Variabel yang diamati BAHAN DAN METODE

37 6 Bobot berangkasan basah Bobot berangkasan basah didapat dari tanaman sampel sorgum yang telah dipanen kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan digital untuk mengetahui bobot berangkasan basah tanaman sorgum yang kemudian dinyatakan dalam satuan gram g. 7 Bobot berangkasan kering Bobot berangkasan kering didapat dari tanaman sampel sorgum yang telah dipanen dan ditimbang bobot basahnya, setelah itu di jemur dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 80 o C selama 3 hari yang kemudian bobot berangkasan kering ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik dan dinyatakan dalam satuan gram g. 8 Bobot biji m 2 Didapat dari nilai rata-rata bobot bijimalai pada tiap petak percobaan dan dihitung dengan menggunakan rumus: rata-rata bobot bijimalai x kerapatan tanam x 1 m 2 : jarak tanam

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Kerapatan tanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum pada sistem tumpangsari dengan ubikayu. Tanaman sorgum yang ditanam dengan tingkat kerapatan rendah yaitu 1 dan 2 tanaman lubang menunjukkan pertumbuhan dan memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan penggunaan tingkat kerapatan tinggi 3 dan 4 tanaman lubang. 2. Varietas tanaman sorgum berpengaruh pada beberapa komponen pertumbuhan tanaman sorgum dan secara nyata mempengaruhi hasil tanaman sorgum. Varietas Numbu memberikan hasil yang terbaik bila dibandingkan dengan Varietas Keller dan Wray. 3. Kombinasi antara varietas dan kerapatan tanaman berpengaruh terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. Penggunaan Varietas Numbu dengan kerapatan 2 tanaman lubang menunjukan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dibanding kedua varietas lainnya, dan penggunaan Varietas Keller dengan kerapatan 1 tanaman lubang menunjukkan bobot berangkasan per tanaman tertinggi bila dibandingkan yang lainnya. 72

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis menyarankan : 1. Penanaman tanaman sorgum sebaiknya dilakukan dalam dua musim yang berbeda, yaitu pada awal musim penghujan sampai awal musim kemarau. 2. Pada penelitian yang selanjutnya dapat menggunakan varietas yang mempunyai potensi hasil yang tinggi. 3. Penggunaan Varietas Numbu untuk mendapatkan potensi hasil produksi yang tinggi dalam satuan luas m 2 . PUSTAKA ACUAN Aribawa, I.B., Mastra, S., dan I.K, Kariada. 2007. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Jagung di Lahan Sawah. Balai Penelitian Teknologi Pertanian Bali dan Nusa Tenggara Barat. 59 hal. Atus’sadiyah, M. 2004. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis Phaseolus vulgaris L Tipe Tegak Pada Berbagai Variasi Kepadatan Tanaman dan Waktu Pemangkasan Pucuk. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. 122 hal. Skripsi. Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Produktivitas Tanaman Ubikayu. http:www.bps.go.idtnmn_pgn.php diakses pada tanggal 4 Agustus 2014. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP. 2008. Teknologi Budidaya Ubikayu. Bandar Lampung, Lampung. 53 hal. De Wet, J.M.J., J.R.Harlan, and E.G. Price.1970. Origin of variability in the Spontanea complex of Sorghum bicolor. American Journal of Botany 576:704-707. Dewan Ketahanan Pangan DKP. 2009. Indonesia Tahan Pangan dan Gizi Draft 4. Menteri Pertanian Republik Indonesia. 55 hal. Efendi, R., M. Aqil, dan M. Pabendon. 2013. Evaluasi genotipe sorgum manis Sorghum bicolor L. Moench produksi biomas dan daya ratun tinggi. Jurnal Tanaman Pangan. 322: 116-125. Fadhly, A. F., Subandi, A. Roslina, T. Fahdiana, dan E.O. Momuat. 2000. Pengaruh N dan Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung. Risalah Penelitian jagung dan sereaIia lain. Balai Penelitian dan Pengembangan Tanarnan Pangan. Bogor. 4: 3S-40. Gardner, F.P., R. B. Pearce, dan P. R. Michael. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Penterjemah Herawati Susilo. UI Press. Jakarta. 379 hal. Gerik, T., B. Bean, dan R.L. Vanderlip. 2003. Sorghum growth and development. Texas Cooperative Extension Service. 218 hal. 74 Hamim, H., R. Larasati dan M. Kamal. 2012. Analisis komponen hasil sorgum yang ditanam tumpangsari dengan ubi kayu dan waktu tanam berbeda. Prosiding Simposium dan Seminar Bersama PERAGI-PERHORTI PERIPIHIGI Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi yang Berkelanjutan. Bogor. p 91-94. Hanafi, M.A. 2005. Pengaruh Kerapatan Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Kultivar Jagung Zea mays L. Untuk Produksi Jagung. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang. 130 hal. Skripsi. House, L.R. 1985. A Guide to Sorghum Breeding. International Crops Research Institute for Semi-Arid Tropics. Andhra Pradesh, India. 253 hal. Indriati, T R. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Dan Populasi Tanaman Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tumpangsari Kedelai Glycine max L. dan Jagung Zea mays L.. Universitas Sebelas Maret. 344 hal. Tesis Pascasarjana. Irwan, W., A. Wahyudin, R. Susilawati, dan T. Nurmala. 2004. Interaksi jarak tanam dan jenis pupuk kandang terhadap komponen hasil dan kadar tepung sorghum Sorghum bicolor L. Moench pada Inseptisol di Jatinangor. Jurnal Budidaya Tanaman 104:128-136. Pithaloka, S.A. 2014. Pengaruh Kerapatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Sorgum Sorghum bicolor L. Moench. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung: Bandar Lampung. 117 hal. Skripsi. Rao, S.S., N. Seetharama, K. Kumar K., and R.L. Vanderlip. 2004. Characterization of sorghum growth stages. National Research Center for Sorghum. Rajendragar Hyderabad India Describes Growth Stages and Management Guide at each Stages of Sorghum Development. Springer-Verlag. India. p 432-354. Rochmah, L. 1. 1999. Evaluasi dan Seleksi Delapan Genotipe Jagung Kearah Pembentukan Jagung Semi Banyak. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB: Bogor. 69 hal. Skripsi. Salisbusry, F.B. and C.W. Ross, 1985. Plant Physiology 3 rd edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont, California. 540 p. Schmidt, F.H., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall type based on wet and dry period ratio for Indonesia with Western New Gurinea. Kementerian Perhubungan. Jawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta. 136 hal. Sumarno., D. S. Damardjati., M. Syam., Hermanto. 2013. Sorgum: Inovasi teknologi dan pengembanganPenyunting, IAARD Press. Jakarta. 315 hal.

Dokumen yang terkait

DISTRIBUSI BAHAN KERING BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench) YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.)

0 4 23

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON I PADA TINGKAT KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA

1 12 57

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON I PADA TINGKAT KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA

4 33 57

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)

1 18 55

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)

2 13 55

RESPONS BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorgum bicolor [L.] Moench) TERHADAP SISTEM TUMPANGSARI DENGAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)

8 37 27

PENGARUH TINGKAT KERAPATAN TANAMAN TERHADAP KERAGAAN DAUN, PERTUMBUHAN BIJI DAN DAYA KECAMBAH BENIH BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) PADA SISTEM TUMPANGSARI DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz)

0 10 59

KAJIAN INTERSEPSI CAHAYA MATAHARI PADA TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN KERAPATAN TANAMAN BERBEDA PADA SISTEM TUMPANGSARI DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz)

2 17 45

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PRODUKSI BIOMASSA SORGUM, PERTUMBUHAN, DAN HASIL UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA SISTEM TUMPANGSARI SORGUM DENGAN UBIKAYU

5 30 67

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.)

1 11 56