Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari harian online tribunnews.com edisi Jumat, 28 November 2014 pukul 01:59 WITA menyebutkan suatu
berita yang berjudul Ternyata ini Penyebab Kisruh Munas Golkar :
“JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Suasana panas jelang Musyawarah Nasional Munas Partai Golkar tidak muncul tiba-
tiba. Kegerahan atas prestasi Aburizal Bakrie di Partai Golkar di Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2014 lalu, membuat
sejumlah politisi partai berlambang Pohon Beringin mulai melakukan perlawanan secara senyap.
Saat itu, Politisi Partai Golkar melawan dengan menyatakan sikap atau pendapat berbeda. Bahkan, kritik pun dilayangkan di internal
partai. Jelang Munas Partai Golkar, perlawanan kian menghangat. Inisiator Gerakan Regenerasi Kepemimpinan Partai Golkar Agun
Gunandjar Sudarsa menyebut, kebekuan politik nasional dan kondisi Partai Golkar yang mengkhawatirkan menjadi pemicu
perlawanan terhadap kepemimpinan Aburizal Bakrie. Agun bersama lima rekan di Partai Golkar menggalang pertemuan untuk
menghentikan langkah Aburizal Bakrie. Saya salat istikharah terlebih dahulu. Dari situ saya mendapatkan
tekad bulat untuk membenahi Golkar secara total. Karena yang salah bukanlah partai, tapi siapa yang memimpin, ujar Agun di
Jakarta, Kamis 27112014. Inisiasi melawan Aburizal bergayung sambut. Tujuh calon ketua umum Golkar menyokong inisiasi
Agun.
Apalagi, pertemuan
di BimaSena
Club, Hotel
Dharmawangsa, Kebayoran
Baru, Jakarta
pada Kamis
30102014, dipatahkan kubu Aburizal. Sebelumnya, Agus Gumiwang, Agung Laksono, Priyo Budi
Santoso, MS Hidayat, dan Airlangga Hartarto menyepakati pelaksanaan Munas Golkar pada Januari 2015. Kesepakatan itu
diharapkan mampu meredakan konflik internal yang menghendaki Munas Golkar digelar tahun 2014. Kesepakatan itu mentah setelah
Rapat Pimpinan Nasional Rapimnas Partai Golkar di Hotel Meliapurosani, Yogyakarta memutuskan Rapimnas dilaksanakan
pada 30 November 2014. Konflik semakin meruncing setelah berhembus kabar Aburizal
Bakrie akan memenangkan Munas Partai Golkar secara aklamasi. Skenario memenangkan Aburizal dilakukan di
Pulau Dewata.” http:nasional.inilah.comreaddetail2093525ical-dinilai-
penyebab-kisruh-internal-golkar di akses pada tanggal 27 Februari 2015
Selain informasi tersebut, informasi lain diperoleh dari surat kabar harian Lampung Post Rabu, 4 Maret 2015 halaman 1 menyebutkan suatu berita
yang berjudul MPG Sahkan Kubu Agung “Makhamah Partai Golkar MPG mengesahkan kubu Agung
Laksono sebagai
pimpinan Golkar.
Selain putusan
itu, kepengurusan hasil Munas Ancol juga diminta merehabilitasi
kader-kader yang dipecat dari putusan yang lalu, kemudian melakukan konsolidasi bottom-up mulai dari kabupatenkota,
musda provinsi, hingga Munas 2016. Dalam amar putusan itu, terdapat dissenting opinion pendapat
yang berbeda dari empat hakim yang menyidangkan permohonan tersebut. Amar putusan terbelah antara Ketua MPG Muladi dan
anggota MPG HAS Natabaya dengan anggota MPG Andi Matalatta dan anggota MPG Djasri Marin.
Terdapat pendapat yang berbeda di antara anggota Majelis Makhamah terhadap pokok permohonan, sehingga tidak tercapai
kesatuan pendapat dalam menyelesaikan sengketa mengenai keabsahan kedua Munas Partai Golkar IX,
“ujar Muladi, saat membacakan amar putusan dalam sidang MPG, di kantor DPP
Golkar, Selasa 33 Adapun Muladi dan Natabaya menyampaikan adanya kasasi yang
diajukan kubu Ical, maka mereka berpendapat kubu Ical telah mengambil sikap menyelesaikan perselisihan tanpa harus melalui
MPG. Karena itu, kedua majelis memberikan empat rekomendasi.
“Menghindari bahwa yang menang mengambil semuanya, rehabilitasi yang dipecat, apresiasi yang kalah dalam kepengurusan,
yang kalah berjanji tidak akan membentuk partai baru,” kata Muladi.
Sementara itu pendapat lainnya dibacakan Djasri Marin.
“Mengabulkan permohonan pemohon sebagian untuk menerima kepengurusan DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol secara selektif
di bawah kepemimpinan Agung,”ujarnya.
Konflik Partai Golkar tersebut terjadi di Dewan Pimpinan Pusat DPP, yang dimana Dewan Pimpinan Pusat merupakan acuan bagi dewan
pengurus partai yang berada di daerah Provinsi maupun Kabupaten atau Kota. Adanya konflik seperti pemberitaan tersebut tentunya membawa
dampak yang cukup besar terhadap ranah perpolitikan di Indonesia terutama untuk Partai Golkar yang berada di daerah Provinsi maupun yang berada di
daerah Kabupaten atau Kota yang ada di Indonesia. Bagaimana pun kepengurusan yang ada di bawah kepengurusan pusat akan terkena
dampaknya baik secara langsung maupun tidak langsung, cepat atau lambat, terlebih konflik Partai Golkar mengalami proses yang lama.
Penyebaran Partai Golkar pun merata ke seluruh Indonesia, termasuk
Provinsi Lampung. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki partisipasi politik yang banyak dari masyarakat oleh sebab itu
perkembangan Partai Golkar di Provinsi Lampung cukup pesat selain itu perkembangan yang pesat juga di dukung dengan posisi Lampung
merupakan Provinsi yang berada di ujung Pulau Sumatera. Provinsi yang menjadi pintu gerbang untuk Pulau Sumatera. Tentunya hal ini
memermudah untuk keluar masuknya informasi atau yang lainnya. Mengingat konflik yang disebabkan oleh Abu Rizal dan Agung Laksono
yang berakibat terhadap perpecahan, serta Provinsi Lampung berada di posisi yang strategis. Tentunya hal ini akan berdampak terhadap Partai
Golkar yang ada di Provinsi Lampung, baik dalam menjalankan kegiatan program kerja, pengambilan keputusan, struktur keorganisasian maupun
pemicu utuk timbulnya konflik partai golkar yang ada di Provinsi Lampung. Implikasi atau dampak dari konflik yang terjadi tentunya sangat besar untuk
Partai Golkar itu sendiri. Baik dalam hal menjalankan kegiatan internal maupun eksternal partai. Bahkan dampak dari konflik tersebut akan
merambat terhadap kinerja maupun kepengurusan yang ada daerah-daerah,
serta tidak menutup kemungkinan timbul konflik dan perpecahan yang dibawa dari pusat tehadap kepengurusan daerah.
Surat Kabar harian online pelitanusantara.com Selasa, 17 Februari 2015. 07:53 WIB menyebutkan suatu berita yang berjudul Lampung Punya Cerita
Heru dan Tony Ribut Sendiri:
”BANDARLAMPUNG-Perang dingin antara Ketua Dewan Perwakilan Daerah DPD II Kota Bandarlampung II Tony Eka
Candra dengan Plt DPD I Partai Golkar PG Lampung versi Agung Laksono kian memanas. Hal ini lantaran keduanya saling
tuding keabsahan terkait penunjukan Heru Sambodo sebagai Plt DPD I.
Plt DPD I PG Lampung, Heru Sambodo menegaskan dirinya kantungi Surat Keputusan SK asli atas penunjukan dirinya selaku
plt gantikan Alzier Dianis Thabrani. SK saya asli, silahkan saja kalau ada yang beranggapan begitu. Kalau Pak Tony jelas
ngomong begitu, tukasnya, saat dikonfirmasi melalui via handphone, Rabu 112.
Saat disinggung mengenai Agung Laksono bukan sebagai ketua partai yang sah, Heru justru meminta Tony untuk membaca
kembali hasil putusan yang dikeluarkan oleh pengadilan. Suruh dia pelajari hasil keputusan pengadilan. Suruh dia belajar, itu
perintah pengadilan Jakarta Pusat Jakpus dan sesuai UU No 2 thn 2011 tentang parpol sama keputusan Menkum Ham. Sekarang saya
tanya dia punya tidak putusan Menkumham? Sudah baca belum? Jadi dia itu yang dagelan, pungkasnya.
Heru pun tantang Tony bilamana kisruh ini kembali ke mahkamah partai dan mahkamah partai memenangkan Munas Ancol.
Gimana? Masih dagelan tidak ? Itu putusan pengadilan dia berani melawan keputusan pengadilan tidak? Kalau dia berani melawan
keputusan pengadilan suruh dia buat pernyataan, tantangnya. Diketahui, kubu Agung Laksono telah menggugat pengurus kubu
Aburizal Bakrie melalui Pengadilan Negeri Jakpus. Gugatan tersebut bernomor 579PDT.G.2014PN.JKT.PST tertanggal 5
Desember 2014. Gugatan itu ditujukan kepada Aburizal Bakrie tergugat I, Idrus Marham tergugat II, Fadel Muhammad
tergugat III, Nurdin Halid tertugat IV dan Ahmadi Noor Supit tergugat V di PN Jakpus.
Dalam putusannya, PN Jakpus menyatakan bahwa gugatan kubu Agung Laksono niet onvankelijk atau tidak dapat diterima karena
alasan prosedural yang belum
dilakukan.” http:pelitanusantara.comnews20150217_Lampung_Punya_Cerita.html
di akses pada tanggal 1 Maret 2015.
Ternyata dari pemberitaan yang ada baik dalam pemberitaan media massa maupun yang ada dalam pemberitaan media elektronik, memberikan bukti
bahwa sangat erat sekali kaitannya antara Dewan Pimpinan Pusat DPP dengan Dewan Pimpinan Daerah DPD. Hal yang membuktikan bahwa
kaitan erat antara DPP dan DPD yaitu konflik yang berada di atas dapat memicu dan merambat ke bawah.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian di DPD Partai GOLKAR Lampung mengenai konflik
internal yang terjadi. Peneliti akan melakukan penelitian di Kota Bandar Lampung dengan judul penelitian “Implikasi Konflik Internal Partai
Golongan Karya GOLKAR terhadap Dewan Pimpinan Daerah DPD Partai Golongan Karya GOLKAR Provinsi
Lampung”.