1,5 tahun perut buncit dan
empuk. Jantan : 1,5 tahun,
anus membengkak
3. Pasangkan dalam satu wadah tunggu
2 hari 4.
Hari ke-3
berikan suntikan
ovaprim dan HCl tunggu 24 jam
5. Proses streping, kemudian
dimasukkan ke
corong penetasan
tunggu selama 7 hari
1. Hari
ke-8 dipindahkan
ke wadah
penetasan telur
1. Hari
ke-21 dilakukan
pendederan di
wadah yang lebih luas
1. Hari ke-45 pada saat ukuran ikan
sektar 2 Inch 2. Menguras 80
air 3.
Memindahkan ikan ke plastic yang
diberi oksigen. Ikat.
Gambar 7 Alur budidaya ikan discus dan ikan patin albino
20 indukan ikan yang siap, untuk ikan Discus indukan yang baik adalah yang
berusia minimal satu tahun dalam kondisi sehat, yakni warna cerah dan ikan tidak cacat. Sedangkan untuk indukan ikan Patin yang baik adalah yang
berusia minimal satu setengah tahun dan siap bertelur, ciri ikan patin yang siap bertelur adalah yang memiliki perut buncit dan empuk. Kemudian
indukan ikan Discus dipasangkan dalam satu aquarium dengan media bertelur cone
dan ikan Patin dipasangkan dalam kolam berok atau kolam karantina selama 48 jam untuk membuang kotoran dan meningkatkan birahi indukan.
2. Pematangan Telur Setelah ikan Discus bertelur, hal yang pertama dilakukan adalah mengurung
telurnya dan ditunggu selama 7 hari saat telur menetas. Hari ke-8 hingga ke- 21 adalah fase ikan gendong, ikan yang baru menetas menempel dengan
induknya dan pada fase ini ikan tersebut tidak perlu diberi makan karena mereka memakan lendir induknya. Hari ke-22 hingga ke-30 anak ikan
dibantu makan dengan Artemia atau kutu air hidup dan pada hari ke-31 anak ikan sudah lepas gendong dan masuk ke aquarium pembesaran. Pada hari ke-
3 indukan ikan Patin, jantan dan betina disuntik HCl dan Ovaprim dan 24 jam kemudian indukan betina diangkat dan dilakukan streping atau pengeluaran
telur secara paksa begitupun dengan indukan jantan dikeluarkan spermanya. Setelah itu, telur dibersihkan dengan air sedangkan sperma dicampur dengan
aquadest
. Kemudian sperma yang telah dicampur aquadest diaduk bersama dengan sel telur dengan bulu ayam. Lalu, telur dan sperma yang telah
dicampur tadi dimasukkan ke corong penetasan, ditunggu hingga menetas menjadi larva. Larva yang telah menetas dan sehat akan berenang ke atas
mengikuti aliran air dan selanjutnya akan masuk ke saluran pembuangan, larva yang telah jadi diberi pakan Artemia dan dipindahkan ke aquarium
pembesaran.
3. Pembesaran Pada tahap pembesaran, ikan Discus idealnya ditempatkan pada aquarium
berukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan maksimum kapasitas 50 ikan. Pada usia ke-31 hingga panen anakan ikan ini diberi pakan cacing rambut
atau cacing beku. Sedangkan untuk ikan patin albino, pada hari ke-8 hingga panen, diberi pakan cacing rambut atau cacing beku.
4. Panen Panen hasil pada Iwan Wahana Fish Farm adalah ketika ikan Discus dan ikan
Patin minimal berukuran 2 Inch tergantung dengan permintaan pasar. Pemanenan dilakukan dengan cara membuang air sebanyak 80 persen dari
volume awal, dengan tujuan mempermudah pengambilan ikan. Kemudian dipindahkan ke baskom yang telah berisi air dan ditutup dengan kain kasa,
kemudian dimasukkan ke dalam plastik dilengkapi dengan oksigen. Pemanenan dilakukan pada saat ikan akan dikirim ke eksportir atau pembeli
yang lain.
Selama proses budidaya ikan hias ini tidak semua telur mampu menetas sempurna, untuk ikan hias jenis discus dan patin albino kemampuan menetas atau
Hatching Rate sebesar 70 persen. Sedangkan, ketahanan hidup atau Survival Rate
ikan discus sebesar 70 persen dan ikan patin albino sebesar 65 persen. Dalam melakukan kegiatan budidayanya khusus penanganan ikan patin, Iwan Wahana
Fish Farm sudah memiliki teknologi yang cukup baik dengan adanya corong
21 penetasan, sehingga dapat diketahui sejak dini ikan mana yang berkualitas atau
tidak. Persediaan Bahan Baku
Iwan Wahana Fish Farm dalam melakukan kegiatan produksinya sangat berkaitan dengan persediaan bahan baku yang merupakan komponen penting yang
harus tersedia untuk kelancaran proses produksi. Bahan baku yang digunakan adalah cacing beku sebagai bahan pakan ikan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak diinginkan berkaitan dengan persediaan bahan baku, maka akan dilakukan perhitungan persediaan dengan metode EOQ. Untuk melakukan pengadaan pakan
dilakukan satu bulan sekali, sehingga dalam satu tahun melakukan 12 kali transaksi, kebutuhan pakan dalam setahun 4 200 Kg cacing beku.
Biaya pemesanan adalah biaya yang dikaitkan dengan usaha untuk mendapatkan bahan baku dari luar. Iwan Wahana Fish Farm mengeluarkan biaya
transportasi untuk memesan sebesar Rp 480 000 dalam satu tahun dengan asumsi harga bahan bakar minyak seharga Rp 8000 per liter dan biaya telepon Rp 240
000 per tahun.
Biaya penyimpanan adalah biaya yang memiliki komponen utama yaitu biaya modal, biaya simpan dan biaya risiko. Iwan Wahana Fish Farm mengeluarkan
biaya listrik untuk 2 buah freezer yang masing-masing memiliki 300 watt sehingga biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 8 052 192 setiap tahunnya.
Biaya pemesanan setiap kali pesan S sebesar Rp 280 000, sedangkan biaya penyimpanan per satuan bahan baku H sebesar Rp 1 917 per Kg. Pembelian
bahan baku dapat diperhitungkan berdasarkan kebijakan perusahaan yang melakukan pemesanan setiap bulan sekali, maka didapatkan jumlah pembelian
pakan Iwan Wahana Fish Farm dalam sekali pemesanan adalah sebesar 350 Kg. Total biaya persediaan yang harus ditanggung oleh Iwan Wahana Fish Farm
adalah Rp 3 695 508.
Dengan menggunakan metode EOQ, maka hal-hal tersebut diperhitungkan dan menghasilkan pembelian bahan baku yang ekonomis adalah sebesar 1108 Kg
setiap kali pemesanan. Frekuensi pemesanan dalam satu tahun menurut metode EOQ adalah sebanyak 4 kali. Total biaya persediaan bahan baku Iwan Wahana
Fish Farm dengan metode EOQ sebesar Rp 2 123 594.
Aspek Keuangan
Iwan Wahana Fish Farm akan melakukan perluasan lahan produksi dan pembelian peralatan bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya untuk menjalankan
proses produksi. Perluasan lahan dan pembelian peralatan untuk memenuhi permintaan ikan hias air tawar ini memerlukan perhitungan analisis kelayakan
finansial. Analisis finansial dilakukan dengan melakukan kriteria-kriteria penilaian investasi yang terdiri dari; NPV, IRR, Net BC rasio, dan Payback
period
. Untuk menganalisis empat kritera tersebut, digunakan arus kas untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh
Iwan Wahana Fish Farm selama umur proyek yaitu 5 tahun.
22
Arus Penerimaan Inflow a. Ikan Discus
Kegiatan usaha ikan hias air tawar yang dilakukan oleh Iwan Wahana Fish farm dalam penerimaan yang dihasilkan dari jumlah penjualan untuk ikan Discus
dengan ukuran 2 inch harga jual Rp 15 000 per ekor. Jumlah telur sebanyak 3000 butir, dari total 10 set induk masing-masing terdiri dari lima ekor betina dan
jantan dengan derajat penetasan Hatching RateHR 70 persen maka menghasilkan jumlah telur yang menetas 2100 ekor. Benih yang menetas
memiliki tingkat kemampuan hidup Survival RateSR sebesar 70 persen sehingga jumlah benih sebesar 1470 dalam satu tahun. Total produksi sebesar
1470 ekor, sehingga total penerimaan sebesar Rp 22 050 000 per tahun. b. Ikan Patin
Penjualan untuk ikan Patin dengan ukuran 2 inch harga jual Rp 250 per ekor. Jumlah telur sebanyak 5 000 000 butir, dari total 10 set induk terdiri lima
ekor betina dan lima ekor jantan dengan derajat penetasan Hatching RateHR 70 persen yang akan menghasilkan 3 500 000 telur yang menetas. Benih yang hidup
memiliki tingkat kemampuan hidup Survival RateSR sebesar 65 persen sehingga jumlah panen sebesar 2 275 000 ekor dalam satu tahun. Total produksi
sebesar 2 275 000 ekor, sehingga total penerimaan sebesar Rp 568 750 000 per tahun.
Arus Pengeluaran Outflow
Arus pengeluaran outflow terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Selama proyek berlangsung pada tahun ke nol, biaya investasi
sebesar Rp. 293 084 000 sedangkan untuk biaya operasional tahun pertama sebesar Rp. 275 968 000 dengan pembayaran cicilan kredit investasi sebesar Rp
48 456 000 sehingga total pengeluaran pada tahun pertama sejumlah Rp 324 424 000. Pada tahun kedua pengeluaran total biaya sebesar Rp 324 425 000, tahun
ketiga sebesar Rp 332 826 000, tahun keempat sebesar Rp 337 096 000, dan tahun kelima sebesar Rp 337 097 000. Rincian lengkap aliran kas dapat dilihat pada
Lampiran 10. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana pada tahun pertama usaha atau proyek. Rincian
biaya investasi yang akan dikeluarkan pada usaha ikan hias air tawar oleh Iwan Whana Fish Farm dapat dilihat pada Lampiran 5. Dapat diketahui bahwa biaya
investasi yang dibutuhkan sejumlah Rp 293 084 000. Biaya Operasional
Biaya Operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama menjalankan kegiatan pokok sebuah usaha. Iwan Wahana Fish Farm mengeluarkan biaya tetap
dan biaya tidak tetap dalam biaya operasionalnya. Biaya tetap terdiri dari gaji karyawan tetap dan biaya penyusutan, sedangkan biaya tidak tetap terdiri dari isi
gas oksigen, plastic, karet gelang, tali rapia, pakan, serta biaya umum. Biaya operasional yang dikeluarkan tahun pertama sebesar Rp 275 968 000, tahun kedua
Rp 275 969 000, tahun ketiga Rp 284 370 000, tahun keempat Rp 288 640 000,
23 dan tahun kelima sebesar Rp 288 641. Rincian lengkap biaya operasional dapat
dilihat pada Lampiran 9. Analisis Kelayakan Finansial
Dalam mengukur tingkat kelayakan sebuah usaha diperlukan analisis kelayakan usaha. Metode yang digunakan untuk mengukur kelayakan usaha ikan
hias air tawar ini adalah metode penilaian investasi yang meliputi Net Present Value
NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Period PP.
Hasil analisis finansial diperoleh dengan nilai NPV sebesar Rp 377 989 000, artinya usaha ikan hias air tawar Iwan Wahana Fish Farm memberikan
manfaat yang positif pada tingkat suku bunga kredit 14 persen. Sedangkan nilai Net BC sebesar 2.29 lebih besar dari satu yang artinya dari setiap satu rupiah
yang dikeluarkan selama umur proyek mampu menghasilkan manfaat bersih sebesar 2.29 rupiah dan usaha ini layak untuk dijalankan. Nilai IRR sebesar 46
persen lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman sebesar 14 persen, sehingga investasi usaha ini memiliki prospek yang menguntungkan. Berdasarkan kriteria
IRR, maka usaha ini layak untuk dijalankan. Payback Period yang diperoleh adalah selama 1.5 tahun yang artinya perusahaan dapat mengembalikan modal
dalam jangka satu tahun sebelas bulan atau berarti bahwa tingkat pengembalian modal lebih kecil daripada umur proyek. Hal ini berarti perusahaan dilihat dari
Payback Period
dinyatakan layak karena pengembalian modal tercapai sebelum proyek berakhir.
Tabel 4 Kriteria kelayakan investasi
No Kriteria Investasi Nilai
1 NPV Rp 000 377 989
2 IRR Th 46
3 Net BC 2.29
4 PP Th 1.5
Sumber : Data diolah
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengukur seberapa layak sebuah usaha jika dihadapkan pada perubahan. Analisis yang dilakukan pada usaha ikan
hias air tawar ini dengan variasi analisis sensitivitas yakni menggunakan nilai pengganti atau switching value pada aspek teknis terhadap penurunan Survival
Rate
ikan hias, pada aspek pasar terhadap penurunan volume penjualan, dan pada aspek keuangan terhadap peningkatan biaya bahan baku. Pada analisis sensitivitas
dengan switching value akan dilihat berapa perubahan maksimum yang diperbolehkan untuk kondisi usaha layak dijalankan. Perhitungan ini mengacu
kepada berapa besarnya perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol NPV=0.
24 Tabel 5 Sensitivitas dengan switching value
Kriteria Perubahan Nilai
Teknis
Survival rate
48.98
Pasar
Penurunan permintaan pasar
24.82
Keuangan
Peningkatan biaya bahan baku
51.55
Sumber : Data diolah Berdasarkan perhitungan sensitivitas dengan switching value dari aspek
teknis, usaha ini masih dikatakan layak untuk dijalankan apabila batas ketahanan hidup atau survival rate terhadap telur ikan yang menetas mencapai 48.98 persen,
artinya secara bersama-sama survival rate pada ikan discus menurun 21.02 persen dari survival rate normal 70 persen dan pada ikan patin albino menurun 16.02
persen dari survival rate normal 65 persen. Pada aspek pasar, usaha ini masih dikatakan layak untuk dijalankan apabila batas perununan permintaan pasar
mencapai 24.82 persen. Pada aspek keuangan, usaha ini masih dikatakan layak untuk dijalankan apabila batas peningkatan biaya bahan baku mencapai 51.55
persen.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan implikasi manajerial untuk Iwan Wahana Fish Farm sebagai berikut : 1 Pada aspek pasar
dilakukan analisis matriks SWOT dan strategi TOWS untuk mendapatkan strategi perusahaan dalam menghadapi peluang dan ancaman dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Berdasarkan analisis tersebut didapatkan strategi SO Strength-Opprotunity yaitu perusahaan bisa meningkatkan jumlah produksi ikan
hias air tawar yang ada serta menambah jenis ikan hias air tawar yang diproduksi dengan kualitas yang baik untuk meningkatkan pangsa pasar dalam hal
pengembangan skala usahanya. Strategi WO Weakness-Opportunity dengan melakukan pengembangan produk dan pasar dibantu dana pinjaman oleh lembaga
keuangan diiringi dengan perbaikan manajemen perusahaan. Strategi ST Strength-Threat perusahaan dapat meningkatkan pengetahuan tentang budidaya
ikan hias jenis tertentu yang
akan membantu karyawan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.
Kemudian perusahaan harus memenuhi persyaratan untuk bisa mengajukan pinjaman dana usaha serta melampirkan proposal kelayakan usaha
,
hal ini berguna untuk meyakinkan lembaga keuangan agar memiliki ketertarikan terhadap usaha
Iwan Wahana Fish Farm. Menekan biaya operasional dan menjual produk dengan harga lebih terjangkau dari pasar dalam jumlah yang banyak akan menjaring lebih
banyak pelanggan dan meningkatkan pendapatan. Pada strategi WT Weakness- Threat
perusahaan dapat Meningkatan pengetahuan tentang budidaya jenis ikan hias yang diproduksi dan memperbaiki sistem manajemen perusahaan salah
satunya dengen membuat secara jelas catatan laporan keuangan dan proposal kelayakan pengembangan usaha sebagai syarat pengajuan dana pinjaman dapat
25 dilakukan oleh Iwan Wahana Fish Farm untuk meyakinkan lembaga keuangan
untuk memberikan dana pinjaman. Efisiensi pengeluaran biaya operasional untuk
menghasilkan tawaran harga jual yang terjangkau oleh banyak konsumen sehingga perusahaan mampu bersaing di pasar; 2 Berdasarkan hasil perhitungan
persediaan bahan baku yang ekonomis dengan metode EOQ maka Iwan Wahana Fish Farm bisa mengurangi biaya operasional dengan melakukan pemesanan 4
kali dalam satu tahun dan jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis adalah sebesar 1108 Kg setiap kali pemesanan. Dengan demikian perusahaan hanya akan
menanggung biaya persedian sejumlah Rp 2 123 494 dibanding sebelumnya yang melakukan pemesanan setiap bulan dan biaya persediaan yang harus ditanggung
sebesar Rp 3 695 508; 3 Berdasarkan analisis sensitivitas dengan nilai pengganti atau switching value, pada aspek teknis Iwan Wahana Fish Farm harus
memperhatikan asupan vitamin dan obat serta pakan ikan hias air tawar agar menghasilkan ikan hias yang cantik, berwarna cerah dan sehat sehingga dapat
mengurangi tingkat kegagalan hidup. Pada aspek pasar Iwan Wahana Fish Farm setidaknya harus menjaga kepercayaan yang baik dari pelanggan terhadap ikan
hias yang dihasilkannya sehingga dapat meminimalkan penurunan permintaan. Pada aspek keuangan apabila terjadi peningkatan harga bahan baku dimana hal ini
merupakan faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan maka perusahaan harus menyesuaikan harga jual produk serta mencari alternatif pakan
ikan yang memiliki kandungan serupa cacing beku dengan harga yang lebih murah sehingga dapat mengurangi biaya bahan baku.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan kelayakan usaha ikan hias air tawar pada Iwan Wahana Fish Farm dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan aspek pasar dan aspek teknis diketahui pengembangan usaha Iwan Wahana Fish Farm layak untuk dijalankan. Berdasarkan aspek
finansial pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Iwan Wahana Fish Farm layak untuk dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp 377 989 000,
berarti bahwa investasi yang ditanam pada 5 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 377 989 000. Net BC yang
diperoleh sebesar 2.29 artinya setiap Rp 1.00 investasi bersih yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan sebesar Rp 2.29. Dengan IRR
sebesar 46 menunjukkan bahwa rencana pengembangan ini layak dan mampu untuk mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 14,
serta Payback Period sebesar 1.5 tahun lebih cepat dari umur proyek.
2. Hasil perhitungan analisis sensitivitas menggunakan switching value didapatkan pada aspek teknis secara bersama-sama tingkat ketahanan
hidup ikan hias air tawar yang masih bisa ditoleransi adalah sebesar 48.98 persen, apabila mencapai dibawah 48.98 persen maka usaha dinyatakan
tidak layak. Pada aspek pasar, batas penurunan permintaan pasar sehingga usaha ini masih dikatakan layak adalah sebesar 24.82 persen, apabila
26 penurunan permintaan melebihi 24.82 persen maka usaha dinyatakan tidak
layak. Pada aspek keuangan, batas peningkatan biaya bahan baku sehingga usaha ini masih dikatakan layak adalah sebesar 51.55 persen, apabila
peningkatan biaya bahan baku melebihi 51.55 persen maka usaha ini dikatakan tidak layak. Dengan demikian diketahui perubahan maksimum
dari perubahan suatu komponen yang masih dapat diperbolehkan agar bisnis masih tetap layak.
Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka saran yang bisa disampaikan untuk peneliti selanjutnya adalah melakukan analisis strategi pemasaran yang cocok
untuk usaha ini serta memperhitungkan dampak dari sisi keuangan apabila strategi dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bekasi Ekspres. 2014. Usaha Ikan Hias Bekasi Didorong untuk Ekspor. [Internet] [diunduh
2015 Januari
11]. Tersedia
pada: http:bekasiekspresnews.co.id201409usaha-ikan-hias-bekasi-didorong-
untuk-ekspor Bisnis. 2014. Ikan Hias, Pembudidaya di Bekasi Kesulitan Lahan dan Modal.
[Internet] [diunduh
2015 Januari
11]. Tersedia
pada: http:industri.bisnis.comread2014052699230830ikan-hias-
pembudidaya-di-bekasi-kesulitan-lahan-dan-modal David, R Fred. 2006. Manajemen Strategis [Edisi 10]. Jakarta ID: Salemba
Empat. Detik Finance. 2014. Kementerian Pimpinan Susi Pudjiastuti Targetkan RI Jadi
Eksportir Ikan Hias Terbesar. [Internet] [diunduh 2015 Januari 11]. Tersedia
pada: http:finance.detik.comread2014110914082127431204kementerian-
pimpinan-susi-pudjiastuti-targetkan-ri-jadi-eksportir-ikan-hias-terbesar Fahmi I, Syahiruddin, Hadi YL. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Aplikasi.
Bandung ID: Alfabeta. Husnan, Suad dan Muhammad, Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek.
Yogyakarta ID: UPP AMP YKPN. Husnan, Suad. 1997. Manajemen Keuangan teori dan Penerapan Keputusan
Jangka Panjang . Yogyakarta ID: BPFE.
Imandaya, Alief D. 2010. Analisis Pengembangan Usaha Server Pulsa Elektronik Kasus Pada CV Satria Gemilang, Serang, Banten [skripsi]. Bogor [ID] :
Institut Pertanian Bogor. Iradewa. 2015. Ikan Hias, Pembudidaya di Bekasi Kesulitan Lahan dan Modal.
[Internet] [diunduh
2015 April
23]. Tersedia
pada: http:iradewa.comjenis-jenis-ikan-hias-air-tawar-yang-banyak-
diminati.htm
27 Kadariah, L. Kahlien dan G. Clive. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta
ID: FE UI Kotler, Philip; Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran [Jilid 1 Edisi
12 Terjemahan]. Jakarta ID: Erlangga. Mahyuddin, Kholis. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Jakarta ID:
Penebar Swadaya. Nurcahyo, Dwi F. 2011. Analisis Kelayakan Bisnis Studi Kasus di PT Pemuda
Mandiri Sejahtera [skripsi]. Depok [ID] : Universitas Indonesia. Rohmawati, Oom. 2010. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Air
Tawar Pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor [skripsi]. Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor.
Setiawan, Indradi A. 2010. Analisis Studi Kelayakan Bisnis Warung Internet Warnet Studi Kasus
Pada Warnet “Yo Net”, Cibinong [skripsi]. Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor.
Sudomo, Sumatri. 2011. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong di Jalur Lintas Selatab JLS Banyuwangi [tesis].
Jember [ID] : Universitas Jember. Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta ID: PT.
Gramedia Pustaka Utama. Umar, H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta ID: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
28
LAMPIRAN
Lampiran 1 Keadaan dan data umum perusahaan
KERANGKA DRAFT STUDI KELAYAKAN BISNIS
IKAN HIAS AIR TAWAR
KEADAAN DAN DATA UMUM PERUSAHAAN
29
Lampiran 2 Asumsi penelitian
Tabel 1 : Asumsi Penelitian No
Asumsi Satuan
Ikan Discus Ikan Patin Albino
1
Jumlah pasang induk pasang
10 10
2 Jumlah telur yang dihasilkan per pasang per panen
butir 150
250000
3 Keberhasilan menetas Hatching Rate
70 70
4
Ketahanan hidup Survival Rate 70
65
5
Jumlah panen per pasang per tahun kali
2 2
6 Umur ekonomis induk
tahun 2
2
7 Jarak waktu pemijahan hingga panen
hari 90
45
8
Umur Induk tahun
1 1.5
9
Ukuran panen Inch
2 2
10 Umur proyek
tahun 5
11 Suku bunga
14
30
Lampiran 3 Rencana fisik pengembangan usaha ikan hias air tawar Iwan Wahana Fish Farm
Tabel 2 : RENCANA KEBUTUHAN FISIK PENDIRIAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR NO
I T E M TAHUN ANALISA PROYEK
JUM- STN
1 2
3 4
5 LAH
A. BANGUNAN :
1 Sewa Rumah 5 Tahun
m2 90
90
2 Lahan
m2 200
200
B. PERALATAN PERLENGKAPAN
1 PERALATAN ;
a. Aquarium Uk. 100x50x40 dan rak
Unit 10
10
b. Aquarium Uk. 80x80x40 dan rak
Unit 10
10
c. Sumur
m2 2
2
d. Blower
Unit 2
2
e. Pompa air
Unit 2
2
f. Tabung oksigen
Unit 1
1
g. Freezer
Unit 1
1
h. Pipa Paralon
M 30
30
i. Selang air
Rol 2
2
j. Selang aerator
Rol 2
2
k. Ember
Buah 7
7
2 PERLENGKAPAN :
a. Lampu
Unit 5
5 10
b. Pakan Cacing beku
Kg 4,200
4,200 4,200
4,200 4,200
4,200 25,200
c. Perlengkapan Kantor
Unit 1
d. Induk Ikan Discus
Ekor 20
20 40
e. Induk Ikan Patin
Ekor 20
20 40
f. Plastic Packing 60x40
Kg 12
12 12
14 14
15 79
g. Karet Gelang
Kg 6
6 6
7 7
8 40
h. Tali Rapia
Rol 12
12 12
14 14
15 79
i. Artemia
Kaleng 50
50 50
50 50
50 300
j. Obat-obatan
Kg 2.50
2.50 2.50
2.50 2.50
2.50 15
k. Isi gas oksigen
Tabung 12
12 12
12 12
12 72
C TENAGA KERJA
1 Karyawan Tetap, Pemimpin
Org 1
1 1
1 1
1
2 Karyawan Tetap
Org 2
2 2
2 2
2
31
Lampiran 4 Daftar harga barang untuk pengembangan usaha ikan hias air tawar
Tabel 3 : DAFTAR HARGA BARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR, 000RpSATUAN NO
I T E M TAHUN ANALISA PROYEK
STN 1
2 3
4 5
A. BANGUNAN :
1 Sewa Rumah 5 Tahun
Rpm2 500
2 Lahan
Rpm2 300
B. PERALATAN PERLENGKAPAN
1 PERALATAN ;
a. Aquarium Uk. 100x50x40 dan rak
RpUnit 200
b. Aquarium Uk. 80x80x40 dan rak
RpUnit 200
c. Sumur
Rpm2 2,000
d. Blower
RpUnit 1,200
e. Pompa air
RpUnit 300
f. Tabung oksigen
RpUnit 1,200
g. Freezer
RpUnit 1,500
h. Pipa Paralon
Rpm 15
i. Selang air
Rprol 50
j. Selang aerator
Rprol 120
k. Ember
RpBuah 15
2 PERLENGKAPAN :
a. Lampu
RpUnit 25
25
b. Pakan Cacing beku
RpKg 30
30 32
32 33
33
c. Perlengkapan Kantor
RpUnit 1,500
d. Induk Ikan Discus
RpEkor 400
e. Induk Ikan Patin
RpEkor 150
f. Plastic Packing 60x40
RpKg 20
20 20
20 20
20
g. Karet Gelang
RpKg 11
11 11
11 11
11
h. Tali Rapia
Rprol 9
9 9
9 9
9
i. Artemia
Kaleng 640
640 640
640 640
640
j. Obat-obatan
Kg 500
500 500
500 500
500
i. Isi gas oksigen
RpTabung 100
100 100
100 100
100
C TENAGA KERJA
1 Karyawan Tetap, Pemimpin Per Org
RpThn 36,000
36,000 36,000
36,000 36,000
2 Karyawan Tetap Per Org
RpThn 24,000
24,000 24,000
24,000 24,000
HARGA TAHUN : 2015
32
Lampiran 5 Perhitungan rencana anggaran biaya pengembangan usaha ikan hias air tawar
Tabel 4 : PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RAB PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR, 000RpTh NO
I T E M TAHUN ANALISA PROYEK
1 2
3 4
5 A.
BANGUNAN : 1
Sewa Rumah 5 Tahun 45,000
2 Lahan
60,000 B.
PERALATAN PERLENGKAPAN 1
PERALATAN ; a.
Aquarium Uk. 100x50x40 dan rak
2,000
b. Aquarium Uk. 80x80x40 dan rak
2,000
c. Sumur
4,000
d. Blower
2,400
e. Pompa air
600
f. Tabung oksigen
1,200
g. Freezer
1,500
h. Pipa Paralon
450
i. Selang air
100
j. Selang aerator
240
k. Ember
75
2 PERLENGKAPAN :
a. Lampu
125 125
b. Pakan Cacing beku
126,000 126,000
126,000 134,400
138,600 138,600
c. Perlengkapan Kantor
1,500
d. Induk Ikan Discus
8,000 8,000
e. Induk Ikan Patin
3,000 3,000
f. Plastic Packing 60x40
240 240
240 280
280 300
g. Karet Gelang
66 66
66 77
77 88
h. Tali Rapia
108 108
108 126
126 135
i. Artemia
32,000 32,000
32,000 32,000
32,000 32,000
j. Obat-obatan
1,250 1,250
1,250 1,250
1,250 1,250
k. Isi gas oksigen
1,200 1,200
1,200 1,200
1,200 1,200
JUMLAH A, B 293,084
160,864 160,864
180,458 173,533
173,573
33
Lanjutan Lampiran 5
Tabel 4 : LANJUTAN, 000RpTh NO
I T E M TAHUN ANALISA PROYEK
1 2
3 4
5 C
TENAGA KERJA 1
Kary. Tetap, Pemimpin
36,000 36,000
36,000 36,000
36,000
2 Karyawan Tetap
48,000 48,000
48,000 48,000
48,000 D
BIAYA UMUM 1
Biaya Listrik
12,000 12,000
12,000 12,000
12,000
2 Biaya Telpon
2,400 2,400
2,400 2,400
2,400
3 Biaya Air PAM
1,200 1,200
1,200 1,200
1,200
4 Biaya Promosi Iklan
1,000 1,001
1,002 1,003
1,004
5 Biaya Transport Perjalanan
1,200 1,200
1,200 1,200
1,200
6 Biaya Sosial
240 240
240 240
240
JUMLAH C, D 102,040
102,041 102,042
102,043 102,044
JUMLAH A, B, C, D 293,084
262,904 262,905
282,500 275,576
275,617