83
g. Variabel kinerja reksa dana memiliki nilai mean rata-rata sebesar
0,85079000. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang dimiliki oleh reksa dana campuran dapat dikatakan bagus karena mendekati nilai 1.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan
adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Probability Plot P-Plot. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi yang normal, model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.
Uji normalitas melalui grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal statistik bisa
sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik Ghozali, 2011: 163, sehingga uji yang digunakan
adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov.
84 Pengujian
ulang dengan
menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov test untuk masing-masing variabel. Untuk uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov test, akan dilihat dari nilai
probabilitasnya, jika probabilitasnya 0,05 data terdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi secara normal maka dilakukan
transformasi data. Ghozali, 2011 :164. Selengkapnya mengenai hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,03667716
Most Extreme Differences Absolute
,063 Positive
,063 Negative
-,054 Test Statistic
,063 Asymp. Sig. 2-tailed
,200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah
85
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas
Menggunakan Normal P-P Plot
Sumber : Data diolah Dari tabel 4.2 diatas dapat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,063 dan signifikan pada 0,200 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat diartikan H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi
normal.
Sedangkan pada hasil grafik normal probability plot, dapat dilihat titik-titik distribusi normal membentuk satu garis lurus
diagonal, sehingga hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pengambilan kesimpulan normalitas melalui grafik ini akan
menimbulkan kerancuan, sehingga kesimpulan normalitas diambil
melalui uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov.
86
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bisa kita dapatkan melalui tabel coefficients dengan melihat nilai collinearity statistics yang terdiri dari
nilai tolerance dan nilai VIF Variance Inflation Factor. Suatu data lulus uji multikolinearitas apabila nilai tolerance berada pada nilai
0,1 dan nilai VIF Variance Inflation Factor 10.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance 0,10 dan VIF Variance
Inflation Factor 10. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Pemilihan Sekuritas ,546
1,833 Market Timing Ability
,599 1,669
Tingkat Risiko ,473
2,114 Umur Reksa Dana
,648 1,542
Ukuran Reksa Dana ,985
1,015
87 pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah model
yang Homoskedastisitas
atau tidak
terjadi
Heteroskedastisitas Ghozali, 2011: 139.
Alat yang paling umum dalam menguji heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot. Grafik yang lulus uji
heteroskedastisitas adalah grafik yang tidak membentuk suatu pola tertentu dan tersebar pada nilai diatas dan dibawah 0. Selengkapnya
mengenai hasil uji untuk heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini :
Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Melalui
scatter plot.
Sumber : Data diolah
88 Dari grafik 4.2 diatas menunjukan tidak ada pola tertentu dan
titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. maka dapat disimpulkan model
regresi dalam penelitian ini telah homokedastisitas atau bebas dari masalah heteroskedastisitas.
Selain menggunakan
scatter plot
untuk pengujian
heteroskedastisitas, peneliti juga menggunakan Uji Park untuk menghindari kerancuan yang diakibatkan pengambilan keputusan
melalui grafik. Uji Park dapat dilakukan setelah kita mendapatkan nilai unstandardized residual yang telah dikuadratkan dan di logaritmakan,
lalu meregresikan nilai tersebut menjadi variable dependen.
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Park
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-20,981 8,113
-2,586 ,014
Pemilihan Sekuritas 21,756
17,702 ,271
1,229 ,228
Market Timing Ability -,057
,093 -,128
-,607 ,548
Tingkat Risiko 36,470
24,447 ,353
1,492 ,145
Umur Reksa Dana ,169
,122 ,280
1,384 ,175
Ukuran Reksa Dana ,423
,555 ,125
,762 ,451
Sumber : Data diolah Pada tabel 4.4, dapat kita lihat hasil uji Park melalui tabel
coefficients dan nilai sig. Pada bagian sig dapat kita ketahui bahwa semua variabel independen tidak ada yang signifikan karena nilai
89 signifikansi berada diatas 0,05. Hal ini berarti model regresi tidak
mengalami heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2011: 110. Salah satu alat untuk menguji nilai autokorelasi adalah dengan melihat
nilai Durbin-Watson pada tabel model summary bagian Durbin- Watson.
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Melalui Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted
R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
,991
a
,982 ,979
,039281541 1,175
a. Predictors: Constant, Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko
b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana
Sumber : Data diolah Dari tabel diatas terlihat menunjukan bahwa nilai D-W sebesar
1,175 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan D-W hitung berada D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl, maka
90 koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi
positif. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan Uji Run test sebagai
bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tdak sistematis Ghozali, 2011: 120
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Melalui Run Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
-,00133 Cases Test Value
20 Cases = Test Value
20 Total Cases
40 Number of Runs
16 Z
-1,442 Asymp. Sig. 2-tailed
,149 a. Median
Sumber : Data diolah
Dari tabel diatas terlihat menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,149 atau lebih besar dari 0,05 berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan maka model regresi tidak mengalami masalah autokorelasi.
91
3. Koefisien Determinasi R