Menurut Moenir 2001:172 pelayanan publik akan dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan apabila didukung oleh beberapa faktor pendukung, yaitu: 1
kesadaran, 2 aturan, 3 organisasi, 4 pendapatan, 5 kemampuan- keterampilan, 6 sarana pelayanan.
Berbagai penyesuaian konsep tersebut tentunya dapat diterapkan dalam memberikan pelayanan akademik kepada mahasiswa. Dalam kaitan dengan dunia
pendidikan, pelayanan dibagi menjadi tiga, yaitu pelayanan akademik atau kurikuler, administrasi dan ekstra kurikuler. Pelayanan akademik dimaksudkan
sebagai pelayanan yang terkait dengan peraturan akademik, perkuliahan, kurikulum, bimbingankonsultasi akademik, praktikum, tugas akhir, evaluasi,
termasuk alat bantu perkuliahan seperti perpustakaan, OHP, laboratorium, dan lain-lain.
Beberapa jenis pelayanan akademik akan diuraikan secara singkat. Pertama,
pelayanan akademik tentang perkuliahan melibatkan banyak unsur, diantaranya: Dosen. Sariatmojo 2000:80 berpendapat bahwa tenaga kependidikan termasuk
dosen, dilihat sebagai totalitas yang satu sama lain secara sinergi memberikan sumbangan terhadap proses pendidikan, pada tempat dimana mereka memberikan
pelayanan. Tugas lembaga pendidikan secara umum adalah memberikan pelayanan optimal kepada peserta didik khususnya dan customer pendidikan pada
umumnya, pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan. Kedua, pelayanan
akademik terkait dengan kurikulum, Moenir 2001:81-82, berpendapat bahwa organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada muris-murid. Organisasi kurikulum sangat erat hubungannya
dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan cara penyampaian pelajaran yang berbeda pula.
Ketiga, sarana dan prasarana pendukung. Sarana pendukung meliputi peralatan,
perlengkapan laboratorium, perpustakaan dan alat bantu pembelajaran. Prasarana atau disebut fasilitas meliputi gedung dengan segala perlengkapannya, fasilitas
komunikasi dan kemudahan lainnya.
2.3.9 Standar Pelayanan Sarana Prasarana.
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus terpenuhi dalam menunjang sistem pendidikan. Menurut Ketentuan Umum
Permendiknas no. 24 tahun 2007, sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah atau perguruan tinggi. Sarana pendidikan antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan
yang termasuk prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah atau universitas dan lain-lain. Tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, maka komponen tersebur merupakan sarana pendidikan.
Menurut Sutopo 2003:63, Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah atau universitas
dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar. Manajemen
sarana dan prasarana adalah manajemen sarana sekolah atau universitas dan sarana bagi pembelajaran, yang meliputi ketersediaan dan pemanfaatan sumber
belajar bagi guru, dosen, siswa dan mahasiswa serta penataan ruangan-ruangan yang dimiliki.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal
dan berarti pada jalannya proses pendidikan kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, inventarisasi dan penghapusan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah atau universitas yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan bagi pengguna untuk berada di tempat tersebut. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan
pengajaran, baik oleh guru atau dosen sebagai pengajar maupun peserta didik sebagai pelajar.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan persyaratan pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat daftar prioritas keperluan pada setiap instansi atau lembaga oleh
tim atau dari tenaga kependidikan yang profesional pada masing-masing lembaga atau instansi
dengan melakukan “need assesment”.
Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari
perencanaan atau
analisis kebutuhan,
pengadaan, inventarisasi,
pendistribusian, pemanfaatan,
pemeliharaan, pemusnahan
dan pertanggungjawaban terhadap barang-barang bergerak dan tidak bergerak, perabot
sekolah atau universitas, alat-alat belajar, dan lain-lain.
Dengan adanya kegiatan tersebut, perawatan terhadap sarana dan prasarana dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya, sehingga bisa meningkatkan kinerja
pengguna, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana.
Perencanaan merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan dan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah atau untuk kegiatan pembelajaran
pengguna dan kegiatan penunjang lainnya. Perencanaan dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau pimpinan, guru kelas dan guru-guru bidang studi atau dosen
dan dibantu oleh staf sarana dan prasana. 1 Prosedur Perencanaan
a Mengadakan analisa materi dan alatmedia yang dibutuhkan b Seleksi terhadap alat yang masih dapat dimanfaatkan
c Mencari dan atau menetapkan dana d Menunjuk seseorang yang akan diserahkan untuk mengadakan alat dengan
pertimbangan keahlian dan kejujuran. 2 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan a Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integral dari
usaha kualitas proses belajar mengajar b Perencanaan harus jelas, kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada:
c Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai, penyusunan perkiraan biaya atau harga keperluan pengadaan
d Jenis dan bentuk tindakankegiatan yang akan dilaksanakan e Petugas pelaksanaan
f Bahan dan peralatan yang dibutuhkan g Kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan
h Bahwa suatu perencanaan harus realistis, yaitu dapat dilaksanakan dengan jelas, terprogram, sistematis, sederhana, luwes, fleksibel, dan dapat
dilaksanakan i Rencana harus sistematis dan terpadu
j Rencana harus menunjukkan unsur-unsur insani ataupun noninsani yang baik
k Memiliki struktur berdasarkan analisis l Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana
m Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan kondisi yang tidak disangka-sangka
n Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan o Menunjukkan skala prioritas
p Disesuaikan dengan flapon anggaran q Mengacu dan berpedoman pada kebutuhan dan tujuan yang logis
r Dapat didasarkan pada jangka pendek 1 tahun, jangka menengah 4-5 tahun, dan jangka panjang 10-15 tahun