Populasi Populasi, Sampel dan Tempat Waktu Penelitian

dapat dijelaskan oleh keragaman X, atau dengan kata lain seberapa besar X dapat memberikan kontribusi terhadap Y”. Koefisien determinasi ini berfungsi untuk mengetahui besarnya pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen, dengan penggunaannya koefisien determinasi ini dinyatakan dalam persentase dengan rumus sebagai berikut : Sumber : Sugiyono 2010:231 Keterangan : Kd = koefisien determinasi R = koefisien korelasi berganda

3. Uji Hipotesis

a Uji Secara Parsial Uji t Menurut Ghozali 2011:98 menyatakan bahwa uji statistik t adalah sebagai berikut : “Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen”. Guna mengetahui apakah secara parsial variabel independen bermakna dipergunakan uji t secara parsial dengan rumus : Sumber : Hengki Lata 2012:81 Keterangan : bi = koefisien regresi S bi = standar error dari bi Pengujian secara individual untuk melihat pengaruh masing-masing variabel sebab terhadap variabel akibat. Untuk pengujian pengaruh parsial digunakan runusan hipotesis sebagai berikut : H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Pajak Pertambahan Nilai PPN terhadap Daya Beli Konsumen Ha : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Pajak Pertambahan Nilai PPN terhadap Daya Beli Konsumen H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM terhadap Daya Beli Konsumen Ha : β2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM terhadap Daya Beli Konsumen Uji signifikasi terhadap hipotesis tersebut ditentukan melalui uji t dengan kriteria pengujian sebagai berikut : a. Tolak Ho jika thitung nilai ttabel atau thitung - ttabel. b. Terima Ho jika –ttabel ≤ thitung ≤ nilai ttabel. Bila Ho diterima maka hal ini diartikan bahwa pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dinilai tidak signifikan. Sedangkan penolakan Ho menunjukan pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap suatu variabel dependen. IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Perolehan dari data kuantitatif akan dipaparkan sebagai variabel-variabel terkait dalam penelitian. Data- data yang telah tersedia akan disajikan dalam bentuk tabel deskriptif statistik agar mempermudahkan dalam menjelaskan hasil penelitian. Berikut disajikan data-data dari variabel dalam penelitian ini yaitu Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM dan Daya Beli Konsumen dengan pendekatan tabel deskriptif statistik dengan bantuan Software SPSS v21.0. 4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 6 periode laporan keuangan, dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Analisis deskriptif memberikan gambaran data perputaran piutang, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas ROA pada perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Data digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini berupa data sekunder, karena merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan telah mengalami pengolahan dalam bentuk laporan keuangan tahunan.

4.1.1.1 Gambaran Pajak Pertambahan Nilai PPN X

1 Pajak Pertambahan Nilai PPN di KPP Pratama Cirebon pada tahun 2011-2013 mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi bahwa Pajak Pertambahan Nilai mengalami kenaikan dan juga penurunan setiap tahunnya, kenaikan penerimaan PPN tidak terlepas dari penyempurnaan sistem perpajakan disektor PPN, sedangkan menurunnya PPN karena masih ada perusahaan yang melaporan tidak didasari dengan transaksi yang sebenarnya, faktur pajak fiktippalsu juga merupakan salah satu penyebab turunnya PPN karena dengan faktur Kd = R² x 100 � = � � pajak fiktip perusahaan seolah-olah sudah membayar kewajibannya tetapi pada kenyataannya perusahaan belum membayar kewajibannya.

4.1.1.2 Gambaran Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM X

2 Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM di KPP Pratama Cirebon pada tahun 2011-2013 mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi bahwa Pajak Penjualan atas Barang Mewah mengalami kenaikan dan juga penurunan setiap tahunnya, kenaikan penerimaan PPnBM tidak terlepas dari penyempurnaan sistem administrasi perpajakan disektor PPnBM, sedangkan menurunnya PPnBM karena masih ada perusahaan yang melaporan tidak didasari dengan transaksi yang sebenarnya, faktur pajak fiktippalsu juga merupakan salah satu penyebab turunnya PPnBM karena dengan faktur pajak fiktip perusahaan seolah-olah sudah membayar kewajibannya tetapi pada kenyataannya perusahaan belum membayar kewajibannya. 4.1.1.3 Gambaran Daya Beli Konsumen Y Daya Beli Konsumen yang diukur menggunakan Indeks Harga Konsumen pada tahun 2011-2013 mengalami fluktuasi.

4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terhadap Daya Beli Konsumen dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang terdiri dari persamaan regresi linier berganda, analisis korelasi, analisis koefisien determinasi dan pengujian hipotesis dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

4.1.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Sebelum dilakukan pembentukan model regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi agar model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE Best Linier Unbiased Estimated. Pengujian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. a Hasil Uji Normalitas nilai signifikansi Asymp. Sig. 2-tailed dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,245 dan lebih besar dari 0,05. Karena nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas, artinya data empirik yang diperoleh dari lapangan mempunyai sebaran merata sehingga benar-benar mewakili populasi, dengan demikian asumsi normalitas data terpenuhi dan layak digunakan untuk dilakukan pengujian regresi. b Hasil Uji Multikolinieritas Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel di atas, nilai tolerance untuk seluruh variabel bebas 0,1 dan nilai VIF seluruh variabel bebas 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada data tersebut tidak terjadi multikolinearitas, artinya tidak terjadi korelasi di antara variabel X1 dan X2 sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian regresi. c Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar merata baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedatisitas, dengan kata lain data yang digunakan memiliki nilai varian yang homogen. d Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan output, diketahui nilai dw sebesar 0,456. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai dL dan dU yang terdapat pada ta bel durbin watson. Dengan α = 0,05, banyak variabel bebas k = 2 dan sampel n sebanyak 36, diperoleh nilai dU sebesar 1,577 dan dL sebesar 1,321. Nilai DW 0,446 lebih kecil dari nilai dL 1,321. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam model.

4.1.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Dari perhitungan regresi yang telah diolah diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut: Y 128,762 + 5,957X 1 + 5,121X 2 Koefisien yang terdapat pada persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a konstanta= 128,762 Artinya jika PPN dan PPnBM bernilai konstan noltidak ada peningkatan, maka diprediksikan Daya Beli Konsumen akan bernilai sebesar 128,762 b 1 = 5,957 Artinya setiap peningkatan yang terjadi pada PPN, maka diprediksikan akan meningkatkan Indeks Harga Konsumen sebesar 5,957. b 2 = 5,121 Artinya setiap peningkatan yang terjadi pada PPnBM, maka diprediksikan akan meningkatkan Indeks Harga Konsumen sebesar 5,121. 4.1.2.3 Analisis Korelasi Berdasarkan tabel korelasi antara Pajak Pertambahan Nilai dan Daya Beli Konsumen sebesar 0,595 nilai korelasi tersebut bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi searah, dalam pengertian apabila Pajak Pertambahan Nilai meningkat maka Indeks Harga Konsumen meningkat atau sebaliknya apabila Pajak Pertambahan Nilai menurun maka Indeks Harga Konsumen menurun. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,580 termasuk kedalam kategori hubungan yang cukup kuat, karena berada dalam kelas