Good Corporate Governance Self – assessment

LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Kantor Cabang Jakarta telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group IBG Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan fungsi pengawasan untuk fungsi Dewan Komisaris telah diserahkan ke Kantor Cabang Jakarta lewat IBG. • Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Direksi dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.400, karena merupakan kantor cabang dari bank asing dimana manajemen kantor cabang Jakarta dianggap menggantikan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Direksi sedangkan tugas dari manajemen kantor cabang sendiri adalah menyelenggarakan dan menyetujui aktivitas operasional bisnis sehari-hari termasuk di dalamnya strategi bank. Bagaimanapun, pengawasan manajemen perlu ditingkatkan dalam hal pengembangan database untuk profil nasabah dan kontrol atas risiko kredit. • Komite-komite dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, hal ini karena merupakan kantor cabang dari bank asing, yang tugas dan fungsi pengawasan dari Komite-komite telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group IBG Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan pengawasannya telah dikirimkan ke Kantor Cabang Jakarta. • Fungsi Kepatuhan dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, hal ini karena semua peraturan Bank Indonesia dan perundangan yang berlaku telah disosialisasikan kepada unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampak terhadap kegiatan opersional, bisnis dan strategi bank. Fungsi kepatuhan telah dilaksanakan melalui pengecekan kepatuhan secara berkala dan Unit Kepatuhan juga telah membantu manajemen dalam mengawasi intenal kontrol dari operasional. • Fungsi Audit Internal SKAI dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, karena pelaksanaan fungsi SKAI cukup objektif dan independen dengan hasil yang cukup memadai. Hasil temuan audit telah ditindak lanjuti dan telah dilakukan pembetulan oleh bisnis unit terkait. Kinerja audit didasarkan pada pendekatan risiko dan dibuat menurut jadwal rencana audit. Selanjutnya, internal audit selalu merekomendasikan penunjukan untuk penugasan audit eksternal. • Fungsi Audit Eksternal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena fungsi eksternal audit dipertimbangkan cukup kompeten dan penunjukkan eksternal audit telah mendapat persetujuan oleh Komite Audit-Kantor Pusat melalui rekomendasi dari Unit Internal auditl branch performance has been done under International Banking Group IBG, Head Office and every quarter the oversight role and function performance of Board of Commissioners has already submitted to Jakarta branch through IBG. • Performance of duties and responsibilities of Board of Directors with rating of 2 and score 0.400, because as a foreign bank branch office, Jakarta branch management assumes replacing of duties and responsibilities of Board of Directors and the duties of branch management is performing and approving daily business operation activities including the bank strategy. However, the management oversight should be increased in term of customer profile database enhancement and control on credit risk. • Committees with rating of 2 and score 0.200, because as a foreign bank branch office, the oversight role and function of Committee for Jakarta branch performance has been done under International Banking Group IBG, Head Office and the quarterly oversight report has already sent to the branch. • Compliance function with rating of 2 and score 0.100, because all Bank Indonesia regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and it has also been discussed in the management committee meeting especially for regulations which have significant impact to the operation, businenss and strategy of the bank. Compliance function has done through periodically compliance checking and thus compliance unit has assisted the management in overseeing its internal control of operation. • Internal auditSKAI function with rating of 3 dan score 0.150, because SKAI function considers objective and independent with satisfactory performance. The audit finding has closely followed up and has been rectified by business unit involved. The performance of audit is based on risk-based approach and conducting according to the audit plan scheduled. In addition, internal audit always recommending the appointment of external audit engagement. • External audit function with rating of 2 and score 0.100, because external audit function is considering competent and the appointment of external audit has been approved by Audit Committee – HO through recommendation made by branch’s internal audit unit SKAI LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT SKAI dan juga Direktur IBG-Kantor Pusat. • Fungsi Manajemen Risiko dan Kontrol Internal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150, karena manajemen risiko masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam pengukuran dan memonitor risiko dan juga kontrol internal pada operasional untuk mengurangi risiko. Bagaimanapun, Unit Manajemen Risiko telah mengadopsi model untuk perhitungan Pendapatan Bunga Bersih NII dan Nilai Modal Ekonomis EVE dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga, RMU telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko foreign exchange. Disamping telah menyediakan laporan bulanan analisa kredit portfolio dan pemantauan posisi harian dan limit-limit. • Prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana kepada pihak-terkait dan kelompok usaha besar dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.225, karena telah memenuhi peraturan mengenai BMPK dan tidak ada pelanggaran peraturan BMPK.Bank telah mengkinikan limit internal untuk mewaspadai dan memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Terkait dengan sistim pengendalian risiko kredit, setelah menerima proposal aplikasi kredit dari pejabat pemasaran, kemudian pejabat CAU akan melakukan analisa kuantitatif atas proposal aplikasi kredit tesebut dan akan memberikan komentar dan pendapat atas proposal kredit yang dievaluasi secara tepat waktu untuk dipakai dalam rapat Komite Kredit. • Rencana Perusahaan dan Rencana Bisnis Bank RBB dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, Realisasi rencana bisnis bank pada beberapa pos neraca tejadi deviasi antara 10 sampai dengan 15 . Secara umum kinerja keuangan bank melebihi target yang berada dalam rencana bisnis bank. Bagaimanapun, bank juga perlu meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan menyelaraskan tingkat bunga yang berlaku dipasar serta menjaga portfolio kreditnya dengan penerapan prinsip kehati- hatian. • Transparansi Kondisi Keuangan dan Non- Keuangan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.300, karena Bank telah cukup transparan dalam menjelaskan produk bank dan layanan perbankan kepada nasabah. Terkait dengan penyediaan homepage, bank akan menyediakan website sendiri, dengan menggunakan website dari Kantor Pusat untuk menyediakan informasi bank secara elektronik ke publik yang pelaporannya dimulai pada kwartal pertama 2010. as well as Director of Intenational Banking Group IBG- HO. • Risk management and internal control function with rating of 2 and score 0.150 because risk management still need further development in measuring and monitoring of risks as well as internal control on operation in order to mitigate the risk. However, the Risk Management Unit has already adopted Net Interest Income NII and Economic Value of Equity EVE modles from regional office in Hong Kong for monitoring interest rate risk. RMU has performed the stress testing for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk. Besides monthly report of Portfolio Credit Analysis and daily position and limit monitoring have been implemented.. • Prudential principle in fund provision to Related Party and in Large exposures with rating of 3 and score 0.225, because bank has already complied with the prudential banking of LLL regulation and there was no breach LLL regulation The bank has updated the internal limit for monitoring LLL calculation. For risk control system on credit, after receiving credit application from marketing officer then Credit Acceptance Unit CAU officer will perform more quantitative analysis on the credit application proposal and will provide comments and opinion on credit proposal evaluation on timely manner to Loan Committee meeting. • Corporate Plan and Bank’s Business Plan Rbb with rating of 2 and score 0.100, because The realization of the bank’s business plan for some items in the balance sheet has occured deviation between 10 up to 15 , in overall the bank has achieved financial performance which exceed the target. In addition, the bank is also focusing on increasing third party fund by offering competitive interest rate and maintaining credit portfolio with prudential principle implementation. • Financial and non-financial condition transparency with rating of 2 and score 0.300, because Bank has adequate transparent in desbribing the bank’s products and banking services to the customer. In relation to financial and non-financial reporting, the bank shall provide website alone which linkage with website from Head office in order to allow public to access electronically of bank information.starting to Q1- 2010.reporting. Internal report dissemination is considering LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Penyebaran laporan internal dipertimbangkan cukup baik, karena laporan internal dapat menyediakan informasi yang terkini, lengkap dan tepat waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen. Bank menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG dalam hal transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen dan kewajaran. Penyebaran dan penyerahan laporan GCG dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia. • Benturan kepentingan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena ketentuan mengenai Benturan Kepentingan tertuang dalam pedoman Kepatuhan dan telah dilaksanakan. Prinsip dual- control dan level otorisasi diperlukan pada setiap transaksi yang dibuat. Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2.125 dengan predikat Memadai. Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance Penilaian hasil laporan self-assessment tahun 2009 telah dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak ada perbedaaan yang signifikan dari hasil pemeriksaan Bank Indonesia atas laporan self-assessment bank.. adequate so that intenal report can provide an updated information, completed and timely to be used for management decision. Bank conducts its business in line with principles of Good Corporate Governance GCG for transparency, accountable, responsibility, independency and Fairness. Dissemination and submission the GCG report according to the BI regulation requirement. • Conflict of interest with rating of 2 and score 0.200, because the rules of conflict of interest has been incorporated in compliance manual and has been enforced.. Dual control principle and authorization level are required for transaction made. Total composite scores were achieved at 2.125 with predicate Adequate Governance. General conclusion of Good Corporate Governance Implementation. The GCG self-assessment 2009 has already conducted in accordance with BI stipulation. There is no significant difference between the assessment result made by Bank Indonesia and the Bank’s self- assessment. LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT PEREKONOMIAN INDONESIA 2009 Indonesia Economy in 2009 Selama tahun 2009 indikator makro ekonomi Indonesia umumnya meningkat. Inflasi menurun dimana pada akhir tahun mencapai 2,78. Nilai tukar rupiah terhadap USD mengalami penguatan secara signifikan dikarenakan peningkatan jumlah ekspor ditengah pemulihan ekonomi global. Ditengah pelemahan laju ekonomi, Indonesia tetap sanggup mempunyai pertumbuhan ekonomi sebesar 4.20. Nilai Tukar Nilai tukar Rupiah pada tahun 2009 mengalami penguatan yang cukup tinggi sebesar 1505 nilai dasar dari Rp. 10.900 1 USD pada akhir tahun 2008 menjadi Rp. 9.395 1 USD pada akhir tahun 2009. Secara fundamental nilai tukar rupiah terapresiasi karena pemulihan global dan pengaruh faktor eksternal dan internal yang menguntungkan bagi perkembangan ekspor. Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jumlah besar sjuga merupakan factor bagi penguatan terhadap rupiah. Tingkat Inflasi Inflasi Indeks Harga Konsumen IHK mencapai 2,78 dimana lebih rendah dari tingkat inflasi pada tahun 2008. Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah perbaikan pada fundamental dan non-fundamental sector riil, sehingga diharapkan stabilitas inflasi di periode tahun mendatang. Suku Bunga Tingkat suku bunga Bank Indonesia BI rate menurun di tahun 2009 sampai mencapai level 6,50 yaitu menurun sebesar 275 nilai dasar basis point dari 9,25 pada akhir tahun 2008. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target. Kondisi Sektor Perbankan Meskipun dihadapkan tantangan krisis ekonomi global, bank masih tetap mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, non-performing loan NPL, dan net interest margin NIM, berkinerja baik ditahun 2009. Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2010 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas system During 2009 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed positive overview. Inflation rate decreased to become 2,78 at the end of year. The exchange rate of IDR against USD experienced significant increase in value; this is mostly caused by the increase in export volume due to the global economic recover. Amidst the economic slowdown, Indonesia still managed to reach 4.20 in economic growth. Exchange rate The IDR exchange rate in year 2009 was highly appreciated against USD by 1505 basis points from Rp. 10.900 1 USD at the end year 2008 to become Rp. 9.395 1 USD at the end of year 2009 . Fundamentally, the IDR appreciation is caused by the global economic recovery and generally good basic performance of domestic economy. Capital inflow to Indonesia in large amounts also led to IDR appreciation. Inflation Rate Inflationary Consumer Price Index CPI reached 2,78, which is significantly lower, compared to inflation rate in year 2008. Government issued policies to improve the developments for of fundamental and non-fundamental sectors with objective of maintaining low inflationary rate in the following year. Interest rate The one-month SBI interest rate has decreased by 275 bps from 9,25 at the end of year 2008 to become 6.50 at the end of December 2009. The increase is the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range. Banking Sector Condition Although faced with global economic crisis, bank was still able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio CAR, manageable NPL ratio, and high net interest margin NIM in 2009. Due to the important role of banking sector in stimulating economic activities, the policies created by Bank Indonesia throughout 2010 were directed to improve banks’ intermediary function without sacrificing financial system stability. Generally, several financial and operational LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit. Pada akhir tahun, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 2.534 trilliun, peningkatan sebesar 9,70 setahun, dan total kredit mencapai Rp 1.438 trilliun meningkat 10.02. Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 1.973 trilliun meningkat 12,55. Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 17,42. performance indicators for the banking industry experienced significant growth, for example total asset growth supported by a rise in earning assets, including credit. As of year-end, total banking industry assets had increased to Rp 2.534 trillion, representing 9,70 y-o-y growth, dan the total amount of banking credit reached Rp 1.438 trillion 10,02. The credit growth was financed by third- party funds, which cumulatively increased to Rp 1.973 trillion 12,55. Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 17,42. LAPORAN MANAGEMEN Management Report Selama periode tahun 2009, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut: Produk dan Jasa Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah: 1. Pinjaman 2. Deposito 3. Pengiriman uang 4. Kegiatan Ekspor dan Impor 5. Jaminan Bank 6. Transaksi Valuta Asing Teknologi Informasi Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi, dimana pada tahun 2008 bank telah berhasil merealisasikan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan atas sistem giro, kliring, kas bank dengan mengimplemetasikan Cashier System. During the 2009 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below: Product and Services The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance. Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price. Products and services offered by the bank are : 1. Loans 2. Deposit 3. Remittance 4. Export and Import 5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange Information Technology In order to increase the efficiency and work productivity as well as providing better services to our customers, bank viewed technology as vital role. Bank is continuously working with Head Office Information Technology Department to introduce and upgrade new information technology system, in 2008 bank has successfully implemented Bank’s reporting system to Bank Indonesia and Bank has also successfully implemented KYC and AML system from Head Office, and bank has developed a system to monitor suspicious acitivity on daily basis. More than that, bank has successfully upgraded our current account, clearing, cash system through the implementation of Cashier System LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Struktur Organisasi Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.” Manajemen Risiko Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko KMR pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.521DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan. Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko. 2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud. 3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 delapan risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut: Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan penyediaan dana, treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Organizational Structure During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “ Risk Management In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business. Based on Bank Indonesia regulation no. 58PBI 2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee RMC on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.521DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry. The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following: 1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management. 2. Correction or improvements for risk management implementation based on the risk management evaluation. 3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure. Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk management guideline has already been submitted to Bank Indonesia. Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows: Credit Risk Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of the Bank, such as credit provision of funds, treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book. LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut: • Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit, termasuk Credit Risk Rating CRR serta General Underwriting Standard GUS, yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit. • Melakukan review atas lending policy, untuk dikinikan sesuai dengan rekomendasi Unit Kepatuhan, Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku. • Membentuk Credit Acceptance Unit CAU, untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit yang diajukan oleh bagian Marketing. • Melakukan Loan Committee Meeting untuk memutuskan pemberian kredit baru, perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke kantor pusat. • Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan konsentrasi sektor industri, customer concentration Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko Pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko komoditas, risiko nilai tukar, dan risiko harga option. Dalam hal ini bank hanya mempertimbangkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer. Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Bank membentuk Asset Liability Committee ALCO yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank. Risiko Operasional Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Manajemen Risiko dan proses risiko adalah bagian dari keseluruhan kerangka pengendalian internal. Manajemen bertugas membuat dan memelihara proses pengendalian internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. In relation to credit risk, Bank has implemented the following Risk Management: • Establishing Lending Policy and Procedures, including Credit Risk Rating CRR and General Underwriting Standard GUS, which are used as a guideline in analyzing credit. • Evaluating and updating the Lending Policy to be in accordance with the recommendations from Compliance, Bank Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations. • Establishing Credit Acceptance Unit CAU to help in reviewing and evaluating the credit applications proposed by the Marketing. • Conducting Loan committee Meeting to approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head Office for further approval. • Performing credit portfolio analysis, based on industry concentrations, as well as customer concentrations. Market Risk and Liquidity Risk Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that could incur losses for the bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. Bank is exposed to only foreign exchange risk in this matter. Bank is able to manage and control this risk by monitoring with daily report generated by in-house computer system. Liquidity risk is the risk caused among others by the inability of the Bank to settle its liabilities as it falls due. Bank has established Asset Liability Committee ALCO with the function of regulating the interest rate and Bank’s liquidity. Operational Risk Operational risk is the risk caused among others by inadequacy andor dysfunction of internal processes, human error, system failure, and external problems affecting the operations of the Bank. Risk management and risk processes are part of the overall internal control framework of the institution. The senior management is tasked with creating and maintaining an internal control process and monitoring its effectiveness. For that, Bank has established operational policy and procedures as a guideline in operating its business activities. LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang- undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Bank melakukan review atas dokumen-dokumen legal. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Bank telah membentuk Complaint Unit untuk menangani keluhan nasabah. Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Bank melakukan pemantauan serta analisis terhadap kinerja Bank secara periodical serta melakukan koreksi atas perbedaan yang signifikan. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. • Terdapatnya fungsi pengawasan oleh Direktur Kepatuhan, untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap peraturan yang berlaku. • Menginformasikan serta mengsosialisasikan peraturan-peraturan baru dan terkini kepada manajemen serta setiap departemen yang bersangkutan. Sumber Daya Manusia Bank menyadari pentingnya pelatihan pegawai dan pengembangannya untuk mencapai tingkat kualitas pelayanan yang tinggi dan juga mempertahankan tingkat persaingannya . Pada tahun 2009, bank mengadakan pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan keahlian karyawan. Pelatihan ini guna memperbaiki efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia dan untuk memperbaiki pemahaman mereka akan segala aspek kebijakan perbankan. Bank memiliki kelompok karyawan yang kompak dan berdedikasi tinggi. Salah satu prioritas utama bank saat ini adalah mempersiapkan karyawan untuk menyongsong tantangan masa depan. Legal Risk Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral. Bank performs reviews on all legal documents. Reputation Risk Reputation risk is risk brought about among others by negative publicity concerning the operations of the Bank or negative perceptions of the Bank. Bank has established a Complaint unit, with function of handling any customer complaints. Strategic Risk Strategic risk is risk among others brought about by poor setting and implementation of the Bank strategy, poor business decision-making, or lack of responsiveness of the Bank to external changes. Bank carry out periodical monitoring as well as analysis on bank’s performance and carry out corrective action s on any deviations. Compliance Risk Compliance risk is the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws, regulations, and other applicable legal provisions. • Monitoring function are carried out by the Compliance Director, to ensure the Bank’s compliance towards all prevailing regulations • Circulating as well as socializing all new and updated regulations to the Management, as well as all related department. Human Resources Bank recognizes the importance of personnel training and development for ensuring our high services quality and thus maintaining our competitive edge. In year 2009, bank has conducted trainings for both technical and self- improvement skills. The training courses were to improve human resources efficiency and productivity as well as to enhance their understanding of all aspects of the banking policies. Bank has a solid group of employee with high integrities. One of our major priorities is to prepare our staffs for a future challenge. LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Rencana Dalam tahun yang akan datang, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih membaik dibandingkan tahun 2009 sehingga mencapai 5,0 - 5,5. Hal ini dikarenakan pemulihan pertumbuhan global di sektor riil dan keuangan. Maka, di harapkan sektor perbankan akan tetap mengalami penguatan ditengah keadaan membaiknya perlambatan ekonomi dunia secara umum. Dalam hal ini, peranan bank dalam hal pendanaan akan membuat peranan penting dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang bersaing. Sektor yang akan mendukung peningkatan aktivitas ekonomi tahun 2010 akan tetap berasal dari pertumbuhan di sektor-sektor: manufaktur, perdagangan, hotel dan restaurant, transportasi dan komunikasi. Oleh karena itu, dari keterangan ini, bank telah berupaya untuk meningkatkan pinjaman yang aktif. Bank berencana untuk memfokuskan diri meningkatkan portfolio pinjaman dari debitur lama dan menawarkan pinjaman kepada debitur potensial. Strategi bank adalah memberikan prioritas kepada pasar dan kostumer yang berkaitan dengan bidang jasa atau produksi dan manufaktur. Bank akan berfokus pada penyediaan pelayanan dan dukungan aktif pada nasabah, mengintensifkan pemasaran dan menjaga konsistensi dalam kualitas pelayanan bank. Hal ini termasuk membantu staf bank dalam memperbaiki keahlian dan kemampuan mereka dalam peningkatan kualitas kerja, perbaikan sistem teknologi informasi, dan menyediakan dukungan teknis yang memadai KEPATUHAN KEPADA PERATURAN BANK INDONESIA Bank terus memonitor kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dengan seksama, terutama kepatuhan atas praktek perbankan yang sehat seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit, kecukupan modal, giro wajib minimum, posisi devisa netto dan non performing ratio . Pejabat Kepatuhan, melalui Kepala bagian terkait mengawasi bahwa prosedur internal dan prosedur – prosedur lainnya yang berkaitan dengan kepatuhan seperti persetujuan kredit, batas maksimum pemberian kredit dan prosedur operasional lainnya telah dilaksanakan dengan baik. Pejabat kepatuhan adalah merupakan pihak independen dari tugas dan kegiatan operasional bank, yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan kelalaian dari program kepatuhan Salah satu tugasnya adalah meyakinkan bahwa kebijakan bank dapat diverifikasi terhadap permintaan kepatuhan. Outlook In the coming years, economic growth will expectedly show improvement compared to 2009, in the range of 5,0 - 5,5. This is due to the global economic recovery that causes the decrease in real and financial sectors. Therefore, The banking sector is still expected to strengthen amidst the global economic recovery. To promote economic growth, bank’s role in financing will play major role in the economy, and this can be accomplished by offering competitive lending rates. Supporting sectors that will increase economic activity in 2010 are still from high growth in the manufacturing, trade, hotels and restaurants and the transport and communications sector. Therefore, in this particular, bank has been exerting effort to increase the active cash loan outstanding. Bank is planning to focus increasing its loan portfolio from existing borrowers and to offer credit lines to potential borrowers. Our strategy would give priority to market and customer that have project involve in services or production and manufacturing. Bank will focus on providing proactive assistance and supports to our customers, intensify our marketing and maintain consistency in our service quality. This will include helping our people to improve their skills and abilities in order to produce work of a higher quality, enhancing our information technology system, and providing the appropriate technical support COMPLIANCE TO BANK INDONESIA REGULATION Bank strictly monitor our compliance to Bank Indonesia regulations especially toward prudent banking principles, such as legal lending limit, capital adequacy CAR, statutory requirement, net open position and non performing ratio NPL. Compliance officer through the respective head of department ensures that all internal procedures as well as all other procedures related to the compliance’s issues have been well carried out, such as procedures for credit approval, legal lending limit and other operational procedures. Compliance officer is independent from bank operational duties. The officer is responsible for the implementation and the oversight of compliance program. One of many tasks is to ensure that bank’s policy is verified against compliance’s requirement. LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT KINERJA BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Performance Loan By Sector 2008 Industrial Trading, restaurant hotel Agriculture Construction Mining Others 65,78 14.36 3,82 3.88 4,25 7,91 65,78 4,25 3,82 14.36 3.88 Hasil operasi Bangkok Bank Jakarta selama tahun 2009 telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja keuangannya. Kemajuan utama dicapai sebagai dorongan untuk memajukan dasar-dasar operasi bank dan membangun tingkat pertumbuhan pendapatan. Aktiva dan Kewajiban Total keseluruhan pinjaman yang diberikan pada akhir tahun 2009 mencapai Rp. 2.955 milyar, terdapat penurunan sebesar 23,84 dari Rp. 3.880 milyar pada tahun 2008. Penurunan dalam pinjaman terbesar terdapat pada sector tambang sebesar 88,74. Peningkatan juga terjadi pada sektor pertanian sebesar 40,73. Total pencadangan untuk pinjaman yang tak tertagih mengalami sedikit penurunan dari Rp. 280,36 milyar menjadi Rp. 277,04 milyar, terdapat penurunan 1,18. Total aktiva Bank turun dari Rp. 4.782 milyar menjadi Rp. 4.310 milyar pada akhir tahun 2009. Total simpanan mengalami penurunan sebesar 22,03 menjadi 942,14 milyar pada akhir tahun 2009. Sedangkan, rasio pinjaman LDR yang diberikan terhadap simpanan mencapai 313.45 Loan By Sector 2009 Industrial Trading, restaurant hotel Agriculture Construction Mining Others 64,15 16.84 0,56 7.86 7,91 64,15 7,86 0,56 16.84 2.58 2,58 The operating results of Bangkok Bank Jakarta in 2009 have shown significant improvement in its financial performance. The major progress was made on key initiatives to strengthen the bank’s operating fundamentals and build revenue growth. Assets and Liabilities Total net outstanding loans at year-end 2009 amounted to Rp. 2.955 billion, a decrease of 23,84 from Rp. 3.880 billion in 2008. The highly loan decrease for this year is on mining sector by 88.74. The increase on loan portfolio occurred on agriculture by 40.73. The allowance for possible loan losses has decreased from Rp280,36 billion to Rp. 277,04 billion, or decreased by 1.18. Total assets of the Bank decreased from Rp. 4.782 billion to Rp. 4,310 billion at the end of year 2009. Total deposit decreased by 22.03 totaling to Rp. 942.14 billion at year-end 2009. Moreover our loan to deposit ratio has reached up to 313.45. Pendapatan – Biaya Pada tahun 2009, pendapatan bunga bersih naik dari Rp. 138,81 milyar menjadi Rp 230,20 milyar, atau naik sebesar 65.84, dikarenakan adanya penurunan tingkat suku bunga simpanan dan SIBOR yang merupakan acuaan untuk pinjaman dari Kantor Pusat. Sehingga, biaya bunga menurun dari Rp. 143,35 milyar menjadi 71,87 milyar. Income – Expenses In year 2009, net interest revenue has increased from Rp. 138,81 billion to Rp. 230,20 billion, or increased by 65,84, because decrease in interest expenses due to depositors and decrease in SIBOR rate, which a reference rate for HO Borrowing. Therefore, interest expenses decreased from Rp. 143,35 billion to 71,87 billion. LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Pada tahun 2009, laba operasi mencapai Rp. 169.11 milyar meningkat sebesar 107,20 jika dibandingkan dengan laba operasi pada tahun 2008 sebesar Rp.81.60 milyar. Secara keseluruhan, laba bersih setelah pajak pada akhir tahun 2009 meningkat dari Rp. 59,03 milyar pada tahun 2008 menjadi Rp.93,89 milyar pada tahun 2009. In year 2009, the operating profit amounted to Rp. 169.11 billion significantly increased by 107,20 , compared to Rp. 81.60 billion in year 2008. Overall, the Bank’s Net Profit after Tax at year-end has increased from Rp. 59,03 billion in year 2008 to become Rp. 93,89 billion in year 2009. Modal dan Kecukupan Modal Total modal pada akhir tahun 2009 adalah sebesar Rp. 2.078,94 milyar, menurun sebesar 3.29 dibandingkan dengan tahun 2008. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3 21 PBI 2001 tertanggal 13 Desember 2001 mengenai “Rasio Kecukupan Modal Minimum”, Bank diwajibkan untuk memiliki modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko yang dihitung pada akhir Desember 2009. Rasio kecukupan modal minimum pada Bangkok Bank tahun 2009 naik menjadi 55,67 dari 47,84 pada tahun 2008. Kredit Bermasalah Pada tahun 2009, Persentase Kredit Bermasalah bersih adalah sebesar 1,96, kredit bermasalah menurun menjadi Rp. 302,90 milyar dari Rp. 345,07 milyar pada tahun 2008. Selama tahun 2009. Manajemen melaksanakan langkah strategis khusus untuk penyelesaian masalah kredit macet, melalui proses hukum, lelang umum dan pembayaran cicilan. Bank sedang terus menerus menyesuaikan pendekatan kehati-hatian terhadap cadangan pinjaman dan juga akan lebih memperhatikan dalam memperbaiki manajemen atas Kredit bermasalah. Capital and Capital Adequacy Ratio The total capital fund stood at Rp. 2.078,94 billion as at year-end 2009, decreased by 3.29 compared to 2008. According to Bank Indonesia Regulation No. 3 21 PBI 2001 dated 13 December 2001 regarding “Minimum Capital Adequacy Requirement”, Bank is obliged to have minimum capital adequacy ratio as much as 8 percent from Risk Weighted Assets counted at the end of December 2009. Bangkok Bank’s capital adequacy ratio has increased to 55,67 in year 2009 from 47,84 in year 2008. Non Performing Loans In year 2009, the percentage of Net Non Performing Loans NPL stood at 1,96 , non-performing loan increased to Rp. 302,90 billion from Rp 345,07 billion in year 2008. During the year 2009, our management has been giving special attention to solve NPL problem, through legal process, public auction and installment. The Bank is continuing to adopt a prudent approach to loan loss reserves and also will continue to focus on improving its management on Non Performing Loans. MANAJEMEN The Management KOMITE–KOMITE INTERNAL Peraturan Bank Indonesia no 227PBI2000 tanggal 15 Desember 2000 mengenai Bank umum menyebutkan bahwa pejabat eksekutif adalah pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional bank serta bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Keputusan yang dibuat dan diambil atas semua kebijakan harus mendapat persetujuan dari komite yang terkait. Komite-komite yang terdapat dalam bank adalah:

i. KOMITE MANAJEMEN

Komite ini bertanggung jawab atas efisiensi kinerja bank. Termasuk penelahaan secara periodik dan pengarahan operasional, personalia, serta bagian umum yang akan dibawa dan dibicarakan didalam komite. Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan. INTERNAL COMMITTEES Bank Indonesia regulation no 227PBI2000 dated December 15, 2000 regarding Commercial bank defines Executive Officer as any position exerting influence on bank policy and operations and is directly responsible to the Boards of Directors. Relevant committee approved decisions on policies and directions of the bank. Established committees in the bank are:

i. MANAGEMENT COMMITTEE

The committee is responsible to ensure proper and efficient bank performance running. It covers the periodical review and direction of operations, personnel and general affairs. Any matters arise during the course of operation will be brought up by appropriate members for further deliberation of the committee. The meeting LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT Anggota komite saat ini adalah: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno ii. KOMITE ASET dan KEWAJIBAN ALCO adalah komite yang specific dibentuk dibawah IBG International Banking Group – HO yang bertanggung jawab dalam mengelola asset dan kewajiban bank sekaligus melaporkannya pada IBG. Beranggotakan sebagai berikut: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno iii. KOMITE KREDIT Tanggung jawab utama dari komite ini adalah mengakses dan menganalisa seluruh portofolio pinjaman dari bank termasuk baik rekening pinjaman lancar maupun pinjaman bermasalah. Rapat diadakan setiap minggu dan dihadiri oleh anggota yang spesifik telah disetujui oleh Kantor Pusat. Anggota komite saat ini adalah: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Anwar Munaf - Novita Wulandari - Lily D. Eman - Mario Prayitno iiii. KOMITE MANAGEMEN RESIKO Komite ini bertanggung jawab atas pemantauan penerapan kebijakan managemen resiko, memantau posisi resiko untuk setiap jenis resiko dan aktivitas fungsional serta memeriksa secara berkala mengenai managemen resiko. Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan. Anggota komite yang sekarang adalah: - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono will be held monthly or as often as required. The current members are: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno ii. ASSETS AND LIABILITIES COMMITTEE - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Lily D. Eman - Anwar Munaf - Novita Wulandari - LouisChandra - Mario Prayitno iii. LOAN COMMITTEE The main responsibility of this committee is to assess and analyze all banks’ loan portfolio, which includes active and non-performing loan accounts. The meeting will be held weekly and attended by members specifically approved by Head Office. The current members are: - Chalit Tayjasanant - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono - Teddy R Mulyadi - Anwar Munaf - Novita Wulandari - Lily D. Eman - Mario Prayitno iiii. RISK MANAGEMENT COMMITTE The Committee is responsible to monitor the implementation of risk management strategy, composite risk position for each type and functional activity and periodically review on risk management procedure. The meeting will be held monthly basis or as often as required. The current members are: - Arton Taweechotipatr - Joko Chahjono