Daun Bunga Buah Sulur panjat, merupakan sulur utama primer yang tumbuh ke atas dan

13. Menurut Sunanto 1973: 14-15, tanaman pala juga memiliki bunga dan buah:

a. Bunga

Bunga pala keluar dari ujung cabang dan ranting. Pada setiap tangkai bunga terdapat 15-20 bunga, namun yang berhasil menjadi buah hanya sebagian kecil saja. Bunga betina memiliki kelopak dan mahkota meskipun perkembangannya tidak sempurna. Warna dari bunga pala yaitu kuning dengan diameter kurang lebih 2mm dan panjangnya kurang lebih 3mm. Mahkota bunga betina bersatu mulai dari bagian pangkal dan pada bagian atas terbuka menjadi dua bagian yang simetris. Kelopak bunga kecil dan sebagian kecil menutup dari bagian bawah mahkota bunga. Di dalam mahkota bunga terdapat bakal buah dengan garis tengah kurang lebih 1mm. Pada bagian ujungnya terdapat pestil yang bersatu dengan bakal buah. Gambar 12. Bagian tanaman pala Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiBerkas:Myristica_ fragrans_-Medizinal-Pflanzen-097.jpg

b. Buah

Buah pala berbentuk bulat dengan warna kulit kuning, baik ketika masih muda maupun yang sudah tua. Jika buah pala sudah tua, buah tersebut dengan sendirinya akan terbelah menjadi dua bagian. Hal ini terjadi karena memang terdapat alur pembelah seperti pada buah durian. Jika sudah tua, diameter dari buah pala dapat mencapai 9cm. Daging buah dari buah pala berwarna putih kekuning-kuningan, tebal, dan memiliki rasa masam.

c. Biji

Biji pala berbentuk agak bulat dengan diameter sekitar 2,5 cm. Warna dari biji pala yaitu coklat tua atau coklat kehitam-hitaman dan mengkilap. Terdapat kulit pembungkus biji yang disebut dengan fuli. Fuli berbentuk artistik, yaitu seperti anyaman yang tidak merata dengan warna merah terang dan merah gelap Gambar 13. Buah pala Sumber: http:1.bp.blogspot.com-AeQyo- MdjqgUyeNZTUHotIAAAAAAAygcKEIOv1gPYAs160 0buah+pala+2.jpg atau putih kekuning-kuningan jarang ditemukan. Jika terkena udara, warna dari kulit fuli ini akan cepat berubah menjadi gelap seperti bunga layu.

B. Batik

1. Pengertian Batik

Berdasarkan etimologi dan terminologinya, menurut Musman dan Arini 2011:1, batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik merupakan kegiatan melempar titik berkali-kali hingga akhirnya titik-titik tersebut berhimpitan membentuk garis pada bidang datar, dalam hal ini yaitu kain. Sedangkan menurut Hamidin 2010: 7-8, batik berasal dari kata amba Jawa yag artinya menulis dan nitik memberi titik. Dalam bahasa Inggris, teknik batik dikenal dengan “wax-resist dyeing” yang merujuk pada teknik pembuatan corak menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna yang disebut malam atau lilin yang Gambar 14. Biji pala Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015