D. Berakhirnya Perjanjian Sewa Menyewa
Peraturan tentang berakhirnya perjanjian diatur di dalam Bab XII Buku III KUHPerdata. Peraturan untuk itu adalah perlu bagi kedua belah pihak, baik untuk
menentukan sikap selanjutnya maupun untuk memperjelas sampai dimana batas perjanjian tersebut.
Pasal 1381 KUHPerdata disebutkan beberapa cara hapusnya suatu perjanjian yaitu:
1. Pembayaran.
2. Penawaran tunai disertai dengan penitipan.
3. Pembaharuan hutang.
4. Perjumpaan hutang.
5. Percampuran hutang.
6. Pembebasan hutang.
7. Musnahnya benda yang terhutang.
8. Kebatalanpembatalan.
9. Berlakunya syarat batal.
10. Kadaluarsa atau lewat waktu.
Pembayaran adalah pelaksanaan atau pemenuhan perjanjian secara sukarela, artinya tidak dengan paksaan.
39
39
M. Yahya Harahap. Op.Cit. hal.141.
Pembayaran hanya dapat dilaksanakan oleh yang bersangkutan saja. Namun Pasal 1382 KUHPerdata menyebutkan
bahwa pembayaran dapat dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian undang-
undang tidak mempersoalkan siapa yang harus membayar, akan tetapi yang penting adalah hutang itu harus dibayar.
Penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penitipan adalah salah satu cara pembayaran untuk menolong debitur. Dalam hal ini si kreditur menolak
pembayaran. Penawaran pembayaran tunai terjadi jika si kreditur menolak menerima pembayaran, maka debitur secara langsung menawarkan konsignasi
yakni dengan menitipkan uang atau tanah kepada Notaris atau panitera. Setelah itu notaris atau uang yang harus dibayarkan selanjutnya menjumpai kreditur untuk
melaksanakan pembayaran. Jika kreditur menolak, maka dipersilakan oleh notaris atau panitera untuk menandatangani berita acara. Jika kreditur menolak juga,
maka hal ini dicatat dalam berita acara tersebut, hal ini merupakan bukti bahwa kreditur menolak pembayaran yang ditawarkan. Dengan demikian debitur
meminta kepada hakim agar konsignasi disahkan. Jika telah disahkan, maka debitur terbebas dari kewajibannya dan perjanjian dianggap hapus.
Pembaharuan hutang novasi lahir atas dasar persetujuan. Para pihak membuat persetujuan dengan jalan menghapuskan perjanjian lama, dan pada saat
yang bersamaan dengan penghapusan tadi, perjanjian diganti dengan perjanjian baru. Dengan hakikat, jiwa perjanjian baru serupa dengan perjanjian terdahulu.
40
Terjadinya perjumpaan hutang atau kompensasi terjadi jika para pihak yaitu kreditur dan debitur saling mempunyai hutang dan piutang, maka mereka
mengadakan perjumpaan hutang untuk suatu jumlah yang sama. Hal ini terjadi jika antara kedua hutang berpokok pada sejumlah uang atau sejumlah tanah yang
40
Ibid, hal.142
dapat dihabiskan dari jenis yang sama dan keduanya dapat ditetapkan serta dapat ditagih seketika
Percampuran hutang terjadi akibat keadaan bersatunya kedudukan kreditur dan debitur pada satu orang. Dengan bersatunya kedudukan debitur pada satu
orang dengan sendirinya menurut hukum telah terjadi percampuran hutang sesuai dengan Pasal 1435 KUHPerdata.
Pembebasan hutang terjadi apabila kreditur dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak menghendaki lagi adanya pemenuhan prestasi oleh si debitur. Jika
si debitur menerima pernyataan si kreditur maka berakhirlah perjanjian hutang piutang diantara mereka.
41
Perjanjian akan hapus jika ada suatu pembatalan ataupun dibatalkan. Pembatalan haruslah dimintakan atau batal demi hukum.
Musnahnya tanah-tanah yang menjadi hutang debitur, maka perjanjian juga dapat hapus. Dalam hal demikian debitur wajib membuktikan bahwa
musnahnya tanah tersebut adalah di luar kesalahannya dan tanah itu akan musnah atau hilang juga meskipun di tangan kreditur. Jadi dalam hal ini si debitur
telah berusaha dengan segala daya upaya untuk menjaga tanah tersebut agar tetap berada seperti semula. Hal ini disebut dengan resiko.
42
41
Ibid, hal.144.
42
Ibid.
Karena jika dilihat batal demi hukum maka akibatnya perjanjian itu dianggap tidak pernah ada,
sedangkan dalam pembatalan, perjanjian dianggap telah ada akan tetapi karena suatu pembatalan maka perjanjian itu hapus dan para pihak kembali kepada
keadaan semula.
Syarat batal adalah syarat yang jika dipenuhi, menghentikan perjanjian dan membawa segala sesuatu kembali kepada keadaan semula, yaitu tidak pernah ada
suatu perjanjian. Syarat ini tidak menangguhkan pemenuhan perjanjian, hanyalah mewajibkan si berpiutang mengembalikan apa yang telah diterimanya jika
peristiwa yang dimaksud terjadi.
43
Daluarsa adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perjanjian dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas
syarat-syarat yang diterima oleh undang-undang Pasal 1946 KUHPerdata.
44
Perjanjian sewa menyewa yang dilakukan secara tertulis adalah berakhir dengan habisnya jangka waktu penyewaan. Kalau perjanjian hanya
diadakan secara lisan, maka untuk memberitahukan telah berakhirnya perjanjian sewa menyewa adalah kewajiban pemberitahuan lebih dahulu dari si penyewa
ataupun dari yang menyewakan. Jangka waktu pemberitahuan juga berdasarkan pada kebiasaan setempat custom.
45
Setelah berakhirnya jangka waktu perjanjian sewa menyewa, tetapi si penyewa masih tetap menikmati objek sewa yang bersangkutan, maka
menurut Pasal 1573 KUHPerdata timbullah suatu ikatan sewa menyewa Akibat berakhirnya ikatan sewa menyewa, maka si penyewa harus
meninggalkan objek yang disewa. Objek sewa yang seharusnya dikembalikan oleh penyewa kepada yang menyewakan, tetapi apabila belum terlaksana
penyerahan benda tersebut, maka yang menyewakan dapat mempunyai inisiatif untuk mengambil tindakan sesuatu dengan hukum yang berlaku.
43
Ibid, hal.145
44
J. Satrio, Op.Cit, hal.71
45
Ibid, hal.72.
baru, yang akibat-akibatnya diatur menurut ketentuan ikatan sewa menyewa secara lisan.
Dengan berakhirnya perjanjian sewa menyewa, maka penyewa melepaskan haknya dan menyerahkan tanah yang disewanya sebagai objek
sewa kepada yang menyewakan dalam keadaan baik sesuai dengan bentuk objek sewa menyewa yang disepakati bersama.
Perjanjian sewa menyewa tanah merupakan objek sewa ditentukan tentang jangka waktunya maka ketentuan lamanya atau habisnya jangka waktu
penyewaan berlangsung sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Lamanya sewa menyewa ditentukan oleh kedua belah pihak, yaitu pihak yang
menyewakan maupun pihak penyewa.
44
BAB IV PERJANJIAN SEWA MENYEWA TANAH MILIK PT. KERETA API