Mutasi Rotasi di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia

E. Mutasi Rotasi di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia

1. Pembentukan Dewan Pertimbangan Karir DPK a. Surat perintah tugas sprint 1 Kapolres sebagai ketua 2 Wakapolres sebagai wakil 3 Kabag Sumda sebagai sekretaris 4 Kasat Intel sebagai anggota 5 Kasat Propam sebagai anggota 6 Kasat Propos sebagai anggota 7 Kasat Was sebagai anggota 2. Surat telegram ST 3. Penghadapan kepada personil polri yang dimutasikan a Prosedur Pemutasian di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia Proses mutasi anggota Polri ini bisa terjadi sebab keinginan anggota Polri itu sendiri, maupun sebab kebijakan manajemen organisasi kepolisian. Baik mutasi atas dasar keinginan anggota Polri sendiri maupun keinginan atasan, umumnya memiliki tujuan nan pasti, yakni buat pembinaan dan pengembangan kualitas anggota Polri agar menjadi lebih bertanggung jawab kepada korps di loka ia ditugaskan. 31 31 Hasil wawancara dengan Sonny Wilfrid Siregar, selaku Kepala Kepolisian Resort Medan Kabag Sumda, tanggal 17 Februari 2015 Universitas Sumatera Utara Disadari, setiap anggota Polri merupakan salah satu unsur terpenting dari organisasi kepolisian nan harus dibina dan dikembangkan. Hasrat dan keinginan anggota Polri buat mutasi dari satu bagian ke bagian lain terutama disebabkan anggota Polri merasa kurang mampu bekerjasama dengan kolega. Bisa jadi, sebab tugas dan pekerjaannya kurang sinkron dengan kualifikasi, kondisi fisik, dan keinginan nan diharapkannya. Ada beberapa jenis mutasi nan ada dalam tubuh organisasi kepolisian, yakni: a. Mutasi jabatan merupakan mutasi dan dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan nan lain, baik nan sifatnya meningkat atau promosi, setara maupun demosi. b. Mutasi antar daerah merupakan mutasi nan dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri antar Polda atau antar satuan induk organisasi di lingkungan Mabes Polri atau dari Polda ke Mabes Polri, atau sebaliknya tanpa menunjuk jabatan. c. Mutasi jabatan bersifat promosi, merupakan mutasi nan dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri, dari suatu jabatan ke jabatan lain nan tingkatannya lebih tinggi. d. Mutasi jabatan bersifat setara merupakan mutasi nan dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan lain nan tingkatannya sejajar. e. Mutasi jabatan bersifat demosi, merupakan mutasi nan dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan lain nan tingkatannya lebih rendah. Universitas Sumatera Utara Sebagai sebuah organisasi nan menangani masalah keamanan, Kepolisian Republik Indonesia mempunyai biro-biro kerja nan melaksanakan tugas di bawah induk organisasi kepolisian, dalam hal ini ialah Kapolri. Untuk masalah mutasi Polri ini, biro kerja nan melaksanakan tugasnya ialah Biro Pembinaan Karier atau disingkat Biro Binkar. Adapun visi dan misi Biro Binkar nan juga dapat kita artikan sebagai visi dan misi dari aplikasi mutasi Polri. Visinya sendiri ialah mewujudkan Biro Binkar Polri nan prima dalam penyelenggaraan sistem pembinaan karier personal Polri. Sementara misinya sendiri terdapat beberapa uraian, sebagai berikut. a. Mewujudkan pengembangan karier personal Polri sinkron dengan kebutuhan kompetensi secara bergerak maju dan terintegrasi. b. Mewujudkan perencanaan jalur karier personel Polri sinkron potensi dan kompetensi nan dibutuhkan. c. Mewujudkan penyelenggaraan penugasan spesifik personal Polri sinkron kompetensi buat kebutuhan pengembangan karier maupun organisasi. d. Mewujudkan pembangunan infrastruktur nan efektif buat pembinaan karier personal Polri. e. Mewujudkan pemberdayaan potensi personal polwan demi pengembangan karier sinkron kebutuhan kompetensi organisasi. Universitas Sumatera Utara Dasar-dasar pemikiran diambilnya kebijakan Mutasi Polri ialah sebagai berikut. a. Mutasi dilakukan agar penempatan anggota Polri pada jabatanpenugasan nan tepat sinkron dengan pengalaman tugas nan dimiliki, serta mempertimbangkan arah pemanfaatan anggota Polri nan disesuaikan dengan kemampuan dan bakatnya nan dimiliki. b. Mutasi dilakukan agar setiap anggota Polri mempunyai kesempatan nan sama dalam hal aplikasi mutasi, promosi jabatan, nan pelaksanaannya didasarkan atas evaluasi mental kepribadian, kinerjaprestasi kerja, serta pertimbangan kualifikasi pendidikan dan lamanya berdinas di loka tersebut. c. Mutasi dilakukan atas kebijkan pengutamaan kepentingan organisasi, namun tetap memperhatikan kepentingan individu dalam hal ini kepentingan anggota Polri itu sendiri. d. Mutasi dilakukan atas pertimbangan antar wilayahsatuan kerja anggota Polri tour of area dan harus memenuhi syarat administrasi, masa dinas dan memperhatikan DSPriil satuan kerja tujuan. Mutasi dikepolisian terdiri terdiri atas: a. kepentingan organisasi; dan b. permohonan Anggota. Mutasi berdasarkan kepentingan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan organisasi Polri, Universitas Sumatera Utara pembinaan karier, pemberian pengalaman dan wawasan, serta peningkatan kemampuan Anggota yang bersangkutan. Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan dalam bentuk TOD atau TOA. Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibiayai oleh negara. Mutasi berdasarkan permohonan Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dilaksanakan atas permohonan Anggota dengan tetap mengutamakan kepentingan organisasi. Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilaksanakan apabila anggota: a. mengalami sakitcacat tetappermanen atau sakit kritis yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan medis lengkap; b. mengikuti kepindahan suamiistri yang bekerja Polri; c. memiliki alasan penting lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b tidak dapat diberikan apabila suamiistri sedang mengikuti pendidikan kurang dari 1 satu tahun. Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dibiayai: a. sendiri; atau b. negara apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Sifat Mutasi terdiri atas: a. Mutasi bersifat promosi; b. Mutasi bersifat setara; dan c. Mutasi bersifat demosi. Universitas Sumatera Utara Mutasi bersifat Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a merupakan pengangkatan atau pemindahan Anggota yang dilakukan dari satu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya lebih tinggi. Mutasi bersifat setara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b merupakan pengangkatan atau pemindahan Anggota dari satu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya sejajar. Mutasi bersifat demosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c merupakan pemindahan Anggota dari satu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya lebih rendah serta dapat juga diberhentikan dari jabatannya. Persyaratan Mutasi untuk kepentingan organisasi bagi Perwira Tinggi Pati Polri terdiri atas: a. pelaksanaan Mutasi jabatan Pati Polri mengutamakan kepentingan organisasi dan tidak tergantung lama waktu menjabat; b. mutasi jabatan dalam rangka promosi Brigjen Pol telah menduduki jabatan KBP eselon II A atau eselon II B1 sekurang-kurangnya 6 enam bulan; dan c. memiliki latar belakang pendidikan SespimtiLemhannas dan atau yang sederajat. Persyaratan Mutasi untuk kepentingan organisasi bagi Perwira Menengah Pamen Polri terdiri atas: a. pelaksanaan Mutasi jabatan Pamen dilaksanakan dengan penugasan silang antar SatfungSatwil sekurang-kurangnya 2 dua tahun atau sesuai kebutuhan organisasi; Universitas Sumatera Utara b. pelaksanaan Mutasi jabatan Kasatwil dengan lama waktu menjabat sekurang-kurangnya 1 satu tahun dan paling lama 2 dua tahun atau sesuai kebutuhan organisasi; c. mutasi jabatan dalam rangka promosi ke Kombes Pol eselon II B3 sekurang-kurangnya 1 satu tahun telah menduduki jabatan AKBP eselon III A1; dan d. mutasi jabatan dalam rangka promosi ke AKBP eselon III A2 sekurang- kurangnya 1 satu tahun telah menduduki jabatan Kompol eselon III B1 kecuali bagi personel yang telah memiliki pendidikan pengembangan Sespimmen Polri. Persyaratan Mutasi kepentingan organisasi bagi Perwira Pertama Pama Polri terdiri atas: a. Pelaksanaan Mutasi jabatan Perwira Pertama Pama diutamakan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman melalui penugasan silang antar SatfungSatwil, dengan lama waktu bertugas sekurang-kurangnya 2 dua tahun atau sesuai kebutuhan organisasi; dan b. Pelaksanaan mutasi Perwira Pertama pada jabatan KapolsekKasatfung dengan lama bertugas sekurang-kurangnya 1 satu tahun dan paling lama 2 dua tahun atau sesuai kebutuhan organisasi. Persyaratan Mutasi untuk kepentingan organisasi bagi Brigadir terdiri atas: a. Diutamakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi Polri dalam rangka pelayanan masyarakat terdepan; Universitas Sumatera Utara b. Tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok pada kesatuan yang ditingggalkan; dan c. Memperhatikan Daftar Susunan Personel DSP dan jumlah riil Anggota pada SatfungSatwil asal dan tujuan. d. Anggota yang Mutasi dalam rangka pensiun diupayakan dapat ditempatkan pada SatfungSatwil terdekat dengan alamatdomisili anggota. e. Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilaksanakan sekurang- kurangnya 3 tiga bulan sebelum masa pensiun. Anggota yang mengikuti pendidikan maupun kursus reguler dengan waktu pendidikan sekurang-kurangnya 6 enam bulan, dibebaskan dari jabatannya. Persyaratan Mutasi berdasarkan permohonan Anggota: a. Diutamakan apabila telah ada calon pengganti; b. Tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok kesatuan yang akan ditingggalkan; c. Formasi tempat tugas yang baru memungkinkan untuk dapat diisi oleh pemohon; d. Faktor fisikkesehatan dan psikis dari anggota, serta pertimbangan lainnya yang dipandang perlu; dan e. Mendapat persetujuan dari atasannya. Mutasi berdasarkan permohonan Anggota dengan biaya sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 4 huruf a, wajib memenuhi persyaratan: Universitas Sumatera Utara a. Masa kerja; dan b. Administrasi. Persyaratan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a sebagai berikut: a. bagi Pamen Polri, sekurang-kurangnya 2 dua tahun atau sesuai kebutuhan organisasi; b. bagi Pama Polri, sekurang-kurangnya: 1. 2 dua tahun untuk yang bertugas di lembaga pendidikan dan Satker Mabes Polri atau sesuai kebutuhan organisasi; dan 2. 5 lima tahun untuk yang bertugas di satuan kewilayahan atau sesuai kebutuhan organisasi; c. bagi Brigadir Polri: 1. 10 sepuluh tahun, Mutasi Brigadir dari Polda di luar pulau Jawa Polda Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Bali ke Polda di pulau Jawa; 2. 8 delapan tahun, Mutasi Brigadir dari Polda di luar pulau Jawa Polda Aceh, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, dan Papua ke Polda di pulau Jawa; Universitas Sumatera Utara 3. 6 enam tahun, Mutasi Brigadir antar Polda di pulau Jawa dan keluar pulau Jawa Polda Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Bali atau antar Polda di luar pulau Jawa; dan 4. 4 empat tahun, Mutasi Brigadir dari Polda di Pulau Jawa ke Polda di luar Pulau Jawa Polda Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, dan Papua atau Mutasi Brigadir dari Satfung tingkat Mabes Polri ke seluruh Polda dan antar Satfung tingkat Mabes Polri. 1 Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b terdiri atas: a. usulanrekomendasi KasatfungKasatwil; b. surat permohonan pindah dari Anggota yang bersangkutan disertakan alasan-alasannya; c. fotokopi Keputusan pengangkatan pertama yang dilegalisir oleh pejabat fungsi SDM; d. fotokopi Keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir oleh pejabat fungsi SDM; Universitas Sumatera Utara e. fotokopi Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat fungsi SDM; f. fotokopi SkepKep penempatan pertama yang dilegalisir pejabat fungsi SDM bagi Brigadir Polri; g. daftar riwayat hidup yang dilegalisir pejabat fungsi SDM; h. dokumen lain yang berkaitan dengan kondisi fisik, psikis, kesehatan, dan lain-lain yang berkaitan; i. surat pernyataan istrisuami Anggota bahwa bersedia untuk mengikuti kepindahan tersebut; dan j. surat pernyataan kesanggupan Mutasi dengan biaya sendiri. 2 Khusus Brigadir, selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilengkapi dengan fotokopi Ijazah kelulusan dari Sekolah Kepolisian Negara SPN yang dilegalisir oleh pejabat fungsi SDM. Persyaratan Mutasi berdasarkan permohonan Anggota dengan biaya negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 4 huruf b, wajib memenuhi masa kerja sekurang-kurangnya: a. 15 lima belas tahun untuk Mutasi dari Polda Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Bali, ke Polda di wilayah pulau Jawa; b. 12 dua belas tahun untuk Mutasi dari Polda Aceh, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Universitas Sumatera Utara Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, dan Papua ke Polda di wilayah pulau Jawa; c. 10 sepuluh tahun untuk Mutasi antar Polda di wilayah pulau Jawa, dari Polda di pulau Jawa ke Polda Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Bali dan antar Polda di luar Jawa; dan d. 8 delapan tahun untuk Mutasi Polda dari Pulau Jawa ke Polda Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bengkulu, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Papua, dari Satfung tingkat Mabes Polri ke seluruh Polda dan antar Satfung tingkat Mabes Polri. 2 Persyaratan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberlakukan untuk semua golongan kepangkatan. Prosedur Mutasi antar Satfung tingkat Mabes Polri, antar Polda, Satfung tingkat Mabes Polri ke Polda atau sebaliknya sebagai berikut: a. KasatfungKapolda mengusulkan Anggota yang akan dimutasikan kepada Kapolri dan ditindaklanjuti oleh As SDM Kapolri; dan b. As SDM Kapolri melakukan: Universitas Sumatera Utara 1. penelitian persyaratan administrasi Mutasi meliputi kepangkatan, pendidikan, kompetensi, catatan personel, dan assessment; 2. sidang Dewan Pertimbangan Karier DPK, yang dipimpin oleh: a Kapolri, untuk kepangkatan AKBP eselon III A1 ke atas dan Kapolres; dan b As SDM Kapolri, untuk kepangkatan AKBP eselon III A2 ke bawah; 3. penerbitan Keputusan Kapolri tentang Mutasi. Prosedur Mutasi antar Subsatfung di lingkungan Satfung tingkat Mabes Polri, sebagai berikut: a. Kasubsatfung mengusulkan Anggota dengan kepangkatan AKBP eselon III A2 ke bawah yang akan dimutasikan kepada Kasatfung; b. pengemban fungsi SDM melakukan: 1. penelitian persyaratan administrasi Mutasi meliputi kepangkatan, pendidikan, kompetensi, catatan personel, dan assessment; 2. sidang Dewan Pertimbangan Karier DPK; dan 3. penerbitan Keputusan Kasatfung tentang Mutasi. Prosedur Mutasi di lingkungan Polda, sebagai berikut: a. KasatfungKapolres mengusulkan Anggota dengan kepangkatan AKBP eselon III A2 ke bawah yang akan dimutasikan antar Satfung dan antar Polres kepada Kapolda dan ditindaklanjuti oleh Karo SDM Polda; b. Karo SDM Polda melakukan: Universitas Sumatera Utara 1. penelitian persyaratan administrasi Mutasi meliputi kepangkatan, pendidikan, kompetensi, catatan personel, dan assessment; 2. sidang Dewan Pertimbangan Karier DPK tingkat Polda; dan 3. penerbitan Keputusan Kapolda tentang Mutasi. Prosedur Mutasi di lingkungan Polres, sebagai berikut: a. KasatfungKapolsek mengusulkan Anggota dengan kepangkatan AKP eselon IV A ke bawah yang akan dimutasikan antar SatfungPolsek di lingkungan Polres dan ditindaklanjuti oleh Kabagsumda; b. Kabagsumda melakukan: 1. penelitian persyaratan administrasi Mutasi meliputi kepangkatan, pendidikan, kompetensi, catatan personel, dan assessment; 2. sidang Dewan Pertimbangan Karier DPK tingkat Polres; dan 3. penerbitan Keputusan Kapolres tentang Mutasi. 1 Mutasi jabatan Pati Polri, Kombes Pol, AKBP eselon III A1, dan Kapolres ditetapkan dengan Keputusan Kapolri dan ditandatangani oleh Kapolri. 2 Mutasi antarsatfung tingkat Mabes Polri, antar Polda, dan dari Satfung tingkat Mabes Polri ke Polda atau sebaliknya dengan kepangkatan AKBP eselon III A2 ke bawah, merupakan kewenangan As SDM Kapolri dan keputusannnya ditandatangani oleh As SDM Kapolri. 3 Mutasi jabatan dengan kepangkatan AKBP eselon III A2 ke bawah pada Satfung di lingkungan internal Satfung tingkat Mabes Polri, merupakan kewenangan Kasatfung dan keputusannya ditandatangani oleh Kasatfung. Universitas Sumatera Utara 4 Mutasi jabatan dengan kepangkatan AKP eselon IV A ke bawah pada Subsatfung tingkat Mabes Polri yang mempunyai pengemban fungsi SDM, merupakan kewenangan Kasubsatfung dan keputusannya ditandatangani oleh Kasubsatfung. 1 Mutasi jabatan di lingkungan Polda, dengan kepangkatan AKBP eselon III A2 ke bawah kecuali jabatan Kapolres, merupakan kewenangan Kapolda dan Keputusannya ditandatangani oleh Kapolda. 2 Mutasi jabatan dengan kepangkatan AKP eselon IV A ke bawah di lingkungan PolrestroPolrestabesPolresta kecuali jabatan Kapolsek dan Kasat, merupakan kewenangan KapolrestroKapolrestabesKapolresta dan Keputusannya ditandatangani oleh KapolrestroKapolrestabesKapolresta. 3 Mutasi jabatan dengan kepangkatan IP eselon IV B ke bawah di lingkungan Polres kecuali jabatan Kapolsek dan Kasat, merupakan kewenangan Kapolres dan keputusannya ditandatangani oleh Kapolres. 1 Dalam hal keadaan yang bersifat khusus, KasatfungKasatwil dengan persetujuan pejabat yang berwenang dapat mengangkat seorang pejabat yang memenuhi syarat untuk menduduki sementara suatu jabatan dengan surat perintah dan mengusulkan untuk pengukuhanpenggantian. 2 Keadaan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 apabila jabatan tersebut ditinggalkan oleh pejabat sebelumnya karena: a. meninggal dunia; b. sakit yang berakibat tidak dapat melaksanakan tugas; dan c. melakukan pelanggaran kode etik atau tindak pidana. Universitas Sumatera Utara 1 Mutasi yang menjadi kewenangan Kapolri dan As SDM Kapolri didata oleh As SDM Kapolri untuk pendataan pada struktur jabatan. 2 Mutasi yang menjadi kewenangan KasatfungKasubsatfung tingkat Mabes PolriKapolda, dilaporkan kepada Kapolri u.p. As SDM Kapolri guna pendataan pada struktur jabatan. 3 Mutasi yang menjadi kewenangan Kapolres, dilaporkan kepada Kapolda u.p. Karo SDM Polda guna pendataan pada struktur jabatan. 4 Anggota yang telah dimutasikan paling lambat 14 empat belas hari terhitung mulai tanggal ditetapkan keputusan Mutasi telah melaksanakan tugas pada jabatankesatuan baru. Pada saat peraturan ini mulai berlaku, ketentuan yang mengatur tentang Mutasi anggota Polri dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini. Peraturan Kapolri mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kapolri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. 1. Kapolres sebagai atasan langsung, sedangkan wakapolres kepala staf menjadi pengawas kedalam personil Polri 2. Kabag Sumda sumber daya membantu tugas-tugas dan wakapolres dalam pengawasan personil Polresta Medan 3. Kasi was sebagai pengawasan sebagai pengembangan personil polri 4. Kanit Propos sebagai penyidik anggota polri. 5. Kasat Intel memberikan masukan anggota polri. Universitas Sumatera Utara Proses mutasi anggota Polri ini dapat terjadi karena keinginan anggota Polri itu sendiri, maupun karena kebijakan manajemen organisasi kepolisian, Baik mutasi atas dasar keinginan anggota Polri sendiri maupun keinginan atasan, umumnya memiliki tujuan yang pasti, yakni untuk pembinaan dan pengembangan kualitas anggota Polri agar menjadi lebih bertanggung jawab kepada korps di tempat ia ditugaskan. Disadari, setiap anggota Polri merupakan salah satu unsur terpenting dari organisasi kepolisian yang harus dibina dan dikembangkan. Hasrat dan keinginan anggota Polri untuk mutasi dari satu bagian ke bagian lain terutama disebabkan anggota Polri merasa kurang mampu bekerjasama dengan kolega. Bisa jadi, karena tugas dan pekerjaannya kurang sesuai dengan kualifikasi, kondisi fisik, dan keinginan yang diharapkannya. Ada beberapa jenis mutasi yang ada tubuh organisasi kepolisian, yakni: 1. Mutasi jabatan merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota polri dari suatu jabatan ke jabatan yang lain, baik yang sifatnya meningkat atau promosi, setara maupun demosi 2. Mutasi antar daerah merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota polri antar polda ataub antar satuan induk organisasi di lingkungan mabes polri atau dari polda ke mabes polri, atau sebaliknya tanpa menunjukkan jabatan. 3. Mutasi jabatan bersifat promosi, merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota polri, dari suatu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 4. Mutasi jabatan bersifat setara merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan yang tingkatannya sejajar. 5. Mutasi jabatan bersifat demosi, merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatann ke jabatan lain yang tingkatanya lebih rendah. Proses mutasi anggota Polri ini dapat terjadi karena keinginan anggota Polri itu sendiri, maupun karena kebijakan manajemen organisasi kepolisian. Baik mutasi atas dasar keinginan anggota Polri sendiri maupun keinginan atasan, umumnya memiliki tujuan yang pasti, yakni untuk pembinaan dan pengembangan kualitas anggota Polri agar menjadi lebih bertanggung jawab kepada korps di tempat ia ditugaskan. Disadari, setiap anggota Polri merupakan salah satu unsur terpenting dari organisasi kepolisian yang harus dibina dan dikembangkan. Hasrat dan keinginan anggota Polri untuk mutasi dari satu bagian ke bagian lain terutama disebabkan anggota Polri merasa kurang mampu bekerjasama dengan kolega. Bisa jadi, karena tugas dan pekerjaannya kurang sesuai dengan kualifikasi, kondisi fisik, dan keinginan yang diharapkannya. Ada beberapa jenis mutasi yang ada dalam tubuh organisasi kepolisian, yakni: 32 1. Mutasi jabatan merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan yang lain, baik yang sifatnya meningkat atau promosi, setara maupun demosi. 32 Hasil wawancara dengan Sonny Wilfrid Siregar, selaku Kepala Kepolisian Resort Medan Kabag Sumda, tanggal 17 Februari 2015 Universitas Sumatera Utara 2. Mutasi antar daerah merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri antar Polda atau antar satuan induk organisasi di lingkungan Mabes Polri atau dari Polda ke Mabes Polri, atau sebaliknya tanpa menunjuk jabatan. 3. Mutasi jabatan bersifat promosi, merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri, dari suatu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya lebih tinggi. 4. Mutasi jabatan bersifat setara merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya sejajar. 5. Mutasi jabatan bersifat demosi, merupakan mutasi yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya lebih rendah. Sebagai sebuah organisasi yang menangani masalah keamanan, Kepolisian Republik Indonesia mempunyai biro-biro kerja yang melaksanakan tugas di bawah induk organisasi kepolisian, dalam hal ini adalah Kapolri. Untuk masalah mutasi Polri ini, biro kerja yang melaksanakan tugasnya adalah Biro Pembinaan Karier atau disingkat Biro Binkar. Adapun visi dan misi Biro Binkar yang juga bisa kita artikan sebagai visi dan misi dari pelaksanaan mutasi Polri. Visinya sendiri adalah mewujudkan Biro Binkar Polri yang prima dalam penyelenggaraan sistem pembinaan karier personal Polri. Sementara misinya sendiri terdapat beberapa uraian, sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 1. Mewujudkan pengembangan karier personal Polri sesuai dengan kebutuhan kompetensi secara dinamis dan terintegrasi. 2. Mewujudkan perencanaan jalur karier personel Polri sesuai potensi dan kompetensi yang dibutuhkan. 3. Mewujudkan penyelenggaraan penugasan khusus personal Polri sesuai kompetensi untuk kebutuhan pengembangan karier maupun organisasi. 4. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang efektif untuk pembinaan karier personal Polri. 5. Mewujudkan pemberdayaan potensi personal polwan demi pengembangan karier sesuai kebutuhan kompetensi organisasi. Dasar-dasar pemikiran diambilnya kebijakan Mutasi Polri adalah sebagai berikut. 33 1. Mutasi dilakukan agar penempatan anggota Polri pada jabatanpenugasan yang tepat sesuai dengan pengalaman tugas yang dimiliki, serta mempertimbangkan arah pemanfaatan anggota Polri yang disesuaikan dengan kemampuan dan bakatnya yang dimiliki. 2. Mutasi dilakukan agar setiap anggota Polri mempunyai kesempatan yang sama dalam hal pelaksanaan mutasi, promosi jabatan, yang pelaksanaannya didasarkan atas penilaian mental kepribadian, kinerjaprestasi kerja, serta pertimbangan kualifikasi pendidikan dan lamanya berdinas di tempat tersebut. 33 Hasil wawancara dengan Sonny Wilfrid Siregar, selaku Kepala Kepolisian Resort Medan Kabag Sumda, tanggal 17 Februari 2015 Universitas Sumatera Utara 3. Mutasi dilakukan atas kebijkan pengutamaan kepentingan organisasi, namun tetap memperhatikan kepentingan individu dalam hal ini kepentingan anggota Polri itu sendiri. 4. Mutasi dilakukan atas pertimbangan antar wilayahsatuan kerja anggota Polri tour of area yang harus memenuhi syarat administrasi, masa dinas dan memperhatikan DSPriil satuan kerja tujuan. Universitas Sumatera Utara Prosedur Mutasi. Sumber : Kepolisian Daerah Kota Medan DATA USULAN DARI SATKER MASING-MASING WANJAK DIPIMPIN KAPOLRESTA SELAKU KETUA ,KABAG SELAKU WAKIL KETUA ,KASUBBAG PERS SELAKU SEKRETARIS ,DAN DIHADIRI OLEH KASIWAS, KASI PROPAM DAN PARA KASATKER BUAT NOTA DINAS TERHADAP HASIL WANJAK BUAT SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEPUTUSAN DAN TR KEPADA PARA KABAG ,KASAT,KASI DAN POLSEK JAJARAN BUAT PETIKAN SURAT KEPUTUSAN DAN DISTRIBUSI KE ANGGOTA POLRIPNS JAJARAN , TEMBUSAN KASIKEU, ARSIPKAN KE CB BUAT SURAT PERINTAH PELAKSANAAN TUGAS DAN JABATAN YANG DI TANDA TANGANI KAPOLRES,DISTRIBUSI KEPADA PARA KABAG ,KASAT,KASI DAN POLSEK JAJARAN Universitas Sumatera Utara BAB IV HAMBATAN DALAM PEMUTASIAN DILINGKUNGAN POLRESTA MEDAN C. Hambatan Yang Ditemui Dalam Pemutasian Dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia Secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh birokrasi publik adalah masalah sumber daya manusia yang tidak lain adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara yang sebelumnya disebut dengan Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang- Undangan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 1 ayat 2 Pegawai Aparatur Sipil Negara memiliki fungsi sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara pasal 10 yaitu Pegawai ASN berfungsi sebagai Pelaksana kebijakan publik. Pelayan public. Perekat dan pemersatu bangsa. Sedangkan tugas Aparatur Sipil Negara sebagaimana terangkum dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara pasal 11 yang erbunyi Pegawai ASN bertugas.Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- Universitas Sumatera Utara undangan. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya unsur subjektif dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai Faktor penghambat pelaksanaan mutasi pegawai di Kota Batu yang pertama adalah terletak pada Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 sebagai salah satu persyaratan dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan mutasi pegawai yang dianggap mengandung unsur subjektif dalam penilaiannya. Sehingga dengan adanya unsur subjektiftersebut, dapat memunculkan spoiled system. Hambatan yang ditemui dalam pemutasian di lingkungan kepolisian antara lain : 34 1. Jumlah personil Polri masih kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Medan dan luas wilayah yang sangat jauh antara polsek yang satu dengan yang lainnya. 2. Masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan tugas anggota Polri.

D. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Pemutasian Dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia