10. Reksa Dana Analisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksa dana campuran berbentuk kontrak investasi kolektif

16 Menurut Anoraga dan Pakarti 2006: 54 instrumen pasar modal sebagai “Semua surat-surat berharga securities yang diperdagangkan di bursa”. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang. Instrumen yang paling umum diperjual belikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, rights, opsi, dan warran. Pasar modal capital market mempertemukan pemilik dana supplier of fund dengan menggunakan dana user of fund untuk tujuan investasi jangka menengah middle-term investment dan panjang long- term investment. Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek. Pemilik dana menyerahkan sujumlah dana dan penerima dana perusahaan terbuka menyerahkan sejumlah dana dan pemilik dana menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek Nasarudin dan Surya,

2004: 10.

3. Reksa Dana

Mutual fund berasal dari kata fund dimana Giles 2003 menyatakan “Fund is a pool of money contributed by range of investors who may be individuals or companies or other organisations, which is managed and invested as a whole, on behalf of those investors. ” Manurung, 2007: 1 Definisi reksa dana dari UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio 17 efek oleh Manajer Investasi. Pozen 1998 menyatakan bahwa “A mutual fund is an investment company that pool money from shareholders and invests in a diversified of securities.” Manurung, 2007: 2 Definisi yang telah diuraikan sebelumnya yang terdiri dari beberapa pengertian dapat dilihat reksa dana mempunyai beberapa karakteristik yaitu pertama, kumpulan dan pemilik, dimana pemilik reksa dana adalah berbagai pihak dari perorangan dan lembaga yang menginvestasikan atau memasukan dananya ke reksa dana dengan berbagai variasi. Kedua reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi yang sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam Badan Pengawasan Pasar Modal bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut harus mempunyai orang yang mempunyai izin sebagai pengelola dana. Ketiga, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrument investasi seperti rekening Koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang jangka panjang, obligasi dan efek saham maupun efek yang berisiko tinggi seperi opsi, future, dan sebagainya. Manajer Investasi melakukan investasi pada masing-masing instrument tersebut mempunyai besaran yang sering disebut alokasi asset yang berbeda –beda sesuai dengan perhitungan manajer investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan. Keempat reksa dana merupakan investasi 18 jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan jangka panjang merupakan refleksi dari investasi reksa dana, karena umumnya reksa dana melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti obligasi dan saham. Dengan karakteristik ini reksa dana tidak dapat dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan. Kelima, reksa dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya reksa dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Risiko reksa dana juga terkadang terjadi karena tidak kesengajaan, misalkan ada dana tunai yang masuk ke reksa dana dan Manajer Investasinya sedang rapat seharian dan lupa memasukan penempatan dana sehingga tingkat pengembalian reksa dana turun. Manurung, 2007: 2

a. Jenis

– Jenis Reksa Dana 1 Reksa Dana Menurut Bentuknya Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1, berdasarkan bentuknya reksa dana ada 2 jenis, yaitu :Reksadana Perseroan dan Reksadana Kontrak Investasi Kolektif. Kedua bentuk Reksadana ini sama- sama menghimpun dana dan menginvestasrikan dananya pada berbagai instrumen investasi baik yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang. 19 a Reksa Dana Perseroan corporate type Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksadana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana Perseroan yang tertutup dan reksadana Perseroan terbuka Darmadji, 2001: 149. Reksa Dana perseroan memiliki ciri –ciri sebagai berikut: 1 Kekayaan Reksa Dana dikelola berdasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang telah ditunjuk. 2 Kekayaan Reksa Dana disimpan berdasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian. b Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif contractual type Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kusodian yang mengikat Pemegang unit penyeraan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk Perseroan 20 Darmadji, 2001: 149, sebagaimana diatur dalam Penjelasan pasal 18 ayat 1 undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Berdasarkan data badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan, seluruh reksadana yang ada di Indonesia saat ini berbentuk kontrak investasi kolektif. Reksa Dana bentuk ini mempunyai ciri –ciri sebagai berikut : a Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif KIK. b Manajer Investasi mengelola Reksa Dana berdasarkan kontrak. c Penyimpanan kekayaan investasi kolektif yang dilakukan Bank Kustodian dilakukan berdasarkan kontrak yang telah disepakati. 2 Reksa Dana Menurut Sifatnya Seperti yang terdapat pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 2, reksa dana memiliki dua sifat, yaitu : a Reksa Dana Bersifat Tertutup Closed –End Fund Reksa Dana Tertutup Closed-End Fund merupakan reksa dana yang menerbitkan sahamunit penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban untuk membeli sahamunit penyertaan yang telah dijualnya. Investor hanya dapat menarik investasinya dengan cara 21 menjualmengalihkan sahamunit penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain yang berminat. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, dal tersebut harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan Darmadji, 2001: 150. b Reksa Dana Bersifat Terbuka Open –End Fund Reksa Dana Terbuka Open-End Funds merupakan Reksa Dana yang menerbitkan sahamunit penyertaan atau menawarkan dan menjualnya kepada investor sampai sejumlah kembali sahamunit penyertaan yang telah dijualnya. Reksa dana terbuka lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih mudah diuangkan dengan pasar dari pada saham reksa dana tertutup. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali sahamunit setiap saat. Manajer Investasi reksa dana melalui Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB per sahamunit saat itu Darmadji, 2001: 150. 22 Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya PT. Reksa Dana Tertutup PT. Reksa Dana Terbuka Menjual sahamnya pada penawaran umum perdana sampai batas modal dasar Menjual sahamnya secara terus-menerus sepanjang ada pemodal yang membeli Saham reksa dana dicatatkan di bursa efek Saham reksa dana tidak perlu dicatat di bursa efek Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana, tetapi kepada investor lain melalui bursa Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana Harga jualbeli saham tergantung penawaran dan permintaan antar investor di bursa Harga jualbeli saham antara PT Reksa Dana dengan investor didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih NAB per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian Sumber : Pratomo, 2001: 46 3 Reksa Dana Menurut Portofolio Investasi Dilihat dari portofolio investasinya, dari sisi peraturan Bapepam nomor IV.C.3 tentang pedoman pengumuman harian nilai, Reksa Dana di Indonesia berdasarkan potofolio terdiri dari empat kategori yaitu Manurung, 2007: 298 : a Reksa Dana Pasar Uang Money Market Funds Reksa dana ini didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi 100 pada efek pasar uang Pratomo, 2001: 68. Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dari pemelihara modal Darmadji, 2001: 150. 23 Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini meliputi deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun Pratomo, 2001: 68. b Reksa Dana Pendapatan Tetap Fixed Income Funds Reksadana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80 dari dana yang dikelola aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Darmadji, 2001: 151. Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi syariah, SBI, dan instrumen lain Pratomo, 2001: 71. Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang 3 tahun dengan resiko menengah. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil Darmadji, 2001: 151. c Reksa Dana Saham Equity Funds Reksa dana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas Darmaji, 2001: 151. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari jenis reksa dana 24 lainnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang paling tinggi diantara reksa dana jenis lainnya. Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga,efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen. Pratomo, 2001: 72. d Reksa Dana Campuran Discretionary Funds Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang Darmadji, 2001: 151. Tidak seperti RDPU, RDPT dan RDS yang mempunyai batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel Pratomo, 2001: 72. Reksa Dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor untuk berinvestasi yang menginginkan berinvestasi yang sekaligus terdiri dari efek ekuitas dan efek utang. Tingkat pengembalian dan risiko Reksa Dana campuran berada ditengah –tengah antara Reksa Dana pendapatan tetap dan Reksa Dana saham. Untuk para investor yang kurang berani 25 menerima risiko yang tinggi, Reksa Dana campuran merupakan alternatif untuk investasi untuk pengganti Reksa Dana saham. Tabel 2.2 Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio No. Klasifikasi Alokasi Investasi Tujuan Investasi Tingkat Risiko Jangka Waktu 1 Reksa Dana Pasar Uang Melakukan alokasi investasi 100 dari keseluruhan dana yang dikelola di dalam instrument pasar uang Liquiditas Mempertahanka n Modal Rendah 1 Tahun 2 Reksa Dana Pasar Saham Melakukan investasi sekurang- kurangnya 80 dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas Pertumbuhan Harga Saham Up dalam Jangka Panjang Tinggi 5 Tahun 3 Reksa Dana Pendapatan Tetap Melakukan investasi sekurang- kurangnya 80 dari dana yang dikelola aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang Pendapatan Yang Stabil Menengah 1 – 3 Tahun 4 Reksa Dana Campuran Alokasi investasi pada efek ekuitas saham maupun efek utang obligasi dan deposito tanpa minimal alokasi dana. Pertumbuhan Harga dan Pendapatan Menengah – Tinggi 3 – 5 Tahun Sumber : Pratomo, 2001: 68-79 4 Reksadana Dilihat dari Tujuan Investasi Reksadana dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan atas Darmadji, 2001: 151: a Growth Fund Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksadana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham. 26 b Income Fund Reksadana yang mengutamakan pendapatan konstan.Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi. c Safety Fund Reksadana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan.Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat hutang jangka pendek.

b. Pengelolaan Reksadana

Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan reksadana. Pertama adalah Manajer investasi. Manajer investasi merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi reksadana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor. Manajer Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi syarat – syarat yang diajukan Pratomo, 2001: 42. Salah satunya adalah ada seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah mendapat ijin perorangan sebagai wakil manajer investasi yang baru diperoleh setelah calon wakil manajer investai tersebut mengikuti ujian 27 yang diadakan oleh asosiasi standar profesi pasar modal. Pratomo, 2001: 42. Manajer investasi memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi kewajiban dan larangan yang dijabarkan sebagai berikut Darmadji, 2001: 155: 1 Kewajiban Manajer Investasi Manajer Investasi selain memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan reksadana, memiliki kewajiban yang telah ditentukan Bapepam, antara lain Darmadji, 2001: 155: a Membuat catatan yang menyimpan segala pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam melakukan investasi dalam portofolio reksadana seperti yang telah ditetapkan dalam kebijakan investasi yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai dengan perundang undangan pasar modal. b Memperhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan Reksadana peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1 c Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat menyangkut kinerja dan informasi reksadana yang dikelola. d Menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio reksadana dan menyampaikan kepada bank Kustodian sesuai dengan peraturan nomor IV.C.2 kerja selambat-lambatnya pada pukul 17.00 setiap hari kerja. 28 e Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap pemegang unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali semata-mata untuk kepentingan manajer Investasi sendiri. f Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan pemegang unit penyertaan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya. g Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Manajer Investasi. h Terus-menerus meningkatkan sistem pengawasan intern dengan mengevaluasi system prosedur kegiatan. i Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan reksadana. j Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2 Larangan Bagi Manajer Investasi Dalam menjalankan aktivitasnya, sesuai dengan peraturan Bapepam, Manajer Investasi dibatasi atau dilarang dalam beberapa hal yaitu Darmadji, 2001: 156: 29 a Memilki sahamunit penyertaan untuk kepentingan dan atas nama pihak lain. b Memungut komisi atau biaya dari reksadana yang lebih tinggi dari perantara perdagangan efek yang tidak terealiasi, dalam hal manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai pengantara perdagangan efek. c Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi manajer investasi yang bersangkutan. Atau pihak afiliasi untuk membeli atau menjual efek untuk reksadana. Apabila melanggar diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp 1 Miliar. d Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum IPO, kecuali untuk efek pasar uang. e Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum dimana manajer investasi bertindak sebagai isinya. 3 Bank Kustodian Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank dalam bidang penyimpanan surat berharga serta administrasinya Pratomo, 2001: 43. Bank kustodian meliputi penyelesaian transaksi dengan broker atau bank, registrasi dan pendaftaran efek, dan sebagainya, yang telah mendapat persetujuan 30 dari bapepam dan tidak diperbolehkan terafiliasi dengan manajer investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa antara bank kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud dalam pasal 25 ayat 2 undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995. Sebagai pengelola reksadana, bank kustodian memiliki kewajiban yang harus dipenuhi sebagai berikut Darmadji, 2001: 156: a Melakukan pembukuan sesuai dengan pedoman akuntansi reksadana peraturan bapepam nomor VIII.g.8. b Mengasuransikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya sendiri. c Menghitung nilai aktiva bersih NABunit penyertaan setip hari bursa berdasarkan nilai pasar wajar dari efek yang termasuk dalam portofolio reksadana dan mengumumkannya. d Menyiapkan laporan kepada Bapepam dan manajer investasi sesuai dengan tata cara pelaporan, sesuai dngan peraturan Bapepam nomor X.D.1. e Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin untuk kepentingan pemegang Unit penyertan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya. 31 f Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Bank Kustodian. g Mendaftarkanmencatatkan portofolio efek reksadana dalam daftar pemegang efek emiten atas nama bank Kustodian untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan Reksadana. h Terus-menerus meningkatkan system pengawasan intern dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan. i Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan kekayaan reksadana. j Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Mekanisme Kerja Reksa Dana

Mekanisme kerja yang terjadi dalam reksa dana, selain melibatkan Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor juga melibatkan pelaku perantara di pasar modal broker, underwriter serta di pasar uang bank serta pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam. Gambar 2.1 menjelaskan mekanisme kerja dalam reksa dana berbentuk KIK Pratomo, 2001: 43. 32 Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana Sumber : Pratomo, 2001: 43 Keterangan: 1. Permohonan pembelian investasi atau penjualan kembali pencairan Unit Penyertaan. 2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan kembali. 3. Perintah transaksi investasi. 4. Eksekusi transaksi investasi. 5. Konfirmasi transaksi. 6. Perintah penyelesaian transaksi 7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta BAPEPAM INVESTOR PERANTARA PASAR MODAL PASAR UANG PENGAWASAN MANAJER INVESTASI BANK KUSTODIAN REKSA DANA 10 8 2 1 6 7 3 5 9 4 LAPORAN BULANAN 33 8. Informasi Nilai Aktiva BersihUnit secara harian melalui media massa. 9. Laporan valuasi harian dan bulanan. 10. Laporan bulanan kepada Bapepam.

d. Keuntungan dan Risiko Reksa Dana

Dalam berinvestasi di Reksa Dana setiap investor mengharapkan return yang tinggi dan risiko yang kecil. Reksa Dana terus dicari oleh para investor untuk mengganti investasi dari instrumen lain. Reksa Dana memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Di dalam Reksa dana terdapat resiko dan tidak terjaminya tingkat pengembalian. 1 Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana Reksadana memberikan keuntungan bagi investor. Beberapa keuntungan yang didapat dari investasi reksadana antara lain sebagai berikut Sunariyah, 2006: 246: a Mendapat dividen dan bunga Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga merupakan hasil investasi seperti deposito dan obligasi. 34 b Distribusi laba capital Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk setiap lembar saham Reksadana yang dimiliki. c Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko Diversifikasi portofolio suatu reksadana akan mengurangi risiko karena kekayaan reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek, sehingga risikonya juga tersebar, tidak sebesar seseorang yang membeli dua jenis saham atau efek secara individual. d Biaya Rendah Reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi maka akan menghasilkan biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi akan lebih rendah dibandingkan dengan investor individu yang melakukan transaksi sendiri pada bursa. e Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum maka Manajer Investasi akan mengalihkan ke instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga agar investasi pemodal selalu menguntungkan. 35 f Likuiditas terjamin pemodal dapat mencairkan kembali saham atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing – masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Terbuka wajib membeli kembali sahamunit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid. g Pengelolaan Portofolio yang Profesional Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada umunya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis efek serta mengakses informasi di pasar modal. 2 Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana Seperti halnya pada investasi lainnya, reksa dana disamping mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Risiko yang terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya berbeda-beda Sunariyah, 2006: 251. Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu mendapatkan pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara lain Sunariyah, 2006: 251 : 36 a Berkurangnya unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek yang menjadi bagian dari portofolio reksa dana yang mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan. b Risiko likuiditas. Penjualan kembali redemption sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada mnajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan dalam penyediaan uang tunai bagi pembayaraan tersebut. c Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio reksadana. d Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan pada bank kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat penting. e Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAV harian suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat. 37 f Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur. Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama kejujuran dalam hal informasi yang diberikan kepada masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan informasi yang sejujurnya tentang kebijakan dan risiko-risiko investasi reksadana. g Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari pemegang saham tertentukelompok. Tujuan utama didirikannya perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan para pemodal reksadana, bukan untuk para pemegang saham tertentukelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya risisko tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk memberikan sepenuhnya pada investor.

e. Nilai Aktiva Bersih NAB

Nilai Aktiva Bersih NAB atau Net Asset Value NAV merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana dapat berupa kas, deposito, SBI, saham, obligasi, right dan efek lainya. Sedangkan kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian efek yang belum dilunasi Akbarini, 2004. 38 NAB mencerminkan keuntungan dan kerugian yang diterima investor dari portofolio yang dibentuk manajer investasi dalam reksadana, peningkatan NAB menunjukan bertambahnya nilai investasi pemegang unit penyertaan atau saham Bodie, 2014. Sebaliknya, penurunan NAB menunjukan berkurangnya nilai investasi yang dimiliki para investor. Berdasarkan informasi NAB yang transparan kepada umum, setiap orang dapat menghitung tingkat pengembalian reksadana selama satu periode pengamatan. Dalam Bodie Keane 2014: 98 rumus untuk menghitung NAB reksadana adalah sebagai berikut:

f. Pengukuran Kinerja Reksa Dana

Banyaknya reksa dana yang beredar akan memaksa investor untuk menilai kinerja reksa dana sebelum melakukan investasi. Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat bukan hanya tingkat return yang dilihat, namun juga tingkat risiko yang diambil untuk memperoleh return tersebut. Setiap metode yang digunakanpun memiliki kriteria yang berbeda satu sama lain. Metode pengukuran kinerja reksa dana antara lain : � ℎ = � � − � ℎ 39 1 Sharpe Ratio Reward to Variability RatioRVAR Rasio ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1966. Ia menjelaskan bahwa reward-to-variability ratio adalah salah satu metode pengukuran kinerja portofolio dengan memasukkan unsur risiko dan mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal capital market line sebagai patok duga. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi premi risiko risk premium portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh standar deviasi . Metode ini menghitung hasil dari pertukaran trade off volatilitas total Bodie, 2014: 362. Premi risiko adalah perbedaan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko – Rf. Sedangkan standar deviasi merupakan risiko fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang dihasilkan selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi kompensasi yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin besar nilai Sharpe Ratio mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko yang diambil. Formulasi metode ini yaitu membagi risk premium dengan standar deviasi Pratomo, 2001: 195 : �� = � �� − � �� � 40 Dimana : = Nilai dari Sharpe Ratio = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu = Standar deviasi Reksa Dana untuk sub periode tertentu Investasi bebas risiko diasumsikan merupakan investasi pada Sertifikat Bank Indonesia SBI. Karena risiko yang muncul saat berinvestasi, reksa dana diharapkan memberikan return yang lebih besar dibandingkan kinerja investasi yang bebas risiko. Sedangkan standar deviasi merupakan risiko total dari suatu reksa dana. 2 Treynor Index Reward to VolatilityRVOL Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor pada tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini menggunakan konsep garis pasar sekuritas security market line sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik maka risiko individual telah terhapus sehingga risiko yang 41 dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis atau beta . Treynor Index mneghasilkan kelebihan imbal hasil excess return per unit risiko, namun menggunakan risiko sistematis dan bukan risiko total Bodie, 2014: 362. Semakin besar nilai Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit fluktuasi pasar. Pengukuran kinerja reksa dana dengan menggunakan metode pengukuran Treynor adalah Pratomo, 2001: 196: Dimana: = Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun �� = � �� − � �� 42 peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe Pratomo, 2001: 196. Portofolio reksa dana yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik dan buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis Pratomo, 2001: 197. 3 Jensen Alpha Differential Return Measures Ukuran kinerja portofolio ini diperkenalkan oleh Michael C. Jensen pada tahun 1967. Jensen Alpha menunjukkan selisih antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan return portofolio pasar. Jensen merumuskan differential return measures yang dilandasi oleh konsep CAPM. Metode Jensen adalah rata-rata imbal hasil portofolio di luar hasil prediksi CAPM, menggunakan beta-portofolio dan rata-rata imbal hasil pasar Bodie, 2014: 362. Sama halnya dengan Treynor Index, metode ini juga menggunakan security market line sebagai patok duga. Metode Jensen Alpha sendiri dapat diukur dengan persamaan lain yang memiliki tujuan sama dalam mengukur kinerja reksa dana yaitu dengan rumus Pratomo, 2001: 197: � �� − � �� = + � � − � �� 43 Dimana: = Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu = kinerja pasar β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Metode pengukuran alpha untuk periode waktu sampel adalah: Dimana: = Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu = kinerja pasar β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Metode ini mengestimasikan return portofolio sebagai fungsi linear dari risiko sistematis, return nyata pada portfolio pasar, return bebas risiko dan random error. Metode pengukuran = � �� − � �� − � � − � �� 44 Jensen Alpha menggunakan data return dan return bebas risiko setiap periode dari waktu ke waktu. Nilai alpha yang positif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang superior, sebaliknya apabila nilai alpha negatif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang inferior. Nilai alpha bisa juga tidak signifikan berbeda dengan nol, yang artinya kinerja portofolio sama dengan kinerja portofolio pasar. Berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang menggunakan rata-rata kinerja untuk sub periode tertentu misalnya bulanan atau tahunan, metode Jensen menggunakan data setiap periode dalam hal ini mingguan dari waktu ke waktu time series Pratomo, 2001: 198. Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk positif yang semakin tinggi menunjukkan kinerja reksa dana yang semakin baik. Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran risiko lebih bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda, sehingga dalam memilih reksa dana, investor tersebut dapat menyesuaikan dengan tingkat risiko yang dimilikinya Pratomo, 2001: 198.

g. Pemilihan Sekuritas

Selectivity is an ability to pick stocks that outperform the overall stock market Hirschey, 2008: 141. Menurut Corrado 2002: 45 56 security selection is selection of specific securities wihin a particular class. Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer investasi untuk memilih sekuritas yang tepat dalam portofolionya sehingga mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen inventasi menyatakan bahwa kemampuan market timing sangat sulit dilakukan sehingga pemilihan sekuritas dari manajer investasi sangat diandalkan untuk mendapatkan return yang superior Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 11.

h. Market Timing Ability

Market timing is an investment style that atemps to buy into the stock market before a bull market move and sell before a bear market move Hirschey, 2008: 141. Pengertian lebih lanjut market timing is an investment decision you must make is wheather you will try to buy and sell in anticipation of the future direction of the overall market Corrado, 2002: 55. Market timing ability merupakan kemampuan Manajer Investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset instrumen investasi dengan membeli atau menjual saham secara tepat waktu untuk mengantisipasi perubahan harga pasar. Menurut Treynor dan Mazuy 1966 bahwa ketika nilai a atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai c atau 46 market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 12. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, Manajer Investasi memiliki peluang untuk menghindar dari risiko sistematik yang dapat menurunkan nilai NAB reksa dana. Kemampuan ini berhubungan dengan realisasi portfolio di masa mendatang. Market timing dinilai berkontribusi positif karena Manajer Investasi akan mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk menyesuaikan portofolio sahamnya sebagai antisipasi terhadap perubahan harga saham yang mungkin terjadi. Selain itu, adanya pengetahuan mengenai keadaan pasar yang sedang dalam keadaan bullish atau bearish akan membantu Manajer Investasi menjual dan membeli saham tepat waktu.

i. Tingkat Risiko

Risiko merupakan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di masa depan. Sesuatu yang tidak pasti dapat menimbulkan akibat yang merugikan. Risiko terjadi apabila adanya perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dengan tingkat kembalian yang dicapai secara nyata actual return Halim, 2009: 73. Ada beberapa aspek yang menyebabkan Reksa Dana berisiko yaitu Pertama, dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada 47 portofolio efek. Kedua, dengan adanya instrument yang bervariasi maka mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda –beda. Ketiga, di dalam Reksa Dana mempunyai arus kas yang berubah –ubah setiap saat. Keempat, risiko di dalam Reksa Dana juga dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi dalam mengelola reksa dana Manurung, 2007: 59.

j. Umur Reksa Dana

Umur dari reksa dana mengindikasikan kapan suatu reksa dana mulai diperdagangkan di pasar modal. Banyak investor yang lebih menyukai reksa dana yang berumur lebih lama. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004. Umur reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer investasinya di dalam mengelola reksa dana tersebut. Semakin lama umur suatu reksa dana, maka manajer investasinya semakin berpengalaman di dalam mengelola portofolio bila dibandingkan dengan reksa dana yang berumur lebih muda. Dalam berinvestasi reksadana sebaiknya memilih reksa dana yang dikeluarkan oleh manajer investasi yang memiliki pengalaman sekurangnya lima tahun, karena 5 tahun dianggap sebagai masa rata- 48 rata satu siklus industri di pasar modal Cahyono, 2000, dalam Akbarini, 2004.

k. Ukuran Reksa Dana

Ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah kapitalisasi reksa dana, selain itu ukuran reksa dana merupakan suatu alat ukur dalam menentukan besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelolanya yang digambarkan oleh Total Net Asset. Dalam banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil Elton and Gruber, 2014: 146. Ada 2 macam pandangan investor dalam memandang besar kecilnya aset yang dikelola suatu reksa dana berkaitan dengan kinerjanya. Di satu sisi ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola aset yang kecil memiliki kinerja yang lebih baik karena kefleksibilitasan sering menjadi keunggulan bersaingnya, sebab manajer investasi dapat dengan cepat mengantisipasi perubahan pasar, dapat pindah dari satu saham ke saham lainnya dengan mudah. Di sisi lain, ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola asset besar memiliki kinerja yang lebih baik, karena selain menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana juga 49 memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan lebih baik serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi Chan et, al., 2009.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis Hasil 1 Michael V. Panjaitan 2012 “Analisis Kemampuan Stock Selection dan Market Timing Manajer Investasi Pada Reksa Dana Saham di Indonesia” Metode Jensen Alpha, Metode Treynor-Mazuy dan Metode Henriksson- Merton Variabel: Kinerja Reksa Dana, Market Timing, Stock Selection, Return Portfolio dan Return Pasar Manajer Investasi di Indonesia kurang optimal atau kurang baik terhadap kemampuan stock selection maupun kemampuan market timing dalam kegiatan berinvestasi pada instrumen investasi sehingga tidak menambah value kinerja reksa dana saham. 2 Yong Pui See, Ruzita Jusoh 2012 “Fund Characteristic s And Fund Performance: Evidence of Malaysian Mutual Funds” Model Jensen, Metode Regresi Linier Berganda Variabel: Kinerja reksa dana, Risk Ratio, Fund Size, Expense Ratio,Turnover ratio dan Fund Age Risiko signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Ukuran berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan. Biaya-biaya signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Turnover berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia reksa dana berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana 50 No Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis Hasil 3 Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche 2012 “Performance, Stock Selection and Market Timing of the German Equity Mutual Fund Industry ” Metode False Discovery Rate, Metode 3F, Metode Treynor- Mazuy dan Metode Henriksson- Merton Variabel: Mutual Fund Performance, False Discovery Rate, Stock Selection Skill dan Market Timing Ability Dari 555 reksa dana terdapat 6 reksa dana saham yang berkemampuan stock selection yang positif, 150 reksa dana berkemampuan negatif dan sisanya tanpa kemampuan stock selection. Sedangkan pada market timing ability, 40-75 reksa dana memiliki kemampuan market timing dan adanya penurunan antara 150 hingga 95 reksadana yang tidak memiliki kemampuan market timing. 4 Ginting Prasetya E.N dan Bandi 2010 “Reksa Dana di Indonesia: Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham dan Tingkat Risiko” Metode Asset Class Factor Model, Metode Treynor-Mazuy dan Metode Indeks Tunggal Variabel: Kinerja Reksa Dana Saham, Asset Allocation Policy, StockSelection Skill, Risk Level Asset allocation policy berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Begitu juga dengan stock selection skill yang memiliki pengaruh yang positif signifikan. Untuk risk level, variabel ini berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja reksa dana saham. 5 Dennis P. dan Manurung 2004 “Analisis Determinasi Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode 1999- 2003” Model Jensen dan Model Gudikunst Variabel: Kinerja Reksa Dana, Bond Selection Ability, Market Timing, Rasio Biaya, Total Aktiva Bersih, Umur Reksa Dana, Biaya Transaksi Load Fee Dan Perputaran Portofolio. Dari hasil regresi 15 reksa dana yang tidak memiliki kemampuan bond selection ability dan market timing karakteristik reksa dana seperti rasio biaya, total aktiva bersih, biaya transaksi load fee dan perputaran portofolio, dari keempatnya yang berpengaruh secara signifikan terhadap tidak baiknya kinerja reksa dana tersebut, rasio biaya yang dikenakan oleh reksa dana memberikan kontribusi paling besar. 51 No Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis Hasil 6 Chen et, al., 2004 Does Fund Size Erode Mutual Fund Performance? The Role of Liquidity and Organization Model cross- sectional regressions Variabel: kinerja reksa dana diukur terhadap Risk Ratio, Fund Size, Expenese Ratio, Turnover dan Fund Age Risiko signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. ukuran dana signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Biaya-biaya signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Turnover signifikan Berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. 7 Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind, Paul 2000 “Performance and Characteristic s of Swedish Mutual Fund” Model Regresi Linier Berganda Variabel: Kinerja Reksa Dana, Turnover, Expense Ratio, Fund Size Dan Cash Flow Turnover berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana. expense ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana. fund size berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. Cash flow berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana yang memberikan kontribusi paling besar. Sumber : Berbagai jurnal dan tesis yang telah diolah Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak dari sampel yang digunakan serta metode dan periode yang diambil dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan Treynor dengan 10 sampel reksa dana campuran selama periode 2010-2013. Sedangkan penelitian lain cenderung lebih banyak menggunakan reksa dana saham yang dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Michael V. Panjaitan 2012 pada 51 reksa dana saham 52 dengan menggunakan metode Jensen selama periode 2009-2012 , sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yong Pui See dan Ruzita Jusoh 2012 menggunakan 69 reksa dana saham Malaysia dengan menggunakan metode Jensen selama periode 2005 sampai dengan 2009. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche 2012 menggunakan 555 reksa dana saham Jerman dengan menggunakan metode False Discovery Rate, Metode Fama French Factor, Metode Treynor dan Henrikson-Merton selama periode pengamatan 1990 sampai dengan 2009, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi 2010 menggunakan 63 reksa dana saham dengan menggunakan metode Asset Class Factor, Single Index Model dan metode Treynor selama periode 2006 sampai 2008. Penelitian yang dilakukan Chen et, al., 2004 menggunakan metode Cross Sectional Regression dengan menggunakan 741 reksa dana saham di Amerika selama periode pengamatan 1962 sampai dengan 1999, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind 2000 menggunakan 80 reksa dana saham di Swedia dengan menggunakan model Jensen Alpha dan Cross Sectional Regression selama periode 1993 sampai dengan 1997. Selanjutnya perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan Manurung 2004 yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan Manurung menggunakan metode Jensen dan Model Gudikunst dengan menggunakan 15 reksa dana pendapatan tetap selama periode 1999 sampai dengan 2003. 53

C. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

1. Pengaruh Pemilihan Sekuritas dan Market Timing Ability Terhadap