Terapi Farmakologi Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

aromaterapi pada tahun 1937, ketika ia menyaksikan kekuatan penyembuhan minyak lavender pada kulit dengan luka bakar. Setiap minyak esensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti anti bakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang dan merangsang adrenal. Minyak atsiri dapat digunakan dirumah dalam bentuk uap yang dapat dihirup atau pernafasan topikal. Penghirupan uap sering digunakan untuk kondisi pernafasan dan mengurangi mual . inhalasi uap dilakukan dengan cara menambahkan 2-3 tetes minyak esensial eucalyptus, rosemary, pohon teh, atau minyak kedalam air panas. Beberapa tetes minyak esensial juga dapat ditambahkan untuk mandi, kompres atau pijat Runiari, 2010. Hal. 29 .

a. Terapi Farmakologi

1 Hospitalisasi Menurut Runiari, 2010. Hal. 17 , Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari kasus hiperemesis gravidarum menjadikan klien harus dirawat di rumah sakit, indikasinya adalah sebagai berikut: a Memuntahkan semua yang dimakan dan yang diminum, apalagi bila telah berlangsung lama b Berat badan turun lebih dari 10 dari berat badan normal c Dehidrasi yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah kering d Adanya aseton dalam urin. Tujuan penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, saat ibu dihospitalisasi, adalah merehidrasi ibu, memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis lain, mencegah komplikasi dan memindahkan ibu ke rumah sakit dengan segera, meskipun banyak wanita memiliki angka yang tinggi untuk masuk kembali ke rumah sakit. Penyebab muntah yang terjadi secara berlebihan harus diidentifikasi, bukan Universitas Sumatera Utara semata-mata untuk membuat diagnosis banding, tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah psikologis, yang dapat menambah keparahan ibu Tiran, 2008. Hal. 27 . 2 Manajemen Penanganan dalam hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut: a Stop makanan per oral 24-48 jam b Infos glukosa 10 atau 5 : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit c Obat - Vitamin B 1 , B 2 , B 6 masing-masing 50-100 mghariinfuse. - Vitamin B 12 200 ughari infus, vitamin C 200 mghariinfuse. - Fenobarbital 30 mg I.M. 2-3 kali per hari atau klorpromazin 25-50 mghari. - I.M. atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali per hari I.M. - Antiemetik : prometazin avopreg 2-3 kali 25mg per hari per oral atau proklorperazin stemetil 3 kali 3mg per hari per oral atau mediamer B 6 3x1 per hari per oral. - Antasida : asidrin 3x1 tablet per hari per oral atau milanta 3x1 tablet per hari per oral. d Rehidrasi dan suplemen vitamin Pilihan cairan adalah normal salin NaCl 0,9 , cairan dektrose tidak boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk mengoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 atau 150 mg atau l00 mg dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl. Universitas Sumatera Utara e Antiemesis Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine antagonis metoklopramid, domperidon, fenotiazin klorpromazin, proklorperazin, antikolinergik disiklomin atau antihistamin prometazin, siklizin . Antiemetik, yang awalnya diberikan secara intramuskular dan kemudian diberikan per oral, terutama diberikan untuk mencegah komplikasi kehilangan cairan lebih lanjut Tiran, 2008.hal.29. 3 Terminasi Kehamilan Terminasi kehamilan secara selektif hanya kadang dilakukan sebagai upaya terakhir pada sebagian besar kasus hiperemesis gravidarum berat yang membahayakan kehidupan ibu jika kehamilan dilanjutkan. Jika kehamilan tidak direncanakan, terdapat lebih dari satu janin yang membuat ibu mengalami depresi secara klinis, atau jika kondisi sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari ibu dan pasangan atau memengaruhi hubungan mereka, terminasi lebih cederung dilakukan. Selain itu, faktor psikososial harus diperhitungkan saat wanita meminta terminasi kehamilan Tiran, 2008. Hal. 34 .

8. Penelitian Kualitatif Fenomenologi