Karakteristik partisipan Pengalaman Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Pada Trimester I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pengalaman ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada trimester I. Adapun partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak lima orang. Semua partisipan pernah dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam dengan menggunakan alat perekam suara tape recorder.

A. Karakteristik partisipan

Lima partisipan yang menjadi sampel penelitian ini adalah partisipan yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani persetujuan menjadi partisipan penelitian sebelum wawancara. Partisipan pertama berusisa 27 tahun yaitu dengan kehamilan anak pertama, berpendidikan terakhir sarjana, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, agama kristen dan berpenghasilan 1.000.000. Partisipan ke dua berusia 31 tahun yaitu dengan kehamilan anak ke dua, berpendidikan terakhir sarjana, pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil, agama islam dan berpenghasilan 1.000.000. Partisipan ke tiga berusia 28 tahun yaitu dengan kehamilan anak ke tiga, berpendidikan terakhir sarjana, pekerjaan sebagai pegawai swasta, agama islam dan berpenghasilan 1.000.000. Universitas Sumatera Utara Partisipan ke empat berusia 31 tahun yaitu dengan kehamilan anak ke dua, berpendidikan terakhir diploma, pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil, agama islam dan berpenghasilan 1.000.000. Partisipan ke lima berusia 35 tahun yaitu dengan kehamilan anak ke tiga, berpendidikan terakhir sarjana, pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil, agama islam dan berpenghasilan 1.000.000.

B. Pengalaman Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Pada Trimester I

Dari hasil wawancara dengan Lima partisipan telah ditemukan hal-hal yang ibu alami selama hiperemesis gravidarum dalam kehamilan, keadaan yang dapat menyebabkan ibu hiperemesis gravidarum, dampak hiperemesis gravidarum, upaya yang dilakukan untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dan kesan ibu setelah hiperemesis gravidarum berkurang. 1. Hal-hal yang ibu alami selama hiperemesis gravidarum Dari hasil wawancara diperoleh bahwa semua partisipan mengalami hiperemesis gravidarum dengan mual dan muntah berlangsung terus menerus, muntah terjadi sampai usia kehamilan lebih dari 3 bulan, nafsu makan berkurang, keluar cairan lambung dan selalu ingin meludah . a. Mual dan muntah berlangsung terus menerus Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka mengalami mual dan muntah yang terus menerus, empat orang partisipan meletakkan tempat muntah disampingnya untuk menampung muntah. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut: gak-gak terhitung lah ya, kadang sering satu ember, setengah ember gitu. Ember-ember kecil itu lah ya. Berhenti bentar, Muntah lagi. Partisipan 1 Universitas Sumatera Utara kek mana ya mau kakak bilang ya, mual muntahnya…..Muntah terus ketawa. Berulang-ulang gak tau lah kakak ntah berapa kali itu, sak orang ember aja sampai didekatkan tempat tidur itu. partisipan 2 Makan, pokoknya apapun gak ada yang bisa masuk. minum seteguk keluarnya seember. asal masuk muntah, asal masuk muntah sampai kemana-mana bawa ember. partisipan 4 kalo muntah biasanya tiap diisi muntah sampai pake ember gitu karna asal diisi keluar. partisipan 5 b. Muntah terjadi sampai kehamilan lebih dari 3 bulan Empat dari lima partisipan menyatakan mengalami mual dan muntah sampai usia kehamilan lebih dari tiga bulan dan satu orang partisipan sampai usia kehamilan 3 bulan. Hal ini tidak sama pada setiap partisipannya. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: parah lah muntah-muntahnya ini, yang lama lah ini sampai 6 bulan partisipan 1 waktu 1 bulan, 2 bulan sampe 4 bulan saya muntah-muntah partisipan 3 sampai kehamilan 5 bulan baru aman tapi mual-muntahnya gak hilang sampai kehamilan 9 bulan masih. partisipan 4 jadi mual muntahnya dari awal hamil tapi sampai 4 bulan lah. partisipan 5 c. Nafsu makan berkurang Seluruh partisipan menyatakan nafsu makan berkurang dan tidak ada nafsu makan. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: Gak makan, gak ada tapi waktu di pirngadi tu ada “ rujak”. Partisipan 1 kurang, tidak ada nafsu makan sama sekali. Partisipan 2 Universitas Sumatera Utara gak ada nafsu saya makan, minum, minum susu pun kadang saya nggak minum tapi namanya untuk anak saya, ya saya paksa lah. Itu pun muntah. partisipan 3 saya itu kan mulai bulan ke dua hiperemesisnya, di bulan ke dua itu masih ada masih bisa masuk sampai bulan ke tiga masih ada masuk, mulai bulan ke empat sampai bulan ke tujuh itu total tidak ada, gak ada nafsu makan lah memang. Partisipan 4 sama sekali gak bisa makan, gak ada nafsu makan lah pokoknya. Partisipan 5 d. Keluar cairan lambung Satu dari lima orang partisipan menyatakan bahwa sampai memuntahkan cairan lambung berwarna kuning. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: muntahnya sampe keluar kuning-kuning gitu sampai gak ada lagi yang bisa dimuntahin. Partisipan 3 e. Selalu ingin meludah Tiga dari lima partisipan menyatakan bahwa selama mengalami hiperemesis gravidarum mereka selalu ingin meludah. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: Iya ada, sampai 9 bulan pun meludah-meludah juga. Partisipan 1 Meludah ada tapi paling sering waktu hamil muda itu ya. pokoknya 5 bulan, ya gitu lah. Partisipan 2 dah tu pun saya kadang kalau kalau misalnya udah mual itu, saya suka meludah pokoknya meludah lah, maaf cakapnya kalau saya tertelan air ludah saya gak enak keknya mau meludah ajaa,,,,saya meludah itu sampe 9 bulan, mualnya pun sampe 9 bulan tapi yang parah-parahnya masih awal-awal bulan muda. Partisipan 3 Universitas Sumatera Utara 2. Keadaan yang dapat menyebabkan ibu hiperemesis gravidarum Dari hasil wawancara diperoleh bahwa keadaan yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum yang dialami oleh partisipan adalah,bawaan hamil, tidak bisa mencium bau masakan, tidak bisa mencium bau minyak wangi, perubahan posisi. a. Bawaan Hamil Empat dari lima partisipan menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum yang partisipan alami, kemungkinan karena bawaan hamil. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: gak ada, kalau makan aja. Iya, bawaan hamil. Partisipan 1 bawaaan hamil kakak rasa karena memang ini kan, karna bauk nasi pun gak ini, pokoknya bawaaan hamil. Bawaan hamil memang. Partisipan 2 nggak memang bawan hamil lah buk, soalnya saya anak pertama sama anak kedua saya nggak kek gini. Anak pertama, anak kedua gak separah ini lah pokoknya semenjak anak ketiga ini ini parah kali. Partisipan 3 gak ada, cuman yang ke dua ini bawaan memang lebih parah dia. Partisipan 4 b. Tidak bisa mencium bau masakan Empat dari lima partisipan mengatakan tidak bisa mencium bau masakan termasuk gulai. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: cium masak, bau masakan, liat makanan pun muntah, kadang kalau dikasih nasi nah muntah. Partisipa n 1 gak suka bau gule. iya, gule kakak gak suka. Bauk. Partisipan 2 e,,,bau-bau masakan, dah itu pun setiap saya misalnya pigi nyium-nyium apa bauk rumah makan gitu misalnya lewat nengok-nengok rumah Universitas Sumatera Utara makan bauk kali,,, gak bisa lah tercium. Apalagi kalau misalnya bau-bau masaan gule gak-gak suka saya. Partisipan 3 uap nasi aja pun bisa muntah. iya, nasi panas gitu kan, nasi panas kalau kita kan pake magic jar itu dibukak kan beruap itu pun gak bisa. Partisipan 4 c. Tidak bisa mencium bau minyak wangi Empat dari lima partisipan mengatakan tidak bisa mencium bau minyak wangi maupun bau-bauan yang lain. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: bau farfum, bau-bau parfum kakak gak suka memang. pokoknya kalau bau parfum ya jelas, bau parfum kakak gak suka gitu. Partisipan 2 nyium minyak wangipun saya gak suka. Partisipan 3 satu biasanya bau yang merangsang, misalnya orang yang pake parfum atau orang yang baru siap mandi kan masih harum sabunnya itu. Partisipan 4 biasanya bau-bauan yang beraroma seperti bau parfum gitu, bau-bau badan, bau keringat. Partisipan 5 d. Perubahan posisi Empat dari lima orang partisipan berdiri dan duduk akan merangsang terjadinya mual dan muntah. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: karena oyong kan gak makan apa-apa, gimana mau apa kan? susu pun dimuntahin jadi oyong lah gak mungkin bisa ngapa-ngapa, paling Cuma tidur, duduk, itu aja lah. Partisipan 1 kalo kakak, ya karna kita memang mau muntah memang kalo oyongnya sih nggak pokoknya kalau berdiri memang mau ke kamar mandi aja, jadi ya udah muntah. Partisipan 2 Universitas Sumatera Utara Mau duduk gini sempoyongan karana gak ada yang bisa masukkan? kalau udah duduk, berputarlah dunia ni.makanya Itulah sangking sakitnya. Partisipan 4 gak bisa berdiri, kalau udah berdiri jadi oyong gitu cuma bawa baring aja lah. Partisipan 5 3. Dampak hiperemesis gravidarum Dari hasil wawancara diperoleh bahwa dampak hiperemesis gravidarum bagi partisipan adalah penurunan berat badan, badan lemas, menjalani rawat inap, mengganggu aktifitas sehari-hari, dan keadaan umum menjadi buruk. a. Penurunan berat badan Dua dari lima orang pertisipan mengalami penurunan berat badan yang drastis. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: dari 63 jadi 50, 55 lah, hamil muda tu 55 memang. naik lagi dari 55 itu ke 68. Partisipan 2 pada masa kehamilan itu bukannya naik tapi malah turun 12 kilo berat badan saya. Partisipan 4 b. Badan lemas Empat dari lima orang partisipan mengatakan badannya lemas dan pucat. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: kalau dipikirlah ya kan memang waktu emesisnya itu aduuhhh……ampunlah itu sampai belipatlah badannya golek sangking lemesnya. Partisipan 2 ya namanya udah muntah berapa kali buk, ya lemas lah. partisipan 3 Universitas Sumatera Utara lemas lah bawaannya, pucat juga sampai dibilang teman udah kek mayat. Partisipan 5 c. Menjalani rawat inap Empat orang partisipan mengatakan menjalani satu kali rawat inap sedang satu orang partisipan mengatakan sampai berkali-kali dirawat. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: 2 minggu lah kakak diopname, opnamenya tu cuma sekali itu aja. Partisipan 2 6 kali, dan itu dirumah tidak pernah lepas infus walaupun saya pulang karna kebetulan kita ini kan panggil kawan, pasangkan infuse ku. Infus terus terpasang karna udah jenuh kan dengan lingkungan rumah sakit tapi infus tetap terpasang. Partisipan 4 d. Mengganggu aktifitas sehari-hari Seluruh partisipan mengatakan mual dan muntah telah mengganggu pekerjaan mereka, tidak bisa kerja lagi dan langsung berhenti. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: masuk 2 bulan lah dia, satu setengah itu lah minggu ke tiga. muntahnya masih biasa aja tapi setelah makin tau, udah itu lah awalnya. gak bisa lagi kerja langsung berhenti. Partisipan 1 sampai saya gak kerja, kalau dikumpulkan waktunya mungkin dalam masa kehamilan itu kerjanya paling ada 4 bulan. Partisipan 4 e. Keadaan umum menjadi buruk empat dari lima orang partisipan menyatakan bahwa mereka muntah sampai keluar darah. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan beriku: kek-kek darah keluar makanya bawak berobat, udah kuning-kuningkan muntah. udah satu harian muntah terus, udah lemas. partisipan 1 memang gak selera makan, muntah terus sampai muntahnya darah, Universitas Sumatera Utara merah ya itu lah air, kakak rasa karna sudah luka, lukanya itu, ya berdarah ya kan?. Partisipan 2 cairan yang keluar bukan lagi yang kuning tapi sudah darah karna udah mungkin lukak ya, karna udah seringnya muntah. Partisipan 4 tiap diisi muntah sampai keluar darah, muntahnya seperti diiris-iris gitu, perih lah. Partisipan 5 4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi hiperemesis gravidarum Dari hasil wawancara diperoleh bahwa upaya yang dilakukan untuk mengurangi hiperemesis gravidarum adalah penanganan psikologis, mengkonsumsi buah-buahan dan makanan yang asam-asam, makan permen jahe dan pengobatan medis. a. Penanganan psikologis Satu dari lima partisipan mengatakan adanya dukungan dari suami. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: syukurlah ada suami saya yang selalu mensuport saya, dia bilang “ kamu harus kuat, kamu pasti bisa”. Partisipan 5 b. Mengkonsumsi buah-buahan dan makanan yang asam-asam Tiga dari lima orang partisipan mengatakan bisa mengkonsumsi buah-buahan dan makanan yang asam-asam. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: makan itu lah, buah apa asem-asem, apa tu namanya? buah manalagi, Tu kakak suka, Ada nama buah manalagi, dia manisan dia tapi asam dia. Dah tu menghilangkan terakhir, menghilangkan terakhir muntah memang makan nangka muda. Kalo itu, setelah makan itu kakak baru berkuranglah mual muntahnya, baru mau makan. Universitas Sumatera Utara Partisipan 2 jadi kalau saya makan buah, asam-asam haa,,,masuk. Partisipan 3 kalau buah-buahan bisa, kentang sama pisang. pisang bisalah, pisang bakar. Partisipan 4 c. Makan permen jahe Dua dari tiga orang partisipan mengatakan untuk mengurangi mual dan muntah adalah dengan makan permen jahe. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: makan permenlah supaya gak meludah, relaxa gitu lah, permen jahe juga, sekali-kali ganti-ganti permennya, gak sama gitu, gak sama lah pokoknya. Partisipan 1 ya gitu lah, makan-makan permen. Kadang-kadang saya pun mau meludah berulang kali jadi saya makan permen lah, permen jahe. Partisipan 3 d. Menambah waktu istirahat Tidur Tiga dari orang partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi hiperemesis itu adalah dengan berbaring atau tidur. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: oyong gitu? iya gitu juga maunya tidur aja, gak usah bergerak. Itu lah duduk pun muntah, pokoknya parah kali lah ini muntahnya. Partisipan 1 bawaannya tidur aja, kalau itu iya. Bawaannya tidur aja, golek gitu aja. golek aja, gak perlu makan yang penting golek karana sudah dibawak muntah itu kan? tidur ketawa. Partisipan 2 jadi mengurangi muntah itu, mengurangi hiperemesis itu tidur. Tidur jangan ada bau, tdur aja lah kalau memang udah apa kali cara sendiri itu lah diusahankan tidur kalau memang nanti gak bisa tidur. kan taudah Universitas Sumatera Utara lingkungan rumah kita kan? duduk lah didepan itu, duduk diluar itu. Partisipan 4 e. Pengobatan medis Seluruh partisipan melakukan pengobatan medis dan sampai di infus. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: minum obat lah, minum obat muntahnya. Partisipan 1 asam lambung terus terang naik, cuma kita makan antasida. Obat kakak dulu antasida aja lah waktu hamil-hamil karna kan dia biar enak lambungnya ya?antasida syrup itu lah yang kakak iniin. waktu opname obat dari dokter lah. Partisipan 2 sampai saya pun diinfus sangking lemasnya di infus, pokoknya di infus lah sampai berapa hari karena lemas, gak ada tenaga. Partisipan3 udah mengurangi mual muntah, obat dari dokter juga dimakan., dalam masa kehamilan kalau dikumpulkan karna gitu seminggu opname pulang kerumah lagi bahkan kadang sering di infus di rumah minta tolong sama ada kawan sini yang perawatkan?. Partisipan 4 waktu itu ya, waktu dirawat sampai di infus juga saya tapi diresepin obat juga dari dokter cuma saya suka buang-buang obat jadi setiap dikasih obat gak pernah habis. partisipan 5 5. Kesan ibu setelah mual muntah berkurang Dari hasil wawancara diperoleh bahwa semua partisipan setelah hiperemesis gravidarum yang dialami mulai berkurang ada partisipan yang menyatakan senang, tetapi ada juga partisipan yang merasakan kurang senang. a. Senang dan lega Empat dari lima partisipan mengatakan setelah hiperemesis gravidarum berkurang partisipan sudah merasa senang dan lega, mau makan, sudah bisa kemana- Universitas Sumatera Utara mana dan sudah terlewati masa-masa sulit. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: rasa legalah kan, udah bisa awak kemana-mana, pokoknya bisa keluarlah, bisa gabung ma teman-teman dari pada dikamar itu sumpek sendiri. Partisipan 1 yang jelas, ya senang udah gak muntah lagi bawaannya mau makan aja, udah abis itu udah, memang iya bawaannya mau makan ajaaa,,,,,,semuanya mau dimakan. Partisipan 2 ya nggak apa-apa, saya enjoy aja, namanya orang hamil. Ya pasti mual muntah lah, mana ada orang yang hamil nggak mual muntah impossible kan?. Partisipan 3 senang bisa berakhir itu kan, udah bisa makan, udah bisa berakhir. Senanglah kesannya, aduh kek manalah udah bisa terlewati masa-masa sulit. Partisipan 4 b. Kurang senang Satu dari lima orang partisipan masih merasa kurang senang karena masih merasa nyeri pada perutnya. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan berikut: ya masih gak enak karna perut kan masih nyeri dan lambung rasanya juga masih sakit walaupun setelah mual muntahnya berkurang. Partisipan 5

C. Pembahasan