H. Analisis Data
Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan
wawancara dengan partisipan maka peneliti segera melakukan transkripsi hasil rekaman untuk selanjutnya dianalisis.
Menurut metode Collaizi 1978, dalam Saryono, 2011. Hal : 116 adapun tahapan proses analisis data adalah sebagai berikut:
a. Memilih gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti.
b. Mencatat data yang diperoleh yaitu hasil wawancara dengan partisipan.
c. Membaca hasil transkrip secara berulang ulang dari semua partisipan agar lebih
memahami pernyataan-pernyataan partisipan tentang pengalamannya. d.
Membaca transkrip untuk memperoleh ide yang dimaksud partisipan berupa kata kunci dari setiap pernyataan partisipan.
e. Menentukan arti dalam setiap pernyataan yang penting dari semua partisipan.
f. Melakukan pengelompokkan data ke dalam berbagai kategori selanjutnya
dipahami secara uruh dan menentukan tema-tema yang muncul. g.
Mengintegrasikan hasil secara keselurnhan ke dalam bentuk deskripsi naratif. h.
Mengklariflkasi data hasil wawancara berupa transkrip yang telah dibuat kepada partisipan untuk memberikan kesempatan kepada partisipan menambahkan
informasi yang belum diberikan pada saat wawancara pertama atau ada informasi yang tidak diinginkan dalam penelitian.
i. Data baru yang diperoleh saat dilakukan validasi kepada partisipan digabungkan
ke dalam transkrip yang telah disusun peneliti berdasarkan persepsi partisipan dan data yang baru digabungkan pada hasil wawancara yang pertama yaitu pada
partisipan pertama, kedua, dan selanjutnya Saryono, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya tahap akhir ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data Moleong, 2010.
I. Tingkat Keabsahan Data
Menurut Moleong 2007, Hal : 324, untuk menetapkan keabsahan trustworthiness data diperlukan tekhnik pemeriksaan. Pelaksanaan tekhnik
pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Kepercayaan credibility Pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dalam nonkualitatif
kriterium ini berfungsi : pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai ; kedua, mempertunjukkan derajat
kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. Keteralihan transfer ability Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat
berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yamg secara representative mewakili populasi
tersebut. Untuk
melakukan pengalihan
tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian
peneliti bertanggungjawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut.
3. Kebergantungan dependability Konsep kebergantungan lebih luas daripada reabilitas. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan segala- galanya, yaitu yang ada pada reabilitas itu sendiri ditambah factor-faktor lainnya
yang tersangkut dan bagaimana hal itu dibicarakan dalam konteks pemeriksaan. 4. Kepastian comfirmability
Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif dan tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang.
Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang, baralah dapat dikatakan objektif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN