Kinerja Keuangan Landasan Teori 1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

memahami laporan keuangan. Di samping itu dalam analisis rasio keuangan, dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek keuangan beserta keterkaitannya antara satu sama lain Mardiyanto, 2009. Hasil dari analisis rasio keuangan akan mempunyai arti apabila sudah dikaitkan dengan standar tertentu. Empat macam standar dalam analisis rasio yaitu rata-rata industri, perusahaan paling unggul, data historis, dan anggaran serta realisasinya Mardiyanto, 2009. Terdapat beberapa aspek keuangan yang paling sering digunakan untuk analisis yaitu likuiditas, aktivitas, utang atau solvabilitas, leverage, profitabilitas, dan nilai pasar Mardiyanto, 2009. Penelitian ini akan menggunakan rasio profitabilitas sebagai alat ukur dari kinerja keuangan. “Rasio profitabilitas Profitability Ratios merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi” Brigham Houston, 2013. a. Margin Laba atas Penjualan Profit Margin on Sales Margin laba atas penjualan Profit Margin on Sales merupakan rasio yang mengukur laba bersih per penjualan, yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. Magin laba atas penjualan berada di bawah standar terjadi karena biaya yang terlalu tinggi akibat operasi yang tidak efisien, selain itu juga dapat terjadi karena tingginya penggunaan utang. Margin laba yang rendah akan menunjukkan perbedaan strategi pendanaan, bukan masalah operasi. Perusahaan dengan margin laba yang rendah kemungkinan akan mendapatkan tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham yang tinggi karena adanya penggunaan leverage keuangan. Margin laba bisa tinggi namun tidak optimal karena total penjualannya rendah. Biasanya ini terjadi pada perusahaan yang menjual produk dengan harga tinggi namun tidak menghasilkan banyak penjualan. Margin laba atas penjualan = Laba bersih Penjualan b. Pengembalian atas Total Aset Return on Total Assets Rasio laba bersih terhadap total aset yang mengukur pengembalian atas total aset Return on Total Assets setelah bunga dan pajak. Tingkat pengembalian atas total aset yang rendah tidak selalu berarti buruk karena dapat disebabkan oleh keputusan yang disengaja untuk menggunakan utang dalam jumlah besar, beban bunga yang tinggi menyebabkan laba bersih menjadi relatif rendah. Situasi secara keseluruhan harus diperhatikan ketika menilai kinerja perusahaan. ROA = Laba bersih Total aset c. Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba Basic Earning Power Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba Basic Earning Power menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan leverage. Bermanfaat ketika membandingkan perusahaan dengan berbagai tingkat leverage keuangan dan situasi pajak. BEP = EBIT Total aset d. Pengembalian Ekuitas Biasa Return on Common Equity Rasio ini menunjukkan besarnya pengembalian atas uang pemegang saham yang dilihat dari sisi akuntansi. ROE merupakan rasio profitabilitas yang berkaitan dengan keuntungan investasi. Rasio ini mengukur banyaknya keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan untuk setiap modal yang diinvestasikan pemegang saham. Rasio ini mengindikasikan kekuatan laba dari investasi nilai buku pemegang saham dan dapat digunakan sebagai pembanding antara dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri secara kontinyu Van Horne, 1989 dalam Tan et al., 2007. ROE = Laba bersih Ekuitas biasa e. Earnings Per Share Earnings per share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba Syafri, 2008. Menurut Syamsuddin 2009, earnings per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa, dan calon investor akan sangat tertarik pada EPS karena juga merupakan indikator keberhasilan perusahaan. EPS = Laba bersih Jumlah saham beredar

3. Modal Intelektual

Modal intelektual merupakan intangible assets yang dimiliki perusahaan. Beberapa ahli telah mendefinisikan modal intelektual sebagai berikut: a. Modal intelektual adalah material yang disusun, ditangkap, dan digunakan untuk menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi Klein dan Prusak dalam Sawarjuwono dan Kadir, 2003. b. Modal intelektual adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai Williams, 2001. c. Menurut Stewart 1997, modal intelektual adalah sebuah konsep modal yang merujuk pada modal tidak berwujud yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. d. Heng dalam Sangkala 2006 mengartikan modal intelektual sabagai aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis kompetensi inti perusahaan yang dapat memengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing. e. Brooking 1996 dalam Ulum 2009 menawarkan definisi yang komprehensif dengan menyatakan bahwa istilah intellectual capital diberikan untuk kombinasi intangible assets yang dapat membuat perusahaan untuk berfungsi. f. Organisation for Economic Cooperation and Development OECD, 1999 dalam Ulum, 2009 menjelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud yaitu organisational structural capital dan human capital. Organisational structural mengacu pada hal seperti sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya manusia dalam organisasi dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi. g. Edvinsson dan Malone 1997 dalam Ulum 2009 mengidentifikasikan intelectual capital sebagai nilai yang tersembunyi atau hidden value dari bisnis. Perspektif modal intelektual atau intellectual capital IC menurut Bontis 1998, menjelaskan intangible assets perusahaan dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori utama yaitu human capital, structural capital, dan customer capital. Lebih lanjut menurut Santoso dan Setiawan 2004 menjelaskan bahwa Intellectual Capital didapat dari tiga sumber, yaitu: a. Kompetensi karyawan, merupakan kemampuan, keahlian, keterampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang dimiliki oleh karyawan human capital. b. Struktur “internal” organisasi, yaitu kemampuan, keahlian, keterampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang dimiliki perusahaan structural capital. c. Hubungan “eksternal”pasar dengan konsumen, supplier, dan pemerintah customer capital. Menurut Hubert Saint-Onge dalam Stewart 1997 menjelaskan bahwa modal intelektual dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: a. Human Capital Modal Manusia yang merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan manusia yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional dan economic rent. Coff 1997 menjelaskan tentang teori human capital ke dalam dua kategori: 1 Firm Specific Human Capital yang merupakan pengetahuan mengenai rutinitas dan prosedur yang berbeda pada masing-masing perusahaan yang membatasi nilai tersebut keluar dari perusahaan tersebut. 2 Industry Specific Human Capital yang merupakan pengetahuan rutinitas yang berbeda pada setiap perusahaan dalam industri yang tidak dapat ditransfer ke industri lain. Kategori ini memungkinkan seorang profesional dapat pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya di seluruh pasar. Menurut Santoso dan Setiawan 2004, tugas dan proses modal manusia tergantung dari tiga jenis keterampilan: 1 Commodity Skills, merupakan kemampuan tidak spesifik untuk bisnis tertentu, mudah diperoleh, dan sama nilainya bagi setiap bisnis. 2 Leveraged Skills, merupakan pengetahuan yang tidak spesifik untuk perusahaan industri namun berharga bagi suatu perusahaan dari pada perusahaan lain. 3 Propietary Skills, merupakan pengetahuan spesifik yang dapat menjadi nilai jual bagi suatu perusahaan. b. Structural Capital Modal Struktural merupakan suatu kesadaran dari pemimpin untuk memaksimalkan kegunaan dari modal manusia yang mereka miliki. Hal ini dilakukan karena adanya pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk mempersingkat waktu suatu pekerjaan, dan untuk memperbanyak manusia yang produktif. Hal penting dalam modal intelektual bukan teknologi melainkan usaha yang tegas dan jelas agar dapat menemukan ilmu pengetahuan yang berguna. c. Customer Capital Modal Pelanggan adalah hubungan organisasi dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut. Saint-Onge dalam Stewart 1997 memberi definisi customer capital sebagai kedalaman penetrasi, kelebaran cakupan, dan keterkaitan loyalti dari perusahaan. Edvinsson menambahkan customer capital adalah kecenderungan pelanggan suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut Stewart, 1997. Modal Pelanggan adalah yang paling nyata dari ketiga jenis modal intelektual karena berfungsi dalam menjembatani modal manusia agar mampu menciptakan hubungan yang positif dengan konsumen, pasar, dan lembaga-lembaga tertentu. Berbagai penelitian yang sebelumnya menyimpulkan dua kelompok pengukuran IC. Kedua pengukuran tersebut menggunakan penilaian moneter dan non motener. Menurut Tan et al., 2007, pengukuran IC dengan penilaian non moneter adalah dengan Skandia IC intellectual capital Report method, Brooking’s Technology Broker, Balanced Scorecard oleh Kaplan dan Norton, dan IC intellectual capital-index. Sedangkan pengukuran dengan penilaian moneter adalah dengan model Economic Value Added, model Market-to-Book Value , metode Tobin’s q, model Pulic’s VAIC™, dan menghitung intangibles value.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 35 95

Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan dengan Leverage sebagai Variabel Kontrol : Studi Empiris Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

2 68 87

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 114 120

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 24 20

Pengaruh Modal Intelektual Terhadap kinerja keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia)

2 19 53

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

3 15 121

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013.

1 3 27

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

2 7 28

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015.

2 6 198

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013

1 1 16