Sistem Pemeliharaan Itik Cacing Trematoda

5

2.2 Sistem Pemeliharaan Itik

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian 2002, sistem pemeliharaan ternak itik secara umum dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu : 1. Sistem tradisional atau ekstensif, yaitu sistem pemeliharaan dimana ternak itik dilepas atau digembalakan di sawah setelah musim panen. 2. Sistem semi intensif, yaitu sistem pemeliharaan dimana ternak itik dilepas atau digembalakan pada siang hari untuk mencari makan dan ternak itik dimasukkan kembali ke dalam kandang pada sore hari. 3. Sistem intensif, yaitu sistem pemeliharaan dimana ternak itik dikandangkan secara terus menerus. Usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena usaha budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga Apriyantono, 2011. Di Bali peternak memelihara itiknya dengan cara tradisional ekstensif dan semi intensif, walaupun sudah ada beberapa peternak menggunakan sistem intensif Budaarsa dkk, 2012.

2.3 Cacing Trematoda

Trematoda merupakan subfilum dari filum Platyhelminthes. Cacing ini tidak mempunyai rongga badan dan semua organ berada di dalam jaringan parenkim. Bentuk tubuh pipih dorsoventral, tidak bersegmen dan seperti daun. Cacing trematoda mempunyai dua alat penghisap, oral sucker yang berada di ujung anterior dari badan dan ventral sucker atau acetabulum berada di sepertiga pada permukaan ventral dan posisinya bervariasi Soulsby, 1982; Levine, 1990; Gosling, 2005 Dinding luar atau tegumen cacing trematoda adalah kutikula yang kadang- kadang mengandung duri atau sisik. Sistem pencernaan makanan dari cacing trematoda sangat sederhana, makanan masuk melalui mulut selanjutnya secara berurutan menuju faring, esofagus dan seka. Kebanyakan cacing trematoda tidak 6 mempunyai anus, dengan demikian sisa metabolisme makanan harus dimuntahkan Erasmus, 1972; Levine, 1990. Sistem saraf tersusun dari serabut cincin esophageal dan pasangan ganglia, tiga pasang berada di depan dan tiga pasang lainnya berada di belakang bagian dari tubuh. Pada umumnya cacing dewasa tidak mempunyai organ perasa yang khusus. Cacing trematoda tidak mempunyai sistem peredaran darah. Sistem ekskresi tersusun dari sebuah kantong posterior, sebuah sistem percabangan dari tabung pengumpul atau saluran pengumpul yang masuk ke dalam kantong posterior, dan sebuah sistem sel-sel ekskresi yang terbuka ke dalam saluran pengumpul Soulsby, 1982; Brotowidjojo, 1987; Levine, 1990. Sistem reproduksinya komplek, sebagian besar dari trematoda adalah hermaprodit yaitu pada setiap individu mempunyai organ reproduksi jantan dan betina. Tetapi pembuahan silang merupakan hal yang biasa, disebabkan karena testis lebih dulu berkembang daripada ovarium dan pembuahan sendiri tidak umum Dunn, 1978; Soulsby, 1982; Levine, 1990.

2.4 Siklus Hidup Cacing Trematoda