II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Gurame Osphronemus gouramy Lac.
Klasifikasi dan sistematika ikan gurame Osphronemus gouramy Lac. menurut Saanin 1984 adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirinthici
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy Lac.
Secara morfologi, ikan gurame memiliki bentuk badan oval agak panjang, pipih, dan punggung tinggi. Badan berwarna kecoklatan dengan bintik hitam pada
sirip dada. Pada jari pertama sirip perut terdapat alat peraba berupa benang panjang dan memiliki alat pernapasan tambahan labirin yang berfungsi
menghirup oksigen langsung dari udara. Ikan gurame berkembang biak sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Kematangan kelamin biasanya dicapai
saat ikan gurame berumur 2 – 3 tahun Tim Agro Media Pustaka, 2007.
Di berbagai daerah, ikan gurame dikenal dengan berbagai sebutan, diantaranya gurameh Jawa, gurame Sunda dan Betawi, kalau, kala, alui
Sumatera. Dalam bahasa Inggris, ikan gurame disebut giant gouramy Tim Agro Media Pustaka, 2007.
Gambar 1. Ikan gurame Osphronemus gouramy Lac.
2.2 Perkembangan Gonad
Pada proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil metabolisme digunakan untuk perkembangan gonad. Gonad akan semakin
bertambah berat diimbangi dengan bertambah besar ukurannya Effendie, 1992. Perkembangan gonad pada ikan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap
pertumbuhan gonad hingga mencapai tingkat dewasa kelamin dan tahap pematangan produksi seksual. Tahap pertumbuhan berlangsung sejak ikan
menetas hingga mencapai dewasa kelamin, sedangkan tahap pematangan berlangsung setelah ikan dewasa. Tahap pematangan akan terus berlangsung dan
berkesinambungan selama fungsi reproduksi ikan berjalan normal Lagler et al., 1977.
Pengetahuan tentang Tingkat Kematangan Gonad TKG sangat penting dan menunjang keberhasilan dalam membenihkan ikan karena berkaitan erat
dengan pemilihan calon – calon induk ikan yang akan dipijahkan. Untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad IKG atau
Gonado Somatic Index GSI. Nilai IKG akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadi pemijahan dan akan turun kembali setelah memijah
Effendie, 1992. Menurut Yani 1994 selama proses perkembangan berlangsung akan
terjadi perubahan gonad secara sitologi, histologi, dan morfologi. Perubahan tersebut juga akan menyebabkan terjadinya perubahan bobot dan volume gonad
yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam menentukan sejauh mana perkembangan yang telah dialami oleh gonad dalam proses oogenesis pada ikan
betina dan spermatogenesis pada ikan jantan. Nilai rata
– rata IKG ikan betina selalu lebih besar daripada ikan jantan pada TKG yang sama. Hal ini terjadi karena pertambahan bobot ovarium selalu
lebih besar daripada pertambahan bobot testis. Peningkatan bobot ovarium berhubungan dengan proses vitelogenesis dalam perkembangan gonad, sedangkan
peningkatan bobot testis berhubungan dengan proses spermatogenesis dan peningkatan volume semen dalam tubuli semineferi. Proses vitelogenesis dan
spermatogenesis berjalan secara hormonal di dalam tubuh ikan Maty, 1985 dalam Frandson, 1992 dalam Shelton, 1989 dalam Cerda et al., 1996
TKG merupakan pengelompokkan kematangan gonad ikan berdasarkan perubahan
– perubahan yang terjadi pada perkembangan gonad. Pengamatan perkembangan gonad dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengelompokkan
berdasarkan morfologi dan histologi. Dari pengamatan secara histologi akan dapat diketahui lebih jelas dan mendetail, sedangkan pengamatan secara morfologi tidak
akan sedetail dengan cara histologi. Akan tetapi, cara morfologi banyak dilakukan karena dapat dilakukan di lapangan Yani, 1994.
2.3 Testis