Kelebihan dan Kekurangan Kekuatan Impak

c. Pengisian Setelah adonan mencapai dough stage, adonan dimasukkan ke dalam mold. Kemudian, pres hidrolik dilakukan sebanyak dua kali agar mold terisi dengan padat. Pada pres pertama, tekanan yang diberikan sebesar 1000 psi, resin yang berlebih dibuang. Setelah itu, pres kedua diberikan tekanan 2200 psi, kemudian kuvet dikunci. Selanjutnya, kuvet dibiarkan pada suhu kamar selama 30-60 menit. 23 d. Kuring Kuvet dipanaskan menggunakan waterbath pada suhu 70 o C selama 90 menit dan dilanjutkan dengan suhu 100 o C selama 30 menit. 25

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai berikut: 1. Estetis baik 2. Mudah digunakan dan diperbaiki 3. Mudah dipoles 4. Harga relatif murah 5. Stabil dalam lingkungan rongga mulut 6. Tidak larut dalam cairan rongga mulut 7. Perubahan dimensi kecil 8. Menggunakan peralatan sederhana 3,21,26 Kekurangan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan transversal fleksural yang rendah 2. Kekuatan impak resistensi terhadap benturan yang rendah dibandingkan dengan logam 3. Konduktivitas termal yang rendah 4. Monomer bebas dapat lepas dari gigitiruan dan mengiritasi jaringan mulut 5. Tidak tahan abrasi 6. Konduktivitas termal rendah 7. Working time yang lama apabila dibandingkan dengan resin akrilik polimerisasi sinar dan resin akrilik swapolimerisasi. 3,21,26,27 2.2.4 Sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas 2.2.4.1 Sifat Fisis Sifat fisis resin akrilik polimerisasi panas adalah stabilitas dimensi, konduktivitas termal, koefisien termal ekspansi, densitas, dan stabilitas warna. Stabilitas dimensi adalah kemampuan suatu benda untuk mempertahankan bentuknya, baik saat pemrosesan maupun setelah pemrosesan. Penyusutan yang terjadi pada resin akrilik polimerisasi panas adalah 0,43. Konduktivitas termal diperlukan pada bahan basis gigitiruan agar dapat menahan reaksi stimulus panas dan dingin yang berasal dari makanan dan minuman. Koefisien termal ekspansi adalah jumlah energi yang diserap oleh suatu benda ketika dipanaskan. Besarnya koefisien termal resin akrilik polimerisasi panas adalah 80 ppm o C. Besarnya densitas resin akrilik polimerisasi panas adalah 1,16-1,18 gcm. Stabilitas warna dapat ditentukan dengan pengukuran colour stability test. Resin akrilik polimerisasi panas disinari dengan sinar ultraviolet selama 24 jam. Hasil yang diperoleh hanya boleh menunjukkan sedikit perubahan warna dibandingkan dengan resin akrilik yang belum dilakukan penyinaran. 2,3,19-21

2.2.4.2 Sifat Kemis

Sifat kemis adalah sifat suatu bahan yang untuk mengukurnya diperlukan perubahan kimiawi dari bahan tersebut. Bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas harus stabil secara kimia, artinya, tidak boleh larut dalam cairan, terutama cairan rongga mulut. Selain itu, bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas tidak boleh mengalami erosi. Beberapa sifat kemis resin akrilik polimerisasi panas yaitu penyerapan air dan kelarutannya. Besar penyerapan air resin akrilik polimerisasi panas adalah 0,6 mgcm 2 . Spesifikasi ADA No. 12 menyatakan bahwa kelarutan bahan basis resin akrilik tidak boleh melebihi 0,04 mgcm 2 . 2,3,19,24

2.2.4.3 Sifat Biologis

Sifat biologis adalah sifat suatu bahan yang tampak secara biologis. Bahan basis gigitiruan harus biokompatibel, artinya tidak bersifat toksik, tidak bersifat iritan, tidak karsinogenik, dan tidak berpotensi menimbulkan alergi. Resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan yang biokompatibel, tetapi monomer sisa yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi. Besarnya monomer sisa pada resin akrilik polimerisasi panas sebesar 1-3 ketika dilakukan proses kuring dalam waktu kurang dari 1 jam dalam air mendidih. Jumlah monomer sisa akan berkurang hingga 0,4 atau bahkan lebih sedikit apabila dilakukan proses kuring pada suhu 70 o C dan dipanaskan dengan air mendidih selama 3 jam. 3,19,24

2.2.4.4 Sifat Mekanis

Sifat mekanis adalah respon terukur, baik elastis reversible dapat kembali ke bentuk semula bila tekanan dilepaskan maupun plastis irreversible tidak dapat kembali ke bentuk semula dari bahan bila terkena gaya atau distribusi tekanan. Beberapa sifat mekanis yang dimiliki oleh resin akrilik polimerisasi panas adalah kekuatan impak dan kekuatan transversal. Resin akrilik polimerisasi panas dengan sifat mekanis yang rendah akan mengakibatkan retak dan patah. 2,19 Permukaan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dapat terjadi retak karena adanya daya tarik yang menyebabkan terpisahnya rantai molekul- molekul polimer. Terkadang muncul retakan berbentuk garis yang kecil pada permukaan basis gigitiruan resin akrilik. Kekuatan tarik merupakan kekuatan yang paling sering berperan dalam pembentukan retakan pada basis gigitiruan resin akrilik. Kekuatan ini jugalah yang menyebabkan terpisahnya rantai- rantai molekul secara mekanik pada resin akrilik. 2,19 Basis gigitiruan resin akrilik dapat mengalami patah yang disebabkan benturan impak yang terjadi secara tiba- tiba, misalnya bila basis gigitiruan jatuh atau terbentur ke permukaan yang keras, atau patah yang terjadi akibat kekuatan transversal yang melebihi ambang resin akrilik selama proses pengunyahan. 2,19

2.2.5 Kekuatan Impak

Kekuatan impak adalah ukuran energi yang diterima pada sebuah benda ketika benda tersebut patah akibat suatu benturan yang terjadi secara tiba- tiba. Kekuatan impak yang diperlukan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas berdasarkan standar ISO 1567:1999 adalah 2 x 10 -3 Jmm 2 . 19 Alat uji yang digunakan untuk mengukur kekuatan impak bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah Izod dan Charpy. Teknik untuk mengukur kekuatan impak pada kedua alat ini berbeda. Pada alat uji Izod, sampel dijepit vertikal pada salah satu ujungnya. Sedangkan pada alat uji Charpy, kedua ujung sampel dijepit dan diletakkan secara horizontal. 2,3,21 Sampel dengan ukuran tertentu yang akan diukur kekuatan impaknya diletakkan pada alat penguji kekuatan impak dengan lengan pemukul yang dapat diayun dengan pendulum di ujungnya. Pemukul tersebut kemudian diayunkan ke arah sampel dan membentur sampel hingga patah. Hasil pengurangan amplitudo ayunan pemukul tersebut diukur dan energi yang dibutuhkan untuk mematahkan sampel tersebut dapat diukur. 2,3,21 Rumus kekuatan impak yaitu: Kekuatan Impak = Keterangan: E = Energi Joule b = Lebar batang uji mm d = Tebal batang uji mm

2.2.6 Kekuatan Transversal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Serat Kaca pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

9 81 84

Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

3 82 58

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

2 52 96

Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan Serat Polietilen Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 3 101

Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan Serat Polietilen Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 16

Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan Serat Polietilen Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 2

Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan Serat Polietilen Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 8

Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan Serat Polietilen Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 27

Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan Serat Polietilen Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 4

Pengaruh Penambahan Serat Kaca dan Serat Polietilen Terhadap Kekuatan Impak dan Transversal pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 8