Annual Report 2009

(1)


(2)

RINGKASAN KEUANGAN BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Financial Highlights

Unit dalam jutaan Rupiah

(Unit

in million Rupiah)

Pertumbuhan pada Akhir Periode Tahun

Progress at Year-End

2009

2008

% change

Total Aktiva

Total Assets

4.310.410

4.781.947

-9,86

Giro pada Bank

Demand Deposits with Banks

100.234

7.950

+1.160,81

Kredit yang diberikan

Credits granted

2.955.003

3.882.262

-23,88

Aktiva Tetap dan Inventaris – net

Premises and Equipment

5.695

6.722

-15,28

Aktiva Produktif

Productive Assets

4.390.913

4.559.683

-3,70

Dana Pihak Ketiga

Third Party Fund

942.750

1.209.143

-22,03

Simpanan

Deposits

640.480

613.838

+4,34

Pinjaman yang diterima

Loans received

2.109.674

2.398.000

-12,02

Dana dari Kantor Pusat

Head Office Account

1.033.450

981.351

+5,31

Pertumbuhan untuk Tahun

Progress for the year

Pendapatan Operational

Operational Revenue

333.830

315.866

+5,69

Beban Operational

Operational Expenses

164.721

233.963

-29,60

Laba Operasi

Operating Profit

169.109

81.904

+106,47

Pajak Penghasilan

Income Tax

89.804

3.110

+2787,59

Laba (Rugi) Bersih

Net Profit (Loss)

93.890

59.033

+59,05

Laba Bersih per Saham

Earning per share


(3)

Rasio Keuangan

Financial Ratios

PermodalanCapitalization

31 Dec 2009

(%)

31 Dec 2008

(%)

% change

Kewajiban Modal Minimum

Capital Adequacy Ratio (CAR)

55,67

47,80

+7,87

Aktiva Tetap terhadap Modal

Fixed Assets to Capital

2,06

1,08

+0,98

Aktiva Produktif

Productive Assets

Aktiva Produktif Bermasalah

Troubled Productive Assets

7,02

6,73

+0,29

Kredit Bermasalah

NPL

1,96

2,74

-0,78

PPAP terhadap Aktiva Produktif

Reserves to Productive Assets

5,08

5,97

-0,89

Pemenuhan PPAP

Reserves Adequacy

120,72

110,19

+10.53

Rentabilitas

Profitability

Tingkat Pengembalian Aktiva

Return on Assets

3,93

2,05

+1,88

Tingkat Pengembalian Modal

Return on Equity

4,49

4,36

+0,13

Pendapatan Bunga Bersih

Net Interest Margin

5,20

3,96

+1,24

Beban Operasional Pendapatan Operasional

Operational Expense to Operational Income

31,37

55,17

-23,80

Kredit terhadap Deposito Rasio

Loan to Deposit Ratio


(4)

Kepatuhan

Compliance

31 Dec 2009

(%)

31 Dec 2008

(%)

% change

Persentase Pelanggaran BMPK

Percentage of LLL Violation

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

Persentase Pelampauan BMPK

Percentage of exceeding LLL

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

GWM Rupiah

Minimum Current Account Requirements Rupiah

6,15

5,73

0,42

Posisi Devisa Netto (PDN)

0,09

0,20

-0,11


(5)

PROFIL PERUSAHAAN

Corporate Profile

Bangkok Bank yang didirikan pada tahun 1944 di Bangkok, Thailand adalah bank komersial terbesar di Thailand dan salah satu dari yang terbesar di Asia Tenggara dengan total aktiva pada akhir 2009 sebesar THB 1,771,931,616,408.

Adapun struktur kepemilikan 10 (sepuluh) pemegang saham terbesar Bangkok Bank Public Company Limited per tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:

- Thai NVDR Company Limited 24.50% - State Street Bank & Trust Co 4.50% - Thailand Securities Depository Co. Ltd. 3.53% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 2.81% - State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2.26% - UOB Kay Hian (HK Limited)–Client Account 1.94% - Bangkok Insurance PCL 1.86% - Bank of New York (nominees) Ltd. 1.82% - Nortrust Nominees Ltd. 1.77% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 1.72% Sampai akhir tahun 2009 Bangkok Bank telah memiliki lebih dari 500 kantor cabang di Thailand dan cabang luar negeri dan jaringan kantor yang tersebar di : Cina, Hongkong, Jepang, Laos, Filipina, Singapura, Taiwan, Inggris, Birma, Amerika Serikat, Vietnam, Myanmar, Malaysia dan Indonesia.

Bangkok Bank PCL Cabang Jakarta, berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, beroperasi dengan ijin usaha dari Menteri Keuangan Indonesia No. D.15.6.1.4.39 tanggal 21 Juni 1968, serta mendapat izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa pada tanggal 22 Juni 1968 dengan Surat Keputusan dari Direksi Bank Negara Indonesia No.4/12/KEP.DIR. Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank Di tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis proses yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis.

Bangkok Bank, founded in year 1944 in Bangkok- Thailand, is the largest commercial bank in Thailand and also one of the largest bank in South East Asia, with total assets at the end of 2009 THB 1,771,931,616,408

Top 10 (ten) shareholders of Bangkok Bank Public Company Limited, Thailand. As of December 31, 2008 are as follows:

- Thai NVDR Company Limited 24.50% - State Street Bank & Trust Co 4.50% - Thailand Securities Depository Co. Ltd. 3.53% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 2.81% - State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2.26% - UOB Kay Hian (HK Limited)–Client Account 1.94% - Bangkok Insurance PCL 1.86% - Bank of New York (nominees) Ltd. 1.82% - Nortrust Nominees Ltd. 1.77% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 1.72% At the end of 2009, Bangkok Bank has more than 500 branches in Thailand and extensive overseas branches and office network in the following countries: People’s Republic of China, Hongkong, Japan, Laos People’s Democratic Republic, Republic of Philippines, Republic of Singapore, Taiwan, United Kingdom, Union of Myamar, United States of America, The Socialist Republic of Vietnam, Malaysia and Indonesia.

Bangkok Bank PCL Jakarta Branch, located at Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, operated under license from Finance Minister of Republic Indonesia No. D. 15.6.1.4.39 dated June 21, 1968 as a branch from Bangkok Bank PCL in Thailand. Received the license to operate as foreign bank on June 22, 1968 with the decree from Bank Indonesia no. 4/12/KEP.DIR. The bank has continuously increased its total assets and loans, and improved the management of non-performing loans, of revenue, of costs efficiency and the bank will create policies that are alligned with its strategic plan.

In the coming year, bank will continue to improve the efficient business process and organizational model to ensure that all parts of the organization are working together efficiently in harmony.


(6)

LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANGKOK BANK CABANG JAKARTA TAHUN 2009

1. Ruang Lingkup Tata Kelola Perushaan (GCG)

Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Bank telah mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Komite Manajemen dalam pedoman Komite Manajemen bank. Seluruh aturan internal lainnya yang ditetapkan didasarkan dengan peraturan yang berlaku dan mengacu pada pinsip-prinsip GCG.

Dalam menjalankan bisnisnya, Bangkok Bank Cabang Jakarta menjalankan Prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar agar dapat mempertahankan pertumbuhannya. Bank juga telah menyebarkan kebijakan tersebut kepada tim manajemen, eksekutif, dan staf sebagai informasi dan ketaatan akan peraturan. Bank juga telah menugaskan setiap supervisor di semua tingkat untuk menjadi contoh yang baik dan mendorong agar kebijakan yang dibuat tersebut dipatuhi. Dalam proses pengawasan operasional secara internal, Bank telah membentuk Unit Kepatuhan agar sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia dan Bank Indonesia.

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Bangkok Bank dibagi menjadi 8 aspek sebagai berikut:

1.1 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi.

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Bangkok Bank, Thailand, oleh karena itu Dewan Komisaris bertempat di Kantor Pusat Thailand. Dewan Komisaris bertangggung jawab dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dan mengawasi kebijakan dan arah bisnis bank.

Dalam hubungannya dengan Bangkok Bank kantor cabang Jakarta, International Banking Group (IBG) yang berlokasi di Kantor Pusat Bangkok, menjalankan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Laporan fungsi pengawasan dari IBG tersebut untuk melihat fungsi Dewan Komisaris dalam mengevaluasi kinerja manajemen kantor cabang Jakarta secara triwulanan

REPORT ON BANGKOK BANK JAKARTA BRANCH ACTIONS IN COMPLIANCE WITH THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE FOR 2009.

1. Scope of Good Corporate Governance (GCG)

As guidance for Good Corporate Governance’s implementation, Bank has already described role and responsibilities of Manangement Committee in the Management Committee guidelines. All other internal regulations are based on the operative regulation and referring to GCG principles.

The Bank, therefore conducts its business in-line with the principles of Good Corporate Governance, which form a basis for sustainable growth. The bank has disseminated the policy to its management team, executives and staff for their knowledge and observance and has also assigned supervisors at all level to encourage good example as well as compliance with the policy.

The bank has established a Compliance Unit to oversee its internal operations to be in compliance with the regulation of the local authorities and Bank Indonesia.

There are 8 (eight) Good Corporate Governance aspects which reflect the implementation of bank’s Good Corporate Governance as follows:

1.1 Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners and Board of Directors.

Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank, Thailand, therefore Board of Commissioners are domiciled at Bangkok Head Office, Thailand. This Board of Commissioners assumes responsibility for the implementation of Good Corporate Governance and oversees the business policy and direction of the bank.

For Bangkok Bank, Jakarta branch in this matter, the International Banking Group (IBG) domiciled at Bangkok, Head Office, is closely conducting the oversight role function of Board of Commissioners. Oversight function report from International Banking Group in regard to Board of Commissioners function for evaluating performance of Jakarta branch management on quarterly basis.


(7)

Sementara itu, Direksi atau Komite Manajemen Bangkok Bank Jakarta yang dipimpin oleh General Manager dan wakilnya sebagai perwakilan dari Direksi Kantor Pusat. Komite Manajemen bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanaan sasaran strategis dan keuangan dari Bank dan juga mengkaji ulang serta mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan operational bank.

Komite Manajemen Cabang juga bertanggung jawab untuk mengawasi:

a.Audit Internal dan Unit Control untuk memastikan pelaksanaan fungsi internal audit dan mengambil tindakan berdasarkan pada temuan-temuan dari audit internal.

b.Fungsi Unit Manajemen Risiko adalah untuk pertanggungjawaban dalam rangka pengembangan, pengukuran dan pemeliharaan kerangka kerja manajemen risiko.

c.Unit Kepatuhan untuk mengawasi penerapan praktek good corporate governance dan memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.

Komite Manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta terdiri dari:

• Ketua Komite : General Manajer

• Wakil Ketua Komite : Wakil General Manajer

• Anggota: Kepala Unit Operasional Kepala Unit Treasury

Kepala Unit Kredit and Markrting Kepala Unit Internal Audit dan Kontrol

Kepala Unit Kepatuhan Kepala Unit Manajemen Risiko Kepala Unit Support dan Servis Komite Manajemen mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam sebulan dan hasil rapat didokumentasikan dengan baik, begitu juga dengan notulen pertemuan tersebut dikirimkan ke International Banking Group (IBG) Kantor Pusat, Bangkok.

1.2. Struktur, Keanggotaan, Tugas dan

Tanggung Jawab Komite

Di Kantor Pusat Bangkok Bank, Thailand, komite-komite tersebut telah diatur untuk memonitor dan mengawasi operasional bank dan melaporkan kemajuan yang terjadi ke Non-Executive Direksi secara periodik. Komite-komite ini terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risk Monitoring, dan Komite Manajemen.

Sementara itu Bangkok Bank Kantor

Meanwhile, Board of Director or called Management Committee of Bangkok Bank Jakarta who is chaired by General Manager and Deputy General Manager as Vice-Chairman represents the Board of Directors. The Management Committee is responsible for the formulation and execution of strategies and financial objectives of the bank as well as reviewing and discussing matters related to banking operation.

The Branch management is also responsible for supervising:

a. Internal Audit and Control Unit for ensuring the execution of internal audit function and taking action based on regular internal audit findings. b. Risk Management Unit function is to take

overall accountability for the development, measurement and maintenance of the bank’s risk management framework.

c. Compliance Unit for overseeing the implementation of good corporate governance practices and ensuring bank’s compliance with the prevailing laws and regulations.

The Management Committee of Bangkok Bank Jakarta Branch is comprised as follows:

• Chairman : General Manager

• Vice-chairman : Deputy General Manager

• Members : Head of Operations Head of Treasury

Head of Credit and Marketing Head of Internal Audit and Control Head of Compliance

Head of Risk Management Head of Support and Services

The Management Committee is conducting a minimum monthly meeting and the minutes of meeting is properly documented as well as forwarded a copy of minutes to International Banking Group (IBG) Head Office, Bangkok.

1.2 Structures, Membership, Duties and

Responsibilities of the Committees.

In Bangkok Bank- Head Office, Thailand, the committees have been set up to closely monitor and oversee the bank’s operation and report the progress to the Non- Executive Board of Directors on a regular basis. These committees include the Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, Risk Monitoring Committee and Management Committee.


(8)

Cabang Jakarta, sebagai kantor cabang bank asing tidak diharuskan untuk membentuk komite tersebut sejak Dewan Direksi di Kantor Pusat telah membentuknya.

Bagaimanapun di kantor pusat fungsi dari tiap komite-komite tersebut telah diterapkan dengan baik dan dibawah kontrol International Banking Group (IBG) untuk mengawasi kinerja manajemen dari kantor cabang Jakarta. Dan laporan fungsi pengawasan dari International Banking Group (IBG) diterapkan setiap triwulanan.

Fungsi dari masing-masing komite itu dapat dideskripsikan sebagai berikut:

• Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam proses audit laporan keuangan, internal control dan audit, dan pemilihan dan penunjukkan eksternal audit bank.

• Komite Risk Monitoring bertugas untuk mengawasi dan memastikan profil manajemen risiko bank apakah sudah cukup memadai, sistematis, efisien, efektif dan memaksimalkan nilai terhadap kinerja bank, dan juga apakah sudah sejalan dengan rencana strategis bank dan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.

• Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas untuk memilih dan menunjuk orang yang tepat untuk posisi pekerjaan yang ditentukan dan juga untuk mengevaluasi kinerja secara individu, dan kebijakan penggajian dan paket benefit yang diterima oleh level eksekutif dan staffnya.

Kinerja semua komite diatas telah diterapkan dengan baik di Kantor Pusat.

Sedangkan penerapan strategi dan rencana bisnis Bangkok Bank Jakarta diatur oleh komite sebagai berikut:

a. Komite Manajemen

Untuk memastikan efisiensi kinerja bank yang mencakup penelahaan secara periodik, pengarahan operasional bank, kebijakan, strategi, Asset and Liability Management (ALMA) dan juga masalah kepegawaian serta bagian umum yang akan dibicarakan di dalam komite. Pertemuan secara rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.

b. Komite Kredit

Komite ini bertanggung jawab untuk mengakses dan mempertimbangkan semua portfolio bank, yang tercakup di dalamnya

foreign branch office in this regard does not have to form such committees since Board of Directors at Head Office has established them.

However, the functions of such committees have properly implemented in Head Office and it has been done under International Banking Group (IBG) to oversee the Jakarta’s branch management performance in respective committee function. The oversight function report from International Banking Group (IBG) has been implemented by Jakarta branch on quarterly basis.

The function of each committee can be described as follows:

• The objectives of the Audit Committee are to assist the Board of Commissioners with regard to process audit of financial reports, internal control and internal audit and to select and appoint the bank’s external auditors.

• The objective of Risk Monitoring Committee is to oversee and ensure that bank’s management risk profile is adequate, systematic, efficient, and effective and maximizes value to the bank and is also to be in-line with the bank’s strategic plan and overall risk management policy.

• The objective of Nomination and Remuneration Committee is to select and nominate suitable persons for appointment job position as well as to evaluate individual performance and policy of remuneration or benefit package for executive level and its staffs.

All performance of committees above has already been properly implemented in Head Office. However, in implementing the strategic and business plan of the bank, Bangkok Bank Jakarta is managed under following committees:

a. Management Committee

To ensure proper and efficient running of the entire operation covering the periodical review and directions of bank operation, policy, and strategy, Asset and Liability Management (ALMA) as well as personnel and general affairs matters.

The routine meetings are held on monthly basis.

b. Loan Committee

This committee is responsible to assess and consider all banks’ portfolio, which include active and non-performing loan accounts.


(9)

nasabah kredit lancar maupun pinjaman kredit bermasalah.

Komite kredit akan bertemu secara periodik untuk menelaah dan mendiskusikan aktivitas dari aplikasi kredit yang masuk, suku bunga kredit, dan strategi marketingnya.

Fungsi dari Komite Kredit adalah bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak, merekomendasi aplikasi kredit berdasarkan kewenangan kantor cabang. Pertemuan rutin Komite kredit diadakan setiap 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Komite Manajemen Risiko

Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi penerapan kerangka kerja dan strategi majemen risiko, komposisi risiko dari setiap tipe risiko itu dan juga memeriksa secara periodik prosedur dari manajemen risiko.

Bangkok Bank Jakarta menggunakan peringkat kredit yang handal sebelum menyetujui semua kredit baru ataupun perpanjangan fasilitas kredit. Penilaian ini menjadi alat yang penting bagi manajemen risiko kredit dan digunakan sebagai standar underwritting dan juga panduan penetapan harga. Pertemuan rutin setiap 1 bulan sekali.

1.3. Kinerja dari Departemen Kepatuhan

Unit Kepatuhan dibentuk untuk membantu manajemen dalam pengawasan internal operasional dan juga kepatuhan pada peraturan dari otoritas lokal.

Unit kepatuhan bertangung jawab dalam mengkoordinasi unit operasional dan mengumpulkan informasi guna tersedianya informasi dalam pengkinian panduan kerja. Unit kepatuhan harus bekerja secara independen dan berdampingan dengan manajemen dan staf di berbagai bisnis unit. Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundangan yang berlaku telah disosialisasikan kepada unit terkait dan dibahas dalam rapat Komite Manajemen terutama yang memiliki akibat terhadap kegiatan operasional bisnis dan strategi bank. Memastikan komitmen bank yang dibuat kepada Bank Indonesia telah dipenuhi secara tepat waktu. Unit Kerja Khusus/UKK juga mengkontrol pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan aktifitas anti pencucian uang (Anti Money Laundering) sesuai dengan

The Loan Committee will meet periodically to review and discuss the following activities of loan application, loan pricing and marketing strategies.

The Loan Committee responsibility and function is to approve or reject, recommend or decline credit application according to branch authorization.

The routine meetings are held in every two weeks or more often to match with the requirement.

c. Risk Management Committee

This committee is responsible to monitor the implementation of risk management framework and strategy, composition of risk for each type of risks as well as periodically review on risk management procedure. Bangkok Bank Jakarta requires a valid credit rating prior approval of any new or renewed credit facility. Rating is one of the most important tools of credit risk management and used in the underwriting standards as well as in pricing guidelines.

The routine meetings are held once a month.

1.3 Performance of Compliance functions

Compliance unit has been established to assist the management in overseeing its internal operation so as to be in compliance with the regulation of authorities.

The compliance unit has the responsibility in coordinating with operation units and colleting the information for the availability and updating of work guidelines.

The compliance function shall have independence and work closely with management and staff in various business units.

BI regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and also been discussed in the Management Committee meeting, especially for regulations which have significant impact to the operations, business and strategy of the bank.

Ensuring the bank’s commitments made to Bank Indonesia has been rectified in timely manner.

Special Working Unit (UKK) is also in control of Know Your Customer and


(10)

Anti-ketentuan yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan pemahaman atas penerapan KYC dan AML, Satuan Kerja Kepatuhan akan terus melakukan sosialisasi kepada unit bisnis terkait guna meyakini efektifitas tugasnya.

1.4 Kinerja Internal Audit dan Eksternal Audit

Internal audit bank (SKAI) telah menyusun rencana audit operasional dan setiap tahun memeriksa semua unit bisnis berdasarkan jadwal rencana auditnya.

Untuk tahun 2009, SKAI telah melakukan fungsi kerjanya dengan independen dan objektif.

Pada saat melakukan fungsi kerjanya, SKAI telah mengevaluasi efisiensi dan keefektifan internal kontrol bank dan kepatuhan pada perundangan-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.

Semua hasil temuan audit telah dilaporkan ke manajemen kantor cabang dan divisi internal audit kontrol Kantor Pusat dan informasi rekomendasi audit akan disebarkan ke unit bisnis yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya.

Internal Audit (SKAI) juga mengawasi dan mengikuti kemajuan perkembangan dan perbaikan yang dibuat oleh unit bisnis yang terlibat.

Internal Audit (SKAI) juga akan melakukan pemeriksaan tahunan mengenai kecukupan keamanan audit dan pengawasan internal dari BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) apakah telah mematuhi peraturan yang berlaku.

Setiap 3 tahun, Audit Eksternal Independen ditunjuk untuk memeriksa keefektifan kinerja dari SKAI. Pemeriksaan terakhir yaitu pada bulan Mei 2008 dengan hasil yang cukup memadai.

Sementara itu, untuk laporan eksternal audit tahunan dan persiapan laporan tahunan, bank telah menunjuk akuntan publik independen yang terdaftar dalam list Bank Indonesia yang bisa melakukan audit.

Penetapan kerja audit dari akuntan publik meliputi kapasitas dari kantor akuntan publik, bidang kerja audit, dan profesionalisme pemeriksa.

Penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan kantor cabang untuk tahun 2008 telah disetujui oleh Komite Audit Kantor Pusat.

Untuk tahun buku 2009, Akuntan Publik

Money Laundering implementation pursuant to regulation. In the effort to better understanding for implementation of KYC/ and AML, the compliance unit would continuously perform socialization to relevant business unit ensuring effectiveness of duty.

1.4 Performance of Internal Audit and

External audit

Banks’ Internal audit (SKAI) has already arranged the operational audit plan and has annually reviewed to all business units according to its audit-planning schedule. For year 2009, the bank’s SKAI has performed its function independently and objectively.

In performing its audit function, SKAI has conducted and evaluated toward the efficiency and effectiveness of the bank’s internal control and compliance to the prevailing laws and Bank Indonesia regulations.

All audit findings have been reported to branch management and internal audit control and division – Head Office and disseminate its audit recommendation to thebusiness unit concerned for further action to be taken. Internal audit (SKAI) has also monitored and followed up the progress development and improvement made by business units involved.

Internal audit (SKAI) has also performed annual review on the adequacy of security audit and internal review for BI-RTGS and National Clearing System (SKNBI) in order to be in compliance with the regulation.

Every 3 ( three ) years, an Independent External Reviewer/Auditor is appointed to review the effectiveness of SKAI work performance. The last review was in May 2008 with satisfactory result.

Meanwhile, for annual external audit performance and preparing financial report, bank has appointed independent public accountant that registered under Bank Indonesia’s approved list to conduct an audit. The assignment of audit work to public accountant covers the capacity of the assigned public accountant firm, scope of audit work and professionalism of the auditor.

The appointment of public accountant to conduct the audit of branch financial report for year 2009 has been approved by Head Office-Audit Committee.

For the year 2009, the Public Accountant Purwantono, Sarwoko & Sanjaya under


(11)

Purwantono, Sarwoko & Sanjaya yang merupakan anggota Ernst & Young telah ditunjuk untuk melakukan audit keuangan bank.

1.5. Kinerja Manajemen Risiko dan Fungsi Internal Kontrol.

Fungsi Manajemen Risiko bank mempunyai tanggung jawab untuk berbagai macam aspek risiko mencakup kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal, strategi, reputasi, dan risiko kepatuhan dari bank.

Secara umum, manajemen kantor cabang telah aktif memonitor dan mengawasi kebijakan dan prosedur serta pengaturan limit untuk setiap jenis risiko guna memelihara kondisi manajemen risiko internal bank yang baik. Unit Manajemen Risiko secara periodik memberikan laporan profil risiko bank setiap 3 bulan sekali dalam rangka menganalisa dan mengatur kecukupan dari setiap risiko. Laporan tiga bulanan profil risiko bank telah diajukan ke Bank Indonesia secara tepat waktu.

Unit Manajemen Risiko juga telah mengadopsi model perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan model Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga sehubungan dengan risiko pasar. Unit Manajemen Risiko juga telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko liquidity dan risiko foreign exchange dan disamping itu juga memonitor posisi harian dan limit-limit serta membuat laporan bulanan analisa kredit portfolio.

1.6 Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit kepada Pihak-Terkait dan Grup Debitur Besar.

Bank tidak diperbolehkan masuk ke dalam suatu kondisi atau perjanjian dimana bank diharuskan memberikan dana yang melanggar BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit) yaitu batas pemberian fasilitas kredit.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia pemberian kredit kepada pihak-terkait dan atau kelompok debitur besar masing-masing tidak boleh melebihi 10% dan 25% dari modal bank. Tidak ada pelanggaran BMPK kepada kelompok debitur besar dan pihak-terkait. Semua keputusan pemberian kredit harus

member of Ernst & Young has been appointed to conduct financial audit of the bank.

1.5 Performance of Risk Management and

Internal Control Function.

The risk management function of the bank has responsibility for various risk aspects covering of credit, market, liquidity, and operational, legal, strategic, reputation and compliance risks of the bank.

In general, branch management has actively monitored and supervised the policy and procedure as well as limit arrangement type of each risk in order to maintain the soundness of bank internal risk management condition.

Risk management unit has periodically provided the bank’s risk profile reports on quarterly basis for analyzing and managing the adequacy of each risk.

This quarterly bank’s risk profile has been timely submitted to Bank Indonesia.

Risk management unit has adopted the Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) models from Hong Kong regional office for monitoring interest rate risk relating to market risk. RMU has also performed stress stesting for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk and besides monitoring daily position and limit as well as providing monthly portfolio credit analysis.

1.6 Prudential principles in fund provision to Related-parties and in Large-exposures.

The bank is prohibited to enter into condition or agreement that obligate bank to provide fund, which will violate the LLL (Legal Lending Limit)

Fund provision to Related- party and /or in Large- exposures are in accordance with Bank Indonesia regulation, which the Legal Lending Limit for related-party and in large exposure not exceed 10 % and 25 %, respectively of the bank capital. There was no breach on the Legal Lending Limit for large


(12)

disetujui oleh komite kredit yang para anggotanya akan memeriksa dan memberi komentar atas masalah yang ada di aplikasi kredit.

Bank telah mengkinikan internal limit guna memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Selama penilaian aplikasi kredit, account officer harus memeriksa latar belakang profil perusahaan dan manajemennya, dan juga informasi yang relevan menurut faktor-faktor yang diperhitungkan mengenai pihak-terkait dan grup debitur.

Per tanggal 31 Desember 2009, saldo pemberian kredit (dalam jutaan rupiah): a.Pihak-terkait : Rp. Nihil b.Debitur Inti:

- Individual Rp.1.474.856 - Grup Rp. 594.043

1.7 Rencana Strategi Bisnis Bank

Rencana bisnis bank disiapkan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan prinsip kehati-hatian bank. Untuk faktor internal, pada saat rencana bisnis dibuat melibatkan semua unit bisnis terkait sehingga akan sejalan dengan rencana kerja dari setiap unit bisnis terkait.

Sedangkan faktor eksternal, indikator ekonomi mikro dan makro akan secara ketat dimonitor seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga indikasi dari Bank Indonesia. Pada saat menyiapkan rencana bisnis, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta memfokuskan hubungan ke sektor nasabah korporasi. Bank akan terus terlibat dalam pembiayaan pabrikasi yang menciptakan lapangan kerja dan kepatuhan terhadap ramah lingkungan. Investasi komoditi dalam mempromosikan sektor agro bisnis seperti kakao, kelapa sawit, gula merupakan juga hal yang mendapat prioritas. Juga akan mempertimbangkan service terkait bisnis minyak dan gas. Kami menawarkan strategi bersaing yang mencakup di dalamnya peningkatan pelayanan kepada nasabah, proses dan sistem operasi serta target dari unit bisnis kami.

Setiap kwartal, komite manajemen akan mengkaji ulang antara realisasi bisnis dibandingkan dengan rencana bisnis bank guna terus memonitor masalah yang ada yang akan menimbulkan penyimpangan yang signifikan, untuk kemudian dicari

exposures and Related- party.

Any credit decision made must be approved by Loan committee meeting and member of Loan committee will review and comment on the credit application on certain issues. Bank has updated the internal limit for monitoring the LLL impelemtation.

During the credit application assessment, account officer must check on the back- ground of the company profile and management, as well as relevant information according to factors counted as related party and or group borrower.

As of December 31, 2009 the outstanding balance of ( in million of Rupiah):

a. Related- party Rp. None b. Core debtor :

- Individual Rp 1,474,856 - Group Rp 594,043

1.7 Bank’s strategic business plan

Bank business plan is prepared by considering internal and external factors as well as prudent banking principles. For internal factor, in making business plan projected that involving all units concerned, so it will be running in-line with working plan of each unit involved. For external factor, the micro and macro economic indicators will be closely monitored such as inflation, foreign exchange and Bank Indonesia indicative rates.

In preparing the business plan, Bangkok Bank, Jakarta branch focuses on relationship with corporate customers sectors. The bank will continue involving in manufacturing that creates employment and complying to the environment. Commodities investment in promoting agricultural sectors such as cocoa, oil palm, sugar is given priority. The oil and gas services related business and chemicals would also be considered. We offered our competitive strategy that includes improving our customer service, process and operational system as well as performance target for our business units.

On quarterly basis, management committee will review the actual realization or achievement and comparing to the bank business plan target in order to monitor the problems occurs that will cause any big deviation and then to solve and improve the performance.

Therefore, bank business plan is to provide financial support to the prospective


(13)

penyelesaian dan perbaikannya.

Oleh karena itu, rencana bisnis bank disediakan untuk memberikan dukungan keuangan kepada proyek debitur potensial yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia serta mempertahankan stabilitas jangka panjang bank serta pertumbuhan ROA dan ROE.

1.8 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non- Keuangan

Bank telah menyiapkan dan memenuhi semua laporan sesuai prosedur seperti yang ditetapkan di dalam peraturan Bank Indonesia.

Bank menyadari pentingnya

mengkontribusikan informasi ke masyarakat, pemegang saham, dan komunitas. Untuk masalah ini, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta percaya bahwa laporan ke pemegang saham seperti disebutkan diatas akan meningkatkan nilai organisasi kantor cabang dan akan mempertahankan kestabilan kondisi keuangan.

Bank juga menerbitkan informasi keuangan di surat kabar lokal dan laporan tahunan bank. Sementara untuk informasi non-keuangan seperti informasi produk bank, informasi mediasi bank, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diumumkan di lobi kantor bank.

Saat ini, bank tidak mempunyai website sendiri namun nantinya akan menggunakan koneksi komunikasi dari homepage atau

website Kantor Pusat

(www.bangkokbank.com) untuk menyediakan informasi secara elektronik ke publik.

2 Informasi Kepemilikan Saham dalam

Hubungannya dengan Dewan Komisaris dan Direksi

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang dilaporkan dan juga tidak ada hubungan keuangan dan keluarga diantara anggota manajemen dengan pemegang saham bank.

borrower’s project that is in compliant to Bank Indonesia and maintaining bank’s long-term stability and growth in return on assets and equity.

1.8 Financial and Non-financial conditions transparency.

Bank has prepared and complied with all reports requirement with procedures and coverage as stated in Bank Indonesia regulation.

The bank realizes the importance of contributing information to public, stakeholder and community. In this regard Bangkok Bank Jakarta branch believes that its treatment of stakeholders in the previously mentioned ways will help increase the value of the branch organization and will sustain its stable financial condition.

Bank has also quarterly published financial information in local newspaper and bank’s annual report. While, for non- financial information such as banking product information, banking mediation information and Deposit Fund Guarantee (LPS) have been announced in the bank’s banking hall. Starting Q1- 2010 report, bank shall provide website alone by using the linkage communication with Bangkok Bank Head

Office homepage/website

(www.bangkokbank.com) in order to allow public to electronically access the Bank’s financial and non- financial information.

2. Shares ownership information in relation to Board of Commissioners and Board of Directors

Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank – Head Office, Thailand, therefore, there was no shares ownership information of the bank to be declared and also there were no financial and family relationship among management members with bank’s controlling shareholders.


(14)

3 Paket Remunerasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi

Paket Remunerasi untuk Pimpinan Bangkok Bank dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Paket Remunerasi seperti gaji, bonus dan tunjangan rutin dan fasilitas lain berkisar antara Rp 4.412.773.070 per tahun untuk 4 orang.

b. Fasilitas lain dalam bentuk tunjangan seperti rumah, transport, dan asuransi kesehatan sebagai berikut:

- yang akan dimiliki : Rp. Nihil

- yang akan dipakai tapi tidak dimiliki: Rp 701.875.588 per tahun untuk 2 orang (General Manager dan Wakil General Manager).

- Fasilitas Asuransi Kesehatan untuk manajemen lokal adalah Rp 20.242.700. Total paket remunerasi selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Jumlah Jumlah

Direksi/Man

Jumlah Komisaris

> Rp 2 milyar Nihil Nihil

Rp 1 s/d 2 milyar 2 Nihil

Rp 500jt s/d 1 milyar

1 Nihil

< Rp 500 juta 1 Nihil

c. Shares dan Option

Karena merupakan kantor cabang dari bank asing maka tidak ada kepemilikan saham dan option yang diberikan dan dilakukan oleh manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta.

d. Salary Ratio

• Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah = 14 : 1

• Rasio gaji direksi tertinggi dan terendah = 5 : 1

• Rasio gaji komisaris tertinggi dan terendah = Nihil

• Rasio gaji Direksi dan karyawan teringgi = 3 : 1

e. Pertemuan Dewan Komisaris

Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta.

f. Penyimpangan Internal

Bank tidak memiliki penyimpangan internal

3. Remuneration package of Board of

Commissioners and Board of Directors

Remuneration package for Bangkok Bank Jakarta’s Pimpinan /branch management can be described as follows:

a. Remuneration package such as salary, bonus, routine allowance and other facility non benefit in-kind are Rp 4,412,773,070 per year for 4 persons

b. Other facilities in form of benefit in-kind such as housing, transportation and health insurance that:

- Will be owned: Rp None

- Will be used and not owned: Rp 701,875,588 per year for 2 persons (General Manager and Deputy General Manager).

- Health Insurance facility for local management are Rp 20,242,700.

Total remuneration package during year 2009 as follows:

Jumlah Jumlah

Direksi/Man

Jumlah Komisaris

> Rp 2 Billion None None

Rp 1 to 2 Billion 2 None

Rp 500 Million to 1 Billion

1 None

< Rp 500 Billion 1 None

c. Shares and Option

Due to as a foreign branch office, there was no Shares owned and Option have been given and executed by Bangkok Bank Jakarta’s branch management.

d. Salary ratio

• The highest and the lowest of employee salary ratio = 14 : 1

• The highest and the lowest of Director salary ratio = 5 : 1

• The highest and the lowest of Commissioner salary ratio = None

• The highest salary of Director and Employee ratio = 3 : 1

e. Board of Commissioners meetings

Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office.

f. Internal Fraud


(15)

selama tahun 2009 dan 2008. Bank selalu mengusahakan upaya untuk memastikan perhatian penuh dalam asas kehati-hatian (prudential banking).

g. Permasahan Kasus Hukum

Selama tahun 2009 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 (satu) kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan.

h. Transaksi yang menyebabkan Benturan

Kepentingan

Selama tahun 2009, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami.

Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk transaksi yang berhubungan keterlibatan manajemen. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas.

i. Pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi

Selama tahun 2009, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi.

j. Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan Sosial

Selama 2009, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial melebihi Rp 25 juta dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik.

II. Penilaian Good Corporate Governance Bank

Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya setiap tahun. Hasil penilaian good corporate governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan good corporate governance.

Hasil penilaian bank didasarkan pada prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan keadilan.

Di bawah ini merupakan ringkasan perhitungan komposit dari penilaian good corporate governance Bank :

• Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena merupakan kantor cabang dari bank asing, dimana fungsi pengawasan untuk

The Bank has always exerted effort ensuring full attention to prudential banking.

g. Legal matters

During 2009 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 (one) outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case.

h. Transaction that pose conflict of interest

During 2009, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch. Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved.

Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task.

i. Buy back shares and buy back bonds

During 2009, the bank does not have any transaction for buy back shares and buy back bonds.

j. Fund provision to social and political activities.

During 2009, the bank does not have provided fund provision to social activity that exceed of Rp 25 million and there was also no donation to political activity.

II. Good Corporate Governance Self – assessment

Good Corporate Governance self-assessment has been periodically reviewed and assessed at least once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This self-assessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which consist of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness at the bank.

Below is the summary of composite score calculation of good corporate governance self-assessment:

• Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners with rating of 2 and score 0.200, because as a foreign bank branch office, oversight role and function of Jakarta


(16)

Kantor Cabang Jakarta telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan fungsi pengawasan untuk fungsi Dewan Komisaris telah diserahkan ke Kantor Cabang Jakarta lewat IBG.

• Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Direksi dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.400, karena merupakan kantor cabang dari bank asing dimana manajemen kantor cabang Jakarta dianggap menggantikan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Direksi sedangkan tugas dari manajemen kantor cabang sendiri adalah menyelenggarakan dan menyetujui aktivitas operasional bisnis sehari-hari termasuk di dalamnya strategi bank. Bagaimanapun, pengawasan manajemen perlu ditingkatkan dalam hal pengembangan database untuk profil nasabah dan kontrol atas risiko kredit.

• Komite-komite dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, hal ini karena merupakan kantor cabang dari bank asing, yang tugas dan fungsi pengawasan dari Komite-komite telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan pengawasannya telah dikirimkan ke Kantor Cabang Jakarta.

• Fungsi Kepatuhan dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, hal ini karena semua peraturan Bank Indonesia dan perundangan yang berlaku telah disosialisasikan kepada unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampak terhadap kegiatan opersional, bisnis dan strategi bank. Fungsi kepatuhan telah dilaksanakan melalui pengecekan kepatuhan secara berkala dan Unit Kepatuhan juga telah membantu manajemen dalam mengawasi intenal kontrol dari operasional.

• Fungsi Audit Internal (SKAI) dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, karena pelaksanaan fungsi SKAI cukup objektif dan independen dengan hasil yang cukup memadai. Hasil temuan audit telah ditindak lanjuti dan telah dilakukan pembetulan oleh bisnis unit terkait. Kinerja audit didasarkan pada pendekatan risiko dan dibuat menurut jadwal rencana audit. Selanjutnya, internal audit selalu merekomendasikan penunjukan untuk penugasan audit eksternal.

• Fungsi Audit Eksternal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, karena fungsi eksternal audit dipertimbangkan cukup kompeten dan penunjukkan eksternal audit telah mendapat persetujuan oleh Komite Audit-Kantor Pusat melalui rekomendasi dari Unit Internal auditl

branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and every quarter the oversight role and function performance of Board of Commissioners has already submitted to Jakarta branch through IBG.

• Performance of duties and responsibilities of Board of Directors with rating of 2 and score 0.400, because as a foreign bank branch office, Jakarta branch management assumes replacing of duties and responsibilities of Board of Directors and the duties of branch management is performing and approving daily business operation activities including the bank strategy. However, the management oversight should be increased in term of customer profile database enhancement and control on credit risk.

• Committees with rating of 2 and score 0.200, because as a foreign bank branch office, the oversight role and function of Committee for Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and the quarterly oversight report has already sent to the branch.

• Compliance function with rating of 2 and score 0.100, because all Bank Indonesia regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and it has also been discussed in the management committee meeting especially for regulations which have significant impact to the operation, businenss and strategy of the bank. Compliance function has done through periodically compliance checking and thus compliance unit has assisted the management in overseeing its internal control of operation.

• Internal audit/SKAI function with rating of 3 dan score 0.150, because SKAI function considers objective and independent with satisfactory performance. The audit finding has closely followed up and has been rectified by business unit involved. The performance of audit is based on risk-based approach and conducting according to the audit plan scheduled. In addition, internal audit always recommending the appointment of external audit engagement.

• External audit function with rating of 2 and score 0.100, because external audit function is considering competent and the appointment of external audit has been approved by Audit Committee – HO through recommendation made by branch’s internal audit unit (SKAI)


(17)

(SKAI) dan juga Direktur IBG-Kantor Pusat.

• Fungsi Manajemen Risiko dan Kontrol Internal dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150, karena manajemen risiko masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam pengukuran dan memonitor risiko dan juga kontrol internal pada operasional untuk mengurangi risiko. Bagaimanapun, Unit Manajemen Risiko telah mengadopsi model untuk perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga, RMU telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko foreign exchange. Disamping telah menyediakan laporan bulanan analisa kredit portfolio dan pemantauan posisi harian dan limit-limit.

• Prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana kepada pihak-terkait dan kelompok usaha besar dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.225, karena telah memenuhi peraturan mengenai BMPK dan tidak ada pelanggaran peraturan BMPK.Bank telah mengkinikan limit internal untuk mewaspadai dan memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Terkait dengan sistim pengendalian risiko kredit, setelah menerima proposal aplikasi kredit dari pejabat pemasaran, kemudian pejabat CAU akan melakukan analisa kuantitatif atas proposal aplikasi kredit tesebut dan akan memberikan komentar dan pendapat atas proposal kredit yang dievaluasi secara tepat waktu untuk dipakai dalam rapat Komite Kredit.

• Rencana Perusahaan dan Rencana Bisnis Bank (RBB) dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, Realisasi rencana bisnis bank pada beberapa pos neraca tejadi deviasi antara 10% sampai dengan 15 %. Secara umum kinerja keuangan bank melebihi target yang berada dalam rencana bisnis bank. Bagaimanapun, bank juga perlu meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan menyelaraskan tingkat bunga yang berlaku dipasar serta menjaga portfolio kreditnya dengan penerapan prinsip kehati-hatian.

• Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.300, karena Bank telah cukup transparan dalam menjelaskan produk bank dan layanan perbankan kepada nasabah. Terkait dengan penyediaan homepage, bank akan menyediakan website sendiri, dengan menggunakan website dari Kantor Pusat untuk menyediakan informasi bank secara elektronik ke publik yang pelaporannya dimulai pada kwartal pertama 2010.

as well as Director of Intenational Banking Group (IBG)- HO.

• Risk management and internal control function with rating of 2 and score 0.150 because risk management still need further development in measuring and monitoring of risks as well as internal control on operation in order to mitigate the risk. However, the Risk Management Unit has already adopted Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) modles from regional office in Hong Kong for monitoring interest rate risk. RMU has performed the stress testing for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk. Besides monthly report of Portfolio Credit Analysis and daily position and limit monitoring have been implemented..

• Prudential principle in fund provision to Related Party and in Large exposures with rating of 3 and score 0.225, because bank has already complied with the prudential banking of LLL regulation and there was no breach LLL regulation The bank has updated the internal limit for monitoring LLL calculation. For risk control system on credit, after receiving credit application from marketing officer then Credit Acceptance Unit (CAU) officer will perform more quantitative analysis on the credit application proposal and will provide comments and opinion on credit proposal evaluation on timely manner to Loan Committee meeting.

• Corporate Plan and Bank’s Business Plan (Rbb) with rating of 2 and score 0.100, because The realization of the bank’s business plan for some items in the balance sheet has occured deviation between 10% up to 15 %, in overall the bank has achieved financial performance which exceed the target. In addition, the bank is also focusing on increasing third party fund by offering competitive interest rate and maintaining credit portfolio with prudential principle implementation.

• Financial and non-financial condition transparency with rating of 2 and score 0.300, because Bank has adequate transparent in desbribing the bank’s products and banking services to the customer. In relation to financial and non-financial reporting, the bank shall provide website alone which linkage with website from Head office in order to allow public to access electronically of bank information.starting to Q1- 2010.reporting. Internal report dissemination is considering


(18)

Penyebaran laporan internal dipertimbangkan cukup baik, karena laporan internal dapat menyediakan informasi yang terkini, lengkap dan tepat waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen.

Bank menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam hal transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen dan kewajaran. Penyebaran dan penyerahan laporan GCG dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia.

• Benturan kepentingan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena ketentuan mengenai Benturan Kepentingan tertuang dalam pedoman Kepatuhan dan telah dilaksanakan. Prinsip dual-control dan level otorisasi diperlukan pada setiap transaksi yang dibuat.

Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2.125 dengan predikat Memadai.

Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good

Corporate Governance

Penilaian hasil laporan self-assessment tahun 2009 telah dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak ada perbedaaan yang signifikan dari hasil pemeriksaan Bank Indonesia atas laporan self-assessment bank..

adequate so that intenal report can provide an updated information, completed and timely to be used for management decision.

Bank conducts its business in line with principles of Good Corporate Governance (GCG) for transparency, accountable, responsibility, independency and Fairness. Dissemination and submission the GCG report according to the BI regulation requirement.

• Conflict of interest with rating of 2 and score 0.200, because the rules of conflict of interest has been incorporated in compliance manual and has been enforced.. Dual control principle and authorization level are required for transaction made.

Total composite scores were achieved at 2.125 with predicate Adequate Governance.

General conclusion of Good Corporate

Governance Implementation.

The GCG self-assessment 2009 has already conducted in accordance with BI stipulation. There is no significant difference between the assessment result made by Bank Indonesia and the Bank’s self- assessment.


(1)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia

No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) pada tanggal 30 Oktober 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan.

Based on Bank Indonesia regulation No. 5/8/PBI/ 2003 dated May 19, 2003, it is mandatoy for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee (RMC) on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter No. 5/21/DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry.

Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite

Manajemen Risiko adalah memberikan

rekomendasi kepada General Manager, yang

sekurang-kurangnya meliputi:

The function and responsibility of Risk Management Committee is to provide recommendation to General Manager covering at least the following:

1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko.

1. Formulation of policy, strategy, guidelines for implementation of risk management.

2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud.

2. Correction or improvements for risk management implementation based on the risk management evaluation.

3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.

3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure.

Antisipasi telah dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:

The anticipated action has been taken for 8 (eight) risks inherent to the bank business as follows:

Risiko Kredit Credit Risk

Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari

berbagai aktivitas fungsional bank seperti

perkreditan (penyediaan dana), tresuri dan

investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.

Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various functional activities of the Bank, such as credit (provision of funds), treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book.

Terkait dengan risiko kredit, Bank telah

menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut:

In relation to credit risk, the Bank has implemented the following Risk Management policies:

• Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit,

temasuk Credit Risk Rating (CRR) serta

General Underwriting Standard (GUS), yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit.

Establishing lending policy and procedures,

including Credit Risk Rating (CRR) and General Underwriting Standard (GUS), which are used as a guideline in analyzing credit.

• Melakukan review dan memutakhirkan

lending policy, sesuai dengan rekomendasi Unit Kepatuhan Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku.

Reviewing and updating the lending policy to be in accordance with the recommendations from Compliance Unit of Bank Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations.


(2)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

• Membentuk Credit Acceptance Unit (CAU),

untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit yang diajukan oleh bagian Pemasaran Bank.

Establishing Credit Acceptance Unit (CAU) to help in reviewing and evaluating the credit

applications proposed by the Bank’s

Marketing Department.

• Melakukan Loan Committee Meeting untuk

memutuskan pemberian kredit baru,

perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke Kantor Pusat.

Conducting Loan Committee Meetings to

approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head Office for further approval.

• Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan

konsentrasi sektor industri dan nasabah.

Performing credit portfolio analysis, based on

industry concentrations and customer

concentrations.

Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas Market Risk and Liquidity Risk

Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dan portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko pasar terdiri dan risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko komoditas, risiko nilai

tukar, dan risiko harga option. Bank hanya

mempertimbangkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer.

Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that could contribute losses for the Bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. The Bank have exposure only to foreign exchange risk in market risk. Bank is able to manage and control this risk by monitoring the daily report generated by in-house computer system.

Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain

disebabkan Bank tidak mampu memenuhi

kewajiban yang telah jatuh tempo. Bank

membentuk Asset and Liability Committee (ALCO)

yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank.

Liquidity risk is the risk caused, among others, by the inability of the Bank to settle its liabilities as it fails due. The Bank has established Asset and Liability Committee (ALCO), with the function of regulating the interest rate and Bank’s liquidity.

Risiko Operasional Operational Risk

Risiko operasional adalah risiko yang antara lain

disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Operational risk is the risk caused, among others, by inadequacy and/or disfunction of internal processes, human error, system failure, or external problems affecting the operations of the Bank.

Manajemen risiko dan proses risiko adalah bagian dari keseluruhan kerangka pengendalian internal.

Manajemen senior bertugas membuat dan

memelihara proses pengendalian internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Risk management and risk processes are part of the overall internal control framework of the Bank. The senior management of the Bank is tasked with creating and maintaining an internal control process and monitoring its effectiveness. For that, the Bank has established operational policy and procedures as a guideline in operating its business activities.


(3)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko Hukum Legal Risk

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempuma.

Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral.

Bank melakukan review atas dokumen-dokumen

legal.

Bank performs routine reviews of all legal documents.

Risiko Reputasi Reputation Risk

Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank.

Reputation risk is risk brought about among others by negative publicity concerning the operations of the Bank or negative perceptions of the Bank.

Bank telah membentuk Complaint Unit untuk

menangani keluhan nasabah.

The Bank has established a Complaint Unit, with function of handling any customer complaints.

Risiko Strategik Strategic Risk

Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh penetapan dan implementasi strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal.

Strategic risk is risk among others brought about by poor setting and implementation of the Bank strategy, poor business decision-making, or lack of responsiveness of the Bank to external changes.

Bank melakukan pemantauan serta analisis terhadap kinerja Bank secara periodikal serta melakukan koreksi atas perbedaan yang signifikan.

The Bank carries out periodical monitoring as well as analysis on the Bank’s performance and carries out corrective actions on any deviations.

Risiko Kepatuhan Compliance Risk

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang

disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan dan perundang-undangan serta ketentuan lain yang berlaku.

Compliance risk is the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws, regulations, and other applicable legal provisions.

• Terdapatnya fungsi pengawasan oleh Direktur

Kepatuhan, untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap peraturan yang berlaku.

Monitoring functions are carried out by the Compliance Director, to ensure the Bank’s compliance towards all prevailing regulations.

• Menginformasikan serta mensosialisasikan

peraturan-peraturan baru dan terkini kepada Manajemen serta setiap departemen yang bersangkutan.

Circulating as well as socializing all new and updated regulations to the Management, as well as all related departments.


(4)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

35. INFORMASI LAINNYA 35. OTHER INFORMATION

Rasio kecukupan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

The capital adequacy ratio of the Bank as of December 31, 2009 and 2008 is as follows (in millions rupiah):

2009 2008

I. Komponen Modal I. Constituents capital

a. Modal inti a. Core-capital

Dana usaha bersih *) 1.024.969 1.175.965 Net Interoffice fund *)

Dana dari Kantor Pusat 754.175 754.175 Head Office constribution fund

Saldo laba awal tahun **) 204.861 124.008 Retained earnings at beginning of year **)

Laba bersih tahun berjalan (50%) **) 48.206 39.810 Current year net income (50%) **)

b. Modal pelengkap b. Supplementary capital

Penyisihan kerugian aktiva Allowance for possible losses on

produktif (cadangan umum) earning assets (general reserve),

maksimum 1,25% dari aktiva maximum of 1.25% weight risk

tertimbang menurut risiko 46.727 55.637 assets

II. Jumlah Modal Inti dan Pelengkap 2.078.938 2.149.595 II. Total Core and Supplementary Capital

III. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Kredit 3.734.207 4.489.281 III. Credit Risk-Weighted Assets

IV. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Pasar 3.968 4.231 IV. Risk-Weighted Assets

V. Jumlah Risiko - Aktiva Tertimbang 3.738.175 4.493.512 V. Total Risk-Weighted Assets

VI. Rasio Kecukupan Modal***) 55,67% 47,88% VI. Capital Adequacy Ratio***)

VII. Rasio Kecukupan Modal****) 55,61% 47,84% VII. Capital Adequacy Ratio****)

VIII. Rasio Kecukupan Modal Minimum 8% 8% VIII. Minimum Capital Adequacy Ratio

*) Dana usaha bersih tersebut di atas adalah dana usaha yang dinyatakan.

*) The amount is the declared net interoffice fund (NIOF).

**) Tidak termasuk pengaruh pajak tangguhan. **) Excludes effect of deferred taxes.

***) Setelah memperhitungkan risiko kredit untuk tahun 2009 dan 2008 ***) After calculating credit risk in 2009 and 2008. ***) Setelah memperhitungkan risiko pasar dan kredit untuk tahun 2009

dan 2008

***) After calculating credit and market risk in 2009 and 2008.

36. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP

KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

36. GOVERNMENT GUARANTEE FOR THE

PAYMENT OF OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS

Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan kewajiban kontinjensi lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance

bonds dan kewajiban sejenis selain yang

dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank.

Since 1998, the Government guarantees the obligations of private banks including current accounts, saving accounts, time deposits, deposits on call, bonds, marketable securities, interbank borrowings, fund borrowings, letters of credit, acceptances, currency swap and other contingent liabilities such as bank guarantees, standby letters of credit, performance bonds and other kinds of liabilities other than those excluded in this regulation such as subordinated loans, liabilities to directors, commissioners and related parties of the Bank.

Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa

sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban

pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank.

Selanjutnya program penjaminan pemerintah

tersebut akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan

In accordance with Letter No. S235/UP3/III/2005 of the Government Guarantee Unit (UP3) dated March 17, 2005, starting April 18, 2005, the liabilities covered under the guarantee program only includes deposits and borrowings from other banks in the form of money market transactions. Such government guarantee program will end on September 22, 2005. The regulations with respect to the reduction and termination of the government guarantee program is based on Presidential Decree No. 95 Year 2004.


(5)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

36. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP

KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

(lanjutan)

36. GOVERNMENT GUARANTEE FOR THE

PAYMENT OF OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS (continued)

Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin

Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal

26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang

merupakan simpanan yang berasal dari

masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah:

Based on the Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) Regulation No. 1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 regarding Deposit Guarantee Program, since September 22, 2005, the IDIC will guarantee bank deposits including current accounts, time deposits, certificate of deposits, savings accounts, and other forms of deposits, including deposits from other banks. Guaranteed bank balances of each customer are as follows:

a. maksimal sebesar Rp1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007;

a. maximum of Rp1,000,000,000, from

September 22, 2006 until March 21, 2007;

b. maksimal sebesar Rp100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.

b. maximum of Rp100,000,000, from March 22, 2007 until October 12, 2008.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 65 tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank maksimal sebesar Rp2.000.000.000, sejak tanggal 13 Oktober 2008.

Based on the Government Regulations of RI No. 65 Year 2008 regarding Deposit Guarantee Program, the IDIC will guarantee customers’ deposit in one Bank maximum of Rp2,000,000,000, starting October 13, 2008.

37. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA 37. SUBSEQUENT EVENTS

Pada bulan Februari dan April 2010, Bank menerima surat ketetapan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak atas hasil pemeriksaan pajak penghasilan pasal 4 (2), pasal 21, pasal 23, pasal 26, pasal 29 dan pajak pertambahan nilai (PPN) yang dilakukan untuk tahun pajak 2006 dan 2008 sebagai berikut: (i) kurang bayar untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp17,1 milyar (termasuk bunga dan denda) yang terdiri dari kurang bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp14,2 milyar dan pajak lainnya sebesar Rp2,9 milyar; dan (ii) kurang bayar untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp18,6 milyar (termasuk bunga dan denda) yang terdiri dari kurang bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp16,2 milyar dan pajak lainnya sebesar

Rp2,4 milyar. Dalam Surat Pemberitahuan

Tahunan (SPT) tahun 2008, Bank mengajukan tagihan kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun pajak 2008 sebesar Rp11,7 milyar (Catatan 13). Bank telah membayar 50% dari jumlah kekurangan pembayaran untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp8,55 milyar pada bulan Maret 2010. Atas seluruh SKP-SKP tersebut, Bank akan mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak.

In February and April 2010, the Bank received tax assessment letters from the Directorate General of Taxation regarding the results of the tax examinations of income taxes article 4 (2), article 21, article 23, article 26, article 29, and value added tax (VAT) for fiscal years 2006 and 2008 as follows: (i) under payment in various taxes for fiscal year 2006 totaling to about Rp17.1 billion (including interest and penalty) which consists of

under payment of corporate income tax

amounting to Rp14.2 billion and other taxes amounting to Rp2.9 billion; and (ii) under payment in various taxes for fiscal year 2008 totaling to about Rp18.6 billion (including interest and penalty) which consists of under payment of corporate income tax amounting to Rp16.2 billion and other taxes amounting to Rp2.4 billion. In its 2008 Annual Corporate Tax Return, the Bank claims for income tax over payment for fiscal year 2008 amounting to Rp11.7 billion (Note 13). The Bank has paid 50% of total under payment for fiscal year 2006 amounting to Rp8.55 billion in March 2010. On all of these tax assessment results, the Bank’s management will file an objection to the Director General of Taxation.


(6)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

38. REKLASIFIKASI AKUN 38. ACCOUNT RECLASSIFICATION

Perangkat lunak komputer dengan harga perolehan

sejumlah Rp1.727.056.675 dan akumulasi

amortisasi sebesar Rp1.108.117.181 yang pada laporan keuangan tahun 2008 disajikan sebagai bagian dari akun “aset tetap” telah direklasifikasi ke akun “aktiva lain-lain” untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan tahun 2009.

Computer software with acquisition cost amounted to Rp1,727,056,675 and accumulated amortization

amounted to Rp1,108,117,181 which were

presented as “fixed assets” in the 2008 financial statements have been reclassified as “other assets” to conform to the 2009 financial statements presentation.

39. KONDISI EKONOMI 39. ECONOMIC CONDITIONS

Krisis ekonomi global baru-baru ini telah

menyebabkan ketidakstabilan kurs nilai tukar dan tingkat suku bunga, ketidakstabilan pasar modal, kesulitan likuiditas, penurunan kegiatan ekonomi dan berkurangnya kepercayaan investor di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kondisi ekonomi

global tersebut telah mempengaruhi secara

signifikan seluruh sektor ekonomi, termasuk industri perbankan, yang dapat mempengaruhi kemampuan debitur Bank serta pihak terikat lainnya untuk

memenuhi kewajiban mereka sehingga

meningkatkan risiko kredit dan pembayaran dalam aktivitas pembiayaan dan investasi Bank yang akan mengurangi profitabilitas dan kecukupan modal

Bank. Kemampuan bangsa Indonesia untuk

meminimalkan dampak krisis ekonomi global pada perekonomian negara tergantung pada kebijakan moneter, fiskal dan program stimulus ekonomi serta kebijakan lainnya yang telah dan akan dilakukan oleh Pemerintah, suatu tindakan yang berada diluar kendali Bank. Tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi terhadap penghasilan Bank dan realisasi dari kredit, efek-efek dan aktiva lain yang berhubungan dengan kredit.

The recent global economic crisis has caused volatility in foreign exchange rates and interest rates, unstable stock markets, tight liquidity, reduced economic activity and lack of investors’ confidence across the globe, including Indonesia. Such global economic condition has significantly affected all sectors of the economy, including the banking industry, which may adversely affect the ability of the Bank’s borrowers and other contractual parties to fulfil their obligations thereby adversely affecting the credit and settlement risks inherent in the Bank’s lending and investment activities which may negatively impact the Bank’s profitability and its capital adequacy. Indonesia’s ability to minimize the impact of the global economic crisis on the country’s economy is largely dependent on the monetary, fiscal and economic stimulus programs and other measures that are being taken and will be undertaken by the Government, actions which are beyond the Bank’s control. It is not possible to determine the future effects of the economic condition on the Bank’s earnings and realization of its loans, debt securities and other credit-related assets.

40. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ATAS

LAPORAN KEUANGAN

40. MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY ON THE FINANCIAL STATEMENTS

Manajemen Bank bertanggung jawab atas

penyusunan laporan keuangan ini sebagaimana telah disetujui oleh manajemen pada tanggal 27 April 2010.

The management of the Bank is responsible for the preparation of these financial statements that were approved by the management on April 27, 2010.