Hasil Belajar Keaktifan dan Hasil Belajar
1. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong siswa agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan
yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.
2. Interaksi tatap muka
Dalam pembelajaran kooperatif, interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok, sehingga mereka dapat
berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru saja. Interaksi ini, sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya. 3.
Akuntanbilitas individual Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar
kelompok namun penilaian yang ditujukan adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil
penilaian secara individual tersebut disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota
kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil
belajar semua anggotanya, oleh karena itu tiap anggota kelompok harus bekerjasama demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok
yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok
secara individual ini yang dimaksudkan dengan akuntabilitas individual.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam bekerjasama dalam kelompok, sangatlah dibutuhkan sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,
berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjaga hubungan
antar pribadi. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru dan dari sesama siswa atau sesama
anggota kelompok.
Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif menurut Trianto dalam http:anggitaata.wordpress.com
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase 2
Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5
Evaluasi Guru mengavaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Pembelajaran kooperatif memiliki keuntungan antara lain : 1.
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial; 2.
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, dan perilaku sosial;
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial;
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai
sosial dan komitmen; 5.
Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois; 6.
Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia 7.
Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif;
8. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik. Beberapa metode pembelajaran kooperatif Slavin, R.E. :2005,
antara lain Metode STAD Students Teams Achievement Divisions, Metode Jigsaw, Metode GI Group Investigation, Metode structural TGT
Teams Game Tournamen, dan Metode NHT Numbers Heads Together. Keberhasilan pada pembelajaran kooperatif tergantung dari
keberhasilan masing-masing
individu dalam
kelompok, dimana
keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar kelompok.