TELAAHAN RENSTRA KL DAN RENSTRA PROVINSI

Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 6 Hasil dari pengidentifikasian terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi tentang hal – hal yang dapat menjadi penghambat dan pendorong pada pelaksanaan pelayanan yang akan dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang akan digunakan sebagai input bagi perumusan strategis pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. Olehnya itu isu – isu yang akan dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan pada kesenjangan pelayanan, akan tetapi juga berdasarkan pada kebutuhan dalam pengelolaan faktor – faktor penghambat tersebut sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian Visi dan Misi kepala DaerahWakil Kepala Daerah tersebut. Tabel 3.2.1 Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi Dan Program Kepala daerah Dan Wakil Kepala Daerah VISI Mewujudkan Masyarakat Maros Yang Sejahtera Dan Beriman, Melalui Pemerintahan Yang Bersih Dan Profesional. NO. MISI PROGRAM BUPATIWAKIL BUPATI TERPILIH PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD FAKTOR PENGHAMBAT PENDORONG 1. Misi 4 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia - Masih kurangnya sa - rana dan prasarana pelatihan bagi tenaga kerja. - Masih kurangnya tenaga pelatihinstruktur ketenagakerjaan. Belum tersedianya lembaga latihan kerja beserta kelengkapannya. Keinginan yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Maros untuk mengatasi masalah pengangguran dan mendorong peningkatan kreativitas tenaga kerja. Prog. Peningkatan Keterampilan Bagi Angkatan Kerja. 2. Misi 6 Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pembangunan Masih kurangnya kemitraan terhadap lembaga – lembaga ketenagakerjaan, perusahaan, serta instansi lain dalam hal perluasan lapangan kerja. Kurangnya Koordinasi dan sinergitas diantara sesama pemangku kepentingan terhadap penyediaan lapangan kerja utamanya lapangan kerja pada sektor informal. Perluasan Pembangunan kawasan Industri Makassar Yang Mengarah Kewilayah Kabupaten Maros. Prog. Penyediaan Lapangan Kerja Dan Kesempatan Berusaha. 3. Misi 7 Meningkatkan Pembinaan Keagamaan - Rendahnya Penyerapan Informasi mengenai kesejahteraan sosial oleh masyarakat. - Meningkatnya Jumlah Penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kurang sinerginya penanganan masalah sosial yang dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan dan masih dilakukan secara parsial. Meningkatnya Peranan para mitra Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan sosial. Prog. Pembinaan Anak Terlantar, Anak Yatim, Dan Lansia. 4. Misi 9 Meningkatkan Pembinaan Pemuda, Olahraga, Seni Dan Budaya - Masih rendahnya minat para pencari kerja terhadap peluang pekerjaan pada sektor informal. - Kurangnya wawasan, kreativitas, dan inovasi pada kalangan pemuda sehingga mengakibatkan ketidakmampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaa. Kurangnya fasilitas pendukung termasuk permodalan terhadap programkegiatan kewirausahaan. - Tingginya minat para generasi muda terhadap pengembangan usaha mandiriwirausaha - Dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten terhadap penciptaan iklim berusaha yang kondusif. Prog. Penciptaan Iklim Yang Kondusif Bagi Tumbuh Dan Berkembangnya Wawasan Kewirausahaan Pemuda.

3.3 TELAAHAN RENSTRA KL DAN RENSTRA PROVINSI

Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 7 Salah satu yang menjadi rujukan dalam perumusan hasil analisis guna penentuan isu – isu strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Maros adalah Renstra KementerianLembaga KL, dalam hal ini yang menjadi rujukan adalah Renstra Kementerian Sosial serta Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi periode 2009 – 2014 yang kami sajikan berikut ini: Tabel 3.3.1 Permasalahan Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Maros Dan Faktor Penghambat Serta Pendorong Pelayanan SKPD Berdasarkan Sasaran Renstra KL NO. SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA KL PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD FAKTOR PENGHAMBAT PENDORONG 1. Peningkatan Kecepatan Dan Ketepatan Pelayanan Manajemen Yang Efisien, Efektif, Dan Akuntabel. Lemahnya sinergitas dan sinkronisasi program antara Provinsi dan Kabupaten dalam rangka penanganan masalah sosial. - Masih tingginya ego sektoral diantara para stakeholders yang ada sehingga mengakibatkan lambatnya penanganan permasalahan sosial belum terfokus. - Tingginya Kepedulian Masyarakat maros Terhadap Penanganan masalah – Masalah Sosial. 2. Sumberdaya Manusia, Manajerial Penyelenggaraan Dan Kegiatan Pendukung Teknis Lainnya Dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. - Rendahnya kualitas dan kuantitas SDM aparatur Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Yang ada pada saat ini. - Masih kurangnya tingkat kedisiplinan dari para pegawai Disnakertrans yang diikuti oleh rendahnya tingkat pengembangan diri dari masing – masing personil. - Tingginya Kepedulian Masyarakat maros Terhadap Penanganan masalah – Masalah Sosial. 3. Menurunnya Penyimpangan Dalam Pelaksanaan Program Dan Kegiatan. - Kurang sinerginya antara dokumen perencanaan dan penganggaran serta rendahnya tingkat pemahaman dalam hal pelaksanaan programkegiatan yang dilaksanakan. - Belum maksimalnya tingkat pelayanan pada kantor disnakertrans baik pelayanan yang bersifat administrasi maupun pelayanan pada pelaksanaan Urusan dan kewenangan Disnakertrans. - Tingginya Kepedulian Masyarakat maros Terhadap Penanganan masalah – Masalah Sosial. 4. Meningkatnya Fungsi Sosial PMKS, Penerima Manfaat Melalui Pemberdayaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar. - Masih Kurangnya Tingkat Partisipasi masyarakat dalam Hal Penanganan Masalah – Maslah Kesejahteraan Sosial - Masih Kurangnya Koordinasi Dan Sinergitas Dalam Hal Penanganan masalah – Masalah Kesejahteraan Sosial. - Tingginya Kepedulian Masyarakat maros Terhadap Penanganan masalah – Masalah Sosial. 5. Tersalurkannya bantuan pemberdayaan masyarakat bagi fakir miskin dalam bentuk KUBE dan UEP. - Belum Tersedianya Data Yang Valid Mengenai Keberadaan Fakir Miskin. - Belum maksimalnya Penyaluran Bantuan Pemberdayaan masyarakat Bagi Fakir Miskin - Dukungan Pemerintah Pusat, Provinsi Dan Kabupaten Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Sangat Tinggi. 6. Terpenuhinya Kebutuhan dasar aksesibilitas dan pelayanan sosial dasar bagi warga KAT. - Masih kurangnya Akses terhadap Pemenuhan Kebutuhan dasar Bagi Warga KAT. - Lokasi Domisili KAT Di Wilayah Maros Berada Pada Wilayah Yang Sulit Dijangkau. - Pembangunan Infrastruktur Jalan Ke wilayah – wilayah pedesaan semakin baik. 7. Peningkatan keberfungsian sosial dan kesejahteraan keluarga rentan. - Masih Kurangnya Tingkat Partisipasi masyarakat dalam Hal Penanganan Masalah – Maslah Kesejahteraan Sosial Masih Kurangnya Koordinasi Dan Sinergitas Dalam Hal Penanganan masalah – Masalah Kesejahteraan Sosial. Tingginya Kepedulian Masyarakat maros Terhadap Penanganan masalah – Masalah Sosial. 8. Peningkatan Peran masyarakat melalui potensi sumber kesejahteraan sosial PSKS Penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 9. Pelestarian dan pendayagunaan nilai kepahlawanan, keperintisan - Makin Rendahnya rasa Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda Terhadap Kepedulian Akan Nilai – Nilai - Berkurangnya Kegiatan Yang Bersifat nasionalisme Dan Kesetiakawanan - Masih tersedianya beberapa tempat Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 8 dan kesetiakawanan sosial. Kepahlawanan Dan Kesetiakawanan Sosial. Sosial. bersejarah yang memilki nilai – nilai kepahlawanan. 10. Meningkatnya fungsi sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial. - Masih Kurangnya Sarana Dan Prasarana Yang Representatif untuk Penanganan masalah Kesejahteraan Sosial. - Terbatasnya Pengalokasian Anggaran Guna Penyediaan Sarana Dan Prasarana Pendukung. - Terdapat Balai Penanganan Masalah Sosial Milik Provinsi yang Berlokasi Di Kabupaten Maros. 11. Tersedianya pelayanan dan perlindungan bagi anak terlantar. 12. Terlaksananya pelayanan dan perlindungan sosial anakbalita terlantar, anak jalanan, ABH, dan anak yang membuahkan perlindungan khusus, pembinaan, pelatihan, dan rehabilitasi anak terlantar, anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal. 13. Pemantapan petugas panti dan tenaga pendamping kegiatan serta sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial anak. - Masih kurangnya Tenaga PendampingPetugas Panti Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Anak. - Belum adanya tenaga fungsional untuk pendampingpetugas panti pada Disnakertrans. - Adanya Program Pemerintah Yang Merekrut tenaga pendamping sosial. 14. Terlaksananya pelayanan psikososial bagi anak. - Belum adanya pusat pelayanan psikososial anak di Kab. Maros - Pembangunan Pusat Pelayanan Anak Belum terlaksana. - Jarak antara Kabupaten Maros Dan Kota Makassar realtif dekat sehingga memungkinkan untuk menggunakan fasilitas pelayanan rehabilitasi anak di Makassar. 15. Pelayanan dan perlindungan sosial bagi lanjut usia. - Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap penanganan masalah sosial bagi lanjut usia. - Kurangnya tenaga penyuluh sosial. - Tingginya komitmen pemerintah dalam penanganan masalah – masalah sosial. 16. Pemantapan petugas panti dan tenaga pendamping kegiatan serta sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi lanjut usia. - Masih kurangnya Tenaga PendampingPetugas Panti Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Anak. - Belum adanya tenaga fungsional untuk pendampingpetugas panti pada Disnakertrans. - Adanya Program Pemerintah Yang Merekrut tenaga pendamping sosial. 17. Terlaksananya pelayanan psikososial bagi lanjut usia. - Belum adanya pusat pelayanan psikososial bagi lanjut usia di Kab. Maros - Pembangunan Pusat Pelayanan bagi lanjut usia Belum terlaksana. - Jarak antara Kabupaten Maros Dan Kota Makassar realtif dekat sehingga memungkinkan untuk menggunakan fasilitas pelayanan rehabilitasi Lanjut usia di Makassar. 18. Pelayanan bantuan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat. - Masih kurang maksimalnya bantuan sosial terhadap penyandang cacat. - Masih kurangnya kegiatan – kegiatan yang mengarah kepada peningkatan potensi para - Terdapat beberapa lembaga pendidikan bagi penyandang 19. Pembinaan dan pelatihan bagi penyandang cacat. Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 9 penyandang cacat. cacat di Kab. Maros. 20. Pemantapan petugas panti dan tenaga pendamping kegiatan serta sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi Penyandang Cacat. - Kurangnya Program Dan Kegiatan peningkatan kualitas petugas panti dan tenaga pendamping bagi penyandang cacat. - Jumlah tenaga pendampingpetugas panti bagi penyandang cacat belum memadai - Pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial cukup besar. 21. Pelayanan bantuan dan rehabilitasi sosial bagi Tuna Sosial. - Masih kurang maksimalnya bantuan sosial terhadap penyandang cacat. - Masih kurangnya kegiatan – kegiatan yang mengarah kepada peningkatan potensi para penyandang cacat. - Pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial cukup besar 23. Pembinaan dan pelatihan bagi Tuna Sosial. 24. Pemantapan petugas panti dan tenaga pendamping kegiatan serta sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi Tuna Sosial - Kurangnya Program Dan Kegiatan peningkatan kualitas petugas panti dan tenaga pendamping bagi penyandang cacat. - Jumlah tenaga pendampingpetugas panti bagi penyandang cacat belum memadai - Pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial cukup besar. 25. Pelayanan bantuan dan rehabilitasi sosial bagi Penyalahgunaan Napza. - Meningkatnya korban penyalahgunaan NAPZA utamanya pada generasi muda. - Kegiatan Penanggulangan Korban NAPZA masih sebatas Sosialisasi dan penyuluhan. - Telah terbentuknya lembaga anti penyalah gunaan obat – obatan terlarang. 26. Pemantapan petugas panti dan tenaga pendamping kegiatan serta sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi Penyalahgunaan Napza. - Belum tersedianya petugas dan tenaga pendamping khusus bagi korban penyalahgunaan NAPZA. - Terbatasnya aparatur fungsional pada Disnakertrans Kabupaten Maros. - Terdapat beberapa lembaga kemasyarakatan yang seringkali melakukan rehabilitasi bagi para korban NAPZA secara swadaya. 27. Meningkatnya fungsi sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan Dan Jaminan Sosial. - Penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui bantuan dan jaminan sosial masih kurang terencana, terprogram, dan kurang sistematis. - Pemberian bantuan dan jaminan sosial kadang masih kurang tepat sasaran dan tidak berdasarkan kepada data riil yang ada di lapangan. - Terjadinya pergeseran paradigma mengenai penanganan permasalahan sosial yang didorong oleh meningkatnya peran dan partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan NGO LSM. 28. Terpenuhinya Kebutuhan Darurat Bagi Korban Bencana Alam. - Masih kurangnya jenis bantuan yang diberikan kepada korban bencana alam. - Kurang jelasnya Target pemenuhan kebutuhan dasar secara kedaruratan kepada korban bencana alam dan sosial. - Telah terbentuknya TAGANA di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Maros sehingga penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat dapat lebih di optimalkan lagi. 29. Pelatihan petugas penanggulangan bencana dari unsur masyarakat. - Masih kurangnya intensitas pelatihan bagi petugas penanggulangan bencana dari unsur masyarakat. - Kurang memadainya sarana dan prasarana pendukung bagi peningkatan kualitas petugas penanggulangan bencana dari unsur. Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 10 masyarakat. 30. Tersedianya evakuasi KIT sebagai sarana penanganan korban bencana alam di KabupatenKota rawan bencana. - Masih kurangnya Perlengkapan yang memadai dalam rangka pelaksanaan Evakuasi KIT. - Terbatasnya anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten. - Respon yang tinggi dari masyarakat dalam rangka pelaksanaan penyediaan evakuasi korban bencana alam pada wilayah rawan bencana. 31. Terpenuhinya kebutuhan darurat bagi korban bencana sosial. - Masih minimnya pengalokasian anggaran guna pemenuhan kesiapsediaan Disnakertrans untuk pemenuhan kebutuhan bagi korban bencana sosial. - Perencanaan untuk pemenuhan kebutuhan secara darurat bagi korban bencana sosial masih bersifat spontanitas dan belum terencana dengan baik. - Respon yang tinggi dari pemerintah Kabupaten dalam rangka penanganan korban bencana sosial. 32. Pelatihan petugas penanggulangan bencana Sosial dari unsur masyarakat. - Masih kurangnya intensitas pelatihan bagi petugas penanggulangan bencana dari unsur masyarakat. - Kurang memadainya sarana dan prasarana pendukung bagi peningkatan kualitas petugas penanggulangan bencana dari unsur. masyarakat. 33. Pemberian bantuan tunai bersyarat bagi RTSM PKH - Kurangnya Data yang akurat mengenai RTSM. - Masih kurangnya aksesibilitas RTSM terhadap pelayanan public. - Tersedianya program prioritas pembangunan daerah yang mengarah kepada masyarakat miskin berupa Program Pendidikan Gratis serta Kesehatan Gratis. 34. Program asuransi kesejahteraan sosial bagi sektor informal. - Belum terlaksananya secara maksimal pemberian asuransi kesejahteraan sosial bagi sector informal. - Belaum tersedianya lembaga yang khusus menangani asuransi kesejahteraan sosial di Kabupaten Maros. - Meningkatnya respon masyarakat terhadap kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial di tengan masyarakat. 35. Penyelenggaraan penelitian dan kajian pembangunan kesejahteraan sosial. - Masih kurangnya kegiatan yang bersifat penelitian dan kajian pada bidang kesejahteraan sosial yang dilaksanakan. - Masih terbatasnya tenaga aparatur pada bidang penelitian utamanya pada bidang kesejahteraan sosial. - Terdapat beberapa Universitas dan lembaga pendidikan perguruan tinggi baik yang ada di Kabupaten Maros maupun di Kota Makassar. 36. Penyelenggaraan kediklatan kesejahteraan sosial bagi pegawai dan masyarakat. - Terbatasnya anggaran dalam pelaksanaan kediklatan khusus bagi kesejahteraan sosial. - Kurangnya koordinasi antara Disnakertrans dengan Lembaga pelaksana Diklat. - Terdapat Lembaga Diklat yang berskala regional di Makassar. 37. Meningkatnya daya saing dan produktifitas tenaga kerja. - Masih rendahnya Kualitas Daya saing dari tenaga kerja local yang ada. - Kurangnya kegiatan pelatihan bagi tenaga kerja yang ada utamanya pelatihan yang kewirausahaan. - Terdapat beberapa perusahaan besar yang ada di Kabupaten Maros. - Pengembangan Kawasan Industri Makasar Yang Mengarah ke wilayah Kabupaten Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 11 Tabel 3.3.2 Permasalahan Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Maros Dan Faktor Penghambat Serta Pendorong Pelayanan SKPD Berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Trnsmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan. Maros. 38. Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja. - Masih rendahnya angka tenaga pencari kerja yang berhasil ditempatkan pada bidang formal. - Belum maksimalnya pelayanan bagi tenaga pencari kerja yang dilaksnakan oleh Disnakertrans. - Hubungan yang baik dan harmonis antara Pemerintah Kabupaten Maros dengan beberapa perusahaan besar yang ada di wilayah Kabupaten Maros. 39. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial. - Belum maksimalnya fungsi dan peran kelembagaan industrial yang ada. - Masih kurangnya tenaga fungsional pengawasan hubungan industrial yang ada. 40. Meningkatnya penerapan peraturan perundang – undangan ketenagakerjaan di tempat kerja. - Masih terdapat beberapa peraturan perundang – undangan ketenagakerjaan yang belum terlaksana dengan baik. - Kurangnya Sosialisasi dan penyuluhan kepada Perusahaan pengguna tenaga kerja yang dilaksanakan. 41. Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak. - Masih kurangnya sarana dan prasarana permukiman pada wilayah transmigrasi yang memadai. - Kawasan Transmigrasi Di Kabupaten Maros berada pada wilayah yang sulit dijangkau sehingga pemberian layanan terhadap masyarakat transmigran yang ada kurang maksimal. - Komitmen Pemerintah Kabupaten Dalam Rangka Pembangunan Infrastruktur jalan 100 Km. Pertahun. 42. Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan system pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing. - Belum maksimalnya pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh. - Masih kurangnya Kreatifitas dan daya saing dari para masyarakat trnsmigrasi - Kebijakan Pemerintah Kabupaten Maros Guna Pelaksanaan Pengembangan Wilayah Kec. NO. SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA SKPD Provinsi PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD FAKTOR PENGHAMBAT PENDORONG 1. Menurunnya Jumlah Rumah Tangga Miskin Angka Jumlah Rumah Tangga Miskin Di Kabupaten Maros Yang masih Berbeda – Beda antara Pemerintah Kabupaten Maros Dan Provinsi Sulawesi Selatan. - Belum tersedianya Data Dan Informasi Yang akurat dan seragam mengenai jumlah dan lokasi Rumah Tangga Miskin. - Koordinasi Antar Tingkat Pemerintahan yang terjalin dengan harmonis. 2. Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Bagi PMKS Belum adanya indikator kesejahteraan yang disepakati beserta pembagian kewenangan yang jelas antara pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten. - Masih Kurangnya Koordinasi Dan Sinergitas Dalam Hal Penanganan masalah – Masalah Kesejahteraan Sosial. - Koordinasi Antar Tingkat Pemerintahan yang terjalin dengan harmonis. 3. Meningkatnya Kemampuan Dan Kemauan Masyarakat, Lembaga Kesejahteraan Sosial, Dan Dunia Usaha. Masih rendahnya sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan kesejahteraan sosial baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga non pemerintah. - Masih kurangnya sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan baik dari pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten mengenai penyelenggaraan kesejahteraan sosial berikut dengan kebijakannya. - Banyaknya lembaga masyarakat dan dunia usaha yang melakukan kegiatan – kegiatan sosial. 4. Meningkatnya Kelembagaan Dan Pembudayaan Kesetiakawanan Sosial. Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 12

3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN