Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kangkung

maksimum biogas yang diperoleh selama penelitian, diketahui bahwa biogas dapat digunakan untuk memasak air sebanyak 14 l selama 2 jam dengan tekanan papan pemberat 504.37 Nm 2 , di mana nilai ini setara dengan 3 4 l minyak tanah yang dijadikan pembanding bahan bakar. Dalam sistem pembuatan biogas yang memanfaatkan pemanas alami berupa sinar matahari, sering dijumpai kesulitan untuk mengetahui produksi biogas pada suhu yang tetap. Hal ini dibuktikan bahwa pada siang hingga sore hari, di mana suhu digester cukup tinggi, menunjukkan produksi gas yang tinggi pula dibandingkan produksi gas pada malam hingga pagi hari yang lebih rendah. Oleh karena itu, produksi gas tidak konstan setiap harinya.

4.2 Penelitian II: Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Pemanfaatan Limbah Cair Pengolahan

Kelapa Sawit pada Pertanaman Kangkung Ipomoea reptans dan Caisin Brassica parachinensis

4.2.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kangkung

dan Caisin Aplikasi limbah cair pengolahan sawit terdekomposisi ke areal pertanaman kelapa sawit melalui land application, terutama pada tanaman menghasilkan TM, telah dilakukan guna mengurangi biaya pengolahan limbah cair maupun untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pada penelitian ini, aplikasi pupuk organik cair yang dihasilkan dari proses dekomposisi anaerobik maupun aerobik pada penelitian pertama diberikan pada dua jenis tanaman sayuran kangkung dan caisin untuk melihat pengaruhnya terhadap tinggi dan bobot tanaman, serta terhadap serapan hara tanaman dan kandungan hara di dalam tanah. Selanjutnya pengaruh kedua pupuk organik cair ini dibandingkan dengan empat jenis pupuk lainnya, yaitu pupuk organik cair dari limbah cair kelapa sawit yang diambil dari anaerobic pond dan aerobic pond PMKS-UKUI 2, serta dua pupuk organik cair yang beredar di pasaran. Aplikasi langsung pupuk organik cair yang dihasilkan tanpa dilakukan pengenceran terlebih dahulu dapat menyebabkan nekrosis pada tanaman. Hal ini dikarenakan tingginya nilai EC dalam pupuk organik cair sehingga memicu terjadinya plasmolisis dalam sel tanaman dan diikuti oleh kematian pada jaringan tanaman. Oleh karena itu sebelum diaplikasikan pada tanaman, pupuk organik cair yang digunakan perlu diencerkan 100 kali. Berdasarkan analisis sidik ragam, pemberian pupuk anorganik dengan 3 taraf tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan bobot tanaman, sedangkan pemberian pupuk organik dan interaksi kedua pupuk tersebut berpengaruh nyata terhadap tinggi dan bobot tanaman. Pengaruh aplikasi pupuk anorganik maupun pupuk organik cair pada tanaman kangkung dan caisin terhadap tinggi dan bobot tanaman disajikan pada Tabel 7, 8 dan 9. Tabel 7. Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap Tinggi dan Bobot Tanaman Kangkung dan Caisin pada Taraf Pemberian Pupuk Anorganik 0 Perlakuan Kangkung Caisin Tinggi Bobot Basah Bobot Kering Tinggi Bobot Basah Bobot Kering … cm … … ... … gram … … … … cm … … ... … gram … … … O0 25.13 a 4.44 a 0.28 a 20.13 abc 8.92 ab 0.44 ab O1 30.98 bcd 5.97 abc 0.37 ab 21.30 bc 10.10 ab 0.52 abc O2 31.23 bcd 6.39 abcd 0.60 abc 20.10 abc 10.19 ab 0.56 abcd O3 32.25 bcd 5.82 abc 0.39 ab 20.68 abc 10.35 ab 0.55 abcd O4 35.13 d 6.62 abcd 0.42 abc 20.68 abc 10.35 ab 0.46 ab O5 31.35 bcd 6.08 abc 0.39 ab 21.65 bc 9.54 ab 0.43 ab O6 31.15 bcd 7.49 bcd 0.52 abc 18.50 ab 7.64 a 0.23 a Ket: O0 = tanpa pupuk organik, O1 = effluent biodigester; O2 = effluent biodigester yang diaerasikan; O3 = limbah anaerobic pond; O4 = limbah aerobic pond; O5 = pupuk cair A; O6 = pupuk cair B Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s pada taraf 5 Dari tabel 7 diketahui bahwa pada tanaman kangkung, pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan tinggi dan bobot tanaman. Pengaruh terbaik pada tinggi dan bobot basah tanaman dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari limbah aerobic ponds, yaitu berturut-turut 35.1 cm dan 6.62 gram per batang, sedangkan pada bobot kering tanaman dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari effluent biodigester yang diaerasikan, yaitu 0.60 gram per batang. Seperti halnya tanaman kangkung, pengaruh terbaik pada tinggi dan bobot basah tanaman caisin juga dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari limbah aerobic ponds , yaitu berturut-turut 20.7 cm dan 10.35 gram per batang, sedangkan pada bobot kering tanaman dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari effluent biodigester yang diaerasikan, yaitu 0.56 gram per batang. Tabel 8. Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap Tinggi dan Bobot Tanaman Kangkung dan Caisin pada Taraf Pemberian Pupuk Anorganik 50 Perlakuan Kangkung Caisin Tinggi Bobot Basah Bobot Kering Tinggi Bobot Basah Bobot Kering … cm … … ... … gram … … … … cm … … ... … gram … … … O0 28.95 abc 6.49 abcd 0.39 ab 23.15 c 13.24 b 0.75 bcd O1 34.13 cd 8.42 cd 1.15 de 23.15 c 13.93 b 0.89 d O2 33.93 cd 8.06 bcd 1.33 e 21.78 bc 12.67 ab 0.58 bcd O3 33.20 cd 7.46 bcd 0.56 abc 21.55 bc 11.27 ab 0.65 bcd O4 31.35 bcd 7.62 bcd 0.73 bc 22.20 bc 11.84 ab 0.68 bcd O5 26.85 ab 5.47 ab 1.11 de 18.68 ab 10.10 ab 0.57 bcd O6 35.30 d 8.85 d 0.82 cd 20.25 abc 11.68 ab 0.57 bcd Ket: O0 = tanpa pupuk organik, O1 = effluent biodigester; O2 = effluent biodigester yang diaerasikan; O3 = limbah anaerobic pond; O4 = limbah aerobic pond; O5 = pupuk cair A; O6 = pupuk cair B Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s pada taraf 5 Sedangkan dari tabel di atas, diketahui bahwa pengaruh terbaik pada tinggi dan bobot basah tanaman kangkung dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair B, yaitu berturut-turut 35.3 cm dan 8.85 gram per batang, sedangkan pada bobot kering tanaman dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari effluent biodigester yang diaerasikan, yaitu 1.33 gram per batang. Pada tanaman caisin, pengaruh terbaik pada tinggi maupun bobot basah dan bobot kering tanaman dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari effluent biodigester, yaitu berturut-turut 23.2 cm, 13.93 gram dan 0.89 gram per batang. Tabel 9. Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap Tinggi dan Bobot Tanaman Kangkung dan Caisin pada Taraf Pemberian Pupuk Anorganik 100 Perlakuan Kangkung Caisin Tinggi Bobot Basah Bobot Kering Tinggi Bobot Basah Bobot Kering … cm … … ... … gram … … … … cm … … ... … gram … … … O0 32.38 bcd 8.09 bcd 0.67 abc 18.60 ab 11.89 ab 0.71 bcd O1 31.35 bcd 7.87 bcd 0.56 abc 21.38 bc 13.22 b 0.83 cd O2 32.30 bcd 7.95 bcd 0.60 abc 17.07 a 10.05 ab 0.47 ab O3 28.93 abc 6.46 abcd 0.42 abc 18.75 ab 8.96 ab 0.53 abc O4 32.53 bcd 8.27 cd 0.62 abc 17.33 a 10.30 ab 0.61 bcd O5 31.00 bcd 7.68 bcd 0.62 abc 19.05 ab 11.76 ab 0.71 bcd O6 31.78 bcd 7.86 bcd 0.62 abc 18.90 ab 10.58 ab 0.63 bcd Ket: O0 = tanpa pupuk organik, O1 = effluent biodigester; O2 = effluent biodigester yang diaerasikan; O3 = limbah anaerobic pond; O4 = limbah aerobic pond; O5 = pupuk cair A; O6 = pupuk cair B Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s pada taraf 5 Tabel 9 menunjukkan bahwa pengaruh terbaik pada tinggi maupun bobot basah dan bobot kering tanaman kangkung dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari limbah aerobic ponds, yaitu berturut-turut 32.5 cm, 8.27 gram dan 0.62 gram per batang. Sedangkan pada tanaman caisin, pengaruh terbaik pada tinggi maupun bobot basah dan bobot kering tanaman dijumpai pada perlakuan pupuk organik cair dari effluent biodigester, yaitu berturut-turut 21.4 cm, 13.22 gram dan 0.83 gram per batang. Berdasarkan ketiga tabel tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa aplikasi pupuk organik cair yang berasal dari limbah cair pengolahan sawit terdekomposisi mampu meningkatkan tinggi dan bobot tanaman kangkung dan caisin. Aplikasi pupuk organik cair tersebut rata-rata memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kedua pupuk organik cair pembanding yang beredar di pasaran. Pada tanaman kangkung, khususnya pada taraf pupuk anorganik 0 dan 100 , pupuk organik cair yang berasal dari limbah aerobic ponds memberikan hasil terbaik pada tinggi dan bobot basah tanaman, sedangkan pupuk organik cair yang berasal dari effluent biodigester yang diaerasikan memberikan hasil terbaik pada bobot kering tanaman. Pada tanaman caisin, khususnya pada taraf pupuk anorganik 50 dan 100 , pupuk organik cair yang berasal dari effluent biodigester memberikan hasil terbaik pada tinggi, bobot basah maupun bobot kering tanaman. Selain itu, diketahui bahwa pengaruh interaksi pemberian pupuk anorganik dosis 50 dengan pupuk organik yang berasal dari limbah cair terdekomposisi memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan perlakuan pemberian pupuk anorganik dosis 100 , baik pada tinggi maupun bobot tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk organik cair yang berasal dari limbah cair pengolahan sawit dan telah didekomposisikan, selain bermanfaat memperbaiki sifat tanah, juga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik hingga mencapai 50 dari total dosis yang digunakan. Keunggulan lain dari pupuk organik cair yang dihasilkan dibandingkan dengan pupuk anorganik selain relatif tingginya kandungan hara essensial, juga tingginya garam-garam humat di dalamnya. Senyawa humat tersebut memiliki peran yang penting baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pertumbuhan tanaman, yaitu merangsang pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap sejumlah proses fisiologis tanaman atau peningkatan hormon atau ZPT tanaman, serta pengaruhnya dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Selain terhadap tinggi dan bobot tanaman, berdasarkan analisis sidik ragam, aplikasi pupuk organik cair maupun interaksi kedua jenis pupuk memberikan pengaruh nyata terhadap serapan hara tanamam dan kandungan hara dalam tanah. Pengaruh pemberian pupuk organik cair cukup bervariasi terhadap kedua parameter tersebut Tabel 10, 11,12 dan 13. Selanjutnya berdasarkan uji korelasi Pearson, secara umum pada kedua jenis tamanan, baik terhadap serapan hara tanaman maupun kandungan hara tanah, diperoleh bahwa kandungan hara makro P, K, Ca dan Mg saling berbanding lurus dan berbading terbalik dengan kandungan hara mikro Fe, Cu, Zn dan Mn. Selain itu, peningkatan pH tanah berkorelasi positif terhadap ketersediaan hara makro dan berkorelasi negatif terhadap ketersediaan hara mikro. Tabel 10. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair terhadap Serapan Hara Tanaman pada Tanaman Kangkung Perlakuan Ntot Ca Mg K Fe P Mn Cu Zn … … … … … … … … … … … … … … … … .. … … … … … … ppm … … … … … … .. A0O0 2.52 b 1.53 j 0.52 ef 2.30 c 0.33 j 160.08 f 185.99 n 26.00 f 5.96 b A0O1 2.96 j 1.57 kl 0.53 f 2.20 b 0.20 i 162.03 g 163.81 h 26.00 f 3.98 a A0O2 3.00 k 1.43 f 0.48 cd 2.63 h 0.20 i 152.36 c 153.73 f 28.00 g 5.96 b A0O3 3.06 l 1.33 b 0.46 b 4.25 t 0.14 g 154.26 d 137.60 b 30.00 h 3.98 a A0O4 2.69 e 1.48 h 0.47 bc 3.85 s 0.10 cd 148.45 b 129.55 a 30.00 h 3.98 a A0O5 2.92 i 1.44 g 0.49 d 3.78 r 0.11 de 167.83 j 143.65 d 34.00 i 5.96 b A0O6 2.82 f 1.60 m 0.52 ef 3.53 q 0.12 ef 167.83 j 141.63 c 20.00 c 5.96 b A1O0 2.97 j 1.52 ij 0.51 e 3.15 m 0.10 cd 165.89 i 177.92 l 18.00 b 7.95 c A1O1 2.93 i 1.52 ij 0.56 g 3.18 n 0.17 h 196.90 n 183.97 m 22.00 d 9.94 d A1O2 2.92 i 1.38 d 0.48 cd 3.50 p 0.11 de 202.71 o 159.78 g 20.00 c 15.90 f A1O3 2.84 g 1.57 kl 0.56 g 3.00 l 0.09 bc 169.77 k 151.71 e 20.00 c 9.94 d A1O4 3.25 m 1.41 e 0.53 f 3.38 o 0.08 ab 206.59 p 171.88 j 20.00 c 9.94 d A1O5 3.88 o 1.35 c 0.49 d 2.75 i 0.11 de 225.97 q 173.89 k 18.00 b 17.89 g A1O6 3.06 l 1.53 j 0.58 h 2.63 h 0.12 ef 196.90 n 165.83 i 18.00 b 11.93 e A2O0 3.24 m 1.65 o 0.52 ef 2.78 j 0.13 fg 154.26 d 331.15 u 20.00 c 9.94 d A2O1 2.59 d 1.58 l 0.48 cd 2.45 d 0.12 ef 142.64 a 321.07 t 20.00 c 11.93 e A2O2 2.86 h 1.69 p 0.51 e 2.50 e 0.07 a 158.14 e 300.91 r 24.00 e 9.94 d A2O3 2.54 c 1.56 k 0.48 cd 2.58 g 0.11 de 177.52 l 304.94 s 22.00 d 15.90 f A2O4 2.86 h 1.28 a 0.43 a 2.93 k 0.10 bc 163.95 h 226.31 o 16.00 a 11.93 e A2O5 3.39 n 1.51 i 0.47 bc 2.53 f 0.07 a 196.90 n 250.50 p 20.00 c 9.94 d A2O6 2.42 a 1.62 n 0.52 ef 2.03 a 0.21 i 189.15 m 264.62 q 26.00 f 9.94 d Ket: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s pada taraf 5 Tabel 11. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair terhadap Serapan Hara Tanaman pada Tanaman Caisin Perlakuan Ntot Ca Mg K Fe P Mn Cu Zn … … … … … … … … … … … … … … … … .. … … … … … … ppm … … … … … … .. A0O0 3.89 s 2.71 e 0.51 d 3.13 o 0.23 i 245.35 r 135.58 f 28.00 c 5.96 b A0O1 2.98 h 2.99 h 0.53 e 3.20 p 0.35 j 280.23 t 179.94 i 28.00 c 3.98 a A0O2 2.79 d 2.65 d 0.51 d 2.75 m 0.36 j 206.59 o 183.97 j 28.00 b 3.98 a A0O3 2.90 g 2.47 b 0.46 bc 2.68 l 0.38 k 204.65 n 185.99 k 26.00 a 3.98 a A0O4 2.61 b 3.09 j 0.47 c 2.55 j 0.06 a 224.03 q 216.23 n 26.00 a 5.96 b A0O5 3.10 j 3.05 i 0.45 b 2.45 i 0.06 a 191.09 k 232.36 q 28.00 c 7.95 c A0O6 2.98 h 2.98 h 0.45 b 3.48 s 0.36 j 247.29 s 192.04 l 28.00 c 5.96 b A1O0 3.29 o 3.29 n 0.55 f 2.58 k 0.12 cd 152.33 g 107.36 b 32.00 d 5.96 b A1O1 3.09 i 2.91 f 0.51 d 2.83 n 0.11 bc 125.19 c 101.31 a 38.00 g 5.96 b A1O2 3.33 p 3.05 i 0.52 de 2.68 l 0.10 b 202.71 m 101.32 a 32.00 d 7.95 c A1O3 3.27 m 3.11 k 0.53 e 3.30 r 0.17 g 183.33 j 127.52 d 32.00 d 5.96 b A1O4 2.85 f 3.08 j 0.52 de 2.25 g 0.17 g 167.83 i 131.55 e 34.00 e 5.96 b A1O5 3.26 l 3.07 j 0.52 de 1.80 e 0.14 ef 198.84 l 117.44 c 36.00 f 13.92 d A1O6 2.50 a 3.31 o 0.57 g 2.28 h 0.15 f 220.16 p 131.55 e 38.00 g 13.92 d A2O0 3.41 q 2.96 g 0.52 de 1.70 c 0.17 g 96.12 a 167.84 h 40.00 h 13.92 d A2O1 2.67 c 3.26 m 0.60 h 1.55 a 0.13 de 150.39 f 167.84 h 40.00 h 15.90 e A2O2 2.80 e 3.38 p 0.56 fg 1.58 b 0.20 h 160.08 h 218.25 o 36.00 f 15.90 e A2O3 3.24 k 2.56 c 0.46 bc 1.95 f 0.18 g 144.57 e 230.34 p 46.00 j 21.87 g A2O4 3.09 i 3.04 i 0.53 e 1.75 d 0.12 cd 131.01 d 135.58 f 42.00 i 17.89 f A2O5 3.28 n 2.45 a 0.40 a 1.75 d 0.36 j 101.94 b 194.05 m 40.00 h 13.92 d A2O6 3.44 r 3.17 l 0.56 fg 3.25 q 0.22 i 152.33 g 163.81 g 36.00 f 13.92 d Ket: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s pada taraf 5 Tabel 12. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair terhadap Kandungan Hara Tanah pada Tanaman Kangkung Perlakuan C org Ntot Ca Mg K P Fe Mn Cu Zn … … … … … … .. … … … me100g … … … .. … … … … … … … … ppm … … … … … … … … A0O0 1.01 b 0.14 cd 9.19 e 1.58 b 0.45 c 9.71 m 1.40 d 25.49 a 1.33 a 5.42 k A0O1 1.01 b 0.13 bc 8.45 d 1.59 b 0.32 bc 8.29 h 1.12 a 26.29 b 1.41 c 6.06 o A0O2 1.01 b 0.14 cd 8.62 d 1.74 bc 0.32 bc 8.43 i 1.32 c 36.53 i 1.61 f 3.11 b A0O3 1.21 c 0.14 cd 8.72 d 1.79 bc 0.45 c 8.43 i 1.64 g 27.37 c 1.77 g 3.23 c A0O4 0.80 a 0.15 de 8.03 d 1.66 b 0.32 bc 8.00 g 3.12 p 34.34 h 1.41 c 5.54 m A0O5 1.41 d 0.12 b 8.46 d 1.54 b 0.32 bc 8.43 i 1.96 k 81.20 t 2.20 m 4.11 f A0O6 1.41 d 0.14 cd 10.96 g 2.13 c 0.51 c 8.57 j 2.72 n 33.54 f 1.45 d 3.99 e A1O0 1.41 d 0.14 cd 7.34 c 1.48 ab 0.26 b 7.71 e 1.96 k 46.30 m 1.85 i 5.18 j A1O1 1.01 b 0.14 cd 7.71 c 1.56 b 0.26 b 8.29 h 1.48 e 45.70 l 2.12 l 5.46 l A1O2 0.80 a 0.16 ef 6.89 b 1.78 bc 0.19 ab 8.57 j 1.28 b 39.32 j 1.49 e 5.74 n A1O3 0.80 a 0.15 de 8.16 d 1.49 ab 0.32 bc 8.29 h 1.60 f 50.49 o 1.37 b 4.27 g A1O4 1.21 c 0.15 de 8.39 d 1.66 b 0.26 b 8.00 g 2.48 m 40.72 k 2.48 q 2.87 a A1O5 1.21 c 0.15 de 8.34 d 1.06 a 0.13 a 7.00 c 3.00 o 30.72 d 2.28 n 7.06 q A1O6 1.21 c 0.15 de 8.02 d 1.41 ab 0.13 a 6.86 b 1.28 b 33.74 g 1.81 h 8.49 s A2O0 1.41 d 0.16 ef 9.37 f 1.64 b 0.13 a 8.71 k 1.64 g 57.07 q 2.44 p 4.67 h A2O1 1.61 e 0.16 ef 6.36 a 1.01 a 0.19 ab 6.86 b 2.16 l 73.22 s 2.12 l 4.11 f A2O2 1.41 d 0.17 fg 8.46 d 1.68 b 0.13 a 7.86 f 1.80 h 87.58 u 2.32 o 14.92 t A2O3 1.81 f 0.18 g 6.71 a 1.63 b 0.13 a 6.29 a 1.84 i 55.27 p 2.12 l 4.75 i A2O4 0.80 a 0.16 ef 7.87 d 1.36 ab 0.19 ab 8.29 h 1.88 j 61.26 r 1.96 j 8.37 r A2O5 1.01 b 0.12 b 7.07 b 1.24 a 0.19 ab 7.57 d 1.96 k 47.10 n 2.08 k 6.98 p A2O6 1.01 b 0.10 a 7.12 bc 1.79 bc 0.19 ab 9.00 l 1.32 c 31.07 e 1.37 b 3.83 d Ket: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s pada taraf 5 Tabel 13. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair terhadap Kandungan Hara Tanah pada Tanaman Caisin Perlakuan C org Ntot Ca Mg K P Fe Mn Cu Zn … … … … … … .. … … … me100g … … … .. … … … … … … … … ppm … … … … … … … … A0O0 1.61 c 0.15 bc 10.23 g 1.79 bc 0.45 d 8.29 i 1.36 c 24.30 a 1.33 c 3.35 a A0O1 1.61 c 0.15 bc 9.58 f 1.73 bc 0.38 cd 9.86 n 1.72 i 35.53 e 1.09 a 3.63 b A0O2 1.41 b 0.16 cd 7.61 b 1.23 a 0.26 b 9.57 l 1.20 a 52.68 m 1.33 c 6.06 i A0O3 1.41 b 0.13 a 9.64 f 2.75 c 0.32 c 8.00 g 1.48 e 31.55 c 1.37 d 6.94 m A0O4 1.41 b 0.13 a 9.69 f 1.64 b 0.38 cd 8.14 h 1.56 f 30.16 b 1.37 d 5.78 g A0O5 1.41 b 0.15 bc 9.36 f 1.83 bc 0.32 c 7.43 d 1.32 b 47.50 j 1.29 b 5.34 f A0O6 1.61 c 0.16 cd 9.85 f 1.98 bc 0.32 c 8.29 i 1.88 k 34.74 d 2.04 k 5.22 e A1O0 1.41 b 0.15 bc 8.58 d 1.66 b 0.38 cd 7.43 d 1.56 f 43.31 h 1.33 c 6.82 l A1O1 1.61 c 0.14 ab 8.15 c 1.34 a 0.32 c 7.86 f 1.76 j 38.72 f 1.65 h 5.18 d A1O2 1.81 d 0.17 de 10.85 h 1.96 bc 0.38 cd 7.57 e 1.20 a 46.70 i 1.49 f 4.99 c A1O3 1.61 c 0.13 a 8.87 e 1.69 b 0.32 c 7.43 d 1.68 h 52.08 l 1.37 d 6.02 h A1O4 1.81 d 0.15 bc 7.86 bc 1.81 bc 0.26 b 6.71 a 1.36 c 51.68 k 1.45 e 5.02 c A1O5 1.61 c 0.16 cd 7.21 a 1.51 ab 0.26 b 7.00 b 1.20 a 54.28 o 1.81 i 11.29 r A1O6 1.61 c 0.15 bc 8.47 d 1.73 bc 0.32 c 8.71 k 1.44 d 55.87 p 1.65 h 10.21 q A2O0 2.01 e 0.19 f 7.76 c 1.89 bc 0.26 b 8.57 j 1.64 g 67.24 s 1.61 g 7.70 p A2O1 1.61 c 0.18 e 9.11 e 1.88 bc 0.38 cd 7.86 f 1.96 l 85.98 u 2.16 m 7.10 n A2O2 1.41 b 0.17 de 8.76 e 1.39 ab 0.26 b 7.86 f 1.88 k 65.44 r 1.89 j 6.30 j A2O3 1.81 d 0.19 f 8.09 c 1.36 a 0.26 b 6.71 a 2.40 m 75.61 t 2.28 n 7.58 o A2O4 1.01 a 0.14 ab 8.30 d 1.48 ab 0.38 cd 7.29 c 1.56 f 39.72 g 2.40 o 14.32 t A2O5 1.41 b 0.16 cd 8.67 d 1.64 b 0.38 cd 7.57 e 2.48 n 65.24 q 2.08 l 13.92 s A2O6 1.61 c 0.17 de 7.78 bc 1.31 a 0.19 a 9.71 m 1.68 h 53.68 n 1.89 j 6.78 k Ket: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s pada taraf 5

V. KESIMPULAN UMUM