Komponen Pengajaran Bahasa dalam Membaca Ujaran Anak
36
kata dasar ucapannya terletak paling luar atau bilabial, misalnya :
ma mi mu me mo pa pi pu pe po
2. Metode distribusi suku kata ialah cara dengan
mendistribusikan suku kata-suku kata. Langkah pertama kita perlihatkan bentuk ucapan suku
kata-suku kata ini tanpa tulisan, kemudian bersamaan dengan tulisannya. Dengan tanpa
tulisan supaya penyimakannya lebih mantap, setelah itu mengabstraksikannya sebagai alat
bantu mengingat anak tunarungu perlu bahan konkret, maka akan dicari suku kata nantinya
bisa dibentuk kata yang memiliki makna tertentu. Misalnya :
pa menjadi papa bi menjadi bibi, dsb.
3. Metode kombinasi suku kata ialah cara
mengkombinasikan antara suku kata-suku kata yang dibuat lebih variatif. Misalnya :
pi + pa menjadi pipa pi + ta menjadi pita, dsb.
37
c. Latihan kata lembaga
Selain vokal dan suku kata, kata-kata lembagapun sebagai sumber membaca ujaran yang dipergunakan
oleh sekolah-sekolah untuk mengajarkan bicara atau cakapan. Biasanya kelas-kelas mengunakan metode
visual dalam pengajaran bahasa secara inklusif dengan tidak ada jam khusus mengenai membaca ujaran.
Walaupun itu, kelas-kelas sebenarnya perlu ada waktu untuk membaca ujaran karena adanya keterkaitan
dengan membaca ujaran dalam pelajaran cakapan sehingga ada manfaatnya serta memotivasi untuk
mengeluarkan pendapat secara lisan dan sesekali menangkap cakapan dari temannya.
d. Latihan kalimat
Langkah terakhir ini adalah kalimat sebagai sumber membaca
ujaran. Apabila
bentuk ini
dapat dilaksanakan, maka kiranya sesuai dengan metode yang
banyak diharapkan pada ahkir-akhir ini. Guru mengajarkan membaca ucapan dengan sumber kalimat.
3 Latihan mendengar
Pada hakekatnya latihan mendengar dapat dilakukan pada semua anak tunarungu, sebab secara auditoris anak-
anak tersebut masih memiliki sisa rangsangan atau kesan
38
suara yang dapat ditangkap, dan tidak ada yang dianggap tuli total. Latihan mendengar untuk anak tunarungu di
sekolah dapat dilakukan dengan beberapa prinsip, yaitu prinsip arena auditoris dan prinsip alam terbuka. Prinsip
arena auditoris menekankan bahwa latihan mendengar harus dilakukan di dalam ruangan yang diperhitungkan
suatu ruang tersebut dapat memberikan pantulan suara dengan baik, tanpa adanya pengaruh bunyi samping.
Prinsip alam terbuka dilakukan di dalam ruangan biasa dengan pengaruh bunyi samping. Hal ini penting dilakukan
karena anak tidak dapat terlepas dengan adanya bunyi samping dalam kehidupan sehari-hari.
b Berbicara
1 Wicara Pengajaran wicara untuk anak tunarungu kelas
persiapan pada umumnya dilakukan satu persatu secara individu pada setiap anak. Materi biasanya diangkat dari
apa yang dilihat dan diingat anak pada kegiatan sebelumnya. Praktek pengajaran wicara dilakukan dengan
dua teknik, yaitu teknik spontan dan wicara terpimpin. Teknik spontan dalam pemgajaran wicara merupakan salah
satu bentuk kegiatan pembelajaran wicara yang dilakukan dengan cara menstimulasi atau memotivasi anak secara
39
langsung untuk mengungkapkan atau menyebutkan apa yang telah dilihat dan diketahui sebelumnya. Teknik wicara
terpimpin pada umumnya mengucapkan sesuatu materi pengajaran secara langsung haruslah digunakan kalimat
yang sederhana atau yang pendek-pendek, agar mudah dipahami anak.
1 Cakapan
Cakapan terjadi apabila dua orang atau lebih mengekspresikan ide atau gagasannya melalui bahasa atau
ucapan lisan. Cakapan biasanya berupa tanya jawab dialogue diantara siswa, atau siswa dengan guru. Kalimat
yang digunakan adalah kalimat pendek yang sudah dikenal atau diajarkan dalam pengajaran membaca ujaran.
Membaca ujaran merupakan proses mental dan fisik yang bukan hanya mengenal dan menyuarakan bahasa tulis,
tetapi juga memahami apa yang dibacanya.