Fungsi Hadits Arba’in Terhadap Alqur’an Keutamaan Hadist Ar’ba’in

Taqrir adalah keadaan beliau yang mendiamkan atau tidak mengadakan sanggahan dan reaksi terhadap tindakan atau perilaku para sahabatnya serta menyetujui apa yang dilakukan oleh para sahabatnya itu. 4. Sifat, Keadaan dan Himmah Rasululloh Sifat-sifat, dan keadaan himmah Nabi Muhammad SAW adalah merupakan komponen Hadits yang meliputi : a. Sifat-sifat Nabi yang digambarkan dan dituliskan oleh para sahabatnya dan dan para ahli sejarah baik mengenai sifat jasmani ataupun moralnya b. Silsilah nasab, nama-nama dan tahun kelahirannya yang ditetapkan oleh para sejarawan. c. Himmah keinginan Nabi untuk melaksanakan suatu hal, seperti keinginan beliau untuk berpuasa setiap tanggal 9 Muharram.

2.3.1. Fungsi Hadits Arba’in Terhadap Alqur’an

Al- Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Alloh. Kitab Al-Qur’an adalah sebagai penyempurna dari kita-kitab Alloh yang pernah diturunkan sebelumnya. Al- Qur’an dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah mengadakan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah tentang Al- Qur’an mengatan bahwa : “Pokok-pokok ajaran Al-Qur’an begitu dinamis serta langgeng abadi, sehingga tidak ada di dunia ini suatu kitab suci yang lebih dari 12 abad lamanya, tetapi murni dalam teksny a”. Syauk : 1985. Fungsi Hadits terhadap Al- Qur’an meliputi tiga fungsi pokok, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. 2. Menguraikan dan merincikan yang global mujmal, mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum‘am, Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al- Qur’an. Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan Al- Qur’an sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An- Nahl ayat 44: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”QS. An-Nahl : 44 3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk HaditsSunnah yang tidak ditunjukan oleh Al- Qur’an. Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

2.3.2. Keutamaan Hadist Ar’ba’in

ini adalah sebagaimana telah diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabbal, Abu Darda’, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Sa’id Al-Khudri rahimahumullah dari berbagai jalan dan riwayat, bahwa Rasullah SAW bersabda : “Barangs iapa diantara umatku yang hafal 40 hadits tentang urusan agamanya, maka Allah akan membangkitkannya dihari kiamat nanti dalam kelompok ahli fiqih dan ulama”. Dalam perkembangan selanjutnya,Hadits Arbain mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari ulama dan menjadi istimewa sepanjang masa. Menurut muhammad dkk:2009 Hal ini disebabkan oleh tiga hal : 1. Setiap hadits yang ada didalamnya merupakan fondasi agung dalam agama islam yang dinyatakan oleh para ulama sebagai poros islam,setengah agama atau sepertiganya. Universitas Sumatera Utara 2. Semuanya adalah hadits shahih yang sebagian besar terdapat dalam kitab shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. 3. Setiap hadits dibuatkan bab tersendiri sehingga lebih memperjelas makna hadits yang masih samar. Mengkaji matan hadits al-Arbain ini tentu bukan sekedar trend yang kebetulan beberapa tahun ini terakhir ini terjadi dimajelis-majelis santri kota. Akan tetapi matan hadits al-Arbain berisi kaidah-kaidah ketauhidan dan keimanan serta akhlak yang sangat diperlukan oleh seorang muslim. Inilah jalan yang ditempuh untuk menggapai jenjang Salimul aqidah aqidah yang selamat dan menyelamatkan, Shahihul ibadah ibadah yang benar,dan Matinul khuluq akhlak terpuji. Sehingga Merupakan suatu keharusan bagi orang-orang yang menghendaki kebahagiaan akhirat untuk mengetahui hadits-hadits ini, karena anjuran amal ketaatan yang dikandungnya dan hal itu akan tampak bagi orang-orang yang mentadaburinya.

2.3.3. Kewajiban Umat Islam Terhadap Haditsn Arba’in