11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Struktur Modal
a. Pengertian Struktur Modal
Menurut Van Horne, Markowicz 2005 struktur modal adalah bauran atau proporsi pendanaan permanen jangka panjang
perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen dan ekuitas saham biasa. Menurut Brigham dan Houston 2011 struktur modal
yang optimal
merupakan struktur
modal yang
akan memaksimalkan harga saham perusahaan, dan struktur ini pada
umumnya meminta rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan Earnings Per Share EPS yang diharapkan.
Penentuan struktur modal akan melibatkan pertukaran antara risiko
dan pengembalian : a menggunakan utang dengan jumlah yang
lebih besar akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, b menggunakan lebih banyak utang pada
umumnya akan meningkatkan perkiraan pengembalian atas ekuitas.
Risiko yang semakin tinggi terkait dengan utang yang jumlahnya lebih besar cenderung akan menurunkan harga saham,
tertapi perkiraan tingkat pengembalian yang lebih tinggi diakibatkan oleh utang yang lebih besar akan menaikkannya.
Perusahaan akan berusaha untuk mencari struktur modal yang
menghasilkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang
akan memaksimalkan harga saham. b. Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal
Terdapat empat faktor yang memengaruhi keputusan struktur modal Brigham dan Houston 2011 :
1 Risiko usaha, atau tingkat risiko yang inheren dalam operasi perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan utang. Makin
besar risiko usaha perusahaan, makin rendah rasio utang optimalnya.
2 Posisi pajak
perusahaan. Salah
satu alasan
utama digunakannya utang karena bunga merupakan pengurang
pajak, selanjutnya menurunkan biaya utang efektif. Akan tetapi, jika sebagian besar laba suatu perusahaan telah
dilindungi dari pajak oleh perlindungan pajak yang berasal dari penyusutan, maka bunga atas utang yang saat ini belum
dilunasi, atau kerugian pajak yang dibawa ke periode berikutnya akan menghasilkan tarif pajak yang rendah.
Akibatnya, tambahan
utang tidak
akan memberikan
keunggulan yang sama jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih tinggi.
3 Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menghimpuan modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang
buruk. Pasokan modal yang lancar akan memengaruhi
operasional perusahaan yag selanjutnya memiliki arti sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.
4 Konservatisme atau keagresifan manajerial. Beberapa manajer lebih agresif dibandingkan manajer yang lain, sehingga
manajer lebih bersedia menggunakan utang sebagai usaha untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak memengaruhi
struktur modal optimal yang sebenarnya, atau struktur modal yang memaksimalkan nilai, tetapi akan berpengaruh terhadap
sasaran struktur modal perusahaan.
c. Teori Struktur Modal