komputer yang telah ter – install software DP20. Selang lima menit kemudian,
diambil kembali hasil cacahan testis dari mikrotube sebanyak 2 µl dan kembali dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. Sisa larutan cacahan testis yang
terdapat di mikrotube disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 15.800 rpm. Kemudian supernatan hasil sentrifus dibuang dan diganti dengan PBS sebanyak 1
µl. Hal ini dilakukan agar sel – sel spermatogenik tidak rusak dan memutus kerja
tripsin. Setelah itu, diambil kembali dengan menggunakan mikropipet sebanyak 1 µl dan diteteskan ke dalam gelas objek cekung dan dilakukan kembali
pengamatan.
3.2.5 Pengamatan Hasil
3.2.5.1 Karakterisasi Morfologi Sel Testikular
Karakterisasi morfologi sel testikular ikan gurame dilakukan untuk mengetahui perbedaan tipe sel
– sel spermatogenik pada ikan gurame, yaitu spermatogonia, spermatosit, spermatid, dan spermatozoa. Karakterisasi dilakukan
dengan mengamati preparat histologi testis yang telah selesai dibuat di bawah mikroskop cahaya yang dilengkapi kamera Nikon E600, Japan dengan lensa
objektif 40x dan kemudian dibandingkan dengan hasil histologi yang telah dilakukan berdasarkan kriteria Takashima dan Hibiya 1995 dan Blazer 2002.
Preparat histologi testis yang diamati sebanyak enam buah, yang terdiri dari preparat histologi testis ikan gurame muda sebanyak satu buah, ikan gurame
dewasa sebanyak dua buah, dan ikan gurame yang matang gonad sebanyak tiga buah.
3.2.5.2 Penghitungan Komposisi dan Pengukuran Diameter Sel Testikular
Penghitungan komposisi sel testikular ikan gurame dilakukan untuk mengetahui jumlah sel
– sel spermatogenik, yaitu spermatogonia, spermatosit, spermatid, dan spermatozoa. Akan tetapi, pada penelitian ini spermatozoa tidak
dihitung. Sel testikular hasil disosiasi dihitung langsung di bawah mikroskop Olympus SZX16 yang telah dilengkapi kamera dan terhubung ke komputer yang
memiliki software DP20 yang berguna dalam penghitungan sel. 16
Pengukuran diameter sel testikular bertujuan untuk mengetahui ukuran sel- sel spermatogenik. Pengukuran diameter sel testikular dilakukan dengan cara
membuat garis skala dan kemudian dibandingkan dengan diameter sel-sel spermatogenik. Selanjutnya hasil pengukuran dikelompokkan ke dalam beberapa
kelas. Ukuran diameter sel – sel spermatogenik dari yang terkecil sampai yang
terbesar adalah spermatozoa, spermatid, spermatosit, dan spermatogonia. Untuk mengetahui perbedaan morfologi pada masing
– masing sel spermatogenik hasil disosiasi testis dilakukan perbandingan dengan hasil histologi
testis sebelumnya dan hasil disosiasi testis yang telah dilakukan berdasarkan kriteria Okutsu et al. 2005. Hasil disosiasi testis yang dihitung komposisi dan
diukur sel testikular berasal dari empat ekor ikan gurame, yang terdiri dari disosiasi testis ikan gurame muda sebanyak satu ekor, ikan gurame dewasa
sebanyak satu ekor, dan ikan gurame yang matang gonad sebanyak dua ekor.
3.2.5.3 Proporsi Spermatogonia