Potensi Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Sebagai Biogas

Hasil yang cukup signifikan terhadap pengaruh aplikasi limbah cair tersebut dapat disebabkan oleh adanya peningkatan ketersediaan beberapa hara essensial yang dibutuhkan tanaman dalam limbah cair terolah yang dihasilkan, maupun karena cukup tingginya kandungan senyawa humat di dalamnya, seperti asam humat dan asam fulvat. Dan dalam pengaplikasiannya di lapang, senyawa humat bertanggung jawab atas sejumlah aktivitas kimia dalam tanah dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, baik pengaruhnya terhadap perbaikan sifat- sifat tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, juga pengaruhnya terhadap metabolisme dan sejumlah proses fisiologi lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa limbah cair terolah berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair sehingga dapat menyeimbangkan atau mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Disebutkan pula bahwa pemanfaatan pupuk organik terutama dalam bentuk cair, memiliki beberapa keuntungan, di antaranya lebih efektif dan efisien dalam mengatasi defisiensi hara dan kendala pencucian hara, serta penguapan hara terhadap suhu tinggi karena adanya bahan pengikat.

2.5 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Sebagai Biogas

Yeoh 2004 mengemukakan bahwa limbah cair pengolahan sawit dapat didekomposisikan secara biologik dengan memanfaatkan mikroorganisme aerobik, anaerobik, maupun fakultatif. Akan tetapi pengolahan limbah organik cair dengan beban BOD dan COD yang tinggi, serta dalam kapasitas sangat besar akan lebih efektif apabila dirombak secara anaerobik. Secara umum Herlambang 2002 menyebutkan beberapa keunggulan dekomposisi secara anaerobik, yaitu: 1. pada kondisi anaerobik, CO 2 yang ada dapat segera digunakan sebagai penerima elektron, dan tidak membutuhkan O 2 di mana penggunaan O 2 pada perombakan limbah dengan beban tinggi menambah biaya yang cukup besar 2. dihasilkannya lebih sedikit lumpur 2-30 kali lebih sedikit dari dekomposisi aerobik 3. pada kondisi aerobik, 50 dari kandungan C organik substrat diubah menjadi biomassa mikroorganisme, sedangkan pada kondisi anaerobik hanya 5 4. sistem anaerobik dapat merombak senyawa xenobiotik dan senyawa alami yang sukar terurai 5. sebagian besar energi yang dihasilkan dari pemecahan substrat ditemukan dalam hasil akhir yang berupa gas metana Pengolahan limbah cair pada kondisi anaerobik selain akan mengurangi beban cemaran, juga akan menghasilkan biogas. Biogas merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dihasilkan dari senyawa organik melalui proses dekomposisi anaerobik akibat aktivitas mikroorganisme anaerobik yang bekerja optimum pada kondisi tanpa udara atau oksigen. Biogas yang dihasilkan selain terdiri dari gas metana dan karbon dioksida, juga mengandung gas lain seperti karbon monoksida, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan hidrogen sulfida, di mana komposisi gas-gas tersebut dipengaruhi oleh bahan baku atau substrat yang masuk ke dalam digester Suriawiria, 2005. Gas metana merupakan gas yang mendominasi kandungan biogas, bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan mudah terbakar. Gas tersebut dihasilkan oleh bakteri metanogen yang bersifat anaerobik selama perombakan bahan organik. Gas metana yang terdapat dalam biogas, seperti halnya gas alam, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai bahan bakar keperluan rumah tangga terutama untuk memasak dan lampu penerangan, juga untuk menjalankan generator sebagai penghasil listrik dan penggerak motor bakar. Potensi biogas yang dihasilkan secara anaerobik diperkirakan mencapai 28 m 3 per ton limbah cair atau 1380 ml biogas untuk setiap mg BOD yang terurai ataupun sebanyak 870 l gas metan untuk setiap total padatan dalam limbah cair. Biogas mengandung berbagai macam gas, baik yang dapat dibakar maupun yang tidak dapat dibakar. Gas yang tidak dapat dibakar merupakan kendala yang dapat mengurangi mutu pembakaran atau nilai kalor biogas yang diproduksi. Nilai kalor biogas dipengaruhi oleh komposisi gas metana dan karbon dioksida, serta kadar air di dalam gas yang dihasilkan. Untuk biogas dengan kisaran normal, yaitu 60- 70 metana dan 30-40 karbon dioksida, nilai kalornya antara 20 –26 kJdm 3 , di mana kesetaraan energi termal 1 m 3 biogas setara dengan 0.65 liter bahan bakar minyak Yeoh, 2004.

III. METODOLOGI