Berpikir Kritis TINJAUAN PUSTAKA

26

E. Kerangka Pikir

Penelitian tentang efektivitas Pembelajaran Socrates Kontekstual dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Keberhasilan mempelajari ilmu matematika, salah satunya dapat dilihat dari berkembangnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa secara optimal. Hal ini disebabkan, kemampuan berpikir kritis matematis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dimilki siswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan matematika. Mengingat pentingnya pengembangan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus menggunakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa secara optimal. Pembelajaran yang dapat membuat siswa membangun pengetahuannya, menemukan suatu konsepide, dan melakukan kerjasama dengan suatu kelompok tertentu, melalui proses diskusi dan tanya jawab yang dikaitkan dengan konten kehidupan sehari-hari dinilai dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hal ini disebabkan, saat siswa membangun pengetahuan dan menemukan konsepide, siswa akan terbiasa untuk menginterpretasi dan menganalisis berbagai permasalahan. Lebih lanjut, pada saat siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, siswa terbiasa untuk menganalisis dan mengevaluasi 27 berbagai permasalahan dengan anggota kelompoknya. Hal ini berarti, kemampuan siswa dalam melakukan interpretasi, analisis, dan evaluasi terhadap suatu permasalahan akan terlatih dengan baik. Salah satu pembelajaran yang dapat memberikan kondisi-kondisi seperti penjelasan di atas adalah Pembelajaran Socrates Kontekstual. Pembelajaran Socrates Kontekstual di awali dengan memberikan permasalahan umum kepada siswa mengenai materi yang diajarkan dengan mengaitkannya ke dalam konten kehidupan sehari-hari. Permasalahan tersebut bertujuan agar siswa tertarik dengan materi pelajaran karena ilmu yang didapat dari materi yang dipelajari, diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Kemudian, guru membawa permasalahan umum tersebut kepermasalahan-permasalahan sejenis yang lebih sederhana secara terstruktur sampai permasalahan kompleks dan meminta siswa menyelesaikannya dalam diskusi kelompok. Dari kegiatan diskusi tersebut, siswa dapat membangun atau menyusun pengetahuan baru dan saling bertukar pendapat sehingga kemampuan berpikir siswa yang berkaitan dengan ilmu matematika dapat terlatih dengan baik. Dalam diskusi kelompok, jika beberapa siswa mengalami kesulitan tentang suatu permalahan yang berbeda maka guru akan membimbing siswa perkelompok secara bergantian. Sedangkan, jika beberapa siswa mengalami kesulitan tentang suatu permasalahan yang sama maka guru akan membimbing siswa melalui serangkaian pertanyaan-pertanyaan Socrates di forum kelas. Melalui pertanyaan- pertanyaan Socrates tersebut, siswa akan terbiasa untuk berpikir dengan memberikan alasan atas apa yang telah dijawabnya. Selanjutnya, Pembelajaran 28 Socrates Kontekstual diakhiri dengan proses refleksi, yaitu guru bersama siswa memeriksa jalannya pembelajaran dan menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Proses mengajarkan matematika dengan Pembelajaran Socrates Kontekstual akan memberikan pengalaman nyata kepada siswa sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan lebih luas karena siswa diberikan fakta-fakta yang kontradiksi dengan pendapatnya hingga akhirnya siswa sendiri yang akan menentukan kebenaran dari jawabannya. Pemberian fakta-fakta kontradiksi tersebut serta penggunaan komponen-komponen Pembelajaran Socrates Kontekstual dapat membuat siswa terbiasa dan terlatih untuk melakukan interpretasi, analisis, dan evaluasi dengan benar terhadap suatu permasalahan sehingga kemampuan berpikir kritis matematisnya dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian, penerapan Pembelajaran Socrates Kontekstual ini efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

F. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar peneliti dalam penelitian ini yaitu setiap siswa kelas VII SMP Negeri 19 Bandarlampung semester genap Tahun Pelajaran 20142015 memperoleh materi pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. 29

2. Hipotesis

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Socrates Kontekstual efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas VII SMP Negeri 19 Bandarlampung semester genap Tahun Pelajaran 2014 2015. Hipotesis Kerja dalam penelitian ini adalah: 1. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah mendapatkan Pembelajaran Socrates Kontekstual lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebelum mendapatkan Pembelajaran Socrates Kontekstual. 2. Presentase siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis yang baik setelah mendapatkan Pembelajaran Socrates Kontekstual lebih dari 60 dari jumlah siswa.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

12 55 167

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 24 67

ANALISIS DESKRIPTIF DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif di SMP Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 13 89

ANALISIS SELF-EFFICACY BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 27 96

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Kuantitatif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 75

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 12 51

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 19 81

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 6 67

ANALISIS DESKRIPTIF SELF-EFFICACY BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-J SMP Negeri 8 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 34 86