TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN

Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 12

3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN

HIDUP STRATEGIS Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maros No. 4 Tahun 2012 ditetapkan pada tanggal 12 Juli 2012 memuat peruntukan ruang pada wilayah Kabupaten Maros guna di fungsikan sesuai dengan peruntukannya yang tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Penataan ruang Kabupaten Maros bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Maros yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan melalui peningkatan fungsi kawasan lindung, pengelolaan potensi – potensi pertanian, pariwisata, pertambangan, industry dan perdagangan yang berdaya saing tinggi serta didukung oleh system transportasi yang terpadu menuju masyarakat Maros yang sejahtera dan beriman serta mendukung Kawasan Strategi Nasional KSN perkotaan Mamminasata. Pengaturan penataan ruang merupakan upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang. Guna mencapai hal tersebut maka perlu dilakukan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Hal tersebut dilakukan guna melakukan suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Tabel 3.4.1 Hasil telaahan struktur ruang wilayah Kabupaten Maros Berdasarkan Struktur Ruang. NO RENCANA STRUKTUR RUANG INDIKASI PROGRAM PEMANFAATAN RUANG PADA PERIODE PERENCANAAN BERKENAN PENGARUH RENCANA STRUKTUR RUANG TERHADAP KEBUTUHAN PELAYANAN DISNAKERTRANS ARAHAN LOKASI PENGEMBANGAN PELAYANAN DISNAKERTRANS 1. Pusat Kegiatan Nasional PKN Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Pusat Kegiatan Nasional, sebagai: - Pusat Pemerintahan Kabupaten Dan Kecamatan. - Pusat Perdagangan Dan Jasa. - Pusat Pelayanan Pendidikan Tinggi. - Pusat Pelayanan Olah Raga. - Pusat Pelayanan Kesehatan. - Pusat Kegiatan Industri Manufaktur. - Pusat Kegiatan Industri Perikanan. - Pusat Kegiatan Pertahanan Dan Keamanan Negara. - Pusat Kegiatan Pariwisata. - Pusat Kegiatan Pertanian. - Terjadi Persaingan pengisian kesempatan kerja antara angkatan kerja penduduk lokal dan pendatang yang bisa berpotensi menimbulkan konflik sosial. - Timbulnya kesenjangan pendapatan antara penduduk lokal dan penduduk yang berstatus pendatang. - Tingkat Pengangguran Yang tinggi Pada Tenaga Kerja Tidak Terdidik. - Dikarenakan terjadinya tingkat urbanisasi yang tinggi pada wilayah tersebut maka kawasan tersebut akan terkena dampak masalah sosial, seperti: Perkampungan Kumuh, Kawasan Perdagangan Dan Jasa Yang Tidak Teratur, Tingkat Kriminalitas Yang Tinggi, Dan Lain Sebagainya. - Memberikan Peluang bagi meningkatnya permasalahan sosial dan criminal yang baru, seperti: munculnya tempat prostitusi yang baru, Lokasi hiburan baru Karaoke, Tempat Pijat, Serta PSk Dari Luar yang berpotensi memunculkan aksi premanisme lokal, Konflik dengan organisasi kepemudaan Seluruh Wilayah PKN, PPK. Dan PPL

2. Pusat Pelayanan Kawasan

Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Pusat Kegiatan Pelayanan Kawasan: - Pusat Pemerintahan Kecamatan. - Pusat Perdagangan Dan Jasa - Pusat Pelayanan Olah Raga. - Pusat Pelayanan Kesehatan. - Pusat Kegiatan Industri. - Pusat Kegiatan Pertahanan Dan Keamanan. - Pusat Kegiatan Pariwisata. - Pusat Kegiatan Pertanian. 3. Pusat Pelayanan Lingkungan Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Pusat Kegiatan Pelayanan Lingkungan, Sebagai: - Pusat Pemerintahan Kecamatan. - Pusat Perdagangan Dan Jasa. - Pusat Pelayanan Pendidikan. Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 13 - Pusat Pelayanan Olah Raga. - Pusat Pelayanan Kesehatan. - Pusat Kegiatan Industri Rumah Tangga. - Pusat Pertahanan Dan Kemanan Negara. - Pusat Kegiatan Pariwisata. - Pusat Kegiatan Pertanian. setempat dan atau keagamaan. - Menimbulkan berbagai kecemburuan sosial. - Terjadinya Pergeseran Orientasi nilai budaya dari budaya pertanian ke budaya industri. Tabel 3.4.2 Hasil telaahan struktur ruang wilayah Kabupaten Maros berdasarkan Pola Ruang NO RENCANA POLA RUANG INDIKASI PROGRAM PEMANFAATAN RUANG PADA PERIODE PERENCANAAN BERKENAN PENGARUH RENCANA STRUKTUR RUANG TERHADAP KEBUTUHAN PELAYANAN DISNAKERTRANS ARAHAN LOKASI PENGEMBANGAN PELAYANAN DISNAKERTRANS 1. Kawasan Lindung Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Dibawahnya. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Lindung Terhadap Perlindungan Kawasan Dibawahnya - Peningkatan Sarana Dan Prasarana Penanganan masalah kesejahteraan sosial pada masyarakat yang berada di kawasan lindung maupun kawasan yang dibawahnya. - Pembagian Wilayah dan Kawasan sebagaiman yang telah diatur pada dokumen RTRW mengharuskan Disnakertrans harus memperluas jaringan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap masyarakat dengan perlakuan yang berbeda – beda dan disesuaikan dengan karakteristik serta budaya pada masing – masing wilayah dan kawasan. - Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana beserta rencana langkah – langkah penanganan korban bencana alam dan sosial pada masing – masing wilayahkawasan yang semakin beragam, inovatif dan kreatif. - Pengembangan masing masing kawasan dengan mempertimbangkan lahan pekerjaan pada sektor informal. - Peningkatan Pembangunan sarana sosial berupa Panti rehabilitasipenanganan kesejahteraan sosial. Seluruh kawasan. 2. Kawasan Perlindungan Setempat Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Perlindungan Setempat 3. Kawasan Suaka Alam Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Suaka Alam 4. Kawasan Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya 5. Kawasan Rawan Bencana Alam. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Rawan Bencana Alam. 6. Kawasan Lindung Geologi Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Lindung Geologi. 7. Kawasan Lindung Lainnya. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Lindung lainnya 8. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Hutan Produksi. 9. Kawasan Peruntukan Pertanian Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Hutan Produksi. 10. Kawasan Peruntukan Perikanan. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Perikanan 11. Kawasan Peruntukan Permukiman. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Permukiman. 12. Kawasan Peruntukan Pertambangan. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Pertambangan 13. Kawasan Peruntukan Pariwisata. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Pariwisata 14. Kawasan Peruntukan Industri. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Industri. 15. Kawasan Peruntukan Perkebunan Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Perkebunan 16. Kawasan Peruntukan Peternakan Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Paternakan 17. Kawasan Peruntukan Perkantoran Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Perkantoran 18. Kawasan Peruntukan Pendidikan Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Pendidikan. 19. Kawasan Peruntukan Olah Raga. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Olah Raga 20. Kawasan Peruntukan Pelayanan Kesehatan Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Pelayanan Kesehatan 21. Kawasan Peruntukan Pertahanan Dan Keamanan Negara. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Pertahanan Dan Keamanan Negara 22. Kawasan Peruntukan Perdagangan Dan Jasa. Pengembangan Dan Peningkatan Fungsi Kawasan Peruntukan Perdagangan Dan Jasa Rencana Strategis Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros 14 Tabel 3.4.1 Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maros.

1. Pusat Kegiatan Nasional

- Masih rendahnya Kualitas SDM Tenaga Kerja Pada Sektor Formal Sehingga Mereka Tidak Dapat Bersaing Dengan Tenaga Kerja Pendatang. - Masih Rendahnya Minat Tenaga Kerja Lokal Pada Sektor Pekerjaan Informal. - Ketersediaan Data Dan Informasi Yang riil dan terbarukan masih sangat terbatas. - Minimnya Penyediaan Sarana Dan Prasarana Pelatihan Bagi Tenaga Kerja Lokal. - Kurangnya koordinasi dengan Lembaga Penyedia Tenaga Kerja Dalam Hal Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Lokal. - Regulasi Mengenai Ketenagakerjaan baik berupa kebijakan pada tingkat pemerintah pusat maupun pada tingkat pemerintah daerah. - Masih besarnya potensi lapangan pekerjaan pada sektor informal. - Pusat Perdagangan Dan Jasa. - Pusat Kegiatan Industri Manufaktur. - Pusat Kegiatan Industri Perikanan. - Pusat Kegiatan Pertanian

2. Pusat Pelayanan Kawasan

- Pusat Kegiatan Industri - Pusat Kegiatan Pertanian. 3. Pusat Pelayanan Lingkungan - Pusat Keg. Industri Rumah Tangga. - Pusat Keg. Pertanian 4. Kawasan Rawan Bencana Alam. Belum adanya Perencanaan Yang Terpadu tentang Pengembangan Jalur Evakuasi Pada Kawasan Rawan Bencana Dan Kawasan Lainnya yang disertai dengan langkah – langkah penanganannya. Kurangnya Koordinasi diantara InstansiLembaga baik Pemerintah maupun non pemerintah dalam hal penanganan korban bencana. - Perda RTRW. - Kepedulian Masyarakat terhadap penanganan Korban Bencana Yang Masih tinggi.

1.5 PENENTUAN ISU