BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Saat ini bidang ilmu ortodonti mengalami kemajuan begitu pesat sehingga dalam melakukan perawatan tidak hanya terfokus pada susunan gigi dan rahang saja
tetapi juga pada estetis jaringan lunak wajah.
1,4,5,7,8
Banyak pemeriksaan yang memungkinkan untuk menganalisis wajah dengan menggunakan titik-titik, garis,
bidang dan sudut pada jaringan lunak wajah. Dalam membangun konsep estetik dan harmoni wajah, analisis dilakukan melalui pengukuran terhadap garis-garis imajiner
yang ditarik melalui titik-titik pada wajah.
10
Ada dua metode pengukuran yang dapat digunakan untuk menganalisis wajah yaitu fotometri dan sefalometri.
16
2.1 Fotometri
Para ahli bedah plastik menyukai metode fotometri dalam menganalisis proporsi jaringan lunak, menentukan perbandingan preoperatif dan hasil
postoperatif.
16
Dalam bidang ilmu kedokteran gigi, metode fotometri juga sering digunakan untuk mengevaluasi konfigurasi fasial baik dalam arah frontal dan
lateral.
8,17
Kita dapat menganalisis proporsi wajah, simetri wajah, konveksivitas jaringan lunak wajah, bentuk wajah dengan menggunakan metode ini.
10,13
2.5.5 Pandangan Frontal
Evaluasi terhadap fotografi frontal adalah penting dalam menganalisis disproporsi dan asimetri wajah terhadap bidang transversal dan vertikal. Sebelum
menganalisis, harus ditentukan terlebih dahulu dua titik pada orbital dan garis nasion
Universitas Sumatera Utara
perpendikuler.
17
Dari pandangan frontal, dapat dianalisis proporsi wajah secara frontal, simetri wajah dan bentuk wajah.
Proporsi wajah secara frontal dapat dianalisis dengan menggunakan bidang vertikal dan horizontal Gambar 1. Dengan menggunakan bidang vertikal, wajah
dapat dibagi menjadi tiga bagian, bagian atas dari batas garis rambut ke titik glabella, bagian tengah dari titik glabella ke titik subnasal dan bagian bawah dari titik
subnasal ke titik menton. Cara mengevaluasi lebar dari wajah dapat dilakukan dengan menggunakan garis-garis vertikal yang membagi wajah menjadi lima bagian yang
sama.
18,19
Simetri wajah dapat dianalisis dengan cara wajah dibagi dua dengan menggunakan garis simetri wajah yang melalui titik glabella, puncak hidung, titik
tengah bibir atas dan titik tengah dagu Gambar 2.
10
Bentuk wajah dapat dievaluasi berdasarkan indeks morfologi wajah Gambar 3. Bentuk morfologi wajah mempunyai hubungan terhadap lengkung gigi
geligi, walaupun hubungan secara langsung tidak dapat dipastikan. Titik yang menjadi pedoman adalah nasion, zygoma, dan gnathion.
17
2.1.2 Pandangan Lateral
Analisis wajah dengan metode fotometri pada pandangan lateral dapat menganalisis profil wajah konveksitas, proporsi wajah dan analisis hidung. Evaluasi
yang dilakukan pada pandangan lateral ini menggunakan bidang Horizontal Frankfurt sebagai pedomannya.
17
Universitas Sumatera Utara
Proporsi wajah secara lateral dapat dianalisis menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga atas trichion - glabella, sepertiga tengah glabella - subnasal dan
sepertiga bawah subnasal menton Gambar 4.
19
Analisis terhadap hidung dapat dilakukan dengan menggunakan sudut nasofasial dan sudut nasofrontal.
4
Sudut nasofasial digunakan untuk mengevaluasi secara tidak langsung derajat proyeksi hidung. Sudut ini berkisar 36
o
Gambar 5a. Dalam menganalisis hubungan hidung dan dahi, sudut yang digunakan adalah sudut
nasofrontal. Sudut ini berkisar 115-130
o
Gambar 5b.
16
Analisis konveksitas wajah pada metode fotometri ini menggunakan dua garis penuntun, yaitu garis yang menghubungkan antara dahi dan batas terluar bibir
atas dan garis yang menghubungkan batas terluar dari bibir atas dengan titik pogonion jaringan lunak Gambar 6.
17
Tiga profil wajah yang dibedakan berdasarkan hubungan antara kedua garis penuntun tersebut, yaitu profil lurus kedua garis cenderung membentuk garis lurus,
profil konveks kedua garis membentuk sudut yang cembung, yaitu posisi dagu cenderung ke posterior wajah yang disebut divergen posterior dan profil konkaf
kedua garis membentuk sudut yang cekung, yaitu posisi dagu cenderung ke anterior wajah yang disebut divergen anterior.
17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Proporsi wajah secara frontal. a Pembagian wajah berdasarkan bidang vertikal, b Pembagian wajah berdasarkan bidang horizontal
19
Gambar 2. Garis simetri wajah. Wajah dapat dibagi sepanjang bidang sagital dengan menggunakan garis simetri wajah
18
a b
Universitas Sumatera Utara
ZY ZY
NA
GN ZY
ZY NA
GN
Gambar 3. Bentuk wajah.
Gambar 4. Proporsi wajah secara lateral
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Sudut yang menganalisis hidung. a sudut nasofasial, b Sudut nasofrontal
16
Gambar 6. Konveksitas wajah dengan metode fotometri
20
Metode fotometri ini dalam menganalisis konveksitas jaringan lunak wajah mempunyai kelemahan yang disebabkan posisi tragus kartilago yang terlalu tinggi
a b
Universitas Sumatera Utara
atau rendah pada saat pengambilan gambar sehingga gambaran wajah pasien kurang akurat. Namun secara klinis gambaran fotografi menghasilkan gambaran yang lebih
realistis dan lebih nyata dalam membandingkan perubahan konveksitas jaringan lunak wajah sebelum dan sesudah perawatan. Analisis terhadap konveksitas jaringan lunak
ini dapat juga dilakukan dengan metode sefalometri yang lebih akurat karena adanya titik-titik pedoman pada jaringan keras dan menggunakan titik meatus auditori
eksternal sebagai pedoman saat pengambilan gambaran radiografi sefalometri.
17
2.6 Sefalometri