Keterbatasan Pelaksanaan Penelitian DESKRIPSI, TABULASI DATA,

1. Waktu penelitian Dalam penelitian ini, observasi di kelas hanya dilakukan 2 pertemuan di tiap kelas, lalu pemberian tes dan angket yang dilakukan pada akhir Februari dan awal Maret. Rencana awal akan dilaksanakan selama bulan Maret, namun karena di minggu ke empat ada ujian sekolah kelas IX SMP, dan siswa kelas VII libur, maka wawancara baru terlaksana di akhir April dan awal Mei. 2. Jadwal Pembelajaran Jadwal pembelajaran kadang terjadi perubahan tanpa pemberitahuan, sehingga rekaman tidak selalu penuh 2 JP selama pembelajaran di kelas. Jadwal pelajaran yang ada bersamaan dengan jam kuliah peneliti. 3. Pelaksanaan tes prestasi belajar Pelaksanaan tes prestasi belajar dilaksanakan setelah semua kelas menyelesaikan materi tentang garis dan sudut, karena tidak bersamaan sehingga ada yang sudah ganti materi. 113

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dan berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab IV antara lain sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil angket sikap, secara keseluruhan siswa asrama berada dalam kriteria positif dengan rincian siswa yang sangat positif sebesar 36,84, kriteria positif sebesar 63,15. Dari beberapa aspek dalam angket sikap yang berada pada kriteria positif, rinciannya adalah: jujur 69,8, disiplin 72,5, tanggung jawab 80,6, kerjasama 70,8, dan percaya diri 77,5. Dari hasil angket motivasi, motivasi belajar matematika siswa asrama berada dalam kriteria tinggi dengan rincian siswa yang motivasinya sangat tinggi sebesar 36,84, kriteria tinggi sebesar 52,63, kriteria biasa saja sebesar 10,52. Dari beberapa aspek dalam angket motivasi yang berada pada kriteria tinggi, rinciannya adalah: perasaan senang terhadap pelajaran matematika 71,5, kemauan belajar matematika 72,5, kecerdasan siswa 85, kemandirian siswa 74,5, kepercayaan diri 60, kewajiban 75, hadiahpujian81,2, dan tuntutan materi 62,5. 2. Siswa asrama mengelola proses belajar dengan mengikuti kegiatan harian sesuai dengan jadwal acara harian. Selama jam belajar, siswa asrama menggunakan waktu belajar dengan mengerjakan PR, membaca buku, dan berdiskusi dengan teman. Jika tidak ada PR, mereka lebih senang bermain-main dan mengobrol. Saat ada pembimbing, mereka dapat belajar dengan tertib dan tenang serta berani bertanya jika ada kesulitan. Mereka yang membutuhkan waktu belajar diluar jadwal mencari waktu sendiri sesuai dengan kebutuhan. Ketika di kelas, sebagian siswa asrama kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dalam diskusi kelompok, ada yang kurang membaur dengan teman sekelas. Saat menjelang ulangan, ada siswa yang belajarnya jauh-jauh hari sebelumnya dan ada juga yang mendadak. Sehingga, guru matematika juga memberi perhatian khusus untuk siswa asrama yang prestasinya kurang baik. 3. Prestasi belajar siswa asrama secara kuantitatif berada pada kriteria kurang baik dengan rincian siswa yang sangat baik sebesar 15,79, kriteria baik sebesar 15,79, kriteria cukup baik sebesar 26,31, kriteria kurang baik sebesar 21,05, dan kriteria sangat kurang baik sebesar 21,05. Berdasarkan aspek dalam Taksonomi Bloom yang telah di perbaharui, prestasi siswa berada pada kriteria tinggi terbagi atas aspek mengingat sebesar 57,6, aspek memahami sebesar 56,9, dan aspek menerapkan sebesar 62,4. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang digunakan oleh SMP St. Aloysius Turi adalah 7,5. Maka, berdasarkan KKM yang digunakan di SMP St. Aloysius Turi, ada 26,31 yang tuntas.Siswa asrama yang cara belajarnya baik dan aktif cenderung mempunyai prestasi belajar yang baik, sedangkan siswa yang cara belajarnya kurang baik dan pasif cenderung mempunyai prestasi belajar yang kurang baik.