Penyebab Ketunarunguan Kajian Tentang Anak Tunarungu

19 dan memahami sistem lambang yang berlaku di lingkungannya. Menurut Hermanto 2011: 123 mengklasifikasikan ketunarunguan berdasarkan segala gangguan yang berhubungan dengan daya dengar, terlepas dari sifat, faktor penyebab, dan tingkat derajad ketunarunguan dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu : 1 Hearing loss, yaitu seorang anak yang menderita kehilangan daya dengar untuk menunjuk pada segala gangguan dalam deteksi bunyi. 2 Auditory processing disorder, yaitu seorang anak yang mengalami gangguan proses pendengaran karena adanya gangguan dalam mekanisme syaraf pendengaran, sehingga kesulitan dalam menafsirkan bunyi. Sedangkan menurut Boothroyd dalam Bunawan dan Yuwati, 2000:8 mengklasifikasikan ketunarunguan berdasarkan ketajaman pendengaran, baik tanpa amplifikasi maupun dengan amplifikasi, yaitu sebagai berikut : 1 Tunarungu ringan dengan ketajaman pendengaran sebesar 15- 30 desibel dB. 2 Tunarungu sedang dengan ketajaman pendengaran sebesar 31-60 dB. 20 3 Tunarungu berat dengan ketajaman pendengaran sebesar 61-90 dB. 4 Tunarungu sangat berat dengan ketajaman pendengaran sebesar 91-120 dB. 5 Tunarungu total dengan ketajaman pendengaran sebesar 121 dB atau lebih. Berdasarkan beberapa pengkelompokan ketunarunguan yang beragam dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian ketunarunguan dapat digolongkan berdasarkan tingkat derajat ketunarunguan dengan ketajamaan pendengaran seberapa besar disibel dB disertai kapan terjadinya ketunarunguan yang dikaitkan dengan taraf penguasaan bahasa. Anak tunarungu di SLB-B Dena Upakara Wonosobo tersebut dapat digolongkan berdasarkan atas klasifikasi ketunarunguan apabila terdapatnya data-data yang akurat dari hasil pemeriksaan dari tim multidispliner seperti dokter THT, audiolog, dan psikolog, sehingga dapat membantu kepada pihak sekolah itu dalam pengkondisian atau penempatan anak yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan tiap anak yang bervariasi secara efektif dan efesien agar perkembangannya tersebut dapat berkembang secara seoptimal mungkin.