Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Bagian Keuangan Kantor Dinas Bina Marga Medan)

(1)

PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Bagian Keuangan Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

080903043 SURYA DARMA

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim ...

Assallamualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan studi di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU dan atas pertolongan-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta salawat dan salam kepangkuan Nabi Besar Muhammdad SAW yang telah membawa umat manusia ke jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Negara. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan dengan ilmu sosial dan ilmu politik secara khusus.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas mengenai “Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Bagian Keuangan Kantor Dinas Bina Marga Medan)”, penulis dibantu oleh banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan


(3)

terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya kepada:

1. Dua Orang yang terhebat yang ada di dunia ini, yaitu Kedua Orang Tua saya yaitu Mamak (Hariati Harahap) dan Bapak (Sukarman). Mereka slalu memberikan kasih sayang dan doa yang tanpa henti untuk kebaikan saya. Semoga Allah selalu memberikan rahmat untuk mereka

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan FISIP USU.

3. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si, selaku Ketua Depatemen Ilmu Administrasi Negara.

4. Ibu Dra. Elita Dewi, M. Sp, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara.

5. Bapak Drs. Kariono M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Drs. Burhanuddin Harahap,M. Si, selaku dosen wali yang membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

8. Kak Dian dan Kak Mega yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi.


(4)

9. Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan beserta seluruh staf dan pegawainya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di kantor tersebut.

10.Untuk abang-abang dan Kakak saya yaitu Bang Haris & Kak Uli dan Bang Kiki & Kak Vana serta ponakan-onakan yang lucu

11.Buat teman – temanku di Administrasi Negara 2008, Bambang Hermanto... (Pokoknya Kau la bintangnya di skripsi ni, kalo kata kawan-kawan kau la pusat dunianya). Untuk Zikri Akbar (makasi pak uda sring ngedate berdua ngawani ketika suntuk), Ivri Golden (makasi geng uda ngawani aku menanti Acc Pak Kar), Deny Permana (kawan senasib lama tamat, dan makasi uda ngawani bareng bareng seminarnya). Tuk Julia Budiarty alias tompel, (makasi ya slama kulia uda banyak bantu aku), Tuk Nita Salasari, Diky, Faradiba dan Rahmat Novian (banyak cerita yang tak bisa ditulis di sini). Senang bisa kenal orang kayak kelen mmm makasih buat empat tahun yang menarik ini yaaa kawan”.

12.Buat teman” kelompok magang Desa Prapat Janji,....

13.Buat senior-senior saya dan junior-junior di AN... salam AN Satu AN Jaya!!!!

14.Buat IMDIAN dan KAM NEGARA, Bersatu Untuk Jaya !!!!.

15.Untuk Anggun Dini Pertiwi, Makasi banyak sudah memberikan semangat tuk aku kembali lagi memulai skripsi, yah walaupun gak jd pendamping wisuda hahaha


(5)

16.Untuk Bos ICIK dan Bang Tian yang uda banyak memberi jalan tuk membuka pintu rezeki

17.Untuk Kak Awi, Kak Rizqo, Birong (Tengku Febrian), Attia Ardah, yang uda sering menemani dan mebantu aku dalam hal apapun 18.Buat kawan kawan kantor yg salalu berkata “masi ada taun depan

untuk skripsi” hahah yaitu, Bang Fitra, Bang Budi, Kak Rini, Kak Windy, Gendis, Razak, Ilman dan paling tua Bang Warsidi heheh 19.Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih banyak.

Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna untuk menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 03 Desember2012 Penulis

Surya Darma NIM 080903043


(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ………. 1

I.2 Perumusan Masalah ……….. 5

I.3 Tujuan Penelitian ……….. 5

I.4 Manfaat Penelitian ……… 5

I.5 Kerangka Teori ………. 6

I.5.1 Sistem Informasi Manajemen I.5.1.1 Sistem ………. 7

I.5.1.2 Informasi ……… 8

I.5.1.3 Manajemen ………. 10

I.5.1.4 Sistem Informasi Manajemen …………. 11

I.5.2 Efektivitas Kerja Pegawai ………. 15

I.5.3 Pengaruh Sistem Informasi Manajemen dengan Efektivitas Kerja ……… 18

I.6 Hipotesis ………. 20

I.7 Definisi Konsep ……….. 21

I.8 Definisi Operasional ………... 22

I.9 Sistematika Penulisan ………. 24

BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Peneltian ……….. 25

II.2 Lokasi Penelitian ……….. 25

II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi ……….. 25


(7)

II.3.2 Sampel ……… 26

II.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 26

II.5 Teknik Penentuan Skor ………. 27

II.6 Teknik Analisa Data ……….. 29

BAB III DESKRIPSI PENELITIAN... 32

BAB IV PENYAJIAN DATA... 45

BAB V ANALISA DATA... 72

V.1 Koefisien Korelasi Product Moment ……….. 72

V. 2 Koefisien Determinan ……….. 75

V.3 Uji Hipotesis (Uji T)....………... 75

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan ………... 77

VI.2 Saran ………. 78 DAFTAR PUSTAKA


(8)

Daftar Tabel

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Untuk Variabel X : Sistem Informasi Manajemen ………. 49

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Untuk Variabel Y : Efektivitas Kerja ……… 59


(9)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SURYA DARMA 080903043

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Camat Medan

Baru)

Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kegiatan pengolahan data-data menjadi informasi-informasi tidak atau dengan menggunakan computer dimana informasi yang dihasilkan akan memberikan akses dalam pengambilan keputusan. Sistem Informasi Manajemen sebagai metode formal menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen yang diperlukaan untuk mempermudah proses pengambilan fungsi perencanaan, pengendalian, dan operasi secara efektif.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 15 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di bagian keuangan sebanyak 100% dari jumlah populasi sebanyak 15 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,230 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori rendah Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga thitung adalah 0,852 dimana adanya hubungan antara sistem informasi manajemen dengan efektivitas kerja pegawai.


(10)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SURYA DARMA 080903043

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Camat Medan

Baru)

Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kegiatan pengolahan data-data menjadi informasi-informasi tidak atau dengan menggunakan computer dimana informasi yang dihasilkan akan memberikan akses dalam pengambilan keputusan. Sistem Informasi Manajemen sebagai metode formal menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen yang diperlukaan untuk mempermudah proses pengambilan fungsi perencanaan, pengendalian, dan operasi secara efektif.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 15 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di bagian keuangan sebanyak 100% dari jumlah populasi sebanyak 15 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,230 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori rendah Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga thitung adalah 0,852 dimana adanya hubungan antara sistem informasi manajemen dengan efektivitas kerja pegawai.


(11)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Informasi saat ini merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap organisasi. Informasi memungkinkan organisasi dapat terus mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan yang sedemikian kompleks. Dewasa ini, system informasi yang digunakan berfokus pada system informasi berbasis computer (computer based information system). Harapan yang ingin diperoleh disini adalah bahwa dengan penggunaan teknologi informasi khususnya komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu sehingga dapat lebih efektif dan lebih efesien.

Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu perusahaan dalam bekerja serta melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam era globalisasi dimana persaingan semakin ketat, kebutuhan manusia akan informasi tak bisa dielakkan. Teknologi informasi merupakan komponen penting bagi pemerintah di era globalisasi. Dalam rangka peningkatan aktivitas sosial dan ekonomi, masyarakat dunia telah memasuki suatu masyarakat yang berorientasi kepada informasi. Sistem informasi dan teknologinya telah digunakan berbagai sektor kehidupan mulai dari perdagangan, pendidikan (electronic education), pemerintahan (E-government), kesehatan (Telemedicine)dan sebagainya. Teknologi informasi mencakup salah system yang


(12)

mengumpulkan (collect) menyimpan (store) memproses, memproduksi, dan mengirimkan informasi dari dan kemasyrakatan secara efektif dan cepat.

Para pakar telah mengembangkan orientasi baru dalam bidang informasi yang dikenal dengan nama Sistem Informasi Manajemen ( Information Management System). Kemampuan manajemen memanfaatkan informasi dalam menjalankan fungsi-fungsi managerial akan turut menentukan berhasil tidaknya manajemen yang bersangkutan meraih keberhasilan dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya. Dengan berkembangnya teknologi dan dengan berubahnya cara organisasi untuk beroperasi dan berkompetensi maka Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga dituntut untuk berubah. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, teknologi dan komunikasi perlu menjadi pertimbangan bagi para penyelenggara pemerintahan untuk memanfaatkan, mengembangkan dan menguasainya dalam rangka meningkatkan daya saing dan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

Dengan adanya keterlibatan manajemen dalam SIM merupakan hal mutlak yang harus di perhatikan. Adanya pelaksanaan yang tidak mencukupi, prosedur birokrasi yang berbelit-belit, lamban, biaya yang tinggi dan inefisiensi sehingga pada akhirnya akan menghambat optimalisasi pelaksaanaan otonomi daerah, kurangnya system yang mendukung kelancaran pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan rendahnya kualitas dan kuantitas SDM yang menguasai teknologi informasi yang mendukung pengembangan dan prasarana yang mendukung kegiatan pemerintahan terutama yang berhubungan dengan


(13)

informasi dan tidak di dukung oleh system manajemen yang terarah. Sehingga hal ini menghambat dan mengurangi kefektifan aktivitas penyelenggra pemerintahan.

Dengan semakin efektifnya kerja para pegawai dapat menjadikan organisasi semakin tangguh mencapai tujuan dan berbagai sasarnannya. Dengan adanya manajemen suatu organisasi semakin mampu berperan dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Efektifitas kerja yang didefenisikan sebagai penyelesaian pekerjaan sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya dimana selama dipengaruhi pikirannya, tenaga, cara yang paling cepat (waktu) serta kondisi ruangan yang dapat mendukung semangat kerja pegawai. Dengan adanya standar manajemen dapat merencanakan, mmelaksanakan, mengawasi dan mengevalusasi kinerja pegawai agar hasil akhir memuaskan pada pihak-pihak yang mendapatkan pelayanan.

Dengan semakin jelasnya manfaat teknologi informasi maka dapat diperoleh bukti bahwa memang benar informasi telah memberikan kontribusi bagi pencapaiaan keinginan maupun maslah yang dihadapi, maka tentu saja pengalaman baik ini akan memberikan sebuah saksi pembelajaran tak ternilai bagi para pemakai teknologi informasi khusunya para pegawai pemerintahan maka secara sadar mereka akan memberlakukan informasi sebagai sebuah asset yang tak ternilai.

Sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan data dan informasi untuk unit-unit fungsional organisasi pemerintah. Serta dalam menetapkan berbagai kebijakan pemerintahan danperencanaan pembangunan baik


(14)

pada tingkat konseptual maupun pada tingkat operasional, diperlukan adanya berbagai data dan informasi yang akurat, tepat dan cepat guna pengambilan keputusan sejalan dengan tingkat perkembagan yang semakin maju. Sebagaimana semakin berkembangnya teknologi informasi yang dapat menigkatkan efektifitas kerja pegawai sehingga dapat meningkatkan pula kualitas kerja yang tinggi, pegawai mempunyai motivasi yang tinggi, untuk medukung aktivitas-aktivitas pemerintahan, yang meliputi aktivitas intern pemerintahan dalam satu lembaga maupun antar lembaga pemerintahan, seta aktivitas pemberian pelayanan pemerintahan untuk masyrakat. Intinya dengan adanya system informasi manajemen harus lebih banyak memberikan kemudahan bukan menambah kerumitan atau kesulitan baru khusunya bagi penyelenggara pemerintahan dan umumnya bagi masyrakat. Oleh karena itu penggunaan teknologi informasi khusunya komputerisasi bagi pemerintah harus lebih banyak di tingkatkan karena memberikan kemudahan dalam urusan-urusan penyelenggaraan pemerintahaan.

Seiring dengan berkembangnya Sistem Informasi Manajemen, Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan harus lebih melihat kemampuan efektivitas kerja pegawai dalam melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya. Sehingga segala bentuk pembangunan menjadi hal yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Tidak terkecuali pada Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan yang berusaha menerapkan sisitem berbasis komputerisasi dalam menjalankan fungsinya. Ini merupakan salah saru bentuk penerapan Sistem Informasi Manajamen dalam pemrosesan pelayanan yang diberikan Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan sehingga berdampak terhadap efektivitas kerja pegawai.


(15)

Berdasrkan uraian diatas maka penulis tetarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan)”

I.2. Perumusan Masalah

Berdasrakan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Seberapa besar Pengaruh Sistem Informasi Manajemen terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan”.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukankan di atas yakni untuk mengetahui seberapa besarnya “Pengaruh Sistem Informasi Manajemen terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan”

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah:

1. Manfaat Subjektif

Untuk menembahkan khasanah pengetahuan ilmiah dalam studi ilmu administrasi dan pembangunannya umumnya dan pembangunan pelayanan public khususnya dengan implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM).


(16)

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Dapat dijadikan sebagai kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang terkait dengan operasionalisasi Sistem Informasi Manajemen (SIM)

b. Sebagai masukan baru baik bagi penulis maupun dalam literatur perpustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah studi administrasi dan pembangunan.

3. Manfaat secara akademis

Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaiaan studi strata-1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

I.5. Kerangka Teori

Teori merupakan seperanglkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan peneletian diperlukan pedoman berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seseorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.


(17)

I.5.1. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertua pada 3 kata pembentuknya, yaitu “Sistem, Informasi, Dan Manajemen”

I.5.1.1. Sistem

Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk suatu kesatuan untuk melaksanakan fungsi guna mencapai suatu tujuan.

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Filippo dalam Paulus, 2005:23).

Komponen-komponen atau subsistem dalam suatu system dapat berdiri sendiri-sendiri, komponen-komponen atau subsistem tersebut dapat saling berintekrasi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran system tersebut dapat tercapai.

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggatikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan, dan dipelihara.


(18)

I.5.1.2. Informasi

Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi benyuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah.

Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Berdasarkan pendapat Giffin (2002:227-228), bentuk informasi yang bermanfaat adalah sebagai berikut :

1. Akurasi, informasi masih menyediakan refleksi realita yang valid dan dapat dipercaya.

2. Tepat waktu, informasi tersedia tepat pada saat pemimpin membutuhkannya untuk membuat keputusan

3. Kelengkapan, informasi harus lengkap dan jika kurang lengkap maka cenderung akan mendapatkan gambaran realita yang tidak akurat. 4. Relevansi, informasi harus relevan agar berguna bagi organisasi.

Relevansi seperti halnya ketepatan waktu, ditentukan oleh kebutuhan dan situasi organisasi.


(19)

Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap suatu informasi adalah fungsi, biaya, nilai, dan mutu informasi. Informasi mempunyai beberapa fungsi antara lain :

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menembah pengetahuaan bagi penerimanya yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan

2. Mengurangi ketidakpastian

Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan,.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan, karena apa yang kan terjadi dapat di antisipasi dengan baik, sehingga kenmungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan.

4. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan

Adanya informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan, karena keputusanyang akan di ambil lebih terarah

5. Member standart aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan yang menentukan pencapaian sasaran dan tujuan.


(20)

Adanya informasi akan memberikan satndart,atruan, ukuran, dan keputusan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh.

I.5.1.3 Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen juga dapat dimaksudkan sebagai suatu system kekuasaan dalam organisasi agar orang-orang menjalankan pekerjaannya. Umumnya, sumber daya yang tersedia dalam manajemen meliputi manusia, material, dan modal. Dalam system informasi manajemen, sumber daya manajemen meliputi tiga sumber daya tersebut di tambah dengan sumber daya berupa informasi.

Mengenai pengertian manajemen banyak ahli memberikan definisinya misalnya James A.F Stoner memberiakn definisi Manajemen adalh proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sutedjo (2002:22): “Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Ada 3 alasan utama mengapa manajemen diperlukan, adapun alas an-alasan tersebut :


(21)

1. Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi

2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi seperti pemilik, karyawan, pelanggan, konsumen dan pemerintah

3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas, suatukerja organisasi dapat di uur dengan banyak cara yang berbebeda. Salah satu cara umum adalah efisiensi dan efektifitas.

I.5.1.4. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen dapat didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu kesatuan, saling berintekrasi dan bekerjasama antara satu bagian dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan funsi pengolahan data, menerima masukan (input) berapa data-data, kemudian mengolahnya (processing) dan menghasilkan keluaran (output) berapa informasi sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna dan mempunya nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baim pada saat itu juga maupun dimasa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manjerial, dan strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.


(22)

Kronke (dalam Sutedjo, 2002:168) mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen adalah pengembangan dan penggunaan system-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi”.

McLeod (dalam Sutedjo, 2002:168) juga mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen didefinisikan sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan serupa”.

Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu system utamanya mengenai apa yang telah terjadi sekarang dan apa yang telah terjadi di masa lalu, informasi tersebut tersedia dalam laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Selain itu Stoner (dalam Sutedjo, 2002:168) mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen merupkan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah dam memproses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan,operasi secara efektif dan pengendalian.

Scoot (1996:69) menjelaskan bahwa "Sistem Informasi Manajemen adalah sekumpulan sistem informasi yang saling berinteraksi, yang memberikan informasi baik untuk kepentingan operasi atau kegiatan manajerial". Menurut Gordon . B . Davis dalam Tata Sutabri (2005 : 91) Sistem Informasi Manajemen adalah sistem manusia / mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk


(23)

mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Kemudian menurut Stoner dalam Budi Sutedjo (2002 : 169). Sistem Informasi Manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian. Jadi Sistem Informasi Manajemen dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefenisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa dan dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen, perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, dan pengendalian. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu organisasi seperti lembaga pemerintah dan perusahaan milik pemerintah maupun swasta.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data disini dapat berarti penunjangan pada tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut

Para pemimpin yang yang betugas di bidang perencanaan ataupun yang menangani bidang pengawasan dalam rangkaian usaha mengambil keputusan yang baik dan cepat, dan selalu membutuhkan informasi untuk mendukung kelancaran tugas- tugasnya. Oleh sebab itu informasi baru dapat dikatakan


(24)

berguna apabila mampu berfungsi membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan , terlebih dalam bidang perencanaan dan pengawasan dalam penentuan kerj 9 Maret 2012 pukul 21.45).

Manfaat sistem informasi manajemen tersebut dapat diuraikan dibawah ini :

a. Sistem informasi sebagai pembantu dalam pengambilan keputusan .

Sebuah Sistem Informasi Manajemen adalah pembantu sebuah Sistem Informasi yang melakukan semua pengolahan transaksi yang dibutuhkan serta memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi- fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.

b. Sistem Informasi Manajemen sebagai pendukung fungsi perencanaan dan pengendalian .

Usaha mencapai tujuan bagi organisasi perusahaan adalah tercapainya tujuan perusahaan yang sesuai dengan perencanaan semua. Sistem Informasi Manajemen sangat relevan bagi fungsi perencanaan dan pengendalian yang dibantu dengan komputer sehingga memperlebar kemampuan manajemen untuk menyelenggarakan ini.

c. Sistem Informasi Manajemen sebagai penentuan program kerja

Perencanaan dalam program kerja selalu didasarkan kepada mana yang harus didahulukan dan program mana yang dapat ditunda untuk sementara.


(25)

Untuk mendukung skala priorotas kerja dengan tepat dibutuhkan data informasi tentang faktor tenaga kerja yang tersedia juga diperlukan informasi tentang sumber pembiayaan, lokasi yang hendak dilaksanakan.

Peneliti akan mempertegas penelitian nantinya kepada Sistem Informasi Manajemen sebagai pendukung fungsi perencanaan dan pengendalian. Dimana hal ini sesuai dengan judul penelitian yang berkaitan dengan efektivitas kerja pegawai, bahwasanya kerja pegawai akan menjadi baik dan efektif jika didasarkan kepada perencanaan dan pengendalian.

I.5.2. Efektifitas Kerja Pegawai

Efektivitas berasal bari bahasa inggris yaitu : ”effective” yang berarti berhasil ditaati, mengesahkan, mujarab dan mujur. Dari sederet arti diatas, yang paling tepat adalah berhasil dengan baik. Jika seseorang dapat bekerja dengan baik maka ia dapat dikatakan bekerja dengan efektiv. Amin Tunggul (1993 : 32) mengemukakan efektivitas adalah hasil membuat keputusan yang mengarahkan, melakukan sesuatu dengan benar, yang membantu memenuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian tjuan. Selanjutnya Permata Wesha (1992 : 148) mengatakan bahwa efektivitas adalah keadaan atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang dilakukan oleh manusia untuk memberikan hasil yang diharapkan. Untuk melihat efektivitas kerja, pada umumnya dipakai empat macam pertimbangan, yaitu pertimbangan ekonomi, pertimbangan fisiologi, pertimbangan psikologi dan pertimbangan social.


(26)

Efektifitas menunjukkan perbandingan antara keluaran (output) dan tujuan. Efektifitas merupakan hubungan antara keluara dan tujuan yang ingin dicapai. Efektifitas dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk mengerjakan hal yang benar.

Handoko (1992:62) Efektivitas adalah “ kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Atmosoeprapto (2002 :139) Efektifitas yaitu “Melakukan hal yang benar atau sejauh mana kita mencapai sasaran”.

Sondang P. Siagian (1996:19) mengemukakan bahwa “Efektifitas adalah suatu penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, artinya apakah pekerjaan itu diselesaikan, dan tidak menjawab pertanyaan bagaimanakah cara melaksanakan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu”.

Sarwoto (1990:126), Efektifitas adalah sesuatu yang berhasil guna yaitu : pelayanan baik corak maupun mutunya dan penggunaanya benar-benar sesuai dengan kebutuhan lini dalam mencapai tujuan.

Dalam Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis dan Manjemen (1992:163), “Efektifitas adalah ukuran keberhasilan yang dicapai seseorang atas suatu usaha organisasi atas kegiatan yang dijalankannya”. Komaraddin(1994:269), Efektifitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkatan keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu.


(27)

Efektifitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana sasaran dapat dicapai, sedangkan efisiensi menggambarkan bagaimana sumber daya dapat dikelola secara tepat dan benar. Produktivitas adalah ukuran mengenai apa yang diperoleh dari apa yang diberikan, seberapa jauh masukan (input) dapat menghasilkan keluaran (output, baik kuantitatif atau kualitatif sesuai standart ( baku) yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya efektifitas kerja yang dimaksud untuk mengukur hasil pekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijaksanaan atau dengan kata lain mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Nilai efektifitas pada dasarnya ditentukan oleh tercapainya tujuan organisasi serta factor kesesuaian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Jadi efektifitas kerja pada tiap-tiap organisasi akan berbeda-beda antara organisasi sati dengan organisasi yang lainnya, tergantung pada jenis dan sifat dari oerganisasi yang bersangkutan.

Menurut Campel yang dikuti Steers (1998:45) untuk mengukur efektifitas kerja, ada beberapa variabel yang biasa dipergunakan, yaitu :

1. Kesiagaan

Penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan bahwa organisasi mampu menyelesaikan sebuah tugas khusus jika diminta.

2. Kemangkiran

Frekuensi kejadian-kejadian pekerja bolos dari pekerjaan pada saat jam kerja.


(28)

3. Motivasi

Kecendrungan seseorang individu melibatkan diri dalam kegiatan berarakan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukanlah perasaan senang yang relative terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan sedia atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan.

4. Kepuasan Kerja

Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peran pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka merasa dihargai karena pekerjaan mereka.

5. Beban pekerjaan

Beban pekerjaan yang diberikan pimpinan kepada bawahan sesuai dengan kemampuan seseorang dan sesuai dengan jumlah kelompok mereka.

6. Waktu menyelesaikan tugas

Waktu merupakan salah satu pengukuran efektifitas kerja yang sangat penting sebab dapat dilihat apakah waktu yang digunakan organisasi sudah dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh setiap anggota berorganisasi.

Efektivitas kerja pegawai yaitu penyelesaian pekerja sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya dimana semua di pengaruhi pikiran, tenaga, cara yang paling cepat (waktu) serta kondisi ruangan yang dapat mendukung semngat kerja.

Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan mengenai efektivitas, maka dapatlah disimpulkan bahwa yang dikatakan efektivitas adalah suatu bentuk


(29)

usaha yang dilaksanakan secara bersama terhadap pencapaian dan pemenuhan beberapa ketentuan, yang dicapai sesuai dangan standart yang berlaku dalam organisasi bersangkutan.

I.5.3. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen dengan Efektivitas Kerja

Sistem Informasi Manajemen sebagai metode formal menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen yang diperlukaan untuk mempermudah proses pengambilan fungsi perencanaan, pengendalian, dan operasi secara efektif. System menyediakan informasi mengenai masa lalu, masa kini, dan proyeksi masa depan serta mengetahui peristiwa yang terjadi didalam dan diluar organisasi.

Peranan computer dapat membantu secara maksimal, karena output computer memang menghasilkan informasi yang terotomatisasi dan dapat diformalisasikan. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen yang menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Sistem Informasi Manajemen menyediakan informasi dalam jumlah banyak yang tepat waktu dan rfinci yang diambil dari operasi sehari-hari. Sistem Informasi manajemen dapat membuat rencana strategis dan pengendalian manajemen sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif.

Sistem Informasi Manajemen yang mampu memberikan informasi yang canggih dan cepat merupakan keniscayaan dari adaptasi yang diperlukan. Sungguh, kecendeningan utama dalam sistem informasi adalah kearah pegembangan kemampuan yang dimaksudkan untuk menampung penyesuaian


(30)

terhadap perubahan organisasi yang cepat. Pengembangan suatu Sistem Informasi Manajemen merupakan keharusan mutlak apabila pimpinanorganisasi ingin melakukan tugas-tugas kerja pimpinan dengan efektif. Sistem Informasi Manajemen akan dapat mengurangi pemborosan dan inefisiensi, serta meningkatkan produktivitas para pegawai. Sistem informasi Manajemen dapat menjadi mmekanisme penting pengendalian untuk memastikan operasi secara efektif dalam organisasi. Operasi dapat diatur secara logis, dirampingkan, dan dimonitor siberbagai tempat menggunakan system informasi manajemen dalam computer diseluruh organisasi. Dalam pengertian ini Sistem Informasi Manajemen berfungsi sebagai semacam struktur organisasi yang paralel dengan garis wewenang formal organisasi. Keduanya membuat struktur pengendalian apa yangbterjadi didalam organisasi. Sistem Informasi Manajemen menjadi semacam pendamping bagi perencana strategis dan manajemen operasi seperti organisasi.

Untuk mengerucutkan topic dan hasil penelitian, sehingga menemukan suatu titik atau bentuk yang lebih tegas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang lebih mendalam pada bentuk Sisitem Informasi Manajemen yang bersifat perencanaan da pengendalian. Hal tersebut dikarenakan perencanaan dan pengendalian sangat berkaitan dengan efektivitas kerja pegawai pada suatu instansi ataupun organisasi.

I.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yanag mana kebenerannya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan


(31)

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasrkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric. (Sugiyono, 2005:70).

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu dengan adanya Sistem Informasi Manajemen maka diharapkan fektivitas Kerja Pegawai dapat ditingkatkan.

Adapun hipotesinya adalah:

Ho : Tidak ada hubungan Sistem Informasi Manajemen Dengan Efektivitas Kerja Pegawai

Ha : ada hubungan positif antara Sistem Informasi Manajemen Dengan Efektivitas Kerja Pegawai.

I.7. Definisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merajuk ke gejala nyata kea lam empiric. Konsep adalah sarana merujuk kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna ( Mutlak) dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan :

1. Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kegiatan pengolahan data-data menjadi informasi-informasi tidak atau dengan menggunakan


(32)

computer dimana informasi yang dihasilakn akan memeberikan akses dalam pengambilan keputusan.

2. Efektivitas kerja merupakan suatu pekerjaan yang mencapai tujuan dapat berhasil apabila dilaksanakan sesuai dengan rencana dan mampu terselesaikan dengan baik serta berpedoman kepada rencana kerja yang telah ditetapkan atau juga bagaimana pegawai dalam bekerja mampu memenuhi hasil yang sesuai dengan kualitas kerja, kepuasan kerja, serta produktivitas kerja yang terdapat dalam bagian kerjanya, jika sesuatu yang ingin dicapai itu betul-betul dapat diraih, maka tujuannya efektif.

I.8. Defenisi Operasional

Defenisi operasianal adalah unsur yang memeberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel melalui indikator-indikatornya.

Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah Sistem Informasi Manajemen dengan indikatornya : a. Pembantu dalam pengambilan keputusan

b. Pendukung funsi perencanaan dan pengendalian c. Penentuan program kerja

Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Efektifitas Kerja dengan indicator sebagai berikut :


(33)

a. Kesiagaan

Penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan bahwa organisasi mampu menyelesaikan sebuah tugas khusus jika diminta.

b. Kemangkiran

Frekuensi kejadian-kejadian pekerja bolos dari pekerjaan pada saat jam kerja.

c. Motivasi

Kecendrungan seseorang individu melibatkan diri dalam kegiatan berarakan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukanlah perasaan senang yang relative terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan sedia atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan.

d. Kepuasan Kerja

Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peran pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka merasa dihargai karena pekerjaan mereka.

e. Beban pekerjaan

Beban pekerjaan yang diberikan pimpinan kepada bawahan sesuai dengan kemampuan seseorang dan sesuai dengan jumlah kelompok mereka.

f. Waktu menyelesaikan tugas

Waktu merupakan salah satu pengukuran efektifitas kerja yang sangat penting sebab dapat dilihat apakah waktu yang digunakan organisasi sudah dijalankan dengan sebaik-baiknya oleh setiap anggota berorganisasi


(34)

I.9. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalh, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dansistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisa, serta memuat pembahasannya atau interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.

BAB IV : ANALISA DATA

Bab ini berisi analisa dari hasil dilapangan dan dokumentasi.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan .


(35)

BAB II

METODE PENELITIAN II.1. Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan melakukan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh. Meskipun secara keseluruhan bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mempergunakan teknik statistik di dalam menganalisa permasalahan penelitian, Penulis juga menggunakan teknik wawancara yang bersifat sebagai penegasan terhadap hasil kuesioner yang diedarkan . dengan demikian, secara tidak langsung bentik penelitian ini juga membutuhkan penguatan- penguatan hasil wawancara di samping penggunaan data dan informasi secara kuantitatif.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan Sumatera Utara.

II.3. Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:90). Berdasarkan


(36)

penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan.

II.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harap betul-betul representative.(Sugiyono, 2005:91). Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan jumlah populasi. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang kurang dari 100 orang.

Dalam penellitian ini peneliti juga memakai key informan untuk mendukung penjelasan data kuesioner dalam penelitian ini, adapun key informan dalam penelitian ini adalah Camat Medan Baru, Sekretaris, dan Kasubbag umum/ kepegawaian yang keseluruhannya berjumlah 3 orang yang diambil dengan menggunakan metode purposive atau secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam peneliti ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

a. Metode Angket/ Kuesioner digunakan sebagai alat pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar dibuat pertanyaan semi terbuka yang


(37)

member pilihan jawaban pada responden dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh penullis

b. Metode Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan penelitia.

c. Metode Observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan focus penelitian. 2. Teknik pengumpulan data sekunder :

a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalahyang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

II.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik Pengumpulan oleh nilai yang digunakan untuk penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden (Singarimbun, 1995 :102)

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong dengan skala sebagai berikut :


(38)

2. Untuk pilihan jawaban b diberi nilai / skor 4 3. Untuk pilihan jawaban c diberi nilai / skor 3 4. Untuk pilihan jawaban d diberi nilai / skor 2 5. Untuk pilihan jawaban e diberi nilai / skor 1

Untuk mengetahui atau menetukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Banyak bilangan Skor tertinggi – Skor terendah

5 5-1

=0,8

Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu :

a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00 b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80


(39)

II.6. Teknik analisa Data

Korelasi sederhana digunakan untuk mengukur besarnya hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah korelasi pearson product moment. Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong tinggi, sedang, rendah.

1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Adapun rumus koefisien Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2004 :212) adalah sebagai berikut :

rxy=

{

2

}{

2

}

) ( . ) ( . ) )( ( . 2

2 Χ Υ Υ

Χ Υ Χ ΧΥ Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ N N N Keterangan :

rxy = Angka indeks Korelasi “r” Pearson Product Moment

N = Populasi

∑xy = Jumlah Perkalian antra skor x dan Skor y

∑x = Jumlah skor x ∑y = Jumlah skor y

Untuk menentukan hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nialai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diakui oleh nilai variabel yang lain.


(40)

b. Nilai r negatif menunjukkanhubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu dngan diikuti meningkatnya nilai variabel yang lain.

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (Koefisien Korelasi), digunakan penafsiran interpretasi angka yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2004:214), yaitu:

Tabel 1 : Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Inteprestasi Koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Sugiyono (2004:214)

Dengan nilai Rxy yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita


(41)

peroleh tersebut berarti atau tidak, tabel korelasi ini mencatumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan,5,00(%) bila nilai r yang signifikan artinya hipotesis alternatif dapat diterima.

2. Koefisien Determinant

Teknik ini digunakanberapa persen besarnya pengaruh variabel bebas/ independen (X) terhadap variabel terikat/ dependen (Y).

Perhitungan dilakukan dengan menguadtratkan nilai koefisienpearson Product moment (rxy)2 x 100 (%)

D = (rxy)2 x 100 (%) Keterangan :

D = koefisien Determinant

(rxy)2 = Koefisien Pearson Product Moment antara x dan y.

3. Uji “t”

Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji statistic t dengan rumus:

2 1

2 r n r t

− − =

(Sutrisno hadi,2001:365) Kriteria pengujian adalah:

jika harga t hitung < t tabel maka hipotesis alternatif ditolak.


(42)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Sejarah Singkat Dinas Bina Marga

Istilah "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda " Openbare Werken" yang pada zaman Hindia Belanda disebut "Waterstaat swerken". Di lingkungan Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep.Van Verkeer & Waterstaat (Dep.V&W) yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept.Van Guovernements Bedri jven dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare Werken.Dep. V dan W dikepalai oleh seorang Direktur yang membawahi beberapa Afdelingen dan Diensten sesuai dengan tugas/wewenang Depertemen ini.Yang meliputi bidang PU (openbare werken) termasuk afdeling Waterstaat dengan onder afdelingen.

a. Lands gebouwen. b. Wegen.

c. Irrigatie & Assainering. d. Water Kracht.

e. Constructie burreau (untuk jembatan).

Disamping yang tersebut di atas, yang meliputi bidang PU (Openbare Werken) juga afd. Havenwezen (Pelabuhan),afd. Electriciteitswezen (Kelistrikan)dan afd. Luchtvaart (Penerbangan Sipil). Organisasi PU (Open-bare werken) di daerah-daerah adalah sebagai berikut :

a. Di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur urusan Waterstaat atau openbare werken diserahkan pada Pemerintahan Propinsi yang disebut


(43)

:“Provinciale Waterstaatdienst” dan dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale Waterstaatsdients (HPW).

b. Diwilayah Gouv Yogyakarta dan Gouv Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum atau Waterstaat dijalankan oleh "Sultanas Werken" (yogya) "Rijkswerken" (Surakarta) mangkunegaranwerken". Disamping itu diwilayah Vorstenlander terdapat tiga organisasi "Waterschap" : Lands gebouwendienst", “Regentschap Werken” dan "Gremeente werken"

c. Untuk daerah luar jawa Gouv Sumatera, Borneo (Kalimantan) dan Grote Oost (Indonesia Timur) terdapat organisasi "Gewestelijke Inspectie v/d Waterstaat" dikepalai oleh seorang Inspektur.Diwilayah Residentie terdapat "Residentie Water Staatsdienst" yang dahulu dikenal dengan nama "Dienst der B.O.W". dan kepala dinas ini biasa disebut "E.A.Q" (Eerst Aanwzend Waterstaatsambtenar). Ketentuan yang dikeluarkan pada zaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam lingkungan Pekerjaan Umum dapat dibaca dalam "A.W.R". 1936 B.W.R 1934 dan "W.V.O/W.V.V.".

d. Setelah Belanda menyerahkan dalam perang pasifik pada tahun 1924 kepada Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3 wilayah pemerintahan, yaitu Jawa/Madura, Sumatera dan Indonesia Timur dan tidak ada Pusat Pemerintahan tertinggi di Indonesia yang menguasai ke 3 wilayah pemerintahan tersebut.

e. Dibidang Pekerjaan Umum pada tiap-tiap wilayah organisasi Pemerintahan Militer Jepang tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman Hindia Belanda


(44)

dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari pihak jepang, kantor pusat "V & W" di Bandung dinamakan "Kotubu Bunsitsu". Sejak saat itu istilah "Pekerjaan Oemoem" (P.O), Oeroesan Pekerdjaan Oemoem (O.P.O), "Pekerjaan Umum" (PU), disamping "Doboku" lazim dipergunakan.

f. Kotubu Bonsitsu di Bandung hanya mempunyai hubungan dengan wilayah Pemerintahan di Jawa/Madura, hubungan dengan luar Jawa tidak ada. Organisasi Pekerjaan Umum di daerah-daerah, di Karesidenan-Karesidenan pada umumnya berdiri sendiri-sendiri.

g. Sistem pelaksanaan pekerjaan ada yang mempergunakan sistem dan nama zaman Ned. Indie, disamping menurut sistem Jepang.

III.2. Zaman Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17-agustus-1945, maka semenjak itu pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan pemerintahan dari tangan Jepang baik di pusat pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun pemerintahan daerah-daerah.

Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk kabinet yang pertama, maka para Menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V&W (dikenal dengan nama "Gedung Sate").

Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaaan pemerintahan di Hindia Belanda sebelum perang, datang mengikuti tentara sekutu masuk ke Indonesia.Akibat dari keinginan Pemerintahan Belanda ini, terjadilah


(45)

pertentangan fisik dengan pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya, antara lain "Gedung Sate" yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu (peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa "3 Desember 1945").

Pada waktu revolusi fisik dari tahun 1945 sampai dengan 1949, Pemerintah Pusat Republik Indonesia di Jakarta terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta, begitu juga kementerian PU.

Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan Republik Indonesia maka pusat pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta berpindah lagi ke Jakarta.

Sejak tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering mengalami perubahan pimpinan dan organisasi, sesuai situasi politik pada waktu itu. Sebagai gambaran garis besar organisasi PU diuraikan sebagai berikut:

a. Sebelum tentara Belanda masuk ke Yogyakarta susunan kemerdekaan PU perhubungan dapat dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 Balai.

b. Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan PU.RIS dibagi dalam beberapa Departemen dan beberapa Jawatan dan beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari departemen PU. RIS

Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3 Departemen prae federal yaitu :

a. Departemen Verkeer, Energie dan Mynbouw dulu (kecuali Mynbouw yang masuk dalam kementerian kemakmuran).


(46)

c. Departemen Van Scheepvaart.

Penggabungan dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal dalam satu kementerian yaitu kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu, supaya hubungan 3 Departemen tersebut satu dengan yang lain menjadi erat, terlebih-lebih jika diingat bahwa untuk pembangunan Negara akan diadakan koordinasi dan rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan pula untuk melancarkan semua tugas yang dibebankan pada kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS.

Khusus pada permulaan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Inonesia, maka susunan kementerian berbeda dalam masa proloog G 30 SPKI terjadilah dalam sejarah pemerintahan Republik Indonesia suatu kabinet yang besar disebut dengan nama kabinet DwiKora atau kabinet 100 Menteri, dimana pada masa ini dibentuk koordinator kementerian. Tidak luput Departemen PUT.yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi menjadi 5 Departemen dibawah kompartemen PUT Kabinet Dwikora, dipimpin Jenderal Suprajogi. Adapun Kompartemen PUT ketika membawahi antara lain :

a. Departemen Listrik dan Ketenagaan b. Departemen Bina Marga

c. Departemen Cipta Karya Konstruksi d. Departemen Pengairan Dasar

e. Departemen Jalan Raya Sumatera

Setelah peristiwa G30 S PKI pemerintah segera menyempurnakan kabinet Dwikora dengan menunjuk Ir.Soetami, sebagai menteri PUT untuk memimpin


(47)

kompartemen PUT.Kabinet yang disempurnakan itu tidak dapat lama dipertahankan.

Kabinet Ampera, sebagai Kabinet pertama dalam masa Orde Baru kembali organisasi PUT dibentuk dengan Ir.Soetami, sebagai Menteri. Dengan Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17 Juni 1968 N0.3/PRT/1968 dan diubah dengan peraturan Menteri PUT tertanggal 1 Juni 1970 Nomor 4/PRT/1970. Departemen PUT telah memiliki suatu susunan struktur Organisasi.

Sebagai gambaran lebih jauh pembagian tugas-tugas dalam lingkungan Dep. PUT, maka pada waktu itu azas tugas-tugas PU telah diserahkan pada kewenangan daerah itu sendiri.

III.3. Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kota Medan

Adapun visi Dinas Binamarga kota Medan adalah sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA PRASARANA KOTA MEDAN METROPOLITAN YANG NYAMAN”

Adapun misi Dinas Binamarga kota Medan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana jalan, jembatan, draiase dan sumber daya air.

b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya aparatur.

c. Meningkatkan keterpaduan dan kerjasama lintas wilayah dalam pengembangan prasarana jalan, jembatan, drainase dan sumber daya air.

d. Mendorong partisipasi masyarakat, pemerintah dan swasta dalam pemeliharaan fungsi prasarana jalan, jembatan, drainase dan sumber daya air.


(48)

III.4. Lambang Perusahaan dan Struktur Organisasi III.4.1 Lambang Perusahaan

Gambar II.1 Lambang Dinas Binamarga Kota Medan Sumber : Arsip Pemerintah Kota Medan

Adapun maksud dari lambang diatas adalah sebagai berikut:

a. 17 biji padi berarti tanggal 17 dari hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

b. 8 bunga kapas berati bulan 8 dari tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

c. 4 tiang dan 5 bahagian dari perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia. d. Satu bambu runcing yang terletak dibelakang perisai adalah lambang

perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti Kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita.


(49)

e. Bintang yang bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa hidup penduduk Kota Medan khususnya dan Indonesia umumnya akan bersinar-sinar bahagia dan lepas dari kemiskinan dan kemelaratan.

f. Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok terpenting yang diekspor dari Kota Medan dan lima bahagian perisasi berarti Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.

III.5. Gambaran Kota Medan

III.5.1 Kota Medan secara Geografis

Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis dan (3) faktor sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan-pilihan disesuaikan dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan


(50)

luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan.

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefisitan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini, kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan secara sosial - ekonomis akibat penanaman modal (investasi).

Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utaranya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai


(51)

kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor- impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

III.5.2 Kota Medan secara Demografis

Penduduk Kota Medan memiliki ciri majemuk yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fikir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian


(52)

rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.

Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.

III.5.3 Kota Medan secara Kultural

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya


(53)

nilai- nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan.

Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.

III.5.4 Kota Medan secara Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya .

Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multidimensional yang fenomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi,


(54)

gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat .


(55)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Penulis akan menyajikan data Penulis akan menyajikan penelitian yang telah dilakukan selama penulisan skripsi ini dengan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang disebarkan terdiri atas 2 variabel, yaitu :

a. Variabel bebas / Sistem Informasi Manajemen (X) terdiri atas 10 pertanyaan.

b. Variabel terikat / Efektivitas Kerja Pegawai (Y) terdiri atas 10 pertanyaan. Dalam bab ini digambarkan data-data yang diperoleh di lapangan. Penguraian berupa data-data karakteristik responden dan data variabel penelitian yang menggunakan tabel tunggal. Data yang diperoleh tergolong dalam skala ordinal, populasi penelitian adalah sebanyak 15 orang.

A. Karakteristik Responden

Penyajian Penyajian karakteristik responden bertujuan untuk mengenal ciri – ciri khusus yang dimiliki responden sehingga memudahkan untuk mengadakan analisis. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :


(56)

Tabel V.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

No USIA RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 25-35 Tahun 41 Orang 22,3 %

2 36-50 Tahun 94 Orang 51 %

3 51 Tahun ke atas 49 Orang 26,7 %

JUMLAH 184 Orang 100,00 %

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur diperoleh informasi bahwa mayoritas responden berusia 36 – 50 tahun yaitu sebanyak 94 orang atau 51%, lalu diikuti responden berusia 51 tahun ke atas atau 26,7%, dan paling sedikit adalah yang berusia 25-35 tahun keatas sejumlah 41 orang orang atau 22.3%.

Tabel V.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Laki-laki 106 Orang 60 %

2 Perempuan 78 Orang 40 %

JUMLAH 184 Orang 100,00 %

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin diperoleh informasi bahwa mayoritas responden adalah laki – laki yaitu sebanyak 106 orang atau 60 % dan 78 orang atau 40% adalah perempuan.


(57)

Tabel V.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No PENDIDIKAN

RESPONDEN

JUMLAH PERSENTASE (%)

1 SD - -

2 SLTP 9 Orang 6,7 %

3 SLTA 28 Orang 15.%

4 D3 43 Orang 19,3 %

5 S1 94 Orang 51 %

6 S2 10 Orang 8 %

JUMLAH 184 Orang 100,00 %

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan diperoleh informasi bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir S1 yaitu sejumlah 94 orang atau 51%, 43 orang atau 19,3% berpendidikan terakhir D3, 9 atau 6,7 % orang berpendidikan terakhir SLTP, dan 10 orang atau 8% berpendidikan terakhir SLTA.


(58)

Tabel V.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja/Tahun JUMLAH PERSENTASE (%)

1 < 5 17 Orang 11,3 %

2 5 – 10 106 Orang 56 %

3 10 – 15 45 Orang 22 %

4 15 – 20 16 Orang 10,7 %

JUMLAH 184 Orang 100,00 %

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja diperoleh informasi bahwa mayoritas responden adalah bekerja 5-10 tahun sejumlah 106 orang atau 56%, 10 – 15 tahun sejumlah 45 orang atau 22%, < 5 tahun sejumlah 17 orang atau 11,3 %, 15 – 20 tahun sejumlah 16 orang atau 10,7 %.


(59)

B. Distribusi Jawaban

B.1 Distribusi Jawaban Variabel Sistem Informasi Manajemen ( X )

Tabel V.5. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Pekerjaan Terbantu Dengan Adanya Sistem Informasi Manajemen

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen membantu pelaksanaan pekerjaan sejumlah 8 orang atau 53,3% dan sebanyak 6 orang atau 40% menjawab sangat membantu sedangkat 1 orang responden menjawab kurang membantu. Responden yang menjawab membantu dan sangat membantu berpendapat bahwa untuk menjalankan tugas pekerjaan agar lebih mudah maka dibutuhkan system informasi manajemen. Berdasarkan dari data diatas maka mayoritas responden berpendapat bahwa pegawai memerlukan sistem informasi manajemen agar dapat mempermudah pekerjaan

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Membantu

6 40.0

2 Membantu

8 53.3

3 Kurang Membantu

1 6.7

4 Tidak Membantu - -

5 Sangat Tidak Membantu - -


(60)

Tabel V.6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Sistem Informasi Manajemen Membantu Dalam Pengambilan Keputusan

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen membantu dalam pengambilan keputusan sejumlah 7 orang atau 46,7% dan sebanyak 7 orang atau 46,7% menjawab sangat membantu sedangkan 1 orang responden menjawab kurang membantu. Responden yang menjawab membantu dan sangat membantu berpendapat bahwa dalam pengambilan keputusan dibutuhkan sistem informasi manajemen. Berdasarkan dari data diatas maka mayoritas responden berpendapat bahwa pegawai memerlukan sistem informasi manajemen agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Membantu

7 46.7

2 Membantu

7 46.7

3 Kurang Membantu

1 6.7

4 Tidak Membantu - -

5 Sangat Tidak Membantu - -


(61)

Tabel V.7. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Sistem Informasi Manajemen Mendukung Kelancaran Pengambilan Keputusan

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen dapat mendukung kelancaran dalam pengambilan keputusan sejumlah 5 orang atau 33,3% dan sebanyak 6 orang atau 40% menjawab sangat mendukung, 2 orang menjawab kurang mendukung sedangkan 2 orang responden menjawab sangat tidak mendukung. Responden yang menjawab mendukung dan sangat mendukung berpendapat bahwa dalam memperlancar pengambilan keputusan dibutuhkan sistem informasi manajemen. Berdasarkan dari data diatas maka mayoritas responden berpendapat bahwa pegawai memerlukan sistem informasi manajemen agar dapat memperlancar setiap pengambilan keputusan.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mendukung

6 40.0

2 Mendukung

5 33.3

3 Kurang Mendukung

2 13.3

4 Tidak Mendukung

- -

5 Sangat Tidak Mendukung

2 13.3


(62)

Tabel V.8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Mendukung Fungsi Perencanaan

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen mendukung fungsi perencanaan sejumlah 8 orang atau 53,3% dan sebanyak 7 orang atau 46,7% menjawab sangat mendukung. Responden yang menjawab membantu dan sangat membantu berpendapat bahwa sistem informasi manajemen mendukung fungsi perencanaan. Berdasarkan dari data diatas maka mayoritas responden berpendapat bahwa pegawai memerlukan sistem informasi manajemen agar dapat mendukung fungsi perencanaan.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mendukung

7 46.7

2 Mendukung

8 53.3

3 Kurang Mendukung

- -

4 Tidak Mendukung - -

5 Sangat Tidak Mendukung - -


(63)

Tabel V.9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Sistem Informasi Manajemen Membantu Pengendalian Kegiatan Kerja

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen membantu dalam pengendalian kegiatan kerja sejumlah 7 orang atau 46,7% dan sebanyak 8 orang atau 53,3% menjawab sangat membantu. Responden yang menjawab membantu dan sangat membantu berpendapat bahwa dalam pengendalian kegiatan kerja dibutuhkan sistem informasi manajemen.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Membantu

8 53.3

2 Membantu

7 46.7

3 Kurang Membantu - -

4 Tidak Membantu - -

5 Sangat Tidak Membantu - -


(64)

Tabel V.10. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Informasi Yang Tersedia

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa informasi yang tersedia lengkap dan mendetail sejumlah 4 orang atau 26,6% dan sebanyak 9 orang atau 60% menjawab lengkap tapi kurang mendetail. Responden berpendapat bahwa informasi yang tersedia cukup lengkap dan mendetail.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Lengkap dan Mendetail

4 26.6

2 Lengkap tapi kurang mendetail

9 60.0

3 Kurang Lengkap tapi Mendetail

1 6.7

4 Kurang lengkap dan kurang

mendetail 1 6.7

5 tidak lengkap dan tidak mendetail - -


(65)

Tabel V.11. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Rencana Kegiatan

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa dengan rencana kegiatan yang tersedia sangat baik sejumlah 7 orang atau 46,7% dan sebanyak 5 orang atau 33,3% menjawab baik. 2 orang menjawab kurang baik dan 1 orang menjawab sangat tidak baik. Responden yang menjawab sangat baik dan baik berpendapat bahwa rencana kegiatan yang tersedia sudah cukup baik.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Baik

7 46.7

2 Baik

5 33.3

3 Kurang Baik

2 13.3

4 Tidak Baik - -

5 Sangat Tidak Baik

1 6.7


(66)

Tabel V.12. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pelaksanaan Tugas Berdasarkan Pada Informasi Yang Tersedia

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab iya terkait pelaksanaan tugas berdasarakan pada informasi yang tersedia sejumlah 3 orang atau 20% dan sebanyak 9 orang atau 60% menjawab sering. 2 orang menjawab kadang kadang dan 1 orang menjawab sangat tidak baik. Responden yang menjawab iya dan sering berpendapat bahwa pelaksanaan tugas sudah berdasarkan informasi yang tersedia.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Iya

3 20.0

2 Sering

9 60.0

3 Kadang Kadang

2 13.3

4 Jarang

1 6.7

5 Tidak Pernah - -


(67)

Tabel V.13. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyediaan Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Cepat

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju terkait penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan secara cepat sejumlah 2 orang atau 13,3% dan sebanyak 10 orang atau 66,7% menjawab setuju. 2 orang menjawab kadang kadang dan 1 orang menjawab sangat tidak baik. Berdasarkan jawaban diatas penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan secara cepat sudah tersedia dengan baik.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Setuju

2 13.3

2 Setuju

10 66.7

3 Kurang Setuju

2 13.3

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju

1 6.7


(68)

Tabel V.14. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Pembuatan Program Kegiatan Selalu Didasari Sistem Informasi Manajemen

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab iya terkait pembuatan program kegiatan selalu didasari sistem informasi yang tersedia sejumlah 6 orang atau 40% dan sebanyak 10 orang atau 66,7% menjawab sering. 2 orang menjawab kadang kadang dan 1 orang menjawab sangat tidak baik. Responden yang menjawab iya dan sering berpendapat bahwa pembuatan program kegiatan selalu didasari oleh sistem informasi yang ada.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Iya

6 40.0

2 Sering

5 33.3

3 Kadang Kadang

2 13.3

4 Jarang - -

5 Tidak Pernah

2 13.3


(69)

B.2 Distribusi Jawaban Variabel Efektivitas Kerja ( Y )

Tabel V.15. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pencapaian Hasil Kerja Telah Sesuai Dengan Yang Direncanakan

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab sangat sesuai terkait pencapaian hasil kerja apakah telah sesuai dengan yang direncanakan sejumlah 3 orang atau 20% dan sebanyak 10 orang atau 66,7% menjawab sesuai. 2 orang menjawab kurang sesuai. Berdasarkan jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian hasil kerja sudah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Sesuai

3 20.0

2 Sesuai

10 66.7

3 Kurang Sesuai

2 13.3

4 Tidak Sesuai - -

5 Sangat Tidak Sesuai - -


(70)

Tabel V.16. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Apakah Sistem Informasi Membatu Pencapaian Kerja

Sumber : Kuesioner 2014

Berdasarkan tabel distribusi jawaban responden diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menjawab bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen sangat membantu meningkatkan pencapaian kerja sejumlah 3 orang atau 20% dan sebanyak 11 orang atau 73,3% menjawab membantu sedangkan 1 orang responden menjawab kurang membantu. Responden yang menjawab membantu dan sangat membantu berpendapat bahwa sistem informasi manajemen membantu meningkatkan pencapaian kerja. Berdasarkan dari data diatas maka mayoritas responden berpendapat bahwa pegawai memerlukan sistem informasi manajemen agar dapat membantu dalam mencapai target kerja yang telah ditetapkan.

No Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Membantu

3 20.0

2 Membantu

11 73.3

3 Kurang Membantu

1 6.7

4 Tidak Membantu - -

5 Sangat Tidak Membantu - -


(1)

Berarti pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X) terhadap Efektivitas Kerja (Y) adalah pada tingkat rendah, maksudnya Sistem Informasi Manajemen belum cukup baik untuk dapat mempengaruhi Efektivitas Kerja di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan.

V.2 Koefisien Determinan

Penggunaan tekhnik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r (koefisien korelasi) diatas, maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

D = (���)�× 100% = (�,���)�× 100% = 0,53× 100% = 5,3%

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara variabel X (Sistem Informasi Manajemen) terhadap variabel Y (Efektivitas Kerja) adalah sebesar 5,3 % dan sisanya sebesar 94,7 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

V.3 Uji Hipotesis (Uji T)

Uji hipotesis dalam koefisien korelasi adalah untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 15 orang, maka perlu di uji signifikansinya.


(2)

Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini kita menggunakan uji t untuk menguji hipotesis penelitian yakni: adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antara good governance dengan kinerja organisasi yang secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :

t = �√�−�

√�−��

= �,���√��−�

��−(�,���)�

t = �,���

√�,���

t = 0,852

Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis : :

- Jika ρ ≠ 0 maka H0 (Hipotesa Nol) ditolak dan H1 (Hipotesa Alternatif) diterima, artinya ada pengaruh antara sistem informasi manajemen dengan efektivitas kerja pegawai.

- Jika ρ = 0 maka H0 (hipotesa Nol) diterima dan H1 (Hipotesa Alternatif) diterima, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara sistem informasi manajemen dengan efektivitas kerja pegawai.

Dengan demikian t-hitung > t-tabel (0,852>0,691), maka, H0 ditolak dan H1 dengan demikian terdapat pengaruh antara sistem informasi manajemen terhadap efektivitas kerja di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan.


(3)

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Manajemen di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan belum dimanfaatkan dengan baik, dengan melihat tingkat hubungan yang rendah antara sistem informasi manajemen dengan efektivitas kerja pegawai. Artinya Sistem Informasi Manajemen sebahagian belum dapat dimanfaatkan untuk membantu pengambilan keputusan, serta perencanaan, pengendalian dan penentuan program kerja di Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan. Dengan demikian Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen perlu lebih ditingkatkan lagi dalam memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen dengan cara meningkatkan keahlian pegawai yang berkaitan dengan teknologi.

2. Terdapat pengarauh Sistem informasi manajemen (SIM) terhadap efektivitas kerja pegawai di Kantor Camat Medan Baru.

3. Tingkat korelasi variabel Sistem informasi manjemen terhadap peningkatan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan adalah sebesar 0,230 dan masuk dalam kategori rendah. Sedangkan Tingkat Koefisien Determinasi sebesar 5,3 % yang berarti besarnya pengaruh varibel (X) yaitu Sistem informasi manajemen terhadap


(4)

variabel (Y) yaitu Efektivitas kerja pegawai yang sisanya hanya sebesar 94,7% Efektivitas kerja pegawai dipengaruhi factor lain seperti iklim lingkungan kerja, kesetaraan, kompensasi, dan motivasi

VI.2. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan teori yang ada tentang sistem informasi majemen terhadap efektivitas kerja pegawai. Maka dapat dikemukakan saran- saran sebagai berikut

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa para pegawai Kantor Dinas Bina Marga Kota Medan telah mengenal Sistem informasi manajemen, namun dibalik itu perlu pembelajaran mendalam mengenai penggunaan teknologi informasi yang menangkut kegitan di kantor Dinas Bina Marga tersebut guna meningkatkan efektivitas yang lebih tinggi lagi agar tujuan organisasi dapat tercapai. .


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Atmoesoeprapto, Kisdarto. 2002. Menuju Sumber Daya Manusia Berdaya dengan Kepemimpinan Efektif dan Manajemen Efisiensi. Elex Media Komputindo :

Jakarta

Ensiklopedia Ekonomi. 1994. Bisnis Dan Manajemen. Midi. PT.Adi Pustaka : Jakarta.

Griffin, Ricky. 2002. Management. Sevent Edition. Houston Miffin Company : Boston

Handoko, T. Hani. 1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Liberti..

Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Bumi Aksara : Jakarta.

Paulus, Andi Khrisbianto, Ervin Budi Setiawan. 2005. Sistem Informasi. Bandung Informatika : Bandung.

Sarwoto.1990. Dasar- dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia Indonesia : Jakarta

Scoot, George. 1996. Prinsip- prinsipSistem Informasi Manajemen, Raja Grafindo Persada : Jakarta

Siagian, Sondang. P. 1996. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Gunung Agung : Jakarta


(6)

Singarimbun, Masri,. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3S : Jakarta.

Steers, Richard M. 1998. Efektifitas Organisasi, Terjemahan. PPm Erlangga : Jakarta.

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Andi Yogyakarta : Yogyakarta

Sutedjo,Budi. 2002. Perencanaan dan pembangunan Sistem informasi, Andi Yogyakarta : Yogyakarta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi, Alfabete : Jakarta.

Wijaya, Amin Tunggul. 1993. Manajemen Suatu Pengantar. Cetakan Pertama Jakarta : Rineka Cipta Jaya.

Wesha, Permata. 1992. Kinerja OrganisasiI. Pembaharuan : Jakarta.

Sumber Website :

2014 pukul 21.45