SATUAN PENGAWASAN INTERN KEUANGAN DAN AKUNTANSI

Laporan Manajemen Tahun 2013

2.8. SATUAN PENGAWASAN INTERN

2.8.1. Kegiatan SPI dalam tahun 2013 : a. TANAMAN SEMUSIM Dalam tahun 2013 telah dilaksanakan pemeriksaan operasional maupun keuanganumum sejumlah 39 LHP atau 100 dari PKPT sejumlah 39 LHP. b. TANAMAN TAHUNAN Dalam tahun 2013 telah dilaksanakan pemeriksaan operasional maupun keuanganumum sejumlah 23 LHP atau 100,00 dari PKPT sejumlah 23 LHP. Secara keseluruhan pemeriksaan yang telah dilaksanakan sejumlah 62 LHP atau 100,00 dari PKPT 62 LHP. 2.8.2. Kegiatan Manajemen Risiko tahun 2013 Dasar implementasi Manajemen Risiko di PTPN IX Persero pada tahun 2013 adalah Peraturan Menteri BUMN Nomor : Per-01MBU2011 tanggal 1 Agustus 2011. Pada Tahun 2013 telah dilakukan risk assessment terhadap risiko yang berpotensi signifikan, penilaian implementasi manajemen risiko maturity level oleh BPKP Provinsi Jawa Tengah, penambahan wawasan financial risk oleh nara sumber, sosialisasi manajemen risiko oleh Kementerian BUMN. Laporan hasil risk assessment untuk masing-masing unit kerja 14 bagian Kantor Direksi, 15 unit Kebun dan 8 Pabrik Gula maupun korporat yang signifikan dipantau mitigasinya melalui monitoring triwulanan yang dapat mengurangi dampak kerugian bagi perusahaan dan mengetahui efektivitas dari mitigasi risiko yang telah dilakukan.

2.9. KEUANGAN DAN AKUNTANSI

2.9.1. PEDOMAN PEMBUKUAN Pembukuan perusahaan didasarkan pada Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS International Financial Reporting Standards. 2.9.2. METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan Pedoman Administrasi dan Kebijakan Akuntansi sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor: PTPN.IX.0SK5272012 dan PTPN IX.0SK5282012 tanggal 14 Desember 2012. Laporan Manajemen Tahun 2013 2.9.3. PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA  Pada tahun 2013 penjualan gula milik PGPTPN seluruhnya dilakukan sendiri oleh PTPN IX Persero, sedangkan gula milik petani dilakukan oleh petani sendiri. Pendapatan diakui pada saat DO diterbitkan, demikian pula penjualan tetes.  Pendapatan penjualan asset dibukukan rekening pendapatan non usaha, sedang nilai buku diakui sebagai biaya non usaha.  Pengakuan pendapatan penjualan eksport adalah kontrak penjualan dan Letter of Kredit LC tahun yang bersangkutan dengan pertimbangan bahwa kontrak dengan pembeli tidak akan dibatalkan apabila pihak pembeli telah membuka LC pada tahun yang bersangkutan.  Penjabaran valuta asing dalam rupiah dengan kurs pada saat transaksi terjadi.  Pengakuan pendapatan atas penjualan lokal tanaman tahunan atas dasar nota penjualan yang diterbitkan.  Pengakuan pendapatan dan beban atas dasar accrual basis.  Pemisahan beban pokok produksi gula dan tetes dengan metode joint cost yang didasarkan pada nilai pasar hipotesis.  Beban pokok penjualan adalah persediaan awal ditambah biaya produksi dikurangi persediaan akhir.  Persediaan gula dan tetes dicatat dengan metode pencatatan fiskal dan dinilai yang lebih rendah antara harga jual dan pokok produksinya.  Persediaan karet, teh, kopi dan kakao dinilai dengan net reliazable value.  Persediaan barangbahan perlengkapan dinilai dengan menggunakan metode rata-rata bergerak moving average.  Beban umum dan administrasi Kantor Direksi dialokasikan sebagai beban usaha.  Untuk Produk Hilir pemakaian bahan baku untuk memproduksi produk hilir dihitung berdasarkan harga jual. Laporan Manajemen Tahun 2013

2.10. INVESTASI DAN SUMBER PEMBIAYAAN