16 Menurut Anoraga dan Pakarti 2006: 54 instrumen pasar modal
sebagai “Semua surat-surat berharga securities yang diperdagangkan di bursa”. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang.
Instrumen yang paling umum diperjual belikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, rights, opsi, dan warran.
Pasar modal capital market mempertemukan pemilik dana supplier of fund dengan menggunakan dana user of fund untuk tujuan
investasi jangka menengah middle-term investment dan panjang long- term investment. Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud
efek. Pemilik dana menyerahkan sujumlah dana dan penerima dana perusahaan terbuka menyerahkan sejumlah dana dan pemilik dana
menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek Nasarudin dan Surya,
2004: 10.
3. Reksa Dana
Mutual fund berasal dari kata fund dimana Giles 2003 menyatakan
“Fund is a pool of money contributed by range of investors who may be individuals or companies or other organisations, which is
managed and invested as a whole, on behalf of those investors. ”
Manurung, 2007: 1 Definisi reksa dana dari UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
17 efek oleh Manajer Investasi. Pozen 1998 menyatakan bahwa
“A mutual fund is an investment company that pool money from shareholders and
invests in a diversified of securities.” Manurung, 2007: 2 Definisi yang telah diuraikan sebelumnya yang terdiri dari
beberapa pengertian dapat dilihat reksa dana mempunyai beberapa karakteristik yaitu pertama, kumpulan dan pemilik, dimana pemilik reksa
dana adalah berbagai pihak dari perorangan dan lembaga yang menginvestasikan atau memasukan dananya ke reksa dana dengan
berbagai variasi. Kedua reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi yang sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan
untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam Badan Pengawasan Pasar Modal bagi perusahaan yang bergerak dan
berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut harus mempunyai orang yang mempunyai izin sebagai pengelola dana. Ketiga, diinvestasikan kepada
efek yang dikenal dengan instrument investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrument investasi
seperti rekening Koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang jangka panjang, obligasi dan efek saham maupun efek yang berisiko tinggi
seperi opsi, future, dan sebagainya. Manajer Investasi melakukan investasi pada masing-masing instrument tersebut mempunyai besaran yang sering
disebut alokasi asset yang berbeda –beda sesuai dengan perhitungan
manajer investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan. Keempat reksa dana merupakan investasi
18 jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan jangka panjang
merupakan refleksi dari investasi reksa dana, karena umumnya reksa dana melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti
obligasi dan saham. Dengan karakteristik ini reksa dana tidak dapat dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan. Kelima, reksa
dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya reksa dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Risiko
reksa dana juga terkadang terjadi karena tidak kesengajaan, misalkan ada dana tunai yang masuk ke reksa dana dan Manajer Investasinya sedang
rapat seharian dan lupa memasukan penempatan dana sehingga tingkat pengembalian reksa dana turun. Manurung, 2007: 2
a. Jenis
– Jenis Reksa Dana 1
Reksa Dana Menurut Bentuknya
Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1, berdasarkan bentuknya
reksa dana ada 2 jenis, yaitu :Reksadana Perseroan dan Reksadana Kontrak Investasi Kolektif. Kedua bentuk Reksadana ini sama-
sama menghimpun dana dan menginvestasrikan dananya pada berbagai instrumen investasi baik yang diperdagangkan di pasar
modal maupun di pasar uang.
19
a Reksa Dana Perseroan corporate type
Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan
selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar
modal maupun pasar uang. Reksadana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana Perseroan
yang tertutup dan reksadana Perseroan terbuka Darmadji, 2001: 149. Reksa Dana perseroan memiliki ciri
–ciri sebagai berikut:
1 Kekayaan Reksa Dana dikelola berdasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang
telah ditunjuk.
2 Kekayaan Reksa Dana disimpan berdasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.
b Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif contractual type
Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kusodian yang mengikat Pemegang unit
penyeraan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah
dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk Perseroan
20 Darmadji, 2001: 149, sebagaimana diatur dalam Penjelasan
pasal 18 ayat 1 undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Berdasarkan data badan pengawas pasar modal dan
lembaga keuangan, seluruh reksadana yang ada di Indonesia saat ini berbentuk kontrak investasi kolektif. Reksa Dana bentuk ini
mempunyai ciri
–ciri sebagai berikut : a Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif KIK.
b Manajer Investasi mengelola Reksa Dana berdasarkan
kontrak.
c Penyimpanan kekayaan investasi kolektif yang dilakukan Bank Kustodian dilakukan berdasarkan kontrak yang telah
disepakati.
2 Reksa Dana Menurut Sifatnya
Seperti yang terdapat pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 2, reksa dana memiliki dua sifat,
yaitu : a
Reksa Dana Bersifat Tertutup Closed –End Fund
Reksa Dana Tertutup Closed-End Fund merupakan reksa dana yang menerbitkan sahamunit penyertaan dan
menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban untuk membeli sahamunit penyertaan yang telah dijualnya.
Investor hanya dapat menarik investasinya dengan cara
21 menjualmengalihkan sahamunit penyertaan yang dimilikinya
kepada investor lain yang berminat. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, dal tersebut harus dilakukan
melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan Darmadji, 2001: 150.
b Reksa Dana Bersifat Terbuka Open
–End Fund
Reksa Dana Terbuka Open-End Funds merupakan Reksa Dana yang menerbitkan sahamunit penyertaan atau
menawarkan dan menjualnya kepada investor sampai sejumlah kembali sahamunit penyertaan yang telah dijualnya.
Reksa dana terbuka lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih mudah diuangkan dengan pasar dari pada saham reksa dana
tertutup. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali sahamunit setiap saat. Manajer Investasi reksa dana melalui
Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB per sahamunit saat itu Darmadji, 2001: 150.
22
Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya
PT. Reksa Dana Tertutup PT. Reksa Dana Terbuka
Menjual sahamnya pada penawaran umum perdana sampai batas modal dasar
Menjual sahamnya secara terus-menerus sepanjang ada pemodal yang membeli
Saham reksa dana dicatatkan di bursa efek Saham reksa dana tidak perlu dicatat di
bursa efek Investor tidak dapat menjual kembali saham
yang dimilikinya kepada reksa dana, tetapi kepada investor lain melalui bursa
Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana
Harga jualbeli
saham tergantung
penawaran dan permintaan antar investor di bursa
Harga jualbeli saham antara PT Reksa Dana dengan investor didasarkan atas
Nilai Aktiva Bersih NAB per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian
Sumber : Pratomo, 2001: 46
3 Reksa Dana Menurut Portofolio Investasi
Dilihat dari portofolio investasinya, dari sisi peraturan Bapepam nomor IV.C.3 tentang pedoman pengumuman harian
nilai, Reksa Dana di Indonesia berdasarkan potofolio terdiri dari empat kategori yaitu Manurung, 2007: 298 :
a Reksa Dana Pasar Uang Money Market Funds
Reksa dana ini didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi 100 pada efek pasar uang Pratomo,
2001: 68. Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu
tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dari pemelihara modal Darmadji, 2001: 150.
23 Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam
kategori ini meliputi deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun Pratomo,
2001: 68.
b Reksa Dana Pendapatan Tetap Fixed Income Funds
Reksadana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80 dari dana yang dikelola aktivanya dalam
bentuk efek bersifat utang. Darmadji, 2001: 151. Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk
bunga, seperti deposito, obligasi syariah, SBI, dan instrumen lain Pratomo, 2001: 71. Reksa Dana Pendapatan Tetap
merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang 3
tahun dengan resiko menengah. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil Darmadji,
2001: 151.
c Reksa Dana Saham Equity Funds
Reksa dana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat
Ekuitas Darmaji, 2001: 151. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari jenis reksa dana
24 lainnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang
paling tinggi diantara reksa dana jenis lainnya. Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana
investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga,efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa
capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain
berupa dividen. Pratomo, 2001: 72.
d Reksa Dana Campuran Discretionary Funds
Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang Darmadji, 2001: 151.
Tidak seperti RDPU, RDPT dan RDS yang mempunyai batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksa dana campuran
dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel Pratomo, 2001:
72. Reksa Dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor untuk berinvestasi yang menginginkan berinvestasi
yang sekaligus terdiri dari efek ekuitas dan efek utang. Tingkat pengembalian dan risiko Reksa Dana campuran berada
ditengah –tengah antara Reksa Dana pendapatan tetap dan
Reksa Dana saham. Untuk para investor yang kurang berani
25 menerima risiko yang tinggi, Reksa Dana campuran merupakan
alternatif untuk investasi untuk pengganti Reksa Dana saham.
Tabel 2.2 Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio
No. Klasifikasi Alokasi Investasi
Tujuan Investasi Tingkat Risiko
Jangka Waktu
1 Reksa Dana
Pasar Uang Melakukan alokasi investasi 100
dari keseluruhan dana yang dikelola di dalam instrument pasar uang
Liquiditas Mempertahanka
n Modal Rendah
1 Tahun
2 Reksa Dana
Pasar Saham
Melakukan investasi
sekurang- kurangnya 80 dari dana yang
dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas
Pertumbuhan Harga
Saham Up
dalam Jangka Panjang
Tinggi 5
Tahun 3
Reksa Dana Pendapatan
Tetap Melakukan
investasi sekurang-
kurangnya 80 dari dana yang dikelola aktivanya dalam bentuk
efek bersifat utang Pendapatan
Yang Stabil Menengah
1 – 3
Tahun 4
Reksa Dana Campuran
Alokasi investasi pada efek ekuitas saham
maupun efek
utang obligasi
dan deposito
tanpa minimal alokasi dana.
Pertumbuhan Harga
dan Pendapatan
Menengah –
Tinggi 3
– 5 Tahun
Sumber : Pratomo, 2001: 68-79
4 Reksadana Dilihat dari Tujuan Investasi
Reksadana dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan atas Darmadji, 2001: 151:
a Growth Fund
Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksadana jenis ini biasanya
mengalokasikan dananya pada saham.
26
b Income Fund
Reksadana yang
mengutamakan pendapatan
konstan.Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi.
c Safety Fund
Reksadana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan.Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan
danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat
deposito dan surat hutang jangka pendek.
b. Pengelolaan Reksadana
Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan reksadana. Pertama adalah Manajer investasi. Manajer investasi
merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi reksadana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan
yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor. Manajer Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi
syarat – syarat yang diajukan Pratomo, 2001: 42. Salah satunya
adalah ada seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah mendapat ijin perorangan sebagai wakil manajer investasi yang baru
diperoleh setelah calon wakil manajer investai tersebut mengikuti ujian
27 yang diadakan oleh asosiasi standar profesi pasar modal. Pratomo,
2001: 42. Manajer investasi memiliki beberapa hal yang harus
diperhatikan meliputi kewajiban dan larangan yang dijabarkan sebagai
berikut Darmadji, 2001: 155: 1
Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi selain memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan reksadana, memiliki kewajiban yang telah ditentukan
Bapepam, antara lain Darmadji, 2001: 155:
a Membuat catatan yang menyimpan segala pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam melakukan investasi dalam
portofolio reksadana seperti yang telah ditetapkan dalam kebijakan investasi yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai
dengan perundang undangan pasar modal. b Memperhatikan
dan mematuhi
Pedoman Pengelolaan
Reksadana peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1 c Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat
menyangkut kinerja dan informasi reksadana yang dikelola. d Menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio
reksadana dan menyampaikan kepada bank Kustodian sesuai dengan peraturan nomor IV.C.2 kerja selambat-lambatnya pada
pukul 17.00 setiap hari kerja.
28 e Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap
pemegang unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali semata-mata untuk kepentingan manajer Investasi
sendiri. f Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan pemegang unit penyertaan reksadana serta bertanggung jawab
penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.
g Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Manajer Investasi.
h Terus-menerus meningkatkan sistem pengawasan intern dengan mengevaluasi system prosedur kegiatan.
i Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan reksadana.
j Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2 Larangan Bagi Manajer Investasi
Dalam menjalankan aktivitasnya, sesuai dengan peraturan Bapepam, Manajer Investasi dibatasi atau dilarang dalam beberapa
hal yaitu Darmadji, 2001: 156:
29 a Memilki sahamunit penyertaan untuk kepentingan dan atas
nama pihak lain. b Memungut komisi atau biaya dari reksadana yang lebih tinggi
dari perantara perdagangan efek yang tidak terealiasi, dalam hal manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai pengantara
perdagangan efek. c Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung
maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi manajer investasi yang bersangkutan. Atau pihak afiliasi untuk membeli
atau menjual efek untuk reksadana. Apabila melanggar diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun
dan denda paling banyak Rp 1 Miliar. d Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum IPO,
kecuali untuk efek pasar uang. e Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum
dimana manajer investasi bertindak sebagai isinya.
3 Bank Kustodian
Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank
dalam bidang
penyimpanan surat
berharga serta
administrasinya Pratomo, 2001: 43. Bank kustodian meliputi penyelesaian transaksi dengan broker atau bank, registrasi dan
pendaftaran efek, dan sebagainya, yang telah mendapat persetujuan
30 dari bapepam dan tidak diperbolehkan terafiliasi dengan manajer
investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa antara bank kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud dalam
pasal 25 ayat 2 undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995. Sebagai pengelola reksadana, bank kustodian memiliki
kewajiban yang harus dipenuhi sebagai berikut Darmadji, 2001: 156:
a Melakukan pembukuan sesuai dengan pedoman akuntansi reksadana peraturan bapepam nomor VIII.g.8.
b Mengasuransikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya sendiri.
c Menghitung nilai aktiva bersih NABunit penyertaan setip hari bursa berdasarkan nilai pasar wajar dari efek yang
termasuk dalam portofolio reksadana dan mengumumkannya. d Menyiapkan laporan kepada Bapepam dan manajer investasi
sesuai dengan tata cara pelaporan, sesuai dngan peraturan Bapepam nomor X.D.1.
e Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin untuk kepentingan pemegang Unit
penyertan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian
yang timbul
karena tidak
melaksanakan kewajibannya.
31 f Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan
Bank Kustodian. g Mendaftarkanmencatatkan portofolio efek reksadana dalam
daftar pemegang efek emiten atas nama bank Kustodian untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan Reksadana.
h Terus-menerus meningkatkan system pengawasan intern dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan.
i Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan kekayaan
reksadana. j Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali
diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Mekanisme Kerja Reksa Dana
Mekanisme kerja yang terjadi dalam reksa dana, selain melibatkan Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor juga
melibatkan pelaku perantara di pasar modal broker, underwriter serta di pasar uang bank serta pengawasan yang dilakukan oleh
Bapepam. Gambar 2.1 menjelaskan mekanisme kerja dalam reksa dana berbentuk KIK Pratomo, 2001: 43.
32
Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana
Sumber : Pratomo, 2001: 43
Keterangan: 1. Permohonan pembelian investasi atau penjualan kembali
pencairan Unit Penyertaan. 2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran
hasil penjualan kembali. 3. Perintah transaksi investasi.
4. Eksekusi transaksi investasi. 5. Konfirmasi transaksi.
6. Perintah penyelesaian transaksi 7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta
BAPEPAM
INVESTOR PERANTARA
PASAR MODAL PASAR UANG
PENGAWASAN MANAJER
INVESTASI
BANK KUSTODIAN REKSA DANA
10 8
2 1
6 7
3 5
9 4
LAPORAN BULANAN
33 8. Informasi Nilai Aktiva BersihUnit secara harian melalui media
massa. 9. Laporan valuasi harian dan bulanan.
10. Laporan bulanan kepada Bapepam.
d. Keuntungan dan Risiko Reksa Dana
Dalam berinvestasi
di Reksa
Dana setiap
investor mengharapkan return yang tinggi dan risiko yang kecil. Reksa Dana
terus dicari oleh para investor untuk mengganti investasi dari instrumen lain. Reksa Dana memberikan tingkat pengembalian yang
lebih tinggi dari deposito. Di dalam Reksa dana terdapat resiko dan tidak terjaminya tingkat pengembalian.
1 Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana
Reksadana memberikan
keuntungan bagi
investor. Beberapa keuntungan yang didapat dari investasi reksadana antara
lain sebagai berikut Sunariyah, 2006: 246:
a Mendapat dividen dan bunga Investasi pada saham kemungkinan memberikan
pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga merupakan hasil investasi seperti deposito dan obligasi.
34 b Distribusi laba capital
Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk setiap lembar saham Reksadana
yang dimiliki. c Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko
Diversifikasi portofolio
suatu reksadana
akan mengurangi risiko karena kekayaan reksadana diinvestasikan
pada berbagai jenis efek, sehingga risikonya juga tersebar, tidak sebesar seseorang yang membeli dua jenis saham atau
efek secara individual. d Biaya Rendah
Reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya
kemampuan untuk
melakukan investasi
maka akan
menghasilkan biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi akan lebih rendah dibandingkan dengan investor individu yang
melakukan transaksi sendiri pada bursa. e Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham
di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum maka Manajer Investasi akan mengalihkan ke
instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga agar investasi pemodal selalu menguntungkan.
35 f Likuiditas terjamin pemodal dapat mencairkan kembali saham
atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing
– masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Terbuka wajib membeli kembali sahamunit
penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid. g Pengelolaan Portofolio yang Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya
dalam pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada umunya
mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis efek serta
mengakses informasi di pasar modal.
2 Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana
Seperti halnya pada investasi lainnya, reksa dana disamping mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko
yang perlu dipertimbangkan. Risiko yang terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya berbeda-beda Sunariyah, 2006: 251.
Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu
mendapatkan pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara
lain Sunariyah, 2006: 251 :
36 a Berkurangnya unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh
turunnya harga dari efek yang menjadi bagian dari portofolio reksa dana yang mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan.
b Risiko likuiditas. Penjualan kembali redemption sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada mnajer investasi
secara bersamaan dapat menyulitkan dalam penyediaan uang tunai bagi pembayaraan tersebut.
c Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,
tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk
dalam portofolio reksadana. d Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana
sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang
bersifat intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang
disimpan pada bank kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan
adalah sangat penting. e Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat
sehingga NAV harian suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat.
37 f Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak
jujur. Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama kejujuran dalam hal informasi yang diberikan kepada
masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan informasi yang sejujurnya tentang kebijakan dan risiko-risiko
investasi reksadana. g Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari
pemegang saham
tertentukelompok. Tujuan
utama didirikannya perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan
para pemodal reksadana, bukan untuk para pemegang saham tertentukelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya
risisko tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk memberikan sepenuhnya pada investor.
e. Nilai Aktiva Bersih NAB
Nilai Aktiva Bersih NAB atau Net Asset Value NAV merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari
nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana dapat berupa kas, deposito, SBI, saham, obligasi, right dan efek lainya.
Sedangkan kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian
efek yang belum dilunasi Akbarini, 2004.
38 NAB mencerminkan keuntungan dan kerugian yang diterima
investor dari portofolio yang dibentuk manajer investasi dalam reksadana, peningkatan NAB menunjukan bertambahnya nilai
investasi pemegang unit penyertaan atau saham Bodie, 2014. Sebaliknya, penurunan NAB menunjukan berkurangnya nilai investasi
yang dimiliki para investor. Berdasarkan informasi NAB yang transparan kepada umum, setiap orang dapat menghitung tingkat
pengembalian reksadana selama satu periode pengamatan. Dalam Bodie Keane 2014: 98 rumus untuk menghitung NAB reksadana
adalah sebagai berikut:
f. Pengukuran Kinerja Reksa Dana
Banyaknya reksa dana yang beredar akan memaksa investor untuk menilai kinerja reksa dana sebelum melakukan investasi.
Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat bukan hanya tingkat return yang dilihat, namun juga tingkat risiko
yang diambil untuk memperoleh return tersebut. Setiap metode yang digunakanpun memiliki kriteria yang berbeda satu sama lain. Metode
pengukuran kinerja reksa dana antara lain :
� ℎ =
� �
− � ℎ
39
1 Sharpe Ratio Reward to Variability RatioRVAR
Rasio ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1966. Ia menjelaskan bahwa reward-to-variability ratio adalah
salah satu metode pengukuran kinerja portofolio dengan memasukkan unsur risiko dan mendasarkan perhitungannya pada
konsep garis pasar modal capital market line sebagai patok duga. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi premi risiko risk
premium portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh standar deviasi
. Metode ini menghitung hasil dari pertukaran trade off volatilitas total Bodie, 2014: 362.
Premi risiko adalah perbedaan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi
bebas risiko – Rf. Sedangkan standar deviasi merupakan
risiko fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang dihasilkan selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio
mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi kompensasi yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin
besar nilai Sharpe Ratio mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko
yang diambil. Formulasi metode ini yaitu membagi risk premium dengan standar deviasi Pratomo, 2001: 195 :
�� =
�
��
− �
��
�
40 Dimana :
=
Nilai dari Sharpe Ratio = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu
= Standar deviasi Reksa Dana untuk sub periode tertentu Investasi bebas risiko diasumsikan merupakan investasi
pada Sertifikat Bank Indonesia SBI. Karena risiko yang muncul saat berinvestasi, reksa dana diharapkan memberikan return yang
lebih besar dibandingkan kinerja investasi yang bebas risiko. Sedangkan standar deviasi merupakan risiko total dari suatu reksa
dana.
2 Treynor Index Reward to VolatilityRVOL
Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor pada tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to
volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini menggunakan konsep garis pasar sekuritas security market line
sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan
bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik maka risiko individual telah terhapus sehingga risiko yang
41 dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis
atau beta . Treynor Index mneghasilkan kelebihan imbal hasil
excess return per unit risiko, namun menggunakan risiko sistematis dan bukan risiko total Bodie, 2014: 362. Semakin
besar nilai Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit
fluktuasi pasar. Pengukuran kinerja reksa dana dengan menggunakan metode pengukuran Treynor adalah Pratomo, 2001:
196:
Dimana: = Nilai dari rasio Treynor
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu β = Slope persamaan garis hasil regresi linier
Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang
berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat
yang tinggi untuk Treynor namun
��
= �
��
− �
��
42 peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe Pratomo,
2001: 196. Portofolio reksa dana yang terdiversifikasi dengan baik
akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas
menunjukkan perbedaan baik dan buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis Pratomo, 2001: 197.
3 Jensen Alpha Differential Return Measures
Ukuran kinerja portofolio ini diperkenalkan oleh Michael C. Jensen pada tahun 1967. Jensen Alpha menunjukkan selisih
antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan return portofolio pasar. Jensen merumuskan differential return
measures yang dilandasi oleh konsep CAPM. Metode Jensen adalah rata-rata imbal hasil portofolio di luar hasil prediksi CAPM,
menggunakan beta-portofolio dan rata-rata imbal hasil pasar Bodie, 2014: 362. Sama halnya dengan Treynor Index, metode ini
juga menggunakan security market line sebagai patok duga. Metode Jensen Alpha sendiri dapat diukur dengan
persamaan lain yang memiliki tujuan sama dalam mengukur kinerja reksa dana yaitu dengan rumus Pratomo, 2001: 197:
�
��
− �
��
= + �
�
− �
��
43 Dimana:
= Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu
= kinerja pasar β = Slope persamaan garis hasil regresi linier
Metode pengukuran alpha untuk periode waktu sampel adalah:
Dimana: = Nilai dari rasio Treynor
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu = kinerja pasar
β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Metode ini mengestimasikan return portofolio sebagai
fungsi linear dari risiko sistematis, return nyata pada portfolio pasar, return bebas risiko dan random error. Metode pengukuran
= �
��
− �
��
− �
�
− �
��
44 Jensen Alpha menggunakan data return dan return bebas risiko
setiap periode dari waktu ke waktu. Nilai alpha yang positif dan signifikan menunjukkan
kinerja portofolio yang superior, sebaliknya apabila nilai alpha negatif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang
inferior. Nilai alpha bisa juga tidak signifikan berbeda dengan nol, yang artinya kinerja portofolio sama dengan kinerja portofolio
pasar. Berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang menggunakan rata-rata kinerja untuk sub periode tertentu
misalnya bulanan atau tahunan, metode Jensen menggunakan data setiap periode dalam hal ini mingguan dari waktu ke waktu
time series Pratomo, 2001: 198. Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk
positif yang semakin tinggi menunjukkan kinerja reksa dana yang semakin
baik. Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran risiko lebih bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki
toleransi risiko yang berbeda-beda, sehingga dalam memilih reksa dana, investor tersebut dapat menyesuaikan dengan tingkat risiko
yang dimilikinya Pratomo, 2001: 198.
g. Pemilihan Sekuritas
Selectivity is an ability to pick stocks that outperform the overall stock market Hirschey, 2008: 141. Menurut Corrado 2002:
45 56 security selection is selection of specific securities wihin a
particular class. Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer investasi
untuk memilih sekuritas yang tepat dalam portofolionya sehingga mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen
inventasi menyatakan bahwa kemampuan market timing sangat sulit dilakukan sehingga pemilihan sekuritas dari manajer investasi sangat
diandalkan untuk mendapatkan return yang superior Gumilang dan
Subiyantoro, 2008: 11.
h. Market Timing Ability
Market timing is an investment style that atemps to buy into the stock market before a bull market move and sell before a bear market
move Hirschey, 2008: 141. Pengertian lebih lanjut market timing is an investment decision you must make is wheather you will try to buy
and sell in anticipation of the future direction of the overall market Corrado, 2002: 55.
Market timing ability merupakan kemampuan Manajer Investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset instrumen
investasi dengan membeli atau menjual saham secara tepat waktu untuk mengantisipasi perubahan harga pasar. Menurut Treynor dan
Mazuy 1966 bahwa ketika nilai a atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai c atau
46 market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market
timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar
dibandingkan dengan excess return market Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 12. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut,
Manajer Investasi memiliki peluang untuk menghindar dari risiko sistematik yang dapat menurunkan nilai NAB reksa dana. Kemampuan
ini berhubungan dengan realisasi portfolio di masa mendatang. Market timing dinilai berkontribusi positif karena Manajer Investasi akan
mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk menyesuaikan portofolio sahamnya sebagai antisipasi terhadap perubahan harga
saham yang mungkin terjadi. Selain itu, adanya pengetahuan mengenai keadaan pasar yang sedang dalam keadaan bullish atau bearish akan
membantu Manajer Investasi menjual dan membeli saham tepat waktu.
i. Tingkat Risiko
Risiko merupakan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di masa depan. Sesuatu yang tidak pasti dapat menimbulkan akibat yang
merugikan. Risiko terjadi apabila adanya perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dengan tingkat
kembalian yang dicapai secara nyata actual return Halim, 2009: 73. Ada beberapa aspek yang menyebabkan Reksa Dana berisiko yaitu
Pertama, dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada
47 portofolio efek. Kedua, dengan adanya instrument yang bervariasi
maka mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda –beda. Ketiga, di
dalam Reksa Dana mempunyai arus kas yang berubah –ubah setiap
saat. Keempat, risiko di dalam Reksa Dana juga dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi dalam mengelola reksa dana Manurung,
2007: 59.
j. Umur Reksa Dana
Umur dari reksa dana mengindikasikan kapan suatu reksa dana mulai diperdagangkan di pasar modal. Banyak investor yang lebih
menyukai reksa dana yang berumur lebih lama. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih
panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004.
Umur reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer investasinya di dalam mengelola reksa dana tersebut. Semakin lama umur suatu
reksa dana, maka manajer investasinya semakin berpengalaman di dalam mengelola portofolio bila dibandingkan dengan reksa dana yang
berumur lebih muda. Dalam berinvestasi reksadana sebaiknya memilih reksa dana
yang dikeluarkan oleh manajer investasi yang memiliki pengalaman sekurangnya lima tahun, karena 5 tahun dianggap sebagai masa rata-
48 rata satu siklus industri di pasar modal Cahyono, 2000, dalam
Akbarini, 2004.
k. Ukuran Reksa Dana
Ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah kapitalisasi reksa dana, selain itu ukuran reksa dana merupakan suatu
alat ukur dalam menentukan besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelolanya yang digambarkan oleh Total Net Asset. Dalam
banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang
lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan yang lebih kecil Elton and Gruber, 2014: 146. Ada 2 macam pandangan investor dalam memandang besar
kecilnya aset yang dikelola suatu reksa dana berkaitan dengan kinerjanya. Di satu sisi ada investor yang beranggapan reksa dana yang
mengelola aset yang kecil memiliki kinerja yang lebih baik karena kefleksibilitasan sering menjadi keunggulan bersaingnya, sebab
manajer investasi dapat dengan cepat mengantisipasi perubahan pasar, dapat pindah dari satu saham ke saham lainnya dengan mudah. Di sisi
lain, ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola asset besar memiliki kinerja yang lebih baik, karena selain menunjukkan
tingkat kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana juga
49 memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan lebih baik
serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi Chan et, al., 2009.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian
Metode Analisis Hasil
1 Michael
V. Panjaitan
2012
“Analisis Kemampuan
Stock Selection dan
Market Timing
Manajer Investasi Pada
Reksa Dana
Saham di
Indonesia”
Metode Jensen
Alpha, Metode
Treynor-Mazuy dan
Metode Henriksson-
Merton Variabel: Kinerja
Reksa Dana,
Market Timing,
Stock Selection,
Return Portfolio dan Return Pasar
Manajer Investasi
di Indonesia kurang optimal
atau kurang baik terhadap kemampuan stock selection
maupun kemampuan
market timing
dalam kegiatan berinvestasi pada
instrumen investasi
sehingga tidak menambah value kinerja reksa dana
saham.
2
Yong Pui
See, Ruzita Jusoh
2012
“Fund Characteristic
s And Fund Performance:
Evidence of Malaysian
Mutual
Funds”
Model Jensen,
Metode Regresi
Linier Berganda Variabel: Kinerja
reksa dana, Risk Ratio, Fund Size,
Expense Ratio,Turnover
ratio dan Fund Age
Risiko signifikan
berpengaruh positif
terhadap kinerja reksa dana. Ukuran berpengaruh positif
akan tetapi tidak signifikan. Biaya-biaya
signifikan berpengaruh
positif terhadap kinerja reksa dana.
Turnover berpengaruh
negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia reksa dana
berpengaruh negatif
terhadap kinerja reksa dana
50
No Peneliti
Judul Penelitian
Metode Analisis Hasil
3 Keith
Cuthbertson dan
Dirk Nitzsche
2012
“Performance, Stock Selection
and Market
Timing of the German
Equity Mutual Fund
Industry
”
Metode False
Discovery Rate,
Metode 3F,
Metode Treynor- Mazuy
dan Metode
Henriksson- Merton
Variabel: Mutual Fund
Performance, False Discovery
Rate,
Stock Selection Skill dan
Market Timing
Ability Dari
555 reksa
dana terdapat
6 reksa
dana saham yang berkemampuan
stock selection yang positif, 150
reksa dana
berkemampuan negatif dan sisanya tanpa kemampuan
stock selection. Sedangkan pada market timing ability,
40-75 reksa dana memiliki kemampuan market timing
dan
adanya penurunan
antara 150
hingga 95
reksadana yang
tidak memiliki
kemampuan market timing.
4
Ginting Prasetya E.N
dan Bandi
2010 “Reksa Dana
di Indonesia: Analisis
Kebijakan Alokasi Aset,
Pemilihan Saham
dan Tingkat
Risiko”
Metode Asset
Class Factor
Model, Metode
Treynor-Mazuy dan
Metode Indeks Tunggal
Variabel: Kinerja Reksa
Dana Saham, Asset
Allocation Policy, StockSelection
Skill, Risk Level Asset
allocation policy
berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Begitu
juga dengan stock selection skill
yang memiliki
pengaruh yang
positif signifikan. Untuk risk level,
variabel ini berpengaruh positif dan signifikan pada
kinerja reksa dana saham.
5 Dennis
P. dan
Manurung 2004
“Analisis Determinasi
Kinerja Reksa Dana
Pendapatan Tetap
di Indonesia
Periode 1999-
2003”
Model Jensen dan Model Gudikunst
Variabel: Kinerja Reksa
Dana, Bond
Selection Ability,
Market Timing,
Rasio Biaya,
Total Aktiva
Bersih, Umur
Reksa Dana,
Biaya Transaksi Load
Fee Dan
Perputaran Portofolio.
Dari hasil regresi 15 reksa dana yang tidak memiliki
kemampuan bond selection ability dan market timing
karakteristik reksa dana seperti rasio biaya, total
aktiva
bersih, biaya
transaksi load fee dan perputaran portofolio, dari
keempatnya yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap tidak baiknya kinerja reksa dana
tersebut, rasio biaya yang dikenakan oleh reksa dana
memberikan
kontribusi paling besar.
51
No Peneliti
Judul Penelitian
Metode Analisis Hasil
6 Chen et, al.,
2004 Does
Fund Size
Erode Mutual Fund
Performance? The
Role
of Liquidity and
Organization Model
cross- sectional
regressions Variabel: kinerja
reksa dana diukur terhadap Risk
Ratio, Fund Size, Expenese Ratio,
Turnover
dan Fund Age
Risiko signifikan
berpengaruh negatif
terhadap kinerja reksa dana. ukuran
dana signifikan
berpengaruh positif
terhadap kinerja reksa dana. Biaya-biaya
signifikan berpengaruh
negatif terhadap kinerja reksa dana.
Turnover signifikan
Berpengaruh negatif
terhadap kinerja reksa dana. Usia
signifikan berpengaruh
negatif terhadap kinerja reksa dana.
7 Dahlquist,
Magnus, Engstrom,
Stefan dan
Soderlind, Paul 2000
“Performance and
Characteristic s of Swedish
Mutual Fund”
Model Regresi
Linier Berganda Variabel:
Kinerja Reksa
Dana, Turnover, Expense
Ratio, Fund Size Dan
Cash Flow Turnover
berpengaruh signifikan positif terhadap
kinerja reksa dana. expense ratio
berpengaruh signifikan negatif terhadap
kinerja reksa dana. fund size berpengaruh negatif
tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja reksa dana.
Cash flow
berpengaruh negatif
tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja reksa
dana yang
memberikan kontribusi
paling besar.
Sumber : Berbagai jurnal dan tesis yang telah diolah
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak dari sampel yang digunakan serta metode dan periode yang
diambil dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan Treynor dengan 10 sampel reksa dana campuran selama
periode 2010-2013. Sedangkan penelitian lain cenderung lebih banyak menggunakan reksa dana saham yang dapat dilihat dari penelitian yang
dilakukan oleh
Michael V. Panjaitan 2012 pada 51 reksa dana saham
52
dengan menggunakan metode Jensen selama periode 2009-2012 , sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yong Pui See dan Ruzita Jusoh 2012
menggunakan 69 reksa dana saham Malaysia dengan menggunakan metode Jensen selama periode 2005 sampai dengan 2009. Selanjutnya penelitian
yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche 2012 menggunakan 555 reksa dana saham Jerman dengan menggunakan metode
False Discovery Rate, Metode Fama French Factor, Metode Treynor dan Henrikson-Merton selama periode pengamatan 1990 sampai dengan 2009,
selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi 2010 menggunakan 63 reksa dana saham dengan menggunakan metode
Asset Class Factor, Single Index Model dan metode Treynor selama periode 2006 sampai 2008. Penelitian yang dilakukan Chen et, al., 2004
menggunakan metode Cross Sectional Regression dengan menggunakan 741 reksa dana saham di Amerika selama periode pengamatan 1962 sampai
dengan 1999, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind 2000 menggunakan 80 reksa dana saham di
Swedia dengan menggunakan model Jensen Alpha dan Cross Sectional Regression selama periode 1993 sampai dengan 1997. Selanjutnya
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan Manurung 2004 yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan
Manurung menggunakan metode Jensen dan Model Gudikunst dengan menggunakan 15 reksa dana pendapatan tetap selama periode 1999 sampai
dengan 2003.
53
C. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh Pemilihan Sekuritas dan Market Timing Ability Terhadap