Jenis Data Tekhnik Pengumpulan Data

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak melakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi kegiatan penelitian berikutnya. Berdasarkan pada masalah yang diteliti maka pendekatan terbaik yang dapat dipergunakan adalah penelitian yuridis sosiologis atau penelitian yuridis empiris yang mempergunakan data primer. Apabila dilihat dari sifatnya maka merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lain Lexy J. Meleong, 1991:196. Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Dilihat dari sudut pandang bentuk penelitan, Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif yaitu penelitian yag dilakukan apabila seseorang ingin menilai program-program yang dijalankan. Setiono, 2005: 6. Dalam hal ini yang diteliti adalah kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal Penataan Ruang Terbuka Hijau.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang melukiskan dengan maksud menguraikan, menjelaskan, dan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala yang lain dalam masyarakat Amirudin dan Z. Asikin. 2004 : 25 Dalam hal ini penulis berusaha menggambarkan secara tepat tentang Implementasi Ketentuan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Di Kota Surakarta, dalam hal ini Pemerintah Kota Surakarta.

3. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu : a. Data Primer, yaitu : Data yang diperoleh secara langsung dari sumber data di lapangan atau dari lokasi penelitian, dalam hal ini adalah perangkat dari Pemerintah Kota Surakarta, yaitu dari Dinas Tata Ruang Kota, Kantor Lingkungan dan Satuan tugas yang terkait. b. Data sekunder, yaitu : Data yang mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang dapat berwujud laporan dan lain- lainnya, sedangkan bahan Hukumnya dibedakan menjadi : 1. Bahan Hukum primer, yaitu bahan-bahan Hukum yang mengikat dan terdiri dari : a. Norma atau kaidah dasar, yaitu pembentukan Undang- Undang dasar 1945 b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional c. UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup d. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang e. PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan g. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat Dua Nomor 8 Tahun 1993 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Daerah Tingkat Dua Surakarta 2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang dapat memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, misal rancangan undang-undang, hasil penelitian atau pendapat sarjana hukum. Dalam penelitian ini menggunakan buku-buku tentang hukum tata ruang, hukum lingkungan, karya tulis, literatur, dan artikel yang terkait dengan permasalahan yang ada. 3. Bahan Hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan pada bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder misal kamus hukum, kamus besar indonesia, ensiklopedia dan lain-lainnya.

4. Tekhnik Pengumpulan Data

Merupakan suatu cara untuk mengumpulkan dan memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, tekhnik untuk mengumpulkan data yang digunakan adalah : a. Studi Lapangan Dalam studi lapangan ini penulis melaksanakan kegiatan wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap secara langsung. Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia serta pendapat- pendapat mereka Burhan Ashofa, 1996: 95. Secara umum ada dua jenis teknik wawancara, yaitu wawancara terpimpin terstruktur dan wawancara dengan teknik bebasa tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam in-depth interviewing HB. Sutopo, 2002: 58. Dalama wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna memperoleh data baik lisan maupun tulisan atas sejumlah data yang diperlukan. Metode wawancara yang digunakan Dalam penelitian ini adalah metode campuran, dengan menggabungkan metode terpimpin terstruktur dengan metode bebas tidak terstruktur dengan cara, penulis membuat pedoman wawancara dengan pengembangan secara bebas sebanyak mungkin sesuai kebutuhan data yang ingin diperoleh. Metode wawancara ini dilakukan dalam rangka memperoleh data primer serta pendapat-pendapat dari para pihak yang berkoordinasi memeriksa dan menangani penataan ruang terbuka hijau kota di tubuh Pemerintah Kota Surakarta. b. Dokumentasi Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, maupun majalah yang ada relevansi kuat dengan masalah yang diteliti.

5. Tekhnik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

11 163 108

Tinjauan Hukum Mengenai Alih Fungsi Bangunan Bersejarah Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya JUNCTO Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

1 18 86

PELAKSANAAN KEBIJAKAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU SETELAH BERLAKUKANYA UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG JUNCTO PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA

0 3 11

SKRIPSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN RUANG TERBUKA HIJAU PELAKSANAAN KEBIJAKAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU SETELAH BERLAKUKANYA UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG JUNCTO PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMO

0 3 15

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU SETELAH BERLAKUKANYA UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG JUNCTO PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG RENCANA UMUM TA

0 3 27

PENUTUP PELAKSANAAN KEBIJAKAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKANBARU SETELAH BERLAKUKANYA UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG JUNCTO PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG RENCANA UMUM TATA R

0 2 14

KAJIAN YURIDIS TENTANG PENGELOLAAN TAMAN KOTA OLEH DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN SEBAGAI PERWUJUDAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DI KOTA SURAKARTA.

0 0 15

APBI-ICMA Undang-Undang No.26 Tahun 2007 TENTANG PENATAAN RUANG uu no 26 th 2007 id

0 0 107

Implementasi Ketentuan Ruang Terbuka Hijau Oleh Pemerintah Kota Surakarta

0 0 71

BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 - Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat Dalam Pelaksanaan Penataan Ruang Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

0 0 21