Keaslian penelitian PERBEDAAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DAN YANG TINGGAL DIRUMAH.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kognitif, afektif, dan psikomotorik; 4 ada interaksi antara metode pictorial riddle dan problem solving dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif, tetapi tidak ada interaksi pada prestasi belajar psikomotorik; 5 tidak ada interaksi antara metode pictorial riddle dan problem solving dengan kemampuan analisis terhadap prestasi belajar kognitif siswa, tetapi ada interaksi pada prestasi belajar afektif dan psikomotorik; 6 tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dengan kemampuan analisis terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik; 7 tidak ada interaksi antara metode pictorial riddle dan problem solving dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan analisis siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. 6. Penelitian oleh Carol R. Aldous di Flinders University pada tahun 2007 tentang Creativity, problem solving and innovative science: Insights from history, cognitive psychology and neuroscience “Kreativitas, pemecahan masalah, dan ilmu pegetahuan yang inovatif: pengetahuan dari sejarah dan psikologi kognitif. Dengan metode kuantitatif dengan subjek yang diambil dari skala besar sejumlah 405 individu 7. Penelitian oleh Maria Lucero Botia Sanabria y Luis Hemberto Orozco pulido dalam International journal of Psychological Research pada tahun 2009 tentang Critical Review of Problem digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Solving Processes Traditional Theoretical Models “Ulasan Kritis tentang Pemecahan Masalah dengan Teori- teori tradisional”. Metode dalam penelitian ini. 8. Penelitian oleh Ozcan Gulacar, Charles R. Bowman, Debra A. Feakes dalam Science Education Internasional Vol. 24 tahun 2013 Western Michigan University tentang Observational investigation of student problem solving: The role and importance of habits “Penyelidikan observasional pemecahan masalah mahasiswa: peran dan kebiasaan”. Metode pengambilan data dengan menggunakan tes angket stoikiometri, metode pengambilan data dengan metode ada yang sama. Metode analisis data dengan menggunakan uji T perbedaan. Hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berhasil menyelesaikan masalah dengan siswa yang gagal ketika menyelesaikan suatu masalah. 9. Penelitian oleh David Fortus, R. Charles Dershimer, Joseph Krajcik, Ronald W. Marx dalam International Journal of Science Education University of science, Ann Arbar, Michigan tentang Design-Based Science DBS and Real-world Problem-Solving “Desain berbasis sains dan kenyataan dalam pemecahan masalah”. Metode pengambilan data dengan cara memberikan pre test dan post test pada siswa sekolah menengah di kelas fisika sejumlah 194 siswa. Metode analisis data dengan menggunakan T-tes. Hasil digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penelitian ini adalah ada peningktan yang signifikasi secara statistik pada skor pre-tes dan post-tes serta ada korelasi yang kuat antara keduanya. 10. Penelitian oleh Michael Van, David Spears, dan ricardo dalam international journal of Psychology University of scienc tentang problem solving skills in students staying hostel. Meneliti tentang kemampuan siswa uang tinggal disebuah sekolah dengan asrama didalamnya. Metode pengambilan data dengan cara diberikan sebuah perlakuan dan dihadapkan pada sebuah masalah , apakah siswa-siswa itu sanggup memecahkannya. Dengan menggunakan sebuah tes. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian sebelumnya yakni dari segi alat kur dimana peneliti membuat skala sendiri dan di ujikan sendiri kepada subjek penelitian yang jenjang sama dengan penelitian yang akan dilakukan, perbedaan selanjutnya adalah dari segi populasi dan subek penelitian, karena sebelumnya belum ada penelitian yang dilakukan di SMP Islam Brawijaya sebelumnya dengan tema problem solving. Selain itu, penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya karena dalam penelitian ini membandingkan dua macam kemampuan problem solving siswa antara yang tinggl dirumah dan yang tinggal dipondok pesantren. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Problem Solving

a. Pengertian Problem Solving oleh Evans 1994 diartikan sebagai aktivitas yang dihubungkan dengan penyeleksian sebuah cara yang cocok untuk tindakan dan mengubah suasana sekarang menjadi suasana yang dibutuhkan. Artinya dalam setiap tahapan penyelesaian masalah, dibutuhkan sebuah filter dalam menentukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyaring berbagai persoalan yang ada, seseorang akan dengan mudah dalam melakukan sebuah proses problem solving dari berbagai masalah yang dihadapinya. Masalah seringkali disebut orang sebagai kesulitan, hambatan, gangguan, ketidakpuasan, atau kesenjangan. Secara umum dan hampir semua ahli sepakat bahwa masalah adalah suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan problem is a gap or discrepancy between present stante and future state or desired goal. Keadaan sekarang sering pula disebut originsl state, sedsngksn keadaan yang diharapkan sering pula disebut final state. Jadi, suatu masalah muncul apabila adal halangan atau hambatan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang memisahkan antara present state dengan goal state Suharnan., 2005. Pemecahan masalah menurut Robert W. Balley 1989: 116 merupakan suatu kegiatan yang komplek dan tingkat tinggi dari proses mental seseorang. Pemecahan masalah didefinisikan sebagai kombinasi dari gagasan yang cemerlang untuk membentuk kombinasi gagasan yang baru, ia mementingkan penalaran sebagai dasar untuk mengkombinasikan gagasan dan mengarahkan kepada penyelesaian masalah. Ditambah pula bahwa, seseorang yang telah banyak pengalanman untuk bidang tertentu selalu memiliki respon yang siap dalam suatu situasi untuk mmecahkan masalah. Robert W. Balley 989: 118121 mengemukakan bahwa peecahan masalah meemiliki tiga dimensi yaitu: a. Kita berusaha bertanya apakah masalah itu benar-benar suatu masalah? Mengacu pada pengertian bahwa suatu masalah membawa kota kepada situasi dengan tidak segera dapat memecahkan masalah itu, misalnya suatu masalah yang mempertanyakan “siapa yang pertama kali menerbangkan pesawat terbang?”. Pertannyaan demikian bukanlah suatu masalah. b. Terdapat beberapa alamat pertanyaan. Oleh karena itu diperlukan beberapa tipe sistematika dan pengorganisasian pemecahan, lalu digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kegiatan pemecahannya pun konsisten dengan pendekatan yang dirancang Pemecahan masalah mempunyai beberapa alternatif penyelesaian solution. Sementara pernyataan sederhana pada umumnya memerlukan suatu penyelesaian yang pasti. Proses pemecahan masalah yang dikemukakan G. Polya 1973 dalam bukunya b erjudul “How to solve it” menjelaskan secara rinci bagaimana suatu masalah diselesaikan: a. Memahami permasalahan b. Memahami hubungan antara kenyataan dan harapan c. Merencanakan pemecahan masalah d. Melaksanakan pemechan masalah solusi berdasarkan rencana e. Memeriksa kembali atau mengevaluasi hasil dari pemecahan masalah yang telah dilakukan. Pemecahan masalah adalah usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai dan berhubungan erat dengan proses pemikiran, pembelajaran, memori, transfer, presepsi, serta motivasi Evans 1994 Penyelesaian Masalah boleh didefinisikan sebagai satu proses kognitif di mana maklumat digunakan sebagai usaha mencari cara-cara yang sesuai bagi mencapai sesuatu matlamaat. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Torre nce 1973, mendefinisikan penyelesaian masalah sebagai: “ Proses seseorang itu menjadi peka terhadap masalah dan ini melibatkan seseorang individu itu cuba mencari penyelesaian membuat andaian, mengubah hidup, dan akhirnya melaporkan silannya” Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan seseorang untuk menemukan solusi melalui suatu proses yang melibatkan pemerolehan dan pengorganisasian informasi. Pemecahan masalah melibatkan pencarian cara yang layak untuk mencapai tujuan Santrock, 2011. Menurut Solso 2007, kemampuan pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif kompleks yang di dalamnya termasuk mendapatkan informasi dan mengorganisasikan dalam bentuk struktur pengetahuan. Menurut Slavin 2011 pemecaghan masalah adalah suatu upaya untuk mengatasi rintangan yang menghambat jalan menuju solusi. Pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik Solso, 2008. Kita menemukan banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari kita, sehingga kita akan membuat cara untuk menanggapi, memilih, menguji respon yang kita dapat untuk memecahkan suatu masalah. Problem solving atau kemampuan pemecahan masalah adalah pemecahan yang mengenai sasaran dengan dampak negatif

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA

4 33 22

PERBEDAAN TINGKAT KECERDASAN EMOSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL REMAJA (ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DAN REMAJA YANG TIDAK TINGGAL DI PONDOK PESANTREN)

0 7 2

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua)

5 29 21

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA SISWA YANG PERNAH TINGGAL DI ASRAMA DAN YANG BELUM PERNAH TINGGAL DI ASRAMA

0 4 10

Perbedaan Sikap Sosial Antara Siswa Yang Tinggal Di Pondok Pesantren dan Siswa Yang Tinggal Bersama Orang Tua Pada Siswa Kelas II MA Banat NU Kudus Pada Tahun Pelajaran 2004/2005.

0 0 1

PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN SISWA MAN MOJOKERTO DITINJAU DARI LINGKUNGAN YANG TINGGAL DI ASRAMA SEKOLAH DENGAN YANG TINGGAL DI PESANTREN.

0 0 93

Perbedaan Tingkat Perkembangan Moral Antara Remaja yang Tinggal Bersama Orang Tua (Keluarga) dengan Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren - Ubaya Repository

0 0 1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL ULUM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TA. 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian - PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL

0 0 9

PERBANDINGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN PADA BIDANG STUDI QUR’AN HADIST

0 0 30