BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan kepribadian anak sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterima dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Sekolah merupakan
lembaga kedua selain rumah, yang memberikan andil besar dalam perkembangan kepribadian mereka. Guru di sekolah memiliki peran yang
strategis dalam pengembangan kepribadian anak karena guru mengambil peran orang tua untuk melakukan transfer of knowledge, value, and attitude
Hurlock 1980 memaparkan beberapa alasan tentang pentingnya lembaga pendidikan dalam pengembangan kepribadian. Pertama, semua anak
harus bersekolah, terlepas dari pilihan pribadi mereka masing-masing. Kedua, pengaruh sekolah sangat signifikan pada tahap awal pembentukan konsep diri
pada anak. Ketiga, selain di rumah, anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah daripada di tempat lainnya. Keempat, sekolah memberikan
kesempatan kepada anak untuk mendapatkan perkembangan dalam kehidupan, dan sekolah akan mempengaruhi kepribadian dengan menawarkan mereka
kesempatan untuk meraih kesuksesan. Sekolah mengajarkan kemandirian kepada siswa agar tidak bergantung kepada orang lain, karena selama di
sekolah orang tua tidak diperkenankan untuk mengatur kehidupan anaknya.
Kegiatan pengembangan kepribadian di sekolah merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi para peserta didik. Peserta didik tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja selama di sekolah tetapi juga diharapkan mampu mengembangkan kepribadiannya agar lebih matang dan
berkarakter. Dengan demikian diharapkan selain memiliki kecerdasan intelektual, peserta didik juga memiliki kematangan karakter yang bersinergi
dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya sehingga menjadi pribadi yang matang seutuhnya dan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang
berkualitas. Sekolah Menengah Pertama SMP Joannes Bosco merupakan salah
satu sekolah menengah pertama swasta di Yogyakarta yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dan
kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pendampingan pengembangan kepribadian
siswa secara lebih mendalam dan intensif. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian ini diharapkan
dapat memberikan banyak manfaat bagi para siswa, secara khusus dalam hal pengembangan kepribadian mereka.
Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti setelah beberapa kali melakukan pendampingan kegiatan ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian kepada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta, siswa nampak kurang berminat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian tersebut. Siswa yang kurang
berminat mengikuti kegiatan pengembangan kepribadian ini menunjukkan perilaku-perilaku seperti sering membolos, sering izin keluar kelas, tidak
memperhatikan pembimbing saat menyampaikan materi, mengobrol dengan teman-teman yang lain, bermain telepon genggam, pasif ketika ditanya oleh
pembimbing, enggan mengerjakan tugas yang diberikan, dan lain-lain. Banyak metode yang sudah diterapkan dalam upaya meningkatkan
minat siswa dalam mengikuti kegiatan pengembangan kepribadian di sekolah. Metode-metode tersebut misalnya menyampaikan materi melalui
berbagai permainan yang menarik, menonton film singkat, mengajak sharing, membacakan cerita, bahkan juga dengan memberikan punishment. Namun,
penggunaan metode-metode tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan untuk meningkatkan minat siswa mengikuti kegiatan
pengembangan kepribadian. Metode lain yang dapat diterapkan yaitu melalui metode bercerita atau
storytelling dengan menggunakan media wayang. Metode bercerita atau
storytelling dengan menggunakan media wayang, selain menjadi kegiatan
yang menyenangkan dan berbeda dari yang biasanya, ternyata juga memiliki banyak manfaat dalam mengembangkan berbagai aspek dan potensi anak,
yaitu kemampuan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, kognitif, sosial, emosional, moral serta imajinasi anak berkembang melalui cerita.
Metode bercerita atau storytelling ini bisa menjadi salah satu metode yang efektif dan menarik bagi siswa dalam menyampaikan materi saat kegiatan
pengembangan kepribadian.
Penggunaan media wayang dalam penerapan metode storytelling ini juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat siswa dalam
menyimak cerita yang disampaikan oleh pembimbing. Fungsi media wayang dalam penerapan metode storytelling adalah menghidupkan suasana dan
menimbulkan daya tarik tersendiri bagi para siswa. Selain itu, para siswa juga akan lebih mudah menangkap isi materi yang disampaikan melalui
penokohan-penokohan pada wayang tersebut. Selain menjadi media yang menarik bagi anak-anak, penggunaan media
wayang juga bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa cinta akan kebudayaan tanah air dalam diri anak-anak. Banyak anak muda saat ini
merasa kurang tertarik dengan pementasan wayang yang menurut mereka membosankan dan monoton. Penggunaan media wayang dalam penelitian ini
diharapkan selain dapat menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan tanah air, juga dapat dijadikan media untuk menyajikan cerita yang tidak
membosankan dan variatif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
tindakan Bimbingan dan Konseling mengenai peningkatan minat mengikuti
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian melalui penerapan storytelling dengan media wayang pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah