3. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya dengan departemen.
Dalam penggolongan ini, biaya overhead dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen : biaya yang terjadi dalam
departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen produksi, biaya
depresiasi mesin, dan biaya bahan penolong. b.
Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh
biaya ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik.
2.4.4 Metode pembebanan biaya overhead pabrik.
Sistem biaya tradisional terdapat dua metode dalam membebankan biaya overhead pabrik yaitu metode Plantwide rates dan Departemental rates :
a. Metode Plantwide rates.
Metode umum untuk membebankan biaya overhead ke produk adalah menghitung tarif pabrik secara keseluruhan Platwide rates. Pada tahap awal
dalam metode plantwide rate, seluruh biaya overhead pabrikasi diakumulasikan pada satu pusat biaya yaitu plantwide pool. Biaya overhead
dibebankan pada pusat biaya secara sederhana yaitu dengan menjumlahkan semua biaya overhead yang diidentifikasikan dari buku besar general ledger.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada tahap ini obyek biaya adalah seluruh fasilitas pabrik dan penelusuran langsung dilakukan untuk membebankan biaya pada pusat biaya
tersebut. Tahap selanjutnya adalah menentukan plantwide rates dengan mempergunakan pemicu biaya tunggal single cost driver, pada umumnya
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dan produk diasumsikan mengkonsumsi overdhead dari sumber daya berdasarkan proporsi penggunaan
tenaga kerja langsung direct labor hours atau pemicu lain yang ditetapkan. Tahap kedua dari metode pembebanan Plantwide rates adalah
membagikan seluruh biaya pada setiap produk dengan mengalikan plantwide rate dengan konsumsi actual produk.
b. Metode Departemental Rates
Pada metode ini, biaya overhead dibebankan pada departemen produksi secara individual dengan membuat pusat biaya berdasarkan departemen, hal
ini bergantung dari kondisi perusahaan. Obyek biaya pada tahap pertama prosedur pengalokasian biaya overhead adalah departemen-departemen, biaya
overhead dibebankan secara langsung dengan menggunakan penelusuran berdasarkan pemicu biaya atau pengalokasian secara langsung. Selanjutnya
setelah biaya overhead dialokasikan pada setiap departemen-departemen yang dibentuk, ditentukan departemen rates berdasarkan unit based driver.
Pemicu biaya yang dipergunakan ditentukan oleh sifat dari departemen-departemen tersebut, pada depatemen dimana faktor tenaga kerja
lebih dominan labor intensive department dipergunakan jam tenaga kerja langsung sebagai pemicu, sedangkan pada departemen dengan faktor mesin
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang lebih berpengaruh machine intensive department digunakan jam mesin sebagai dasar alokasi biaya overhead. Tahap kedua dari metode ini adalah
membebankan biaya overhead pada produk dengan mengalikan departemen rates dengan jumlah pemicu yang terjadi activity driver pada departemen-
departemen. Sedangkan total biaya overhead yang akan dibagikan pada produk merupakan penjumlahan biaya dari setiap departemen.
2.4.5 Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Dengan semakin majunya manufacture maka terjadi perubahan yang drastis dalam memproduksi dan memasarkan produk atau jasa pada perusahaan, sehingga
akuntansi biaya tradisional tidak mampu lagi menyediakan informasi yang dapat menyimbolkan kegiatan pabrik .
Menurut Robin Cooper Robin Cooper and Robert S, Kaplan,1991, h 82-83 kelemahan-kelemahan dari akuntansi biaya tradisional adalah sebagai berikut
Supriyono, 1997 : 572 : 1.
Hanya menggunakan jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead
pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa. Dalam pabrik yang telah
menggunakan banyak peralatan yang dikendalikan dengan komputer, tenaga keja langsung menjadi berkurang. Tenaga kerja yang ahli di bidang informasi
merancang perangkat luak untuk menjalankan peralatan yang dikendalikan dengan komputer.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Hanya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan
untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa. Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead
pabrik kepada produk atas kuantitas produk yang diproduksi. Metode pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk ini disebut unit based
systems. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dianggap proporsional dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Akuntansi biaya tradisional
yang membebankan biaya overhead pabrik atas dasar jam tenaga kerja langsung atau tenaga kerja langsung akan menghasilkan informasi biaya
produk yang mengandung quantity distortion, karena biaya dialokasikan secara tidak langsung kepada produk dengan menggunakan suatu dasar yang
tidak secara sempurna proporsional dengan konsumsi sesungguhnya sumber daya oleh produk. Sebagai contoh, produk yang menggunakan banyak tenaga
kerja langsung dalam proses produksinya seringkali dibebani biaya terlalu besar overcosted jika jam tenaga kerja langsung digunakan sebagai dasar
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. 3.
Pusat biaya terlalu besar dan berisi mesin yang memiliki struktur biaya overhead yang sangan berbeda. Akuntansi biaya tradisional membebankan
biaya overhead pabrik kepada produk melalui tiga tahap. Tahap pertama, biaya overhead pabrik dikumpulkan dalam pusat biaya, baik departemen
pembantu maupun departemen produksi. Tahap kedua, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan kepada departemen produksi
menggunakan dasar alokasi tertentu. Tahap ketiga, biaya overhead pabrik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang telah melalui agregasi tahap kedua, dibebankan kepada produk atas dasar jam tenaga kerja langsung , jam mesin, atau biaya tenaga kerja
langsung. Karena biaya overhead dibebankan kepada produk melalui agregasi, bukan berdasarkan konsumsi sumberdaya oleh kegiatan untuk
menghasilkan produk, maka akuntasi biaya tradisional menimbulkan price
distortion. 4.
Biaya pemasaran dan penyerahan produk dan jasa sangat berbeda di antara berbagai saluran distribusi, namun sistem akuntansi biaya tidak
mempedulikan biaya pemasaran. Akuntasi biaya tradisional dirancang dan
dikembangkan pada masa fungsi produksi dominan dalam perusahaan. Dengan semakin rumitnya fungsi pemasaran dalam perusahaan, akuntansi
biaya tetap hanya menitik beratkan pada akumulasi dan penyajian informasi biaya produksi saja. Akuntansi biaya hanya sedikit memperdulikan biaya
pemasaran, sehingga manajemen tidak memperoleh iformasi biaya yang memungkinkan mereka menganalisis profitabilitas saluran distribusi, metode
pemasaran, order size, daerah pemasaran dan sebagainya.
2.5 Konsep Dasar Sistem Biaya Berdasarkan Aktivitas Activity Based Costing
2.5.1 Definisi Akuntansi Aktivitas Pengertian dari aktivitas menurut Brimson 1992 adalah sebagai
berikutSupriyono, 1997: 627. Aktivitas adalah suatu kombinasi antara manusia, teknologi, bahan baku, metode-metode, dan lingkungan, yang menghasilkan suatu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
produk atau jasa tertentu. Sedangkan Akuntansi aktivitas adalah suatu proses pengumpulan, penelusuran data biaya cost dan kinerja ke aktivitas perusahaan,
dan menyediakan pembandingan hasil nyata terhadap biaya yang direncanakan untuk memulai tindakan perbaikan jika diperlukan.
Fokus akuntansi aktivitas adalah untuk memahami biaya dan kinerja dari suatu aktivitas yang penting dan menelusur aktivitas-aktivitas ke tujuan biaya
akhir, seperti produk, pelanggan dan fungsi-fungsi. Dengan kata lain, akuntansi aktivitas menentukan pola penggunaan sumberdaya oleh aktivitas. Informasi
aktivitas dijadikan dasar bagi penyusunan sisitem manajemen biaya cost management system. Selanjutnya Brimson menerangkan hubungan antara
akuntansi aktivitas dengan manajemen biaya sebagai berikut : Akuntansi aktivitas adalah dasar bagi suatu sistem manajemen biaya, sedangkan manajemen biaya
adalah analisa aktivitas-aktivitas untuk menentukan kumpulan kombinasi terbaik dari aktivitas dantingkat pembebanan sumberdaya yang optimal bagi aktivitas.
Analisa aktivitas dimaksudkan sebagai proses penguraian suatu perusahaan ke dalam segmen-segmen yang dapat dikelola untuk analisa terinci mengenai
biaya dan kinerja. Suatu teknik yang digunakan untuk menyediakan informasi biaya produk bagi manajemen disebut activity based costing penentuan harga
pokok berbasis aktivitas. Selanjutnya tentang sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas, Johnson 1989 menggambarkannya sebagai berikut
Supriyono, 1997: 628:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a Aktivitas mengkonsumsi sumberdaya menyebabkan biaya. Produk menyerap
biaya-biaya dengan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mendesain, merekayasa, memproduksi, menjual, mengantarkan dan pelayanan.
b Biaya-biaya ditelusur ke produk melalui aktivitas-aktivitas. Biaya-biaya
produksi melengkapi informasi nonfinansial yang digunakan manajer operasional untuk mencapai pengendalian dan kekompetitifan dalam aktivitas
operasi. c
Activity based costing berlawanan dengan penentuan harga pokok tradisional yang mengasumsikan bahwa produk menyebabkan biaya-biaya tidak langsung
dengan mengkonsumsi pemacu misalnya jam kerja langsung yang digunakan untuk mendistribusikan biaya-biaya tidak langsung ke produk.
d Activity based costing mengatasi masalah-masalah distorsi biaya produk
dalam sistem tradisional, yang timbul dari penggunaan perata-rataan yang terlalu menyeluruh yang digunakan untuk mendistribusikan biaya-biaya tidak
langsung ke masing masing produk. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas diperlukan untuk
menghadapi distorsi biaya produk yang disebabkan oleh sisitem tradisional jika perusahaan menggunakan suatu basis tunggal yang berkaitan dengan volume
produksi misalnya, jam tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja langsung untuk mengalokasikan biaya-biaya overhead ke berbagai produk.
a. Elemen – Elemen Aktivitas
Elemen aktivitas terdiri dari kejadian, transaksi, pemacu biaya, sumber daya, aturan-aturan bisnis, proses aktivitas, dan ukuran keluaran aktivitas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Selanjutnya pemahaman aktivitas dapat ditingkatkan dengan mengetahui elemen-elemennya. Penjelasan mengenai definisi dan hubungan antara
elemen-elemen aktivitas adalah sebagai berikut Supriyono, 1997: 649: 1
Kejadian.
Kejadian, adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu tindakan eksternal ke aktivitas. Jadi, dalam hal ini kejadian memicu pelaksanaan aktivitas.
2 Transaksi.
Transaksi, adalah aliran informasi yang berkaitan dengan dokumen fisik atau elektronik. Sebelum kejadian berhubungan dengan aktivitas, kejadian
berhubungan terlebih dahulu dengan transaksi. Sebagai bukti bahwa transaksi telah terjadi dibuatlah suatu dokumen. Transaksi terjadi pada
awal atau akhir suatu aktivitas. 3
Sumberdaya.
Sumberdaya adalah faktor produksi, yaitu tenaga kerja, teknologi, perlengkapan, informasi, dan sebagainya yang berasal dari luar perusahaan
atau dari dalam perusahaan sendiri yang diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas. Sumberdaya yang berasal dari dalam perusahaan
merupakan keluaran dari suatu aktivitas yang menjadi masukan bagi aktivitas yang lain. Dalam pelaksanaan suatu aktivitas, hanya ada satu
kejadian yang memicunya, sedangkan masukan yang lain hanya pemasok informasi. Mengelola masukan pemicu tunggal menjadi penting karena
kejadiannya memicu pelaksanaan aktivitas. Cost driver pemacu biaya adalah suatu faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi biaya. Faktor
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ini merupakan penyebab utama tingkatan aktivitas misalnya banyaknya komponen aktif akan mempengaruhi perencanaaan dan pengendalian
produksi, manajemen persedian, dan kontrak dengan pemasok. 4
Proses.
Proses, adalah cara aktivitas dilakukan yang merupakan kombinasi manusia,teknologi, bahan baku, metode-metode dan lingkungan yang
menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu. Proses meliputi semua jenis operasi dan tugas sistematis yang berperan didalam transformasi masukan
menjadi keluaran. 5
Aturan-aturan bisnis.
Aturan-aturan bisnis, adalah sarana untuk mengendalikan aktivitas- aktivitas. Didalam aturan bisnis terdapat tujuan-tujuan, strategi, dan
peraturan yang mengatur aktivitas. Aturan dapat berbentuk kebijakan, prosedur, petunjuk bisnis dan lain-lain. Pengendalian bagi aktivitas
diperlukan untuk mengatur transformasi masukan menjadi keluaran. Tujuan pengendalian aktivitas adalah menjamin keseragaman kualitas
keluaran seperti yang direncanakan. 6
Keluaran.
Keluaran, adalah hasil akhir transformasi sumberdaya oleh suatu aktivitas. Dalam hal ini keluaran bisa diartikan sebagai sesuatu yang diproduksi atau
sesuatu yang diterima oleh pengguna aktivitas selanjutnya. Produk suatu aktivitas ditunjukkan dengan ukuran aktivitas. Ukuran aktivitas adalah
suatu unit pengukuran kuantitatif yang dipilih sebagai pengganti tingkat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
aktivitas. Ukuran-ukuran keluaran dapat didasarkan pada suatu masukan atau keluaran aktivitas yang dianggap memacu biaya aktivitas secara
linier. Misalnya masukan bagi aktivitas pembelian adalah permintaan pembelian, dan keluarannya adalah order pembelian. Biaya aktivitas
pembelian dapat dinyatakan sebagai biaya per permintaan pembelian atau order pembelian.
Interaksi antar berbagai elemen aktivitas itu, dimulai dengan adanya suatu kejadian. Suatu kejadian akan menyebabkan terjadinya transaksi, transaksi
menghasilkan informasi bagi proses aktivitas. Dalam waktu yang sama, pemacu biaya mendorong terjadinya konsumsi sumberdaya untuk melakukan
proses aktivitas yang dikendalikan oleh aturan-aturan bisnis. Selanjutnya proses transformasi sumberdaya menghasilkan keluaran berupa ukuran
aktivitas dan produk sampingan. Secara umum hubungan antara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
elemenelemen aktivitas dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.5.1 Hubungan antara elemen-elemen aktivitas Supriyono,1997:651
2.5.2 Definisi Activity Based Costing Sistem.
Beberapa definisi tentang Activity Based Costing Sistem menurut beberapa ahli manajemen adalah sebagai berikut Tunggal, AminW, 1995:20-24
a Menurut L. Gayle Rayburn , dalam bukunya Cost Accounting-Using
Management Approachhal 117, ABC adalah: ABC mengakui bahwa pelaksanaan aktivitas menimbulkan konsumsi
sumber daya yang dicatat sebagai biaya.”Kalkulasi biaya berbasis transaksi” adalah nama lain untuk ABC. Tujuan ABC adalah mengalokasikan biaya ke
transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kemudian mengalokasi biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
b Menurut Wayne J. Morse, James R. David dan Al, L. Hartgraves, dalam
bukunya Manajement Accounting 1991, hal 605, ABC adalah: Pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke obyek biaya dengan
dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. ABC berdasarkan premisdasar pemikiran bahwa aktivitas menyebabkan biaya dan biaya aktivitas harus
dialokasikan ke obyek biaya dengan dasar aktivitas biaya tersebut dikonsumsikan. ABC menelusuri biaya ke produk dengan dasar aktivitas
yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. c
Menurut Ray H. Garrison , dalam bukunya Management Accounting 1991, hal 96, ABC adalah :
Suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi aktivitas dalam suatu organisasi yang
berlaku sebagai pemacu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi tersebut
yang produk atau jasa dihasilkan. d Menurut T. Horngren, George Foster dan Srikant Datar , dalam bukunya Cos
Accounting-A Managerial Emphasis 1993,hal 939,ABC adalah: suatu pendekatan kalkulasi biaya yang memfokus pada aktifitas sbagai
obyek biaya yang fundamental.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
e Menurut Don. R. Hansen dan Maryanne M. Mowen dalam buku Management Accounting 1992,hal 224 ABC adalah :
Suatu system kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya ke aktifitas dan kemudian ke produk.
f Menurut Lane K. Anderson dan Harold M.SollenBerger dalam buku Managerial Accounting 1992,halaman 97,ABC adalah :
Suatu system akutansi yang memfokus pada aktifitas yang dilakukan untuk memproduksi produk.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa obyek biaya seperti produk atau jasa mengkonsumsi sejumlah aktivitas tertentu, sehingga dapat diketahui
aktivitas-aktivitas apa saja yang mendukung suatu produk. Sedangkan aktivitas- aktivitas tersebut juga mengkonsumsi sejumlah sumber daya yang tertentu pula,
sehingga dapat diketahui sumber daya apa saja yang menyusun suatu aktivitas. Dengan arah yang berlawanan maka biaya akan dapat ditelusuri ke aktivitas dan
kemudian ke produk atau jasa. Secara logika model Activity Based Costing digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.5.2 Model Activity Based Costing secara logika Produk atau Jasa
Aktivitas Sumber Daya
Sumber : Supriyono ABC 1994 : 30
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABC membebani biaya ke produk atau kepada pelanggan berdasarkan sumberdaya yang dikonsumsi. Aktivitas mengkonsumsi sumberdaya dan produk
mengkonsumsi aktivitas. Dengan konsep dasar ABC sistem tersebut, biaya yang merupakan konsumsi
sumber daya seperti bahan baku, sumber daya manusia, teknologi, modal dihubungkan dengan kegiatan yng mengkonsumsi sumber daya tersebut.
Dalam buku manajemen Accounting, T. Lucy, 1992, hal. 33 ditulis beberapa temuan berhubungan dengan penggunaan ABC sistem Tunggal, Amin Widjaja,
1995 :24: 1.
ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya activity cause cost, bukan produk dan produklah yang mengkomsumsi aktivitas.
2. ABC memfokus perhatian pada riil dari perilaku biaya dan membantu dalam
mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk .
3. ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area
tanggung jawab manajerial, dan juga dalam biaya produk. 4.
ABC memberikan tolak ukur keuangan yang berguna misalnya tarif pemacu biayacost driver rates dan tolak ukur non keuangan misalnya , volume
transaksi. Penerapan sistem ABC ini akan meningkatkan biaya-biaya yang
digunakan untuk menganalisa dan mengukur aktivitas, hal ini disebabkan penerapan sistem ini jauh lebih komplek dibanding sistem tradisional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ada beberapa manfaat dari Sistem Activity Based Costing adalah sebagai berikut : a
Mendukung pengambilan keputusan managemet decision making. Karena ABC melakukan penentuan biaya produk dengan akurat, maka pihak
manajemen dapat mengambil keputusan dengan lebih baik dan tepat. Akurasi perhitungan biaya produk menjadi sangat penting dalam iklim kompetisi
seperti sekarang ini. b
Mendukung perbaikan berkesinambungan continous improvement. Melalui analisi aktivitas, ABC memungkinkan tindakan eliminasi atau perbaikan
aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Ini berkaitan erat dengan masalah produktivitas.
c Kemudahan penentuan biaya-biaya yang kurang relevan cost reduction.
Dalam sistem tradisional, banyak biaya-biaya yang kurang relevan yang tersembunyi. Sistem ABC yang transparan menyebabkan sumber-sumber
biaya tersebut dapat diketahui dan dieliminasi.
2.5.3 Asumsi – Asumsi dalam Activity Based Costing
Dalam penerapannya sistem biaya berdasarkan aktivitas mempergunakan asumsi-asumsi sebagai berikut Cooper Kaplan, 1991 :269
1. Aktivitas – aktivitas mengkonsumsi sumberdaya langsung maupun tidak
langsung.
Aktivitas sebagai penyebab timbulnya biaya-biaya activity cause cost. Biaya merupakan ukuran sumber daya yang dikonsumsi untuk setiap aktivitas
dalam menghasilakan produk. Tahap pertama sistem ABC dilakukan dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menelusuri biaya-biaya sumber daya penunjang atau tidak langsung ke aktivitas yang dilaksanakan sumber daya tersebut.
2. Produk-produk menciptakan permitaan untuk aktivitas.
Oleh karena pada tahap kedua prosedur ABC, biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan jumlah konsumsi atau permitaan produk-
produk individual terhadap setiap aktivitas.
2.6 Tahapan – Tahapan Dalam Implementsi Sistem Biaya Berdasarkan
Aktivitas Activity Based Costing
Pada sistem biaya tradisional, pembagian biaya overhead meliputi dua tahap, dimana pada tahap pertama biaya overhead dibebankan pada unit organisasi yaitu
berupa plantwide atau departemen dan selanjutnya membebankan biaya ke produk. Demikian pula pada sistem berdasarkan aktivitas prosedur pembagian
overhead juga terdiri dari dua tahapan, perbedaannya adalah pada tahap pertama sistem biaya berdasarkan aktivitas membagikan biaya overhead pada aktivitas-
aktivitas perusahaan. Sedangkan pada tahap ke dua, setiap metode meliputi prosedur penelusuran dan pembebanan biaya overhead ke produk.
2.6.1 Tahap Pertama
Pada tahap pertama dalam penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas meliputi empat langkah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Mengidentifikasikan dan Mengklasifikasikan Aktivitas – Aktivitas
Pada tahap ini biaya dari masing – masing aktivitas dikelompokkan kedalam suatu cost pool kelompok biaya. Identifikasi aktivitas – aktivitas yang luas
dikelompokkan ke dalam empat kategori aktivitas yaitu :
a. Aktivitas-aktivitas berlevel Unit
Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh
jumlah unit produk yang diproduksi. Sebagai contoh tenaga langsung ,jam mesin dan jam listrik digunakan setiap saat satu produk dihasilkan. Bahan
baku dan tenaga kerja langsung juga dikelompokkan sebagai aktivitas berlevel unit, namun tidak termasuk kedalam overhead. Biaya aktivitas
berlevel unit adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Sebagai contoh adalah biaya listrik dan biaya
operasi mesin.
b. Aktivitas-aktivitas berlevel Batch.
Adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch
produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah aktivitas set-up, penjadwalan produksi, pengelolaan
bahan ,inspeksi. Biaya yang ditimbulkan dinamakan biaya aktivitas berlevel batch. Biaya berlevel bacth adalah biaya biaya yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang dihasilkan, Biaya ini bervariasi dengan jumlah batch produk yang diproduksi, namun bersifat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tetap jika dihubungkan dengan jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap batch. Contoh Biaya aktivitas ini adalah biaya aktivitas set up, biaya
penjadwalan produksi, biaya pengelolaan bahan dan biaya inspeksi.
c. Aktivitas-aktivitas berlevel Produk