METODOLOGI PENELITIAN Cara belajar dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII SMP ST. Aloysius Turi Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai cara belajar matematika dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII di SMP St. Aloysius Turi semester II tahun pelajaran 20132014. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa asrama kelas VII SMP St. Aloysius Turi. Siswa asrama kelas VII berjumlah 19 siswa terdiri atas 3 putri dan 16 putra yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas VIIA berjumlah 7 siswa, VIIB berjumlah 5 siswa, dan VIIC berjumlah 7 siswa. SMP St. Aloysius terletak di Desa Donokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang didirikan oleh umat Paroki Somohitan. Sekolah ini ber status Terakreditasi A, berdiri sejak 1967. SMP St. Aloysius dan asrama, keduanya dikelola oleh Bruder-bruder Kongregasi St. Aloysius CSA. C. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah hasil tes matematika, observasi di kelas dan di asrama, angket, dan wawancara yang semuanya itu meliputi cara belajar, sikap, motivasi, lingkungan, dan keluarga. D. Data Penelitian Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil tes pelajaran matematika 2. Sikap siswa terhadap pelajaran matematika 3. Motivasi siswa terhadap pelajaran matematika 4. Kebiasaan dan cara siswa dalam belajar matematika 5. Keadaan keluarga dan lingkungan sekitar siswa E. Instrumen Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang tercantum dalam bab I, yaitu: Tabel 3.1 Instrumen Penelitian No Rumusan Masalah Instrumen Observasi Wawancara Angket Soal Tes 1. Bagaimana sikap dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika √ √ 2. Bagaimana cara siswa asrama mengelola waktu belajar dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun di asrama √ √ √ 3. Bagaimana pemahaman siswa asrama pada materi garis dan sudut dalam pelajaran matematika di kelas √ 1. Observasi Pembelajaran Peneliti melakukan pengamatan langsung di asrama dan di kelas secara seksama dan dicatat dalam lembar observasi. Aspek-aspek yang diamati dalam observasi sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi observasi di kelas Aspek yang diamati No. Item Pernyataan Jumlah a. Persiapan siswa dan guru sebelum belajar matematika 1, 22 2 b. Konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran 2, 7, 12, 14, 16, 17, 18, 21, 26, 28 10 c. Rasa ingin tahu siswa dengan bertanya kepada guru dan teman dalam proses pembelajaran 6, 10, 30 3 d. Keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan teman dalam proses pembelajaran 3, 4, 5, 9, 15 5 e. Keterlibatan siswa secara aktif dalam diskusi kelompok dan dalam seluruh proses pembelajaran 19 1 f. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal latihan dan mencatat materi secara mandiri 8, 11, 13, 20, 23, 24, 25, 27, 29 9 Jumlah 30 Tabel 3.3 Kisi-kisi observasi di asrama Aspek yang diamati No. Item Pernyataan Jumlah a. Persiapan siswa sebelum belajar matematika 1, 19 2 b. Konsentrasi siswa dalam belajar matematika 3, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 23, 25, 29 12 c. Rasa ingin tahu siswa dengan bertanya kepada teman dalam belajar matematika 2, 8, 28, 30 4 d. Kemandirian siswa dalam mengerjakan latihan soal dari guru dalam belajar matematika 4, 7, 21, 22, 24, 26, 27 7 e. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar kelompok 5, 6, 9, 12, 16, 5 Jumlah 30 2. Memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui prestasi pelajaran matematika siswa asrama kelas VII. Langkah-langkah penyusunan tes: a. Mempelajari materi b. Membuat kisi-kisi penyusunan tes yang didalamnya berisi sub-sub pokok bahasan c. Membuat soal yang disesuaikan dengan kisi-kisi penyusunan tes d. Jumlah soal yang diberikan diuraikan lagi menjadi beberapa permasalahan. Tes ini dibuat dengan mengacu pada tabel ranah kognitif berdasar Taksonomi Bloom Tabel 2.1. Dengan kisi-kisi soal seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.4 Kesesuaian indikator dengans tes Kisi-kisi berdasarkan materi yang diajarkan No Indikator Materi Nomor Soal K1 K2 K3 K4 K5 K6 1 Menjelaskan pengertian dua garis sejajar, berimpit, berpotongan dan menyebutkan contohnya Hubungan antara dua garis 1 1 2 Mengubah dan menghitung besar sudut ke dalam derajat, menit, dan detik Mengukur besar sudut 2,3 3 Menjelaskan perbedaan sudut siku-siku, lancip, tumpul, lurus, dan reflek Jenis-jenis sudut 4 5 4 4 Menghitung besar suatu sudut secara matematis Mengukur besar sudut 6 3. Membagikan angket tentang bagaimana sikap, motivasi, kebiasaan, dan cara belajar untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika. a. Angket sikap siswa terhadap pelajaran matematika Peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran matematika. Angket sikap siswa terhadap pelajaran matematika terdiri dari 5 aspek yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, dan percaya diri yang terbagi atas pernyataan positif dan pernyataan negatif. Angket sikap ini menggunakan skala Likert 4-3-2-1, yaitu menggunakan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Alternatif jawaban dibuat empat kategori dengan maksud menghindari kecenderungan subjek penelitian menjawab pertanyaan dengan alternatif jawaban yang bersifat netral atau ragu-ragu Hadi, 1980. Dengan kisi-kisi berikut: Tabel 3.5 Kisi-kisi angket sikap siswa terhadap matematika Sebelum ujicoba No. Aspek Indikator Positif Negatif Jumlah 1. Jujur Mampu mengerjakan sendiri sesuai kemampuan, bertindak sesuai pengalaman yang dirasakan 2, 6, 9, 10, 22, 25, 27, 1, 7, 8, 13, 17, 23, 26, 14 2. Disiplin Perilaku tertib dan patuh pada aturan dalam pembelajaran 11, 15, 20, 24, 4 3. Tanggung jawab Melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, teman, asrama, sekolah, dan lingkungan sekitar 4, 5, 3, 14, 16, 28, 29 7 4 Kerjasama Terlibat aktif dalam kelompok diskusi dan saling menghargai pendapat orang lain 12, 19, 21, 3 5 Percaya diri Berani mencoba, menjawab pertanyaan dan membagikan pengetahuan 18, 30 2 Jumlah 16 14 30 b. Angket Motivasi Belajar Siswa Peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar matematika pada siswa asrama. Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 8 aspek antara lain: perasaan senang, kemauan, kecerdasan, kemandirian, kepercayaan diri, kewajiban, hadiahpujian, dan tuntutan materi . Angket tersebut berisi pernyataan positif dan pernyataan negatif. Angket motivasi belajar siswa menggunakan skala Likert 4-3-2-1, yaitu menggunakan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dengan kisi-kisi pada tabel 3.12 sebagai berikut: Tabel 3.6 Kisi-kisi angket motivasi siswa terhadap pelajaran matematika sebelum ujicoba No . Aspek Indikator Positif Negatif Jumlah 1. Intrinsik a. Perasaan Senang Suasana batin saat menghadapi tantangan dalam pelajaran Matematika 1, 9, 11, 20, 2, 4, 28 7 b. Kemauan Keseriusan siswa dalam belajar matematika 3, 5, 17, 24, 6, 12, 18, 7 c. Kecerdasan Tantangan pada materi yang sulit 19 8 2 d. Kemandirian Belajar tanpa disuruh 7, 15, 16, 25, 31, 35, 6 e. Kepercayaan diri Tahu apa yang harus dibuat agar berhasil 13, 10, 14, 39, 4 2. Ekstrinsik a. Kewajiban Sesuatu hal yang harus diterima dan dilakukan 23, 26, 30, 40 4 b. Hadiahpujian Adanya kebutuhan akan perhatian, 21, 27, 29, 36, 37 38 6 dorongan yang menguatkan c. Tuntutan materi Kebutuhan untuk aktualisasi diri dan berprestasi 22, 33, 32 34, 3 Jumlah 23 17 40 4. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui angket dan hasil observasi. Wawancara dilakukan terhadap siswa yang menjadi subyek penelitian dengan menggunakan pedoman sebagai berikut: Tabel 3.7 Kisi-kisi pedoman wawancara terhadap siswa No Aspek Indikator No. Item Jumlah Soal 1 Sebelum belajar Persiapan yang dilakukan 1, 2 2 2 Saat belajar di kelas Keaktifan dalam proses pembelajaran 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 8 3 Saat belajar di asrama Kedisiplinan menepati jadwal Kerjasama dengan teman 11,12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 9 4 Saat ulangan Persiapan menghadapi ulangan 20, 21, 22, 23, 24 5 5 Sikap dan motivasi Kesan yang muncul dalam belajar matematika 25, 26 2 Jumlah Soal 26 F. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, pemberian tes, pemberian angket, dan wawancara serta mengumpulkan dokumen. 1. Observasi Observasi merupakan suatu aktivitas untuk pengumpulan data, dengan cara mengamati kondisi-kondisi, proses-proses, dan perilaku-perilaku, kebiasaan dan cara belajar objek penelitian secara seksama dan sistematis dengan menggunakan alat indera. Observasi dilakukan terhadap pembelajaran matematika yang berlangsung di kelas dan di asrama. Observasi ini dilakukan lewat pengamatan langsung yang didokumentasikan. 2. Pemberian angket Angket adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari subyek tentang dirinya. Angket yang dimaksud dalam penelitian ini adalah angket yang digunakan untuk mencari pengaruh antara cara belajar ketika di asrama dan di kelas terhadap prestasi belajar matematika pada siswa asrama kelas VII. Angket ini meliputi sikap terhadap pelajaran matematika dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika. 3. Pemberian tes Tes prestasi belajar matematika adalah tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yang telah mengikuti pembelajaran. Tes ini disusun oleh peneliti dan berbentuk essai yang terdiri dari 6 butir soal. 4. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan subyek untuk mendapatkan informasi yang diperlukan berkenaan dengan diri subyek seperti keadaan lingkungan sekitar siswa dan keadaan orang tua siswa. Wawancara ini untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui observasi, tes, dan angket sikap dan motivasi, tentang cara belajar ketika di asrama dan di kelas dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII . 5. Dokumentasi Pengumpulan data dari dokumen yang ada di sekolah dengan data yang yang meliputi nama siswa dan orang tua siswa, tempat dan tanggal lahir siswa, tempat lahir orang tua siswa, tempat tinggal siswa dan orang tua siswa, pekerjaan orang tua siswa, dan pendidikan tertinggi orang tua siswa. Rekaman kegiatan belajar siswa ketika di kelas dan di asrama ini untuk melengkapi data observasi dan data lain yang sudah dikumpulkan, sebagai bukti fisik dalam penelitian ini. G. Validitas Instrumen dan Teknik Analisis Data 1. Validitas Instrumen a. Validitas Instrumen Sebelum instrumen dipakai harus diuji dahulu kevalidannya yang terdiri dari validitas isi dan konstruk yang bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan kisi- kisi yang dibuat dengan meminta pertimbangan para pakarahli dalam bidang yang sedang diuji. Selanjutnya validitas butir item yang bertujuan untuk memprediksi keberhasilan peserta didik dikemudian hari Asep Jihad-Haris Abdul, 2008:179. Uji validitas angket dilakukan pada siswa kelas III yang tidak dikenai tindakan, yaitu di kelas IX SMP St. Aloysius Turi kelas yang berbeda dari sekolah yang sama dengan yang digunakan untuk penelitian. Pada penelitian ini, untuk menentukan validitas instrumen angket sikap siswa dan angket motivasi siswa, peneliti menggunakan validitas isi dan konstruk validitas butir isi dan butir item. Untuk validitas isi peneliti menggunakan uji pakar yaitu 2 guru Bahasa Indonesia SMP St. Aloysius Turi, dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan dosen pembimbing peneliti. Untuk menentukan validitas butir item, peneliti menggunakan “Statistika korelasi product-moment” dengan menggunakan rumus berikut : r xy = di mana r xy = statistika korelasi product-moment N = banyaknya siswa yang mengisi instrumen X = skor item Y = skor total siswa Suatu instrumen dikatakan valid apabila perhitungan r xy ≥ r tabel , sedangkan apabila perhitungan r xy menunjukkan r tabel maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid sehingga instrumen tidak dapat digunakan Arikunto, 2002: 146. Dengan kata lain instrumen harus diperbaiki. Pada tanggal 22 Februari 2014 dilakukan pengambilan data ujicoba angket di kelas IX SMP St. Aloysius Turi yang berjumlah 50 siswa. Dari hasil perhitungan butir terhadap total, diperoleh 3 butir item sikap yang nilai koefisien validitasnya rendah. Sehingga terdapat 27 item yang dinyatakan valid. Sedangkan untuk angket motivasi, ada 16 item yang tidak valid, sehingga terdapat 24 item yang dinyatakan valid. Rincian item yang nilai koefisien validitasnya rendah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.8 Rincian item sikap yang valid dan tidak valid No. Aspek Indikator Valid Tidak valid Jumlah valid per aspek 1. Jujur Mampu mengerjakan sendiri sesuai kemampuan, bertindak sesuai pengalaman yang dirasakan 1, 2, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 17, 23, 25, 26 22, 27 12 2. Disiplin Perilaku tertib dan patuh pada aturan dalam pembelajaran 11, 15, 20, 24 4 3. Tanggung jawab Melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, teman, asrama, sekolah, dan lingkungan sekitar 3, 4, 5, 14, 16, 28 29 6 4 Kerjasama Terlibat aktif dalam kelompok diskusi dan saling menghargai pendapat orang lain 12, 19, 21 3 5 Percaya diri Berani mencoba, menjawab pertanyaan dan membagikan 18, 30 2 pengetahuan Jumlah 27 3 27 Tabel 3.9 Rincian item motivasi yang valid dan tidak valid Setelah diuji dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, maka angket sikap siswa dan motivasi belajar siswa yang siap digunakan masing- masing angket sebanyak 20 item dengan 10 pernyataan positif dan 10 No . Aspek Indikator Valid Tidak valid Jumlah valid per aspek 1. Intrinsik a. Perasaan Senang Suasana batin saat menghadapi tantangan dalam pelajaran Matematika 2, 4, 9, 11, 28 1, 20, 5 b. Kemauan Keseriusan siswa dalam belajar matematika 3, 5, 6, 12, 17, 18 24 6 c. Kecerdasan Tantangan pada materi yang sulit 8, 19 2 d. Kemandirian Belajar tanpa disuruh 15, 16, 25, 35 7, 31 e. Kepercayaan diri Tahu apa yang harus dibuat agar berhasil 10, 39 13, 14 6 2. Ekstrinsik a. Kewajiban Sesuatu hal yang harus diterima dan dilakukan 30, 40 23, 26 2 b. Hadiahpujian Adanya kebutuhan akan perhatian, dorongan yang menguatkan 36 21, 27, 29, 37, 38 1 c. Tuntutan materi Kebutuhan untuk aktualisasi diri dan berprestasi 22, 34 32, 33, 2 Jumlah 24 16 24 pernyataan negatif. Berikut rincian dari angket sikap siswa dan angket motivasi belajar siswa yang siap disebarkan untuk pengambilan data. Tabel 3.10 Angket sikap siswa siap digunakan No. Aspek Indikator No. Item lama No. Item baru Jumlah Soal tiap aspek Positif Negatif Positif Negatif 1. Jujur Mampu mengerjakan sendiri sesuai kemampuan, bertindak sesuai pengalaman yang dirasakan 2, 6, 9, 10, 17, 25 1, 7, 8, 13, 23 26 5, 7, 19 8, 16, 20, 12, 18, 8 2. Disiplin Perilaku tertib dan patuh pada aturan dalam pembelajaran 11, 15, 20, 24 11, 15, 2 3. Tanggung jawab Melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, teman, asrama, sekolah, dan lingkungan sekitar 4, 5, 3, 14, 16, 28 1, 3, 2, 4, 14, 6 6 4 Kerjasama Terlibat aktif dalam kelompok diskusi dan saling menghargai pendapat orang lain 12, 19, 21 9, 17, 13 3 5 Percaya diri Berani mencoba, menjawab pertanyaan dan membagikan pengetahuan 18, 30 10, 1 Jumlah 10 10 20 Tabel 3.11 Angket motivasi belajar siswa siap digunakan No . Aspek Indikator No. Item lama No. Item baru Jumlah soal tiap aspek Positif Negatif Positif Negatif 1. Intrinsik a. Perasaan Senang Suasana batin saat menghadapi tantangan dalam pelajaran Matematika 9, 11 2, 4, 28 2, 16 1, 19 4 b. Kemauan Keseriusan siswa dalam belajar 3, 5, 17 6, 12, 18, 12, 10, 6 11, 13, 7, 6 matematika c. Kecerdasan Tantangan pada materi yang sulit 19 8 20 1 d. Kemandirian Belajar tanpa disuruh 15, 16, 25, 35 8, 4 3 3 e. Kepercayaan diri Tahu apa yang harus dibuat agar berhasil 10, 39 5, 9 2 2. Ekstrinsik a. Kewajiban Sesuatu hal yang harus diterima dan dilakukan 30, 40 17, 15, 2 b. Hadiah pujian Adanya kebutuhan akan perhatian, dorongan yang menguatkan 36 18 1 c. Tuntutan materi Kebutuhan untuk aktualisasi diri dan berprestasi 22 34 14 1 Jumlah 23 17 10 10 20 Sedangkan untuk validitas instrumen soal tes prestasi, peneliti menggunakan validitas 4 pakar yaitu 2 guru mata pelajaran matematika SMP St. Aloysius Turi, dosen Program Studi Pendidikan Matematika, dan dosen pembimbing skripsi penulis. Selain melakukan uji validitas terhadap instrumen, peneliti juga mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing untuk mengecek kualitas instrumen yang telah dibuat oleh peneliti. b. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas instrumen angket dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir instrumen. Jika nilai Alpha ≥ 0,60 maka butir instrumen dikatakan reliabel, sebaliknya apabila nilai Alpha 0,60 maka butir instrumen dikatakan tidak reliabel Sekaran, 2000: 312. Untuk menentukan reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus berikut : r = dengan : r = koefisien reliabilitas instrumen cronbach alfa k = banyaknya butir instrumen = jumlah varian butir soal = varians skor butir ke-i Pada angket sikap siswa di atas setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan kedalam uji reliabilitas. Jadi yang akan dihitung ada 27 item, karena 3 item telah digugurkan. Dari hasil analisis di atas di dapat nilai Alpha sebesar 0,913. Maka, dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. Pada angket motivasi di atas setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .913 27 Tabel 3.12 Reliabilitas Angket Sikap dimasukkan ke dalam uji reliabilitas. Jadi yang akan dihitung ada 24 item, karena 16 item telah digugurkan. Dari hasil analisis di atas di dapat nilai Alpha sebesar 0,870. Maka, dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel. 2. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan kesimpulan dari masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, data yang didapatkan dari berbagai instrumen pengumpulan data yang berupa data kuantitatif dan kualitatif masing-masing akan dianalisis untuk mendukung kesimpulan akhir dari penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Analisis Data Hasil Observasi Belajar Siswa di Kelas dan di Asrama Hasil observasi yang telah ditulis kemudian ditranskrip untuk dianalisa secara kualitatif. Dalam menganalisa data hasil observasi, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1 Reduksi data Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .870 24 Tabel 3.13 Reliabilitas Angket Motivasi Mancatat hasil pengamatan di kelas dan di asrama diringkas dan dikategorikan sesuai dengan aspek yang diamati. 2 Penyajian data Data hasil reduksi kemudian disajikan dalam bentuk teks-naratif. Penyajian data dalam bentuk ini dimaksudkan untuk memperoleh makna dari dari data yang telah terkumpul. 3 Penarikan kesimpulan Apabila semua data telah disajikan dalam bentuk teks-naratif, selanjutnya peneliti melakukan penarikan kesimpulan mengenai persiapan belajar, konsentrasi belajar siswa, rasa ingin tahu, keaktifan dan kemandirian siswa selama proses belajar baik di kelas maupun di asrama. b. Analisis Data Hasil Wawancara dengan Siswa Hasil wawancara yang telah ditulis kemudian ditranskrip untuk dianalisa secara kualitatif. Dalam menganalisa data hasil wawancara, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Reduksi data Transkrip jawaban hasil wawancara dengan siswa, diringkas dan dikategorikan sesuai dengan aspek yang ingin diamati. 2. Penyajian data Data hasil reduksi kemudian disajikan dalam bentuk teks-naratif. Penyajian data dalam bentuk ini dimaksudkan untuk memperoleh makna dari dari data yang telah terkumpul. 3. Penarikan kesimpulan Apabila semua data telah disajikan dalam bentuk teks-naratif, selanjutnya peneliti melakukan penarikan kesimpulan mengenai persiapan siswa sebelum, saat, sesudah belajar, dan saat ulangan serta tentang sikap dan motivasi belajar siswa. c. Analisis Data Angket Sikap Siswa Pengolahan data angket dilakukan melalui pemberian skor pada setiap jawaban yang diberikan siswa. Skor pilihan jawaban skala Likert tergantung pada sifat pernyataan, di mana jumlah pernyataan positif dan negatif haruslah sama. Tabel berikut adalah pedoman pemberian skor bagi jawaban siswa untuk setiap jenis pernyataan. Pemberian skor angket yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan pedoman berikut : Tabel 3.14 Panduan pemberian skor angket sikap Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan Ne gatif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak setuju STS 1 4 Pernyataan yang diajukan dalam angket terdiri atas 20 butir pernyataan, sehingga peluang skor yang akan dicapai adalah 20 untuk skor terendah dan 80 untuk skor tertinggi. Hasil pengukuran tersebut mengikuti kriteria sebagai mana dinyatakan dalam tabel berikut. Tabel 3.15 Kriteria kualifikasi sikap siswa terhadap matematika Skor Sikap Tingkat Sikap Siswa ≤ 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100 Sangat Negatif Negatif Netral Positif Sangat Positif Sumber: Kartika 2001:55 Tabel 3.16 Kriteria kualifikasi sikap seluruh siswa terhadap matematika Jumlah Skor Sikap Sikap SP SP+P SP+P+Nt SP+P+Nt+N SP+P+Nt+ N+SN ≥75 75 ≥75 75 ≥65 65 ≥65 65 Sangat Positif Positif Netral Negatif Sangat Negatif Sumber: Kartika 2001:55 Tabel 3.17 Persentase sikap siswa berdasarkan aspek-aspeknya Skor Aspek Sikap Tingkat Sikap Siswa ≤ 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100 Sangat Negatif Negatif Netral Positif Sangat Positif Sumber: Kartika 2001:55 d. Analisis Data Angket Motivasi Belajar Siswa Pengolahan data angket dilakukan melalui pemberian skor pada setiap jawaban yang diberikan siswa. Skor pilihan jawaban skala Likert tergantung pada sifat pernyataan, di mana jumlah pernyataan positif dan negatif haruslah sama. Tabel berikut adalah pedoman pemberian skor bagi jawaban siswa untuk setiap jenis pernyataan. Pemberian skor angket yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan pedoman berikut : Tabel 3.18 Panduan pemberian skor angket motivasi belajar Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan Ne gatif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak setuju STS 1 4 Pernyataan yang diajukan dalam angket terdiri atas 20 butir pernyataan, sehingga peluang skor yang akan dicapai adalah 20 untuk skor terendah atau 80 untuk skor tertinggi. Hasil pengukuran tersebut mengikuti kriteria sebagai mana dinyatakan dalam tabel berikut. Tabel 3.19 Kriteria kualifikasi motivasi siswa terhadap matematika Skor Motivasi Tingkat Motivasi Siswa ≤20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100 Sangat Rendah Rendah Biasa Saja Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Kartika 2001:55 Tabel 3.20 Kriteria kualifikasi motivasi seluruh siswa Jumlah Skor Motivasi Motivasi SP SP+P SP+P+Nt SP+P+Nt+N SP+P+Nt+N+SN ≥75 75 ≥75 75 ≥65 65 ≥65 65 Sangat Tinggi Tinggi Biasa Saja Rendah Sangat Rendah Sumber: Kartika 2001:55 Tabel 3.21 Persentase motivasi siswa berdasarkan aspek-aspeknya Skor Aspek Motivasi Tingkat Motivasi Siswa ≤ 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100 Sangat Negatif Negatif Netral Positif Sangat Positif Sumber: Kartika 2001:55 e. Analisis Data Tes Prestasi Siswa Data hasil belajar siswa meliputi data hasil tes prestasi. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa diklasifikasikan berdasarkan tabel berikut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis hasil tes meliputi: 1 Pemberian skor Skor yang diberikan untuk setiap soal tes sesuai dengan bobot jawaban siswa yang dibandingkan dengan bobot jawaban dalam kisi-kisi yang telah disusun. 2 Penilaian Nilai yang diberikan dalam rentang 0 – 10. Perhitungan nilai dapat dilihat pada pedoman penilaian masing-masing nomor soal tes. 3 Analisis ketuntasan Nilai yang diperoleh siswa dari tes dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM yang diharapkan dari siswa adalah memperoleh nilai 7,5. Jika nilai siswa kurang dari 7,5 maka siswa dikatakan tidak tuntas. Sebaliknya, apabila nilai siswa lebih dari atau sama dengan 7,5 maka siswa dikatakan tuntas. Analisa hasil belajar siswa dapat dilihat dalam tabel berikut. Tes yang diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa akan diukur dalam bentuk persentase. Nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 10 dengan presentase pemahaman 100. Persentase pemahaman siswa dihitung dengan rumus: Persentase = Tabel 3.22 Kriteria nilai tes prestasi pada materi pembelajaran tiap siswa No Interval Skor Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 80 – 100 70 – 79 56 – 69 50 – 55 0 – 49 A B C D E Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Tabel 3.23 Kriteria nilai tes prestasi materi pembelajaran berdasarkan aspek-aspeknya No Jumlah yang berhasil Kriteria 1 2 3 4 5 80 – 100 66 – 79 56 – 65 41 – 55 0 – 40 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah sumber: Kartika. 2001:108 Tabel 3.24 Kriteria hasil tes prestasi secara kuantitatif No Jumlah yang berhasil Kriteria 1 2 3 4 5 80 – 100 66 – 79 56 – 65 41 – 55 0 – 40 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah sumber: Kartika. 2001:108 sumber: Kartika, 2005:107 Untuk melihat pencapaian hasil belajar siswa secara menyeluruh dapat dilihat dengan melihat persentase antara siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Tabel 3.25 Kriteria prestasi belajar seluruh siswa Jumlah Skor Tes Siswa Prestasi SB SB + B SB + B + CB SB + B + CB + KB SB + B + CB + KB + SKB 75 Sangat Baik 75 Baik 65 Cukup Baik 65 Kurang Baik 65 Sangat Kurang Baik Sumber : Kartika, 2001: 54 Persentase ketuntasan dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Persentase = f. Analisis Keseluruhan Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data kuantatif dan kualitatif, oleh karena itu perlu dilakukan analisa data lebih lanjut untuk bisa mengambil kesimpulan dari hasil penelitian ini. Setelah semua data terkumpul, proses analisa data selanjutnya adalah triangulasi data. Tujuan dari triangulasi adalah untuk mengecek kebenaran data dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak-banyaknya kemungkinan yang bisa terjadi pada saat pengumpulan dan proses analisa data Arifin, 2011: 164. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses triangulasi adalah sebagai berikut: 1 Penyajian data: Data lengkap serta analisisnya yang meliputi: 1 Analisis dan pembahasan data hasil observasi. 2 Analisis dan pembahasan hasil angket sikap siswa, 3 Analisis dan pembahasan hasil angket motivasi siswa, 4 Analisis dan pembahasan hasil tes prestasi, 5 Analisis dan pembahasan hasil wawancara dengan siswa. 2 Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dari hasil analisis data yaitu mengenai mengenai cara belajar dan prestasi belajar matematika. Cara belajar siswa asrama tersebut meliputi sikap, motivasi, kebiasaan, kebiasaan, dan lingkungan serta keluarga siswa. 76

BAB IV DESKRIPSI, TABULASI DATA,

ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 20132014 yaitu pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014. Penelitian dilakukan pada 19 siswa asrama yang tersebar di tiga kelas yaitu kelas VIIA ada 7 siswa asrama, kelas VIIB ada 5 siswa asrama, dan kelas VIIC ada 7 siswa asrama. Penelitian dilakukan dalam 7 pertemuan dengan kegiatan yang berbeda. Urutan kegiatan pelaksanaan penelitian dituliskan dalam tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1. Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Tahap Kegiatan Waktu 1 Menghubungi pihak sekolah untuk meminta ijin melakukan penelitian Desember 2013 2 Meminta surat ijin penelitian kemudian menyerahkan kepada pihak sekolah Februari 2014 3 Observasi kelas VIIC Observasi kelas VIIA dan kelas VIIB 26 Februari 2014 6 Maret 2014 4 Observasi jam belajar di asrama 21dan 28 Februari 2014 5 Pemberian Tes 11 dan 12 Maret 2014 6 Pemberian Angket kelas VIIA, VIIB, dan VIIC 21 Maret 2014 7 Wawancara 30 April dan 1 Mei 2014 B. Tabulasi Data 1. Observasi Proses Pembelajaran Matematika di kelas Observasi ini bertujuan untuk melihat proses pembelajaran yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran di SMP St. Aloysius Turi ini sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sekolah. Pembelajaran berlangsung selama 2 x 40 menit dalam setiap pertemuan, sebanyak 3 kali pertemuan setiap minggu. Dalam sehari minimal ada tiga mata pelajaran yang diikuti siswa. Secara umum kegiatan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut: a Kelas VIIA Materi yang diberikan adalah hubungan garis dan sudut. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok dan latihan soal yang berbentuk presentasi perkelompok. Sebelum pelajaran dimulai, guru memberi pengantar dan menyapa siswa untuk aktif di kelas. Masuk dalam materi, guru mengajak siswa untuk menyiapkan buku dan alat yang digunakan dalam belajar yaitu busur, alat peraga berupa jam, dan penggaris. Lalu guru membahas materi dari buku paket yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk memancing keaktifan siswa, maka guru membentuk 6 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Siswa asrama menyebar dalam 5 kelompok. Guru meminta siswa membahas dengan diskusi tentang hubungan antar garis, lalu siswa diminta mengerjakan soal uji kompetensi dan hasil diskusi tersebut akan dipresentasikan di depan kelas. Semua siswa tekun membaca buku dan mengerjakan soal dari buku. Saat diskusi, siswa tetap berani bertanya pada guru. Setiap kelompok diminta menjawab pertanyaan guru melalui perwakilan kelompok. Siswa asrama ada