negatif    bahkan  kematian  bagi  manusia.    Adapun    fokus  pertanyaan    dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:
1 Berapa  besar  logam  merkuri  Hg  dan  Sianida  CN  yang  terkandung  di
perairan  dan  dalam  tubuh  ikan  yang  tertangkap  di  sekitar  aktivitas penambangan di Teluk Kao.
2 Seberapa amankah konsumsi ikan dari  hasil tangkapan nelayan di Teluk Kao
oleh masyarakat.
1.3 Tujuan  Penelitan
Penelitian  ini  bertujuan  untuk:  1  Mengetahui  kandungan  logam  berat merkuri  Hg  dan  sianida  CN  yang  terdapat  di  perairan  Teluk  Kao,  2
Mengetahui  kandungan  logam  berat  merkuri  Hg  dan  sianida  CN  yang terdapat  pada  tubuh  ikan  konsumsi  yang  tertangkap  dari  Teluk  Kao,  dan  3
Menentukan tingkat kelayakan hasil tangkapan untuk dikonsumsi.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  bermanfaat  sebagai:  1  Masukan bagi  masyarakat  yang  mengkonsumsi  ikan  yang  tertangkap  dari  Teluk    Kao,  2
Masukan bagi pemerintah dan stakeholders lainnya dalam melakukan pengelolaan dan  pemantauan  lingkungan  Teluk  Kao  dan  sekaligus  membantu  dalam  proses
pengambilan  keputusan,  dan  3  Masukan  bagi  usaha  perikanan  tangkap  dalam melakukan operasi penangkapan ikan di Teluk Kao.
1.5 Hipotesis
Sesuai  dengan  permasalahan  dan  tujuan  penelitian,  maka  hipotesis  yang diajukan  dalam  penelitian  ini  adalah:  1  Kadar  logam  berat  merkuri    Hg  dan
sianida CN yang terdapat   di perairan dan dalam tubuh ikan yang tertankap dari Teluk Kao telah melampaui ambang batas yang diperbolehkan, dan 2 Ikan hasil
tangkapan nelayan di perairan Teluk Kao tidak layak lagi untuk dikonsumsi.
1.6 Kerangka Pendekatan Studi
Upaya  pembangunan  perikanan  dan  kelautan  terus  dikembangkan  dan digalahkan  baik  oleh  pemerintah  pusat  maupun  pemerintah  daerah.    Salah  satu
aspek  yang  perlu  diperhatikan  adalah  memelihara  kualitas  dan  daya  dukung lingkungan  dan  potensi  lestari,  sehingga  pebangunan  perikanan  dan  kelautan
dapat  berlangsung  secara  berkelanjutan.    Pemanfaatan  sumberdaya  perikanan tetap  harus  diupayakan  untuk  memenuhi  kebutuhan  konsumsi  protein  hewani,
karena  itu  kelestarian  dan  kualitas  lingkungan    mutlak  harus  menjadi  perhatian semua pihak.
Ikan  merupakan  salah  satu  sumber  protein  hewani  dengan  kandungan lemak  rendah,  murah  dan  mudah  didapat.    Ikan  juga  muda  dicernah  dan  tidak
meningkatkan kandungan kolesterol di dalam tubuh yang memakannya,  dan ikan dapat mencegah timbulnya penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Ikan yang
layak  dimakan  adalah  ikan  yang    baik  atau  mutu  ikan  yang  dimakan  memenuhi standar kesehatan Diniah,1995.
Siklus  hidup  ikan  berada  di  dalam  lingkungan  perairan  yang  habitatnya sangat  dipengaruhi  oleh  faktor  fisik,  biologi  dan  kimiawi.    Jika  faktor-faktor
habitat  tersebut  terjadi  perubahan  akan  mengakibatkan  ikan  tidak  bisa berkembang  dengan  baik  bahkan  akan  mengalami  kematian.    Salah  satu  sumber
terjadinya  perubahan  lingkungan  perairan  ini  adalah  akibat  pencemaran  oleh logam berat. Ikan merupakan organisme air yang dapat bergerak dengan cepat di
dalam air. Ada jenis ikan yang biasanya hidup di perairan dangkal dan berenang di dasar air dengan mobilitas  yang terbatas, dan ada juga  yang hidup  di  perairan
yang  dalam  dan  berenang  dekat  permukaan  air  dengan  mobilitas  yang  tinggi karena  dapat  berenang  dengan  cepat.    Sebagian  ikan  mempunyai  kemampuan
menghindari  diri  dari  pengaruh  polusi,  tetapi  sebagian  ikan  yang  hidup  dalam habitat  yang terbatas seperti sungai, danau dan teluk, mereka sulit melarikan diri
dari  pengaruh  polusi  tersebut.    Bahkan  sebagian  besar  ikan  yang  hidup  di  dasar perairan  ikan  demersal  yang  mobilitasnya  relatif  rendah,  akan  kesulitan  untuk
menghindar dari pengaruh polusi  yang terdapat pada habitatnya.  Sebagian besar bahan pencemar dipesisir dan laut berasal dari kegitan manusia di daratan.  Pada
umumnya bahan pencemar tersebut berasal dari berbagai kegiatan industri, rumah tangga dan pertanian.
Lingkungan  perairan  Teluk  Kao  diduga  mendapat  tekanan  yang  cukup besar.    Kehadiran  dan  aktivitas  pertambangan  di  kawasan    Teluk  Kao,      diduga
telah  menimbulkan  berbagai  dampak    negatif  terhadap  pendapatan  masyarakat nelayan.    Potensi  sumberdaya  ikan  yang  terdapat  di  wilayah  Teluk  Kao  ini
seyogianya  menjadi  sumber  matapencarian  potensial  bagi  masyarakat    nelayan yang menetap di sepanjang Teluk Kao.  Namun setelah beroperasi PT.NHM, hasil
tangkapan  nelayan  menurun  drastis  bahkan  nelayan  bagan  tidak  beroperasi  lagi karena mereka semakin sulit untuk memperoleh ikan.
Pencemaran  oleh  logam  berat  semakin  banyak  mendapat  perhatian masyarakat.  Hal  ini  mungkin  disebabkan  kecemasan  masyarakat  akan  terjadi
kasus-kasus  seperti  terjadi  pada  masyarakat  Teluk  Buyat  di  Sulawesi  Utara. Lingkungan  perairan  yang  tercemar  akan  mempengaruhi  kehidupan  organisme,
termasuk  ikan  dan  tumbuhan  laut.    Unsur-unsur  hara  yang  terkandung  di  dalam perairan  merupakan  zat-zat  yang  dibutukan  dalam  kehidupan  tumbuhan.
Sementara  itu  tumbuhan  laut  merupakan  makanan  bagi  ikan  herbivora  dan seterusnya  berputar  sesuai  dengan  rantai  makanan  dan  jaring-jaring  kehidupan.
Apabila  komponen  di  awal  rantai  makanan  telah  mengandung  bahan  pencemar berupa  Hg  dan  CN,  maka  bahan  ini  akan  terbawa  terus  sampai  ke  dalam  tubuh
yang memakannya. Penelitian  ini    mencoba  untuk  melihat  seberapa  besar  kandungan  logam
Hg dan CN  pada beberapa ikan hasil tangkapan nelayan di Teluk Kao yang akan menentukan    aman  atau  tidaknya  mengkonsumsi  ikan  dari  Teluk  Kao  tersebut.
Adapun diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Perairan oleh  Logam Berat
Pencemaran laut adalah  suatu keadaan, dimana suatu  zat  atau energy dan unsur lain diintrodusir ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia atau oleh
proses  alam  sendiri.    Dalam  kadar  tertentu  menyebabkan  terjadinya  perubahan yang mengakibatkan lingkungan laut itu tidak berfungsi seperti semula dalam arti
kesehatan, kesejahteran
dan keselamatan
hayati Romimohtarto,1991.
Pencemaran  yang  disebabkan  logam  berat  akan  merusak  lingkungan  perairan terutama  stabilitas,  keanekaragaman  dan  kedewasaan  ekosistem.  Dari  aspek
ekologis  pencemaran  logam  berat  di  pengaruhi  faktor  kadar  dan  kesinambungan logam  yang  masuk  dalam  perairan,  terutama  sifat  toksisitas,  bioakumulasi    dan
persistensi  baik  terhadap  faktor  fisik,  kimia  maupun  biologi.  Logam  berat  yang masuk  perairan  akan  mengalami  pengendapan,  pengenceran  dan  dapat    disperse,
Kemudian  diserap  oleh  organism  yang  hidup  diperairan  laut  tersebut.  Proses masuknya logam berat ke lingkungan laut dapat dilihat pada Gambar 2.
Setelah  insiden  penyakit  minimata  di  Jepang  terungkap  pada  tahun  1956 dan  kasus  keracunan  di  Irak  terjadi  di  antara  tahun  1971  dan  1972,  merkuri
diketahui  secara  luas  sebagai  bahan  kimia  golongan  logam  berat  yang  bersifat racun. Merkuri terdapat di lingkungan melalui aktivitas gunung berapi, pelapukan
bantuan, dan penggerakan kembali oleh manusia terhadap merkuri yang terdeposit di dalam tanah, sendimen, air dan buangan limbah dan tailing UNEP, 2002.
Ada  3  proses  yang  terjadi  dalam  hubungan  suatu  bahan  kimia  dengan organisme  di  peraian,  yaitu:  1  Proses  biokosentrasi,  yaitu  proses  suatu  bahan
kimia dari air masuk ke dalam organisme melalui insang atau jaringan  epitheliat dan  terakumulasi,  2  Proses  biokumulasi,  yaitu  istilah  yang  lebih  luas  dan
meliputi  bukan  hanya  biokosentrasi  tetapi  juga  akumulasi  bahan  kimia  melalui makanan yang dikosumsi, dan 3 Proses biomaknifikasi, yaitu mengarah ke total
proses yang terjadi, meliputi biokonsentrasi dan bioakumulasi dimana konsentrasi bahan kimia yang terakumulasi meningkat dalam jaringan sesuai dengan tingkatan
tropik  yang  dilewati  Connell    Miller  1984  ;  Rand    Petrocelli  1985.  Proses
biomaknifikasi  suatu  bahan  kimia  di  dalam  suatu  struktur  tropik  atau  rantai makanan organisme laut dapat terjadi oleh karena adanya suatu proses biotransfer.
Proses  biotransfer  adalah  perpindahan  secara  biologis  suatu  bahan  kimia  dari suatu  tingkatan  tropik  yang  rendah  ke  tingkat  yang  lebih  tinggi  di  dalam  suatu
struktur rantai makanan.
Sumber : EPA diacu dalam Hutagalung 1984
Gambar 2 Proses yang terjadi bila logam berat masuk ke lingkungan laut
2.2  Merkuri Hg
Merkuri  Hg    berasal  dari  bahasa  Latin  hydrargyyrum  yang  berarti menguap  ,  sedangkan  dalam  bahasa  Indonesia  diterjemahkan  sebagai  raksa.
Namun  demikian,  di  kalangan  masyarakat  dikenal  dengan  nama  merkuri Hutagalung,1984.  Sejak  dahulu  Hg  telah  dimanfaatkan  untuk  berbagai
kepentingan  manusia,  terutama  dalam  bentuk  Hgs  Sinabar.  Pada  waktu  itu
Lingkunga n Laut
Turbulensi Arus Laut
Arus Laut
Biota yang beruwaya
Proses Biologi
Proses Fisik dan Kimiawi
Diserap oleh Organisme
Penyerapan Pengendapan
Pertukaran Ion
Pengendapan didasar laut Logam berat
senyawa  raksa  hanya  digunakan  untuk  keperluan  sederhana,  misalnya  untuk pembuatan  obat  dan  cat  merah  Goldwater    Clarkson,  1972  diacu  dalam
Hutagalung, 1984. Pengunaan  Hg  dalam  bidang  industri  cukup  banyak,  seperti  industri
petanian, alat-alat elektronik, industri cat dan sebagainya. Selain itu dalam industri pertambangan emas, Hg ini biasanya digunakan untuk memisah emas dari batuan,
umumnya  digunakan  oleh  penambang  liar  di  sekitar  daerah  pertambangan  yang limbahnya dibuang ke sungai  yang kemudian bermuara ke laut Walhi, 2003.
Merkuri di  perairan jarang sekali  terdapat  dalam  bentuk  bebas, umumnya terkait dengan unsur
– unsur lain, terutama dengan klorida Cl, yang senyawanya diperkirakan  berbentuk  HgCl
4 -2
,  HgCl
3 -
,  HgCl
3
Br
-
Rompas,  1991.  Kadar logam  merkuri  dalam  air  laut  sangat  rendah  berkisar  antara  0,1-1,2  ppb.  Dalam
tubuh  ikan  laut,  Hg  berbentuk  metil  merkuri  yang  memiliki  toksitas  yang  tinggi dan daya ikat yang kuat melalui proses enzimatik. Melalui proses rantai makanan
akan  masuk  ke  dalam  tubuh  manusia  sehingga  menimbulkan  efek  lethal  dengan keracunan kronis pada manusia Palar, 1994.
Rompas 1991 menyatakan bahwa secara alamiah merkuri  yang terdapat di  dalam  perairan  adalah  kecil.  Dengan  peningkatan  kosentrasi  merkuri  setelah
masuk ke dalam wilayah perairan, maka merkuri akan mengalami berbagai proses yang  disebut  dengan  ekotoksikologi.  Proses-proses  yang  terjadi  disajikan  pada
Gambar 3. FAO 1990 mengemukakan bahwa Hg yang dapat diakumulasi adalah Hg
yang  berbentuk  methyl  merkuri  CH
3
-Hg  yaitu  bentuk  senyawa  organik  dengan daya  racun  tinggi  yang  dapat  diakumulasi  oleh  ikan  dan  shellfish.  Hg  yang
diakumulasi  dalam  tubuh  hewan  akan  merusak  menstimulus  sistem  enzimatik yang  mengakibatkan  penurunan  kemampuan  adaptasi  bagi  hewan  yang
bersangkutan  terhadap  lingkungan  yan  tercemar.  Pada  ikan,  organ  yang  paling banyak mengakumulasi merkuri adalah ginjal, hati dan lensa mata Leland, et al.,
1975 diacu dalam Sanusi, 1980. Dalam  penelitian  yang dilakukan oleh  Polii, et al.  1999,  pada  tubuh  organisme  di  perairan  Teluk  Buyat,  Sulawesi  Utara
mendeteksi adanya kandungan merkuri pada ikan sebanyak 0,002-4,020 ppb, pada