BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kehamilan merupakan suatu hal yang sangat didambakan. Selama kehamilannya, tak jarang ibu hamil mengalami berbagai gejala fisik ringan yang
sebenarnya merupakan perubahan normal dialami. Oleh karena itu merupakan suatu pengalaman baru dan ketidaktahuan akan terjadi perubahan tubuh, berbagai gejala
tersebut kerap memicu kecemasan Utami, 2008. Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual, dengan atau tanpa
muntah. Ini sering disebut morning sickness mual pagi. Banyak wanita mengalami mual, biasanya tidak perlu perhatian medis. Akan tetapi, suatu keadaan yang disebut
hyperemesis gravidarum mual dan muntah yang parah menyebabkan muntah yang sering sehingga kehilangan nutrisi dan cairan Stoppard, 2009. hal.73.
Koren 2000, dalam Tiran. 2008. hal. 2 menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis tersering dalam kehamilan. Power et al 2001 mencatat
sekitar 51,4 wanita mengalami mual dan 9,2 wanita mengalami muntah. Sementara OBrien dan Naber 1992 mengatakan bahwa 70 wanita mengalami
mual dan 28 mengalami muntah. Gadsby et al 1930 melaporkan ada 805 insidensi, yaitu 28 hanya mengalami gejala mual dan 52 mengalami muntah.
Tinjauan mual antara 70 dan 85, dengan sekitar setengah dari persentase ini mengalami muntah.
Broussard dan Richter 1998, dalam Tiran. 2008. hal. 3 menyatakan bahwa sampai dengan 90 wanita mengalami mual dan muntah dalam kehamilan dari
tingkat yang ringan sampai sedang yang dapat sembuh dengan sendirinya, sampai
Universitas Sumatera Utara
dengan kondisi berat, yaitu hiperemsis gravidarum, yang mengakibatkan penurunan berat badan, gangguan elektrolit dan metabolik dan kemungkinan skala jangka
panjang. Kelli 1996;306, dalam Tiran, 2008. hal.3 memperkirakan bahwa
hiperemesis gravidarum sangat patologis terjadi dalam 1:500 kehamilan, dan Walters 1999 menyatakan bahwa insedensinya adalah tiga dan sepuluh per seribu
kehamilan. Dalam studi Power et al 2001 sekitar 2.4 wanita yang mengalami mual dan muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum.
Semua kehamilan yang terus berlanjut dan diinginkan memiliki makna khusus bagi wanita yang menginginkannya. Banyaknya kontribusi ilmu pengetahuan
sosial dalam memahami reproduksi telah difokuskan pada pengalaman dan kebutuhan wanita berisiko rendah selama kehamilan dan Persalinan. Selain itu,
wanita hamil juga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan mereka selama hamil Henderson, 2005.
Nausea mual dan hiperemesis gravidarum muntah berlebihan adalah keluhan yang paling sering dialami perempuan hamil. Kehamilan menimbulkan
perubahan hormonal pada perempuan, yaitu adanya peningkatan kadar hormon esterogen dan progesteron, serta dikeluarkannya hormon human chorionik
gonadothrophie. yang menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis emesis gravidarum adalah pusing dan mual muntah terutama pada pagi hari. Biasanya mual
muntah ini terjadi pada trimester pertama kehamilan, namun tidak menutup kemungkinan juga sering terjadi pada trimester selanjutnya. Selain dengan
komunikasi informasi dan edukasi tentang fisiologi kehamilan muda, diet dengan makan sedikit tapi sering serta pemberian obat atau vitamin B6 penanganan untuk
mual dan muntah bisa juga dilakukan melalui hipnoterapi. Ini karena, hiperemesis
Universitas Sumatera Utara
gravidarum sering pula disebabkan pengaruh psikologis ibu Aprillia, 2010. hlm.78. Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk mengalami
mual dan muntah dalam kehamilan atau memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal . Kehamilan yang tidak
direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan bathin, ambivalensi, dan konflik.
Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan terhadap hiperemesis gravidarum. Wanita yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan rentan terhadap masalah distress emosional menambah ketidaknyamanan fisik latrakis, et al 1988. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan
ditemukan kembar, atau kehamilan yang terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat
Tiran, 2008. hal. 15 . Hal ini juga bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan, informasi, dan komunikasi antara wanita dan pemberi asuhannya juga turut
mempengaruhi persepsi wanita tentang keparahan gejala Tiran, 2008. hal. 17. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27 Desember
2011 sampai Januari 2012 di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan didapatkan data yang mencukupi untuk dilakukan penelitian ini.
B. Pertanyaan Penelitian