d. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai
kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.
Kesimpulannya bahwa sifat dari evaluasi yaitu sebuah penilaian terhadap suatu kebijakan yang diperoleh dari fakta nilai untuk mengatakan bahwa kebijakan
tersebut gagal atau berhasil, sesuai atau tidak sesuai dengan tujuan kebijakan dengancara membandingkanya pada masa sekarang setelah kebijakan tersebut
ada dan diimplementasikan dan masa yang lampau sebelum kebijakan itu ada atau lahir.
4. Fungsi-Fungsi Evaluasi Kebijakan
Menurut Dunn 2000:609 evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan, sebagai berikut:
a. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu, seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi
mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu yang telah dicapai.
b. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-
nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoprasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik
dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan target dalam hubungan dengan masalah yang dituju.
c. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis
kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang memadainya kinerja kebijakan dapat memberi
sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan, sebagai contoh, dengan menunjukan bahwa tujuan dan target perlu didefinisikan ulang.
Menurut Wibawa dalam Nugroho 2009:675, evaluasi kebijakan publik memiliki empat fungsi , yaitu:
a. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program
dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator
dapat mengidentifikasi masalah, kondisi, dan actor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan.
b. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang
dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.
c. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai
ketangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau penyimpangan.
d. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari
kebijakan tersebut. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari evaluasi
adalah sebagai penafsiran, penilaian dan sebagai masukan terhadap suatu kebijakan atau program kebijkan dengan mengukur tingkat keberhasilan dan
tingkat kegagalan dari kebijakan atau program kebijkan tersebut dengan memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk menjadikan sebuah kebijakan yang
baik.
5. Tipe-Tipe Evaluasi Kebijakan
Selain fungsi-fungsi evaluasi kebijakan terdapat pula tipe-tipe evaluasi kebijakan, tipe evaluasi kebijakan adalah sebuah pemisah antara evaluasi kebijakan tahap
awal evaluasi formulasi, tahap pelaksanaan evaluasi implementasi dan evaluasi pada tahap akhir evaluasi dampak. Berikut ini penjelasan mengenai tipe-tipe
evaluasi kebijakan. Tipe evaluasi kebjakan terdiri dari beberapa tipe diantaranya tipe evaluasi
formulasi, evaluasi implementasi, dan evaluasi dampak atau output dari sebuah kebijakan, yang pertama yaitu evaluasi formulasi, evaluasi formulasi biasanya
berkenaan dengan seberapa efektifkah sebuah kebijakan itu dirumuskan, yang kaitannya dengan apakah kebijakan yang dirumuskan itu dapat memenuhi
kebutuhan publik atau tidak memenuhi. Nugroho 2009:679-682 menjelaskan mengenai evaluasi formulasi. Secara umum, evaluasi formulasi kebijakan publik
berkenaan dengan apakah formulasi kebijakan publik telah dilaksanakan: a.
Menggunakan pendekatan yang sesuai dengan masalah yang hendak diselesaikan, karena setiap masalah publik memerlukan model formulasi
kebijakan publik yang berlainan. b.
Mengarah pada permasalahan inti, karena setiap pemecahan masalah harus benar-benar mengarah pada inti permasalahannya.