Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 6
Hasil dari pengidentifikasian terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi tentang hal
– hal yang dapat menjadi penghambat dan pendorong pada pelaksanaan pelayanan yang akan dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang akan digunakan sebagai input bagi perumusan
strategis pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. Olehnya itu isu – isu
yang akan dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan pada kesenjangan pelayanan, akan tetapi juga berdasarkan pada kebutuhan dalam pengelolaan faktor
– faktor penghambat tersebut sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian Visi
dan Misi kepala DaerahWakil Kepala Daerah tersebut.
Tabel 3.2.1 Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi Dan Program
Kepala daerah Dan Wakil Kepala Daerah VISI
Mewujudkan Masyarakat Maros Yang Sejahtera Dan Beriman, Melalui Pemerintahan Yang Bersih Dan Profesional.
NO. MISI PROGRAM BUPATIWAKIL
BUPATI TERPILIH PERMASALAHAN
PELAYANAN SKPD FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
1. Misi 4
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
- Masih kurangnya sa
- rana dan prasarana
pelatihan bagi tenaga kerja.
- Masih
kurangnya tenaga
pelatihinstruktur ketenagakerjaan.
Belum tersedianya
lembaga latihan
kerja beserta
kelengkapannya. Keinginan
yang kuat
dari Pemerintah
Kabupaten Maros untuk
mengatasi masalah
pengangguran dan mendorong
peningkatan kreativitas tenaga
kerja. Prog.
Peningkatan Keterampilan Bagi Angkatan Kerja.
2. Misi 6
Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Dalam
Proses Pembangunan
Masih kurangnya
kemitraan terhadap
lembaga –
lembaga ketenagakerjaan,
perusahaan, serta
instansi lain dalam hal perluasan
lapangan kerja.
Kurangnya Koordinasi
dan sinergitas
diantara sesama
pemangku kepentingan
terhadap penyediaan lapangan
kerja utamanya lapangan
kerja pada sektor informal.
Perluasan Pembangunan
kawasan Industri Makassar
Yang Mengarah
Kewilayah Kabupaten Maros.
Prog. Penyediaan Lapangan Kerja Dan
Kesempatan Berusaha.
3. Misi 7
Meningkatkan Pembinaan
Keagamaan -
Rendahnya Penyerapan Informasi
mengenai kesejahteraan sosial oleh
masyarakat. -
Meningkatnya Jumlah
Penyandang masalah
kesejahteraan sosial. Kurang
sinerginya penanganan
masalah sosial yang dilaksanakan
oleh para
pemangku kepentingan
dan masih
dilakukan secara parsial.
Meningkatnya Peranan
para mitra Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Kesejahteraan
sosial. Prog.
Pembinaan Anak Terlantar, Anak Yatim, Dan Lansia.
4. Misi 9
Meningkatkan Pembinaan
Pemuda, Olahraga, Seni Dan Budaya
- Masih rendahnya minat
para pencari
kerja terhadap
peluang pekerjaan pada sektor
informal. -
Kurangnya wawasan,
kreativitas, dan inovasi pada kalangan pemuda
sehingga mengakibatkan ketidakmampuan untuk
menciptakan
lapangan pekerjaa.
Kurangnya fasilitas
pendukung termasuk
permodalan terhadap
programkegiatan kewirausahaan.
- Tingginya
minat para
generasi muda
terhadap pengembangan
usaha mandiriwirausaha
- Dukungan penuh
dari Pemerintah
Kabupaten terhadap
penciptaan iklim
berusaha yang
kondusif. Prog.
Penciptaan Iklim Yang Kondusif Bagi
Tumbuh Dan
Berkembangnya Wawasan
Kewirausahaan Pemuda.
3.3 TELAAHAN RENSTRA KL DAN RENSTRA PROVINSI
Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 7
Salah satu yang menjadi rujukan dalam perumusan hasil analisis guna penentuan isu
– isu strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Maros adalah Renstra KementerianLembaga KL, dalam hal ini yang menjadi rujukan
adalah Renstra Kementerian Sosial serta Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi periode 2009
– 2014 yang kami sajikan berikut ini:
Tabel 3.3.1 Permasalahan Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Maros Dan Faktor
Penghambat Serta Pendorong Pelayanan SKPD Berdasarkan Sasaran Renstra KL
NO. SASARAN JANGKA
MENENGAH RENSTRA KL
PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD
FAKTOR PENGHAMBAT
PENDORONG
1. Peningkatan Kecepatan Dan
Ketepatan Pelayanan
Manajemen Yang
Efisien, Efektif, Dan Akuntabel.
Lemahnya sinergitas
dan sinkronisasi
program antara
Provinsi dan Kabupaten dalam rangka penanganan masalah
sosial. -
Masih tingginya ego sektoral
diantara para
stakeholders yang ada sehingga
mengakibatkan lambatnya
penanganan permasalahan sosial
belum terfokus. -
Tingginya Kepedulian
Masyarakat maros Terhadap
Penanganan masalah
– Masalah Sosial.
2. Sumberdaya
Manusia, Manajerial Penyelenggaraan
Dan Kegiatan
Pendukung Teknis
Lainnya Dalam
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
- Rendahnya
kualitas dan
kuantitas SDM aparatur Dinas Sosial
Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi Yang ada pada
saat ini. -
Masih kurangnya
tingkat kedisiplinan dari para pegawai
Disnakertrans yang diikuti
oleh rendahnya
tingkat pengembangan diri
dari masing
– masing personil.
- Tingginya
Kepedulian Masyarakat
maros Terhadap Penanganan
masalah
– Masalah Sosial.
3. Menurunnya
Penyimpangan Dalam Pelaksanaan Program
Dan Kegiatan. -
Kurang sinerginya
antara dokumen
perencanaan dan
penganggaran serta rendahnya tingkat pemahaman dalam hal
pelaksanaan programkegiatan yang dilaksanakan.
- Belum maksimalnya
tingkat pelayanan
pada kantor
disnakertrans baik
pelayanan yang
bersifat administrasi maupun
pelayanan pada
pelaksanaan Urusan
dan kewenangan
Disnakertrans. -
Tingginya Kepedulian
Masyarakat maros Terhadap
Penanganan masalah
– Masalah Sosial.
4. Meningkatnya Fungsi Sosial
PMKS, Penerima
Manfaat Melalui Pemberdayaan Dan
Pemenuhan Kebutuhan
Dasar. -
Masih Kurangnya
Tingkat Partisipasi masyarakat dalam
Hal Penanganan Masalah –
Maslah Kesejahteraan Sosial -
Masih Kurangnya
Koordinasi Dan
Sinergitas Dalam Hal Penanganan masalah
– Masalah
Kesejahteraan Sosial.
- Tingginya
Kepedulian Masyarakat
maros Terhadap Penanganan
masalah
– Masalah Sosial.
5. Tersalurkannya
bantuan pemberdayaan
masyarakat bagi
fakir miskin
dalam bentuk KUBE dan UEP.
- Belum Tersedianya Data Yang
Valid Mengenai
Keberadaan Fakir Miskin.
- Belum maksimalnya
Penyaluran Bantuan Pemberdayaan
masyarakat Bagi
Fakir Miskin -
Dukungan Pemerintah
Pusat, Provinsi Dan Kabupaten
Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat Sangat Tinggi.
6. Terpenuhinya
Kebutuhan dasar
aksesibilitas dan
pelayanan sosial dasar bagi warga KAT.
- Masih
kurangnya Akses
terhadap Pemenuhan
Kebutuhan dasar Bagi Warga KAT.
- Lokasi Domisili KAT
Di Wilayah Maros Berada Pada Wilayah
Yang Sulit
Dijangkau. -
Pembangunan Infrastruktur
Jalan Ke wilayah –
wilayah pedesaan
semakin baik. 7.
Peningkatan keberfungsian
sosial dan
kesejahteraan keluarga rentan.
- Masih
Kurangnya Tingkat
Partisipasi masyarakat dalam Hal Penanganan Masalah
– Maslah Kesejahteraan Sosial
Masih Kurangnya
Koordinasi Dan
Sinergitas Dalam Hal Penanganan masalah
– Masalah
Kesejahteraan Sosial. Tingginya
Kepedulian Masyarakat
maros Terhadap Penanganan
masalah
– Masalah Sosial.
8. Peningkatan
Peran masyarakat melalui potensi
sumber kesejahteraan sosial PSKS
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
9. Pelestarian
dan pendayagunaan
nilai kepahlawanan,
keperintisan -
Makin Rendahnya
rasa Nasionalisme
di Kalangan
Generasi Muda
Terhadap Kepedulian Akan Nilai
– Nilai -
Berkurangnya Kegiatan
Yang Bersifat nasionalisme
Dan Kesetiakawanan -
Masih tersedianya
beberapa tempat
Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 8
dan kesetiakawanan sosial. Kepahlawanan
Dan Kesetiakawanan Sosial.
Sosial. bersejarah yang
memilki nilai –
nilai kepahlawanan.
10. Meningkatnya fungsi sosial
penyandang masalah
kesejahteraan sosial PMKS penerima manfaat melalui
pelaksanaan pelayanan,
perlindungan dan rehabilitasi sosial.
- Masih Kurangnya Sarana Dan
Prasarana Yang Representatif untuk
Penanganan masalah
Kesejahteraan Sosial. -
Terbatasnya Pengalokasian
Anggaran Guna
Penyediaan Sarana
Dan Prasarana
Pendukung. -
Terdapat Balai Penanganan
Masalah Sosial
Milik Provinsi
yang Berlokasi
Di Kabupaten
Maros. 11.
Tersedianya pelayanan dan perlindungan
bagi anak
terlantar. 12.
Terlaksananya pelayanan dan perlindungan
sosial anakbalita terlantar, anak
jalanan, ABH, dan anak yang membuahkan
perlindungan khusus,
pembinaan, pelatihan,
dan rehabilitasi
anak terlantar, anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal.
13. Pemantapan petugas panti
dan tenaga
pendamping kegiatan serta sarana dan
prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial anak. -
Masih kurangnya
Tenaga PendampingPetugas
Panti Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial Anak.
- Belum
adanya tenaga
fungsional untuk
pendampingpetugas panti
pada Disnakertrans.
- Adanya Program
Pemerintah Yang Merekrut
tenaga pendamping
sosial.
14. Terlaksananya
pelayanan psikososial bagi anak.
- Belum adanya pusat pelayanan
psikososial anak di Kab. Maros -
Pembangunan Pusat Pelayanan
Anak Belum terlaksana.
- Jarak
antara Kabupaten
Maros Dan Kota Makassar realtif
dekat sehingga memungkinkan
untuk menggunakan
fasilitas pelayanan
rehabilitasi anak di Makassar.
15. Pelayanan dan perlindungan
sosial bagi lanjut usia. -
Masih rendahnya pemahaman masyarakat
terhadap penanganan masalah sosial bagi
lanjut usia. -
Kurangnya tenaga
penyuluh sosial. -
Tingginya komitmen
pemerintah dalam
penanganan masalah
– masalah sosial.
16. Pemantapan petugas panti
dan tenaga
pendamping kegiatan serta sarana dan
prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial
bagi lanjut usia.
- Masih
kurangnya Tenaga
PendampingPetugas Panti
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial Anak. -
Belum adanya
tenaga fungsional
untuk pendampingpetugas
panti pada
Disnakertrans. -
Adanya Program Pemerintah
Yang Merekrut tenaga
pendamping sosial.
17. Terlaksananya
pelayanan psikososial bagi lanjut usia.
- Belum adanya pusat pelayanan
psikososial bagi lanjut usia di Kab. Maros
- Pembangunan Pusat
Pelayanan bagi
lanjut usia Belum terlaksana.
- Jarak
antara Kabupaten
Maros Dan Kota Makassar realtif
dekat sehingga memungkinkan
untuk menggunakan
fasilitas pelayanan
rehabilitasi Lanjut usia di
Makassar.
18. Pelayanan
bantuan dan
rehabilitasi sosial
bagi penyandang cacat.
- Masih kurang maksimalnya
bantuan sosial
terhadap penyandang cacat.
- Masih
kurangnya kegiatan
– kegiatan yang
mengarah kepada peningkatan
potensi para
- Terdapat
beberapa lembaga
pendidikan bagi penyandang
19. Pembinaan
dan pelatihan
bagi penyandang cacat.
Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 9
penyandang cacat. cacat di Kab.
Maros. 20.
Pemantapan petugas panti dan
tenaga pendamping
kegiatan serta sarana dan prasarana
rehabilitasi kesejahteraan
sosial bagi
Penyandang Cacat. -
Kurangnya Program
Dan Kegiatan peningkatan kualitas
petugas panti
dan tenaga
pendamping bagi penyandang cacat.
- Jumlah
tenaga pendampingpetugas
panti bagi
penyandang cacat
belum memadai -
Pelibatan masyarakat
secara partisipatif
dalam penanganan
masalah kesejahteraan
sosial
cukup besar.
21. Pelayanan
bantuan dan
rehabilitasi sosial bagi Tuna Sosial.
- Masih kurang maksimalnya
bantuan sosial
terhadap penyandang cacat.
- Masih
kurangnya kegiatan
– kegiatan yang
mengarah kepada peningkatan
potensi para
penyandang cacat. -
Pelibatan masyarakat
secara partisipatif
dalam penanganan
masalah kesejahteraan
sosial
cukup besar
23. Pembinaan
dan pelatihan
bagi Tuna Sosial.
24. Pemantapan petugas panti
dan tenaga
pendamping kegiatan serta sarana dan
prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial
bagi Tuna Sosial
- Kurangnya
Program Dan
Kegiatan peningkatan kualitas petugas
panti dan
tenaga pendamping bagi penyandang
cacat. -
Jumlah tenaga
pendampingpetugas panti
bagi penyandang
cacat belum memadai
- Pelibatan
masyarakat secara
partisipatif dalam
penanganan masalah
kesejahteraan sosial
cukup besar.
25. Pelayanan
bantuan dan
rehabilitasi sosial
bagi Penyalahgunaan Napza.
- Meningkatnya
korban penyalahgunaan
NAPZA utamanya pada generasi muda.
- Kegiatan
Penanggulangan Korban NAPZA masih
sebatas Sosialisasi
dan penyuluhan. -
Telah terbentuknya
lembaga anti
penyalah gunaan obat
– obatan
terlarang. 26.
Pemantapan petugas panti dan
tenaga pendamping
kegiatan serta sarana dan prasarana
rehabilitasi kesejahteraan
sosial bagi
Penyalahgunaan Napza. -
Belum tersedianya petugas dan tenaga pendamping khusus bagi
korban penyalahgunaan NAPZA. -
Terbatasnya aparatur fungsional
pada Disnakertrans Kabupaten Maros.
- Terdapat
beberapa lembaga
kemasyarakatan yang seringkali
melakukan rehabilitasi bagi
para
korban NAPZA
secara swadaya.
27. Meningkatnya fungsi sosial
penyandang masalah
kesejahteraan sosial PMKS penerima manfaat melalui
pelaksanaan pelayanan,
perlindungan Dan Jaminan Sosial.
- Penyelenggaraan kesejahteraan
sosial melalui bantuan dan jaminan sosial masih kurang
terencana, terprogram,
dan kurang sistematis.
- Pemberian bantuan
dan jaminan sosial kadang
masih kurang tepat sasaran
dan tidak
berdasarkan kepada data riil yang ada di
lapangan. -
Terjadinya pergeseran
paradigma mengenai
penanganan permasalahan
sosial
yang didorong
oleh meningkatnya
peran dan
partisipasi masyarakat,
dunia usaha,
dan NGO LSM. 28.
Terpenuhinya Kebutuhan
Darurat Bagi Korban Bencana Alam.
- Masih kurangnya jenis bantuan
yang diberikan kepada korban bencana alam.
- Kurang
jelasnya Target
pemenuhan kebutuhan
dasar secara kedaruratan
kepada korban
bencana alam dan sosial.
- Telah
terbentuknya TAGANA
di setiap
kecamatan di
wilayah Kabupaten
Maros sehingga penanggulangan
bencana
yang berbasis
masyarakat dapat lebih di
optimalkan lagi. 29.
Pelatihan petugas
penanggulangan bencana
dari unsur masyarakat. -
Masih kurangnya intensitas pelatihan
bagi petugas
penanggulangan bencana dari unsur masyarakat.
- Kurang memadainya
sarana dan
prasarana pendukung
bagi peningkatan kualitas
petugas penanggulangan
bencana dari unsur.
Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 10
masyarakat. 30.
Tersedianya evakuasi
KIT sebagai sarana penanganan
korban bencana alam di KabupatenKota
rawan bencana.
- Masih kurangnya Perlengkapan
yang memadai dalam rangka pelaksanaan Evakuasi KIT.
- Terbatasnya
anggaran yang
bersumber dari
APBD Kabupaten. -
Respon yang
tinggi dari
masyarakat dalam
rangka pelaksanaan
penyediaan evakuasi korban
bencana alam
pada wilayah
rawan bencana. 31.
Terpenuhinya kebutuhan
darurat bagi korban bencana sosial.
- Masih minimnya pengalokasian
anggaran guna
pemenuhan kesiapsediaan
Disnakertrans untuk pemenuhan kebutuhan
bagi korban bencana sosial. -
Perencanaan untuk pemenuhan
kebutuhan secara
darurat bagi korban bencana sosial masih
bersifat spontanitas dan belum terencana
dengan baik. -
Respon yang
tinggi dari
pemerintah Kabupaten
dalam rangka
penanganan korban bencana
sosial. 32.
Pelatihan petugas
penanggulangan bencana
Sosial dari unsur masyarakat. -
Masih kurangnya intensitas pelatihan
bagi petugas
penanggulangan bencana dari unsur masyarakat.
- Kurang memadainya
sarana dan
prasarana pendukung
bagi peningkatan kualitas
petugas penanggulangan
bencana dari unsur. masyarakat.
33. Pemberian
bantuan tunai
bersyarat bagi RTSM PKH -
Kurangnya Data yang akurat mengenai RTSM.
- Masih
kurangnya aksesibilitas
RTSM terhadap pelayanan
public. -
Tersedianya program
prioritas pembangunan
daerah yang
mengarah kepada
masyarakat miskin
berupa Program
Pendidikan Gratis
serta Kesehatan
Gratis. 34.
Program asuransi
kesejahteraan sosial
bagi sektor informal.
- Belum terlaksananya secara
maksimal pemberian asuransi kesejahteraan sosial bagi sector
informal. -
Belaum tersedianya lembaga
yang khusus
menangani asuransi
kesejahteraan sosial di Kabupaten Maros.
- Meningkatnya
respon masyarakat
terhadap kepedulian
sosial
dan kesetiakawanan
sosial di tengan masyarakat.
35. Penyelenggaraan
penelitian dan
kajian pembangunan
kesejahteraan sosial. -
Masih kurangnya kegiatan yang bersifat penelitian dan kajian
pada bidang
kesejahteraan sosial yang dilaksanakan.
- Masih
terbatasnya tenaga
aparatur pada
bidang penelitian utamanya
pada bidang
kesejahteraan sosial. -
Terdapat beberapa
Universitas dan lembaga
pendidikan perguruan tinggi
baik yang ada di Kabupaten
Maros maupun di
Kota Makassar.
36. Penyelenggaraan kediklatan
kesejahteraan sosial
bagi pegawai dan masyarakat.
- Terbatasnya anggaran dalam
pelaksanaan kediklatan khusus bagi kesejahteraan sosial.
- Kurangnya
koordinasi antara
Disnakertrans dengan
Lembaga pelaksana Diklat.
- Terdapat
Lembaga Diklat yang
berskala regional
di Makassar.
37. Meningkatnya daya saing dan
produktifitas tenaga kerja. -
Masih rendahnya Kualitas Daya saing dari tenaga kerja local
yang ada. -
Kurangnya kegiatan pelatihan
bagi tenaga kerja yang
ada utamanya
pelatihan yang
kewirausahaan. -
Terdapat beberapa
perusahaan besar yang ada
di Kabupaten
Maros. -
Pengembangan Kawasan
Industri Makasar Yang Mengarah
ke wilayah
Kabupaten
Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 11
Tabel 3.3.2 Permasalahan Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Maros Dan Faktor
Penghambat Serta Pendorong Pelayanan SKPD Berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Trnsmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.
Maros. 38.
Meningkatnya pelayanan
penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.
- Masih rendahnya angka tenaga
pencari kerja yang berhasil ditempatkan
pada bidang
formal. -
Belum maksimalnya pelayanan
bagi tenaga pencari kerja
yang dilaksnakan
oleh Disnakertrans. -
Hubungan yang baik
dan harmonis antara
Pemerintah Kabupaten
Maros dengan
beberapa perusahaan
besar yang ada di
wilayah Kabupaten
Maros. 39.
Terwujudnya hubungan
industrial yang harmonis dan meningkatnya
peran kelembagaan industrial.
- Belum maksimalnya fungsi dan
peran kelembagaan industrial yang ada.
- Masih
kurangnya tenaga
fungsional pengawasan
hubungan industrial yang ada.
40. Meningkatnya
penerapan peraturan
perundang –
undangan ketenagakerjaan di tempat kerja.
- Masih
terdapat beberapa
peraturan perundang
– undangan
ketenagakerjaan yang belum terlaksana dengan
baik. -
Kurangnya Sosialisasi
dan penyuluhan kepada
Perusahaan pengguna
tenaga kerja
yang dilaksanakan.
41. Terwujudnya
permukiman dalam kawasan transmigrasi
sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak.
- Masih kurangnya sarana dan
prasarana permukiman pada wilayah
transmigrasi yang
memadai. -
Kawasan Transmigrasi
Di Kabupaten
Maros berada pada wilayah
yang sulit dijangkau sehingga pemberian
layanan terhadap
masyarakat transmigran
yang ada
kurang maksimal.
- Komitmen
Pemerintah Kabupaten
Dalam Rangka
Pembangunan Infrastruktur
jalan 100 Km. Pertahun.
42. Berkembangnya masyarakat
dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu
kesatuan system
pengembangan ekonomi
wilayah yang berdaya saing. -
Belum maksimalnya
pengembangan Wilayah
Kawasan Strategis
Cepat Tumbuh.
- Masih
kurangnya Kreatifitas dan daya
saing dari
para masyarakat
trnsmigrasi -
Kebijakan Pemerintah
Kabupaten Maros
Guna Pelaksanaan
Pengembangan Wilayah Kec.
NO. SASARAN JANGKA
MENENGAH RENSTRA SKPD Provinsi
PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD
FAKTOR PENGHAMBAT
PENDORONG
1. Menurunnya Jumlah Rumah
Tangga Miskin Angka Jumlah Rumah Tangga
Miskin Di Kabupaten Maros Yang masih Berbeda
– Beda antara Pemerintah Kabupaten
Maros Dan Provinsi Sulawesi Selatan.
- Belum tersedianya
Data Dan Informasi Yang
akurat dan
seragam mengenai
jumlah dan lokasi Rumah
Tangga Miskin.
- Koordinasi Antar
Tingkat Pemerintahan
yang terjalin
dengan harmonis.
2. Meningkatnya Kesejahteraan
Sosial Bagi PMKS Belum
adanya indikator
kesejahteraan yang disepakati beserta pembagian kewenangan
yang jelas antara pemerintah provinsi
dan pemerintah
Kabupaten. -
Masih Kurangnya
Koordinasi Dan
Sinergitas Dalam Hal Penanganan masalah
– Masalah
Kesejahteraan Sosial.
- Koordinasi Antar
Tingkat Pemerintahan
yang terjalin
dengan harmonis.
3. Meningkatnya
Kemampuan Dan Kemauan Masyarakat,
Lembaga Kesejahteraan
Sosial, Dan Dunia Usaha. Masih rendahnya sinkronisasi
dan sinergitas
pelaksanaan program
dan kegiatan
kesejahteraan sosial baik yang dilakukan
oleh pemerintah
maupun lembaga
non pemerintah.
- Masih
kurangnya sosialisasi
dan penyuluhan
yang dilakukan baik dari
pemerintah Provinsi maupun Pemerintah
Kabupaten mengenai penyelenggaraan
kesejahteraan sosial berikut
dengan kebijakannya.
- Banyaknya
lembaga masyarakat dan
dunia usaha
yang melakukan kegiatan
– kegiatan sosial.
4. Meningkatnya Kelembagaan
Dan Pembudayaan
Kesetiakawanan Sosial.
Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 12
3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN