Karaktateristik Kader dan Remaja

168 Karakteristik Kader Tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan kader tergolong rendah dengan 70 persen adalah di bawah SMP baik di lokasi intervensi 80 maupun kontrol 60. Kader yang pernah menjalani pendidikan akademikPT di masing-masing lokasi hanya 10 persen. Pola yang sama berlaku untuk pendidikan suami kader. Walaupun sebagian besar pendidikan kader tergolong rendah, namun semuanya mampu membaca dan menulis. Kader sebagai ibu rumah tangga sebesar 65 persen dan 35 persen lainnya bekerja sebagai pedagang kecil warung, guru honor dan tukang urut. Kepemilikan Aset. Status kepemilikan rumah kader pada kedua lokasi adalah miliki sendiri 80 dengan 95 persen menempati rumah dengan densitas kurang dari 8 m 2 per kapita. Separuh dari jumlah kader tidak memiliki ternak dan hanya 40 persen yang memiliki ayam di masing-masing daerah baik daerah kontrol maupun intervensi. Kader yang memiliki motor lebih banyak di daerah intervensi 25. Hampir seluruh kader memiliki televisi sebagai sumber informasi dan hand phone sebagai alat komunikasi. Hampir semua kader memiliki tempat tidur dan lemari pakaian. Dukungan sosial. Bentuk dukungan dalam hal ekonomi lebih dominan yaitu berupa pinjaman uang baik di lokasi kontrol 90 maupun intervensi 80, dan hanya 20 persen kader dari lokasi intrevensi yang tidak mendapatkan dukungan lingkungan dalam hal ekonomi. Dalam hal pengasuhan anak, kader di lokasi intervensi mendapatkan dukungan lingkungan dalam bentuk sarannasehat. Bentuk dukungan lingkungan dalam hal kesehatan paling sering berupa jenguk baik di lokasi kontrol 60 maupun intervensi 80, sedangkan dalam hal konflik separuh kader mendapatkan dukungan sarannasehat 50. Separuh kader 50 mendapatkan dukungan dari suami dalam pengasuhan anak. 169 Kesehatan mental. Dalam hal kesehatan mantal, lebih dari 70 persen kader mengalami mudah lelah 85, sakit kepala 85, dan cemaskhawatir 80, sedangkan hanya 25 persen kader yang merasa tidak diperhatikan baik dari suami, anak, keluarga, ataupun tetangga. Dari 14 item pernyataan mengenai nilai anak, seluruh kader menyatakan setuju dari tujuh item pernyataan diantaranya mengenai anak dapat menggatikan peran orang tua di masyarakat; anak diharapkan dapat meningkatkan status sosial keluarga; anak dapat membuat hidup terasa lengkap, dan sebagainya. Kontrol Sumberdaya. Dalam hal kontrol sumberdayaotonomi keluarga, hampir seluruh kader selalu berdiskusi dengan keluarga atas setiap keputusan yang akan diambil dan merasa puas dalam proses pengambilan keputusan. Hanya 20 persen dari seluruh kader yang mengikutsertakan orang lain dalam proses pengambilan keputusan, terutama keputusan penting. Seluruh kader menyatakan bahwa pegelolaan uang untuk belanja sehari-hari yaitu lebih dominan istri. Pengelolaan uang untuk ditabung 50 persen kader di lokasi kontrol menyatakan suami yang dominan, sedangkan di lokasi intervensi kader menyatakan bahwa istri yang lebih dominan. Pengelolaan waktu untuk rekreasi baik di lokasi kontrol 50 maupun intervensi 100 lebih banyak dilakukan suami dan istri secara bersama-sama dalam pengelolaannya. Ternyata walaupun menyandang status sebagai kader, ada satu kader dari lokasi kontrol yang tidak berpartisipasi dalam Posyandu. Sumber informasi terbanyak yang diperoleh kader tentang gizi adalah melalui penyuluhan PKK di lokasi kontrol dan Posyandu di lokasi intervensi dengan masing-masing persentase sebesar 70 persen. Sama halnya dengan sumber informasi tentang kesehatan, pengasuhan anak, dan sumberdaya keluarga diperoleh dari penyuluhan PKK di lokasi kontrol dan Posyandu. Sanitasi lingkungan rumah. Jenis lantai rumah sebagian besar kader di lokasi kontrol adalah keramik dan ubin, 170 sedangkan di lokasi intervensi adalah seluruhnya keramik. Hampir seluruh kader memiliki rumah dengan ventilasi dan jendela yang cukup untuk pertukaran udara, serta cukupnya sinar matahari yang masuk baik di pagi Maupin siang hari. Sumber air utama untuk mandi dan cuci adalah mata air bagi seluruh kader di lokasi kontrol, sedangkan di lokasi intervensi hanya 70 persen, yang lainnya diperoleh dari ledengPAM 20 dan beli 10. Hampir seluruh kader menggunakan air sumurmata air dan hanya satu kader di lokasi kontrol yang menggunakan air sungai sebagai sumber air minum. Lebih dari separuh kader 60 yang jarak sumber air dengan septic tank sama dengan 10 m. Hanya 10 persen kader dari kedua lokasi yang tidak memiliki kamar mandi dan WC sendiri, sehingga mandi dan buang hajat di sungai atau kamar mandi umum. Masih terdapat 15 persen kader yang anggota keluarganya jarang mencuci tangan sebelum makan. Khusus kader di lokasi intervensi, masih banyak yang hanya kadang-kadang menutup makanan yang disimpan, mencuci peralatan makan dengan air bersih, dan sabun, memasai air untuk minum sampai mendidih, mencuci bahan makanan sebelum dimasakdimakan langsung. Selain itu masih terdapat seperempat kader yang kadang- kadang memotong kukunya minimal sekali seminggu, dan sepersepuluhnya tidak mengganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah. Karakteristik Remaja Tingkat Pendidikan. Persentase terbesar remaja memiliki tingkat SMA ke bawah dan semuanya mampu membaca dan menulis. Selanjutnya persentase terbesar remaja berasal dari keluarga dengan jumlah anggota antara 5 sampai 6 orang. Masih sedikit remaja yang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu di desanya, karena sebagian besar masih sekolah. Remaja di lokasi penelitian sebagian besar tinggal di rumah dengan luasan kurang dari 8 m 2 per kapita. Sebagian besar 95 remaja mengakui bahwa keluarga sering meminjam uang dari tetangga atau kerabatnya. Dan hanya 171 prosentase kecil 10 remaja yang menyatakan bahwa keluarganya memperloeh bantuan ekonomi berupa lahan pekerjaan dari tetangga, teman, dan kerabatnya. Dukungan yang paling banyak diterima keuarga remaja adalah berupa perhatian, kepedulian, saran dan nasehat ketika keluarganya sedang memiliki konflik. Dari 14 pernyataan perspektif dan prospektif tentang nilai anak, hanya lima pernyataan yang sangat disetujui oleh remaja. Kelima pernyataan tersebut meliputi nilai emosi dan religius seperti: anak dapat memberikan kebahagiaan; anak adalah amanah dari Tuhan, harus dijaga dengan baik. Berdasarkan nilai anak versi gender, hanya satu dari lima remaja yang setuju dengan pernyataan bahwa orang tua akan lebih bergantung kepada anak laki-laki. Hampir tiga perempat remaja yang mendapatkan informasi tentang gizi, kesehatan dan pengasuhan anak melalui TV. Belum semua rumah remaja yang menggunakan jenis lantainya ubin 40 kelompok kontrol, dan 55 kelompok intervensi. Pada umumnya keluarga remaja memiliki rumah dengan ventilasi, jendela, dan masuknya sinar matahari yang cukup. Sumber air utama yang dipakai keluarga remaja untuk mandi dan cuci, serta untuk minum adalah air sumurmata air, sedangkan jarak antara sember air dengan septic tank hanya 20 persen yang kurang dari 10 m. Seluruh keluarga remaja memiliki kamar mandi sendiri, hanya 9.5 persen yang tidak memiliki WC sendiri sehingga harus membuang hajat di kebunsungaiempang yang juga menjadi tempat pembuangan sampah hampir seluruh keluarga remaja. Letak kandang ternak sebagian besar 80 keluarga remaja di lokasi kontrol berjarak kurang dari 10 m, sedangkan di lokasi intervensi 77.8 berjarak lebih dari sama dengan 10 m. Masih terdapat 28 persen remaja yang hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan, dan sekitar seperlima kader yang kadang- kadang mengganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah. 172

V.3. Sumberdaya dan Praktek Care Kader dan Wanita

Belum Menikah Berikut ini uraian atau gambaran sumberdaya dan praktek care kader dan remaja di wilayah kelompok intervensi dan di wilayah kelompok kontrol, antara sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan: Topik A-1. Menu yang sehat dan pemberian makan yang tepat Sebaran nilai pengetahuan kader dan remaja tentang menu sehat dan pemberian makan yang tepat disajikan pada Tabel 78. Data data awal menunjukkan nilai pengetahuan kelompok kontrol lebih baik pada semua item pertanyaan dibandingkan kelompok intervensi, terutama dalam memberikan alasan pentingnya memberikan menu sehat dan seimbang kepada anak. Namun demikian, setelah memperoleh penyuluhan, pada data akhir pengetahuan kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, dengan peningkatan skor pengetahuan yang lebih besar. Tabel 78 Sebaran Nilai Pengetahuan Kader dan Remaja Tentang Topik A-1 Item Pertanyaan Data awal Data akhir K I K I 1. Pengetahuan mengenai menu sehat dan seimbang 65 50.0 85 83.3 2. Alasan pentingnya memberikan menu sehat dan seimbang kepada anak 100 94.4 100 100.0 3. Ciri menu sehat dan seimbang 90 83.3 95 100.0 4. Bentuk pemberian makan yang tepat bagi anak sehat 90 77.8 95 94.4 5. Bentuk pemberian makan yang tepat bagi anak sakit 85 83.3 85 100.0 Rata-rata 86 77.76 92 95.54 Keterangan: K: Kontrol, I: Intervensi 173 Topik A-2. Perawatan kesehatan anak Sebaran nilai pengetahuan kader dan remaja tentang perawatan kesehatan anak disajikan pada Tabel 79. Data awal menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan perawatan kesehatan anak di kelompok intervensi sedikit lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, sebagai konsekuensi skor pengetahuan yang lebih tinggi pada tiga dari lima item pengukuran. Pada data akhir, terdapat peningkatan skor pengetahuan pada kedua kelompok, namun rata-rata skor pengetahuan kelompok intervensi tetap lebih tinggi dibandingkan hal sama di kelompok kontrol. Tabel 79 Sebaran Nilai Pengetahuan Kader dan Remaja Tentang Topik A-2 Item Pertanyaan Data awal Data akhir K I K I 1. Alasan pentingnya merawat kesehatan anak 90 94.4 95 100.0 2. Jenis sakit yang sering terjadi pada anak balita 95 100.0 100 100.0 3. Penyebab anak sakit 80 83.3 85 100.0 4. Cara untuk meningkatkan kesehatan anak 90 61.1 100 94.4 5. Contoh merawat kesehatan anak 90 66.7 90 100.0 Rata-rata 77 81.1 94 98.88 Keterangan: K: Kontrol, I: Intervensi Topik A-3. Keamanan pangan, sanitasi dan higiene Sebaran nilai pengetahuan kader dan remaja tentang keamanan pangan, sanitasi dan higiene disajikan pada Tabel 80. Data awal menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan kelompok intervensi lebih rendah dibandingkan hal sama di kelompok kontrol, terutama tentang cara menyiapkan makanan yang baik dan tentang keamanan pangan. terdapat empat dari lima contoh di kelompok intervensi yang tidak mengetahui