Itikad baik disini juga terletak pada sanubari manusia, yang selalu ingat bahwa dalam melaksanakan perjanjian harus mengindahkan
norma-norma kepatutan dan keadilan, dengan menjauhkan diri dari perbuatan yang mungkin menimbulkan kerugian terhadap pihak lain.
14
7. Asas Keseimbangan.
Asas ini menghendaki kedua belah pihak dalam perjanjian memenuhi dan melaksanakan perjanjian itu. Salah satu pihak yang memiliki hak untuk
menuntut prestasi kreditur berhak menuntut pelunasan atas prestasi dari pihak lainnya debitur, namun kreditur juga memiliki beban untuk
melaksanakan perjanjian tersebut dengan itikad baik. ”Jadi, kedudukan kreditur yang kuat diimbangi dengan kewajiban untuk memperhatikan
itikad baik, sehingga kedudukan kreditur dan debitur seimbang”. 8.
Asas Kepatutan dan Kebiasaan. Asas ini dituangkan di dalam Pasal 1339 KUHPerdata, yang menegaskan
bahwa: “perjanjian tidak hanya mengikat terhadap hal-hal yang diatur di dalamnya tetapi juga terhadap hal-hal yang menurut sifatnya diharuskan
oleh kepatutan, kebiasaan atau Undang-undang”.
C. Jenis-Jenis Perjanjian Pengangkutan
Adapun sebagai jenis-jenis pengangkutan adalah: 1.
Pengangkutan udara
14
J.Satrio, Hukum Perjanjian Perjanjian Pada Umumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal. 379.
Pengangkutan udara adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk
pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di udara. Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
Penerbangan menjelaskan Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo, danatau pos
untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.
Pasal 1 butir 14 sampai dengan 18 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan menjelaskan berbagai jenis angkutan udara yang meliputi:
a Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan
memungut pembayaran. b
Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri yang dilakukan untuk mendukung
kegiatan yang usaha pokoknya selain di bidang angkutan udara. c
Angkutan Udara Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan udara niaga untuk melayani angkutan udara dari satu bandar udara ke bandar udara lain
di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. d
Angkutan Udara Luar Negeri adalah kegiatan angkutan udara niaga untuk melayani angkutan udara dari satu bandar udara di dalam negeri ke bandar
udara lain di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebaliknya.
e Angkutan Udara Perintis adalah kegiatan angkutan udara niaga dalam
negeri yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum
terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan.
2. Pengangkutan Laut
Pengangkutan laut yaitu kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk penangngkutan
orang atau barang yang dijalankan di laut. Yang diatur di dalam :
a KUHD, Buku II, Bab V, tentang “Perjanjian Carter kapal”.
b KUHD, Buku II, Bab V-A, tentang “Pengangkutan barang-barang”.
Pengangkutan barang-barang ini adalah merupakan suatu bentuk pengangkutan dengan objek yang diangkut berupa barang-barang. Muatan
barang lazim disebut dengan barang saja. Barang yang dimaksud adalah yang sah menurut undang-undang. Dalam pengertian barang termasuk juga
hewan. c
KUHD, Buku II, Bab V-B, tentang “Pengangkutan orang”. d
Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang menjelaskan angkutan laut merupakan angkutan di perairan. Pasal 1 butir 3 Undang-
Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, menjelaskan angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut danatau memindahkan penumpang
dan atau barang dengan menggunakan kapal.
3. Pengangkutan Darat yaitu :
Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang
di jalan selain daripada kendaraan yang berjalan di atas rel. Yang dapat dibagi : a
Pengangkutan kereta api yaitu kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk
pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di atas rel. Pasal 1 butir 14 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
Perkeretaapian dijelaskan Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang danatau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kereta api. b
Pengangkutan jalan raya yaitu kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk
pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di setiap jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum.
Undang-Undang yang mengatur tentang pengangkutan di jalan raya adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan.
4. Pengangkutan Perairan darat atau perairan pedalaman
Yaitu kendaraan yang biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di atas perairan seperti sungai, danau ataupun
terusan-terusan. Yang diatur di dalam :
a KUHD, Buku II, Bab XIII, pasal 748 sampai dengan 754, mengenai
kapal-kapal yang melalui perairan darat. b
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan.
D. Tanggungjawab Para Pihak Dalam Perjanjian Pengangkutan Melalui