2.5.3 Manipulasi
Mowade, dkk 2012 dalam penelitiannya menggunakan monomer sebagai bahan preimpregnasi serat polipropilen yang ditambahkan ke dalam resin akrilik
polimerisasi panas menunjukkan adanya peningkatan kekuatan impak pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Tetapi, penggunaan monomer yang
hanya berfungsi untuk membasahi serat polipropilen belum dapat meningkatkan kekuatan mekanis resin akrilik polimerisasi panas secara maksimal. Serat
polipropilen memiliki sifat hidrofobik dan sangat sulit menyerap cairan serta memiliki energi permukaan yang rendah. Selain itu, serat polipropilen memiliki
ikatan intramolekul yang kuat. Hal- hal inilah yang menyebabkan serat polipropilen sulit menyerap monomer sehingga ketika serat polipropilen ditambahkan ke dalam
resin akrilik polimerisasi panas, tidak terjadi adhesi yang baik antara permukaan serat kaca dengan matriks polimer. Untuk meningkatkan adhesinya, dapat ditambahkan
plasma pada serat polipropilen. Plasma yang digunakan pada serat polipropilen merupakan gas terionisasi yang mengadung ion dan elektron. Plasma yang umum
digunakan pada serat polipropilen adalah oksigen, argon, dan helium. Plasma dapat meningkatkan energi permukaan pada serat polipropilen dengan cara mengaktifkan
gugus- gugus kimia pada permukaan serat, dengan demikian permukaan serat menjadi polar dan lebih kompatibel dengan material lain yang akan beradhesi
dengannya. Plasma menjadikan adhesi yang terbentuk antara permukaan serat polipropilen dengan serat matriks polimer lebih kuat dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kekuatan impak dan transversal pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas secara maksimal.
5
2.5.4 Bentuk Potongan Kecil
Serat polipropilen bentuk potongan kecil dapat ditambahkan ke dalam resin akrilik polimerisasi panas sebagai bahan penguat. Mowade, dkk 2012 dalam
penelitiannya menemukan adanya peningkatan kekuatan impak yang signifikan pada kelompok resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat polipropilen bentuk
potongan kecil ukuran 6 mm dengan konsentrasi 2.
5
Penelitian yang dilakukan
Kumar S. 2005 terhadap resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat polipropilen potongan kecil ukuran 6 mm dengan konsentrasi 1 dan 2. Penurunan
kekuatan transversal terjadi pada konsentrasi 2, sedangkan pada konsentrasi 1 tidak ditemukan peningkatan kekuatan transversal yang signifikan.
6
Gambar 5. Serat polipropilen bentuk potongan kecil
2.5.5 Mekanisme Peningkatan Kekuatan Impak dan Transversal
dengan Penambahan Serat Polipropilen
Mekanisme peningkatan sifat mekanis bahan basis gigitiriruan resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah serat polipropilen sama dengan yang terjadi pada
serat kaca. Dengan adanya adhesi yang baik antara permukaan serat polipropilen dengan matriks polimer bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas, beban
yang diterima bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas akan disalurkan ke serat polipropilen dan kemudian beban akan diterima oleh serat sehingga akan
meningkatkan kekuatan impak dan transversal bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dan pada akhirnya basis gigitiruan tidak mudah patah. Sifat
mekanis yang tinggi pada serat polipropilen diakibatkan karena struktur rantai kimianya yang lurus dan panjang serta gaya intramolekulnya yang sangat kuat. Selain
itu, kekuatan yang tinggi pada serat polipropilen dipengaruhi oleh derajat kristalisasinya. Serat polipropilen memiliki derajat kristalisasi sekitar 50-65.
Semakin tinggi derajat kristalisasi serat polipropilen, maka semakin tinggi kekuatan mekanisnya. Sifat- sifat yang telah disebutkan di atas menjadi alasan mengapa serat
polipropilen dapat digunakan sebagai penguat pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
17
2.6 Kerangka Teori