Perlindungan Hukum Dalam Transaksi Margin Trading Dan Short Sales Di Pasar Modal

(1)

TESIS

Oleh

FERRY KIANDI

107011130/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

FERRY KIANDI

107011130/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Program Studi : MAGISTER KENOTARIATAN

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH)

Pembimbing Pembimbing

(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum) (Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH

Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 2. Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum

3. Dr. Dedi Harianto, SH, MHum


(5)

Nim : 107011130

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM DALAM TRANSAKSI

MARGIN TRADING DAN SHORT SALES DI PASAR

MODAL

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama :FERRY KIANDI Nim :107011130


(6)

salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang kepada investor. Dalam

margin trading transaksi pembelian efek dilakukan nasabah dengan dibiayai oleh perusahaan efek. Sehingga para investor dapat bertransaksi melebihi jumlah uang yang dimilikinya. Dalam fasilitas ini investor tidak harus mengembalikan pinjaman tersebut secara terjadwal sebagaimana pinjaman bank. Sedangkan short selling

adalah transaksi jual saham yang bersifat khusus. Kekhususan dari transaksi ini adalah transaksi jual saham dilakukan investor tanpa memiliki saham yang ditransaksikan. Namun nasabah meminjam saham tersebut terlebih dahulu dari perusahaan efek. Namun dalam fasilitas ini investor harus membeli kembali saham-saham yang telah dijual pada H+4. Apabila investor tidak membeli kembali saham-saham tersebut dan mengembalikannya maka akan terjadi gagal serah. Dalam transaksi

short selling resiko terjadi gagal serah lebih besar dibandingkan transaksi jual beli umumnya.

Metode yang dipergunakan dalam hal ini bersifat deskriptif analis dan jenis penelitian yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan yuridis normative yang mengarah kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hukum pasar modal di Indonesia dikaitkan dengan hukum perjanjian serta hukum jaminan. Yang berawal dari premis umum dan berakhir pada suatu kesimpulan khusus untuk menemukan apa saja perlindungan yang dapat diperoleh oleh investor dalam melakukan transaksi di pasar modal Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin serta perjanjian antar pihak memegang peranan vital dalam memberikan perlindungan terhadap investor dalam menggunakan fasilitas margin trading dan short selling di pasar modal. Sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan yang mengatur tegas mengenaimargin tradingdanshort selling ini. Berbeda dengan banyak negara maju contohnya Malaysia dan Singapura yang telah memiliki peraturan yang mengatur secara tegas mengenai margin trading dan short selling. Sehingga dalam hal ini peran OJK, Bursa Efek, serta Lembaga Kliring dan Penjamin dalam mengawasi pasar modal perlu ditingkatkan sehingga tercipta pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien. Serta pentingnya edukasi kepada para investor agar tidak mudah termakan janji manis sekuritas.


(7)

is one of the facilities provided by the brokerage firm to investors. In margin trading, securuties (effects) purchase transactions made by the customers are financed by securities companies. So the investor can make the transaction exceeding the amount of money he has. In this facility, investors do not have to return the loan in a scheduled basis as a bank loans does. While short selling is selling stock transactions of a specific nature. The specificity of this transaction is that the stock selling transaction is made by the investors without owning the shares transacted. However the costumers borrow the shares in advance from a securities company. However in this facility,the investor must buy back the shares sold at H + 4. If the investor does not buy back the stock and return it there will be delivery failure. In short selling transactions the risk of delivery failure is greater than that in the buying and selling transaction in general.

This is a descriptive analytical normative juridical study which leads to the legal norms contained in laws and regulations applicable in the indonesian capital market laws associated with contract law and legal guaramtees,which orgiginated from a general premise and end at a specific conslusion to find any protection that can be obtained by investors in making transactions in the capital market of indonesia.

Financial servies authority, stock exchange, clearing house and guarantor, as well as inter-party agreement plays a vital role in providing protection to the investor using margin trading and short selling facilities in the stock market. Until recently, in indonesia there are no firm regulations governing these short selling and margin trading. In contrast to many developed countries such as Malaysia and Singapore that has regulations explicitly governing margin trading and short selling. So in this case, the role of the FSA, Stock Exchange and Clearing and Guarantee Institution in overseeing the capital market needs to be improved so as to create an orderly, fair and efficient market and the importance of education to the investors that are not easily influenced by the lip service of securities.


(8)

rahmat dan karunianya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai tugas akhir selama menjadi mahasiswa di Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulisan tesis merupakan suatu kewajiban dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa dan mahasiswi yang akan menyelesaikan studinya di Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebagai suatu karya ilmiah dalam melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan.

Adapun tesis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai pokok pembahasannya yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak sebagai bahan pembelajaran. Adapun yang akan dibahas dalam tesis ini adalah dengan judul : “PERLINDUNGAN HUKUM DALAM TRANSAKSI MARGIN

TRADINGDANSHORT SALESDI PASAR MODAL”

Mengenai pembahasan akan hal tersebut, maka terhadap penulisan tesis ini sekiranya masih terdapat beberapa kekurangan baik dari segi bahasa penulisan maupun penjabarannya yang mana masih belum sempurna dikarenakan masih adanya keterbatasan pengetahuan penulis, yang mana diharapkan kemakluman dan bimbingan serta kritik dan saran yang membangun sebagai penyempurnaan tesis ini.

Adapun dalam penulisan tesis ini terdapat berbagai peran serta dari berbagai pihak sebagaimana diketahui bahwa tiap-tiap manusia adalah makhluk social yang saling membutuhkan satu sama lain dan senantiasa hidup saling bermasyarakat, maka dari itu pada kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang tidak terhingga khususnya kepada yang tercinta, kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Kie Tjun Guan dan Ibunda Lie Siaw Phin. Yang selalu mencurahkan segala dukungan moril maupun materil, doa, limpahan kasih saying, kesabaran, dan


(9)

tentu dapat terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang berjasa membimbing, mengarahkan, memberikan semangat dan motivasi serta memberikan berbagai arahan kepada penulis. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu. DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatra Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum selaku Sekertaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus pembimbing yang mana beliau telah memberikan bimbingan, ilmu dukungan, motivasi, saran, arahan dan masukan yang sangat bermanfaat kepada penulis; 5. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H, M.H. selaku Komisi Pembimbing yang

mana beliau telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, arahan, dan berbagai masukan yang bermanfaat kepada penulis.

6. Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum selaku Komisi Pembimbing yang mana beliau telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, arahan, dan berbagai masukan yang bermanfaat kepada penulis;

7. Bapak Notaris/PPAT Dr. Syahril Sofyan, SH. M,Kn. Selaku Penguji yang telah memberikan ilmu saran, masukan yang membangun kepada penulis;


(10)

berharga bagi penulis untuk sekarang dan masa yang akan datang.

10. Serta seluruh sahabat-sahabatku di grup B Magister Kenotariatan yang bersama-sama suka dan duka melewati hari-hari dan berbagai proses serta tahapan perkuliahan, memberikan saran dan informasi yang bermanfaat demi terselesaikannya tesis ini. Terima kasih untuk doa, dukungan, motivasi serta perhatiannya kepada penulis semoga kita semua dapat mewujudkan cita-citanya masing-masing.

Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga tuhan memberikan balasan yang berlipat ganda serta berkah kepada kita semua. Terima kasih.

Medan, Agustus 2014 Penulis


(11)

Nama : Ferry Kiandi

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 24 November 1988 Jenis Kelamin : Laki - laki

Status : Belum Menikah

Agama : Buddha

Alamat : Jln. B.Z. Hamid No. 6 Titikuning

II. PENDIDIKAN

1995 – 2001 : SD HangKesturi Medan 2001 – 2004 : SMP HangKesturi Medan 2004 – 2006 : SMA HangKesturi Medan

2006 – 2010 : Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara 2010 – 2014 : Program Studi Magister Kenotariatan


(12)

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR ISTILAH ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Kegunaan Teoritis ... 7

2. Kegunaan Praktis ... 7

E. Keaslian Penelitian ... 7

F. Kerangka Teori dan Konsep ... 9

1. Kerangka Teori ... 9

2. Konsepsi ... 16

G. Metodologi Penelitian ... 18

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian... 18

2. Jenis Data dan Bahan Hukum ... 21

3. Teknik Pengumpulan Data ... 22


(13)

2. Dasar Hukum ... 30

B. Lingkup Hubungan Hukum dalam Margin Trading dan Short Selling... 32

1. Hubungan dengan Hukum Perjanjian ... 32

2. Hubungan Hukum Jaminan ... 37

3. Hubungan Hukum Pasar Modal ... 42

C. Pembukaan Rekening dan Perjanjian Penggunaan Fasilitas Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek ... 46

1. Pembukaan Rekening ... 46

2. Perjanjian Penggunaan Fasilitas Pembiayaan Transaksi Efek ... 50

D. Perjanjian Pinjam Meminjam Efek Dalam Transaksi Short Selling... 58

BAB III MEKANISME TRANSAKSI MARGIN TRADINGdanSHORT SELLING di PASAR MODAL INDONESIA ... 68

A. MekanismeMargin Tradingdi Pasar Modal Indonesia ... 68

B. MekanismeShort Sellingdi Pasar Modal Indonesia ... 72

C. Ketentuan Saham yang Dapat di Perdagangkan denganMargin TradingdanShort Selling ... 78

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM TRANSAKSIMARGIN TRADINGDANSHORT SELLING DI PASAR MODAL INDONESIA ... 82

A. Perlindungan Oleh Otoritas Jasa Keuangan ... 82

B. Perlindungan Oleh Bursa Efek ... 91

C. Perlindungan oleh Lembaga Kliring dan Penjamin ... 95


(14)

(15)

Buy : Posisi Beli dalam pasar modal

Capital Gain : keuntungan yang diperoleh dari selisih jual

beli dalam perdagangan saham.

Cut loss : Tindakan menghindari kerugian dengan

menjual saham pada posisi merugi.

Force sell : Jual paksa efek saham nasabah oleh

perusahaan sekuritas sebagai solusi gagal bayar

Good Communication : Prinsip memberikan informasi yang akan

mempengaruhi pasar modal secara terbuka dan cepat

Good Faith : Prinsip mengungkapkan informasi secara

akurat dan lengkap yang akan mempengaruhi pasar modal

Levering : Pemindahan hak milik atas suatu benda yang

berasal dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada orang lain, yang mengakibatkan orang lain menjadi pemilik benda tersebut

Long : Saldo debit dalam akun tertentu di buku pembantu efek yang menunjukan sejumlah efek yang dimiliki oleh perusahaan efek yang wajib diserahkan kepada investor

Margin Trading : Transaksi pembelian efek untuk kepentingan


(16)

atau menahan posisi trading investor yang merugi

Missrepresentation : Pernyataan yang secara jelas tidak sesuai dengan fakta dan terdapat suatu gambarr yang salah atau gambaran yang diterima oleh investor tersebut sehingga menciptakan suatu kondisi yang berlainan dengan keadaan yang sebenarnya

Misstatement : Suatu perbuatan yang membuat pernyataan

yang salah, khususnya berkaitan dengan data internal yang dapat menyesatkan investor

Naked Short Selling : Transaksi short selling yang dilakukan oleh investor tanpa meminjam saham dari lembaga kliring saham atau sekuritas sehingga beresiko besar terjadinya gagal serah

Obligator : Perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan

kewajiban yang timbul antara penjual dan pembeli, namun belum memindahkan hak milik.

Omission : Perbuatan penghilangan informasi fakta

material, baik dalam dokumen-dokumen atau fakta material lainnya dalam perdagangan saham


(17)

pembantu efek yang menunjukkan sejumlah efek yang telah dijual oleh nasabah tetapi efek tersebut belum diserahkan kepada perusahaan efek oleh nasabah

Trading : Proses pengalihan kepemilikian barang dan

jasa dari satu orang atau badan kepada orang atau badan lain dengan sesuatu sebagai imbalan dari pembelian

Withdraw : Suatu proses penarikan dana oleh investor

dari saldo yang terdapat pada rekening investor di sekuritas


(18)

BAPEPAM-LK : Badan Pengawas dan BEI : Bursa Efek Indonesia

KSEI : Kustodian Sentral Efek Indonesia KPEI : Kliring Penjamin Efek Indonesia KUHPerdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata

BI : Bank Indonesia


(19)

salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang kepada investor. Dalam

margin trading transaksi pembelian efek dilakukan nasabah dengan dibiayai oleh perusahaan efek. Sehingga para investor dapat bertransaksi melebihi jumlah uang yang dimilikinya. Dalam fasilitas ini investor tidak harus mengembalikan pinjaman tersebut secara terjadwal sebagaimana pinjaman bank. Sedangkan short selling

adalah transaksi jual saham yang bersifat khusus. Kekhususan dari transaksi ini adalah transaksi jual saham dilakukan investor tanpa memiliki saham yang ditransaksikan. Namun nasabah meminjam saham tersebut terlebih dahulu dari perusahaan efek. Namun dalam fasilitas ini investor harus membeli kembali saham-saham yang telah dijual pada H+4. Apabila investor tidak membeli kembali saham-saham tersebut dan mengembalikannya maka akan terjadi gagal serah. Dalam transaksi

short selling resiko terjadi gagal serah lebih besar dibandingkan transaksi jual beli umumnya.

Metode yang dipergunakan dalam hal ini bersifat deskriptif analis dan jenis penelitian yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan yuridis normative yang mengarah kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hukum pasar modal di Indonesia dikaitkan dengan hukum perjanjian serta hukum jaminan. Yang berawal dari premis umum dan berakhir pada suatu kesimpulan khusus untuk menemukan apa saja perlindungan yang dapat diperoleh oleh investor dalam melakukan transaksi di pasar modal Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin serta perjanjian antar pihak memegang peranan vital dalam memberikan perlindungan terhadap investor dalam menggunakan fasilitas margin trading dan short selling di pasar modal. Sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan yang mengatur tegas mengenaimargin tradingdanshort selling ini. Berbeda dengan banyak negara maju contohnya Malaysia dan Singapura yang telah memiliki peraturan yang mengatur secara tegas mengenai margin trading dan short selling. Sehingga dalam hal ini peran OJK, Bursa Efek, serta Lembaga Kliring dan Penjamin dalam mengawasi pasar modal perlu ditingkatkan sehingga tercipta pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien. Serta pentingnya edukasi kepada para investor agar tidak mudah termakan janji manis sekuritas.


(20)

is one of the facilities provided by the brokerage firm to investors. In margin trading, securuties (effects) purchase transactions made by the customers are financed by securities companies. So the investor can make the transaction exceeding the amount of money he has. In this facility, investors do not have to return the loan in a scheduled basis as a bank loans does. While short selling is selling stock transactions of a specific nature. The specificity of this transaction is that the stock selling transaction is made by the investors without owning the shares transacted. However the costumers borrow the shares in advance from a securities company. However in this facility,the investor must buy back the shares sold at H + 4. If the investor does not buy back the stock and return it there will be delivery failure. In short selling transactions the risk of delivery failure is greater than that in the buying and selling transaction in general.

This is a descriptive analytical normative juridical study which leads to the legal norms contained in laws and regulations applicable in the indonesian capital market laws associated with contract law and legal guaramtees,which orgiginated from a general premise and end at a specific conslusion to find any protection that can be obtained by investors in making transactions in the capital market of indonesia.

Financial servies authority, stock exchange, clearing house and guarantor, as well as inter-party agreement plays a vital role in providing protection to the investor using margin trading and short selling facilities in the stock market. Until recently, in indonesia there are no firm regulations governing these short selling and margin trading. In contrast to many developed countries such as Malaysia and Singapore that has regulations explicitly governing margin trading and short selling. So in this case, the role of the FSA, Stock Exchange and Clearing and Guarantee Institution in overseeing the capital market needs to be improved so as to create an orderly, fair and efficient market and the importance of education to the investors that are not easily influenced by the lip service of securities.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transaksi di pasar modal sangat sederhana, di mana dewasa ini transaksi dilakukan dengan menggunakan media elektronik atau transaksi dilakukan secara

online melalui internet. Dalam melakukan transaksi ini para investor tidak perlu bertemu secara fisik, singkatnya transaksi sahamscriptless atau tanpa warkat, maka saat transaksi terjadi secara online. Saat ini hak kepemilikan saham sudah dikelola secara elektronik dan tidak lagi dibuktikan melalui warkat atau sertifikat saham. Pada saat investor membeli saham melalui broker, broker saham akan memesankan pesanan investor itu ke bursa saham. Terjadinya transaksi hanya berupa kata “done”

di layar komputer1.

Kepemilikan saham dulunya melalui sertifikat saham/warkat. Dewasa ini transaksi efek dilakukan tidak secara fisik lagi karena dokumentasinya telah dilakukan secara elektronik. Dokumentasi elektronik ini dilakukan di tempat yang aman dan terpercaya sehingga tidak perlu khawatir kepemilikan saham akan terhapus atau hilang. Sistem transaksi yang cepat ini membuat perputaran di bursa sangat cepat dan besar.2

Akibat dari semakin cepat dan besarnya pergerakan uang dalam pasar modal. Hal tersebut membuat banyak investor semakin bersemangat dalam

1Benny Sinaga.,Kitab Suci Pemain Saham.(Jakarta : Dua Jari Terangkat, 2009), hal 15. 2Ibid, hal. 15.


(22)

menginvestasikan uangnya. Dapat dilihat dari volume transaksi di pasar modal yang luar biasa. Transaksi di pasar modal mencapai Rp. 6.6 Trilliun rupiah per hari cukup pesat dibanding tahun lalu sekitar Rp. 4,5 Trilliun rupiah per hari.3 Gairah investor tersebut membuat para sekuritas pun berinovasi dengan memberikan fasilitas bagi para investor agar dapat bertransaksi lebih banyak lagi.

Penjelasan Pasal 6 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, antara lain menyebutkan bahwa “kegiatan bursa efek pada dasarnya adalah menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan efek bagi anggotanya”.4 Dalam dunia pasar saham, terdapat banyak fasilitas yang ditawarkan oleh sekuritas. Antara lain margin trading dan short selling. Margin trading

merupakan salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang saham kepada investor. Dikatakan fasilitas, karena memang perusahaan pialang saham memberikan semacam pinjaman kepada investor. Namun, pinjaman ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank. Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya. Atau sebaliknya, berhasil melikuidasi posisi jualnya, pada membeli dengan harga lebih rendah dari harga jual. Sebagai imbalan atas fasilitas yang disediakan perusahaan pialang berjangka itu, investor harus membayar bunga pinjaman danfee.

3 www.m.sindonews.com/read/2013/09/27/32/788033/nilai-transaksi-harian-saham-capai-rp6-6-t diakses tanggal 29 november 2013)

4Bunyi lengkap dari penjelasan atas Pasal 6 Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah “Kegiatan Bursa Efek pada dasarnya adalah menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana perdagangan Efek bagi para anggotanya. Mengingat perdagangan dimaksud menyangkut dana masyarakat yang diinvestasikan dalam Efek, perdagangan tersebut harus dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien. Oleh karena itu, penyelenggaraan kegiatan Bursa Efek hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam”.


(23)

Penggunaan margin dalam perdagangan saham semakin menghangat karena banyak kasus nasabah yang kenamargin call5 ataupun posisi diaccountnyaharus di

cut karena melebihi modal yang ada. Banyak yang harus menjual karena melebihi modal yang ada. Banyak juga kasus yang nasabah bukan hanya habis dana, malah berhutang dan harus menjual aset kekayaannya.

Dalam mengelola margin trading, sekuritas membebankan bunga terhadap dana yang terpakai. Biasanya lebih tinggi dari bunga deposito yakni sekitar 15% sampai 20% pertahun. Fasilitas ini memberikan keleluasan bagi investor untuk menangkap ikan yang lebih besar, dan perusahaan mendapatkan keuntungan komisi dan bunga dari setiap transaksi yang terjadi. Tanpa menggunakan jaminan berupa benda tidak bergerak. Jaminan yang dijaminkan kepada perusahaan sekuritas hanyalah saham yang dimiliki investor semata6.

Margin trading atau perdagangan marjin merupakan salah satu bentuk kegiatan transaksi efek yang menyerupai usaha bank yang dilakukan oleh perusahaan efek. Sebagaimana dapat disimpulkan dari namanya, maka dengan melakukan atau memberikan fasilitas perdagangan secara marjin (kepada nasabahnya), perusahaan efek pada dasarnya melakukan pembiayaan atas sebagian dana yang dibutuhkan oleh nasabah dalam melakukan kegiatan transaksi efeknya. Hal ini berarti investor dalam melakukan pembelian saham menggunakan pinjaman pihak ketiga untuk membayar pembeliannya.

5

Margin call adalah likuidasi atau penutupan secara paksa atas trading yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh broker karena margin di account investor tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor yang merugi.


(24)

Dengan adanya margin trading, memberikan keleluasaan bagi investor untuk melakukan transaksi tetapi juga menyebabkan para investor lebih berani untuk melakukan investasi. Dengan melakukan investasi itu maka sudah melekat risiko yang harus ditanggungnya. Bahkan dalam literatur investasi, margin trading

merupakan salah satu strategi investasi yang cenderung mendekati spekulasi. Sehingga ini akan menjerat investor untuk melakukan investasi di perusahaan sekuritas tersebut.

Meskipun dalam nilai tranksaksinya nasabah memperoleh kesempatan untuk bertransaksi lebih banyak, tetapi ini juga berarti menambah resiko yang harus dipikul oleh nasabah mengingat sifat transaksi efek yang sangat fluktuatif. Oleh karena sifatnya yang mengandung resiko atas kekayaan nasabah, maka perdagangan marjin ini mendapat perhatian khusus dari otoritas pasar modal yang salah satunya adalah Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-019/BEJ/0897 tanggal 1 Agustus 1997. Keputusan ini mengatur tentang persyaratan dan perdagangan efek dalam transaksi marjin dan transaksi Short Selling bursa menetapkan efek yang dapat ditransaksikan dan atau dijaminkan dalam transaksi marjin dan atau transaksi short selling.

Di sampingmargin tradingdi dunia pasar modal juga terdapat sebuah fasilitas kepada investor yang bertujuan untuk dapat memberikan keuntungan besar bagi para investor yakni short selling. Short Selling adalah transaksi jual beli saham yang bersifat khusus. Kekhususan dari transaksi ini adalah karena pada saat transaksi


(25)

dilakukan, investor jual tidak memiliki saham yang ditransaksikan. Resiko terjadinya gagal serah pada transaksishort sellinglebih besar dibandingkan transaksi jual beli

saham pada umumnya.7

Pada skema short selling yang sederhana, penjual melakukan short selling

dengan meminjam saham dari sekuritas dan kemudian mencari saham di bursa untuk mengembalikan saham yang dipinjam tersebut. Risiko terjadinya gagal serah pada transaksi short selling lebih besar dibandingkan transaksi jual beli saham pada umumnya. Risiko lainnya adalah penurunan harga yang signifikan8.

Penurunan harga efek ini terjadi karena dalam pelaksanaannya, pelaku short selling akan menambah persediaan saham yang dijual selain penjualan saham yang dilakukan oleh pemilik/pemegang saham sesungguhnya, dimana sesuai dengan hukum ekonomi bahwa dengan banyaknya persediaan saham yang dijual (supply) dan permintaan yang tetap (demand), maka akan menekan harga saham menjadi lebih rendah yang dapat berakibat menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan.

Transaksishort sellingpun tidak lepas dari efek negatif, antara lain membuka kemungkinan terjadinya pelanggaran di pasar modal, dalam bentuk penipuan, manipulasi pasar, daninsider trading. Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) serta Bursa Efek telah membuat seperangkat aturan untuk melakukan transaksishort selling. Peraturan tersebut berisi batasan-batasan yang harus diperhatikan sebelum

7

Putu Suryastuti,Analisa Hukum terhadap Ttransaksi Short Selling diIindonesia dan Perlindungan Hukum bagi Pihak Lawan Transaksi dalamTtransaksi Short Selling.

(Jakarta:Perpustakaan UI, 2009) hal. 5


(26)

melakukan transaksi short selling. Baik peraturan Bapepam dan LK maupun peraturan Bursa Efek telah memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan transaksishort sellingdan telah memberikan perlindungan bagi pihak lain

yang merupakan lawan transaksi dari pelakushort selling.

Namun demikian, untuk mencegah efek negative yang dapat timbul dari transaksishort selling, peranan OJK serta Bursa Efek dalam mengawasi pasar modal perlu ditingkatkan sehingga akan tercipta pasar yang teratur, wajar, dan efisien. Sehingga para investor nyaman melakukan investasi di pasar modal Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumukan lah permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan transaksimargin tradingdanshort selling?

2. Bagaimanakah mekanisme transaksimargin tradingdanshort selling?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah/investor dalam transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan secara umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara analitis tentang perlindungan hukum dalam transaksi

margin trading serta short seles di pasar modal sedangkan secara khusu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan transaksi margin trading dan short selling


(27)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme transaksi margin trading dan

short selling.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap nasabah/investor dalam transaksimargin tradingdanshort sellingdi pasar modal Indonesia.

D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Hukum Pasar Modal mengenai Proses serta tatacara yang terjadi dalam pelaksanaanmargin tradingdanshort selling.

2. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan yang berharga bagi para investor lebih selektif dalam melakukan investasi di pasar modal serta badan pengawas pasar modal yang saat ini berada di bawah OJK selaku otoritas pasar modal agar lebih ketat dalam melakukan pengawasan terhadap pasar modal dan sebagai dasar pemikiran dalam membuat regulasi-regulasi baru dalam pasar modal Indonesia.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan, khususnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara umumnya dan Kepustakaan Universitas Sumatera Utara, belum ada penelitian mengenaiMargin Trading dan Short Selling.Belum pernah dilakukan oleh


(28)

penelitian sebelumnya. Memang pernah ada penelitian mengenai pasar modal yang sebelumnya dilakukan oleh :

1. Indra Sani Harahap, NIM 097011005, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Hukum Prinsip-prinsip Syariah dalam Pasar Modal Syariah di Indonesia”. Dan permasalahan yang diteliti adalah: a. Apa saja Pertimbangan dalam pembentukan pasar modal syariah di

indonesia?

b. Bagaimana prinsip dasar ketentuan hukum dalam pasar modal syariah? c. Bagaimana pelaksanaan prinsip-prinsip syariah tersebut dalam kegiatan

investasi?

2. Alkamra, NIM: 097011049, Magister Kenotariatan Universitas Sumatra Utara, dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di Pasar Modal”. Dan permasalahan yang diteliti adalah :

a. Bagaimana perlindungan hukum bagi investor dalam perdagangan saham setelah listing di pasar modal.

b. Apa saja praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di pasar sekunder?

c. Bagaimana pengawasan lembaga pasar modal untuk memberikan perlindungan hukum bagi investor dalam perdagangan saham di pasar sekunder?


(29)

Apabila dilihat pada permasalahan yang diteliti sebelumnya sebagaimana disebutkan di atas maka penelitian ni adalah berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan. Penulis bertanggung jawab sepenuhnya apabila ternyata dikemudian hari terbukti bahwa penelitian ini merupakan duplikasi atau plagiat dari penelitian yang telah ada sebelumnya.

F. Kerangka Teori dan Konsep 1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, atau teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis. Fungsi teori dalam suatu penelitian adalah untuk memberikan arahan/petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati9. Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, kerangka teori diarahkan secara khas ilmu hukum. Dalam penelitian ini teori digunakan untuk memecahkan masalah, adapun teori yang dipergunakan adalah teori hukum jaminan, teori hukum perjanjian dan teori perlindungan hukum yang berhubungan satu dengan yang lain.

Baik margin trading maupun Short Selling adalah transaksi yang wajar di pasar saham tapi kadang investor melakukannya cukup nekat dengan mengambil risiko yang sangat besar. Akibat transaksi yang terbatas itu, Indeks Harga Saham


(30)

Gabungan (IHSG) pernah anjlok 7,7% dalam satu hari pada 22 Januari 2008.10 Sehingga OJK melakukan penyempurnaan peraturan dalam rangka meningkatkn efisiensi dan efektivitas penerapan dan pengawasanmargin trading danshort selling

agar meningkatkan likuiditas transaksi efek dan kualitas pembiayaan penyelesaian transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah serta meningkatkan kepastian hukum atas transaksi efek.11

Nilai jaminan pembiayaan yang wajib dipelihara oleh nasabah minimal 135% dari nilai pasar wajar efek yang ditransaksikan secarashort selling(posisi short). Jika nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga kurang dari 135%, maka nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan minimal 135%.

Agunan atau jaminan merupakan suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan Perusahaan Sekuritas, dalam pelaksanaan teknis transaksimargin tradingdan

short selling.Dana yang diberikan oleh perusahan sekuritas perlu diamankan. Tanpa adanya pengamanan, perusahaan sekuritas sulit menghindarkan risiko yang akan datang. Sebagai akibat tidak berprestasinya seorang investor. Untuk mendapatkan kepastian dan keamanan dari kreditnya, perusahaan sekuritas melakukan tindakan-tindakan pengamanan dan meminta kepada calon investor agar mengikatkan sesuatu barang tertentu sebagai jaminan di dalam pemberian kredit dan diatur dalam Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata.12

10

www.bapeppam.go.id online internet 28 Januari 2013. 11

www.bapeppam.go.id online internet 28 januari 2013.

12Endi Budiawan,Perlindungan Hukum Terhadap Perusahaan Securitas dalam Transaksi


(31)

Pada transaksi margin tradingdan short selling jaminan yang diberikan oleh investor kepada sekuritas adalah saham. Proses nya adalah nasabah meminjam uang dari sekuritas, saham-saham yang terbeli melalui uang tersebut dijadikan jaminan kepada sekuritas. Oleh karena itu dapat dikatakan segala hak yang melekat dari pada saham-saham yang diperoleh dari transaksi yang mempergunakan fasilitas merupakan millik nasabahmargin tradingdanshort sellingnamun dikendalikan oleh sekuritas.13

Investor margin trading dan short selling dinyatakan wanprestasi jika tidak memenuhi, terlambat memenuhi atau memenuhi namun hanya sebagian, paling tidak melanggar salah satu dari syarat-syarat tersebut. Maka sekuritas berhak memaksa investor untuk menjual atau sekuritas berhak langsung menjual saham yang ada pada rekening efek marjin dan short selling investror jika tidak dipatuhi untuk melunasi kewajibannya14.

Secara umum, kata jaminan dapat diartikan sebagai “penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung kembali pembayaran suatu hutang. Dengan demikian, jaminan mengandung suatu kekayaan (materiliil)

ataupun suatu pernyataan kesanggupan (immateriil) yang dapat dijadikan sebagai sumber pelunasan hutang. Berdasarkan kebendaannya, jaminan dikelompokkan menjadi:

1. Jaminan Perorangan (persoonlijk)

Jaminan perorangan adalah orang ketiga (borg) yang akan menanggung pengembalian uang pinjaman, apabila pihak peminjam tidak sanggup mengembalikan pinjamannya tersebut.

13Perjanjian fasilitas pembiayaan penyelesaian transaksi efek pasal 9 hal 6 14Ibidpasal 14 hal 8


(32)

2. Jaminan Kebendaan (zakelijk)

Dalam hal ini berarti menyediakan bagian dari kekayaan seseorang guna memenuhi atau membayar kewajiban debitur.

Fasilitas margin trading dan short selling sebenarnya tidak bedanya dengan pinjaman uang dari perbankan. Namun yang membedakan nya adalah pada fasilitas ini jaminan yang digunakan adalah saham yang hendak dibeli oleh para investor. Sehingga menurut penulis sangat penting dibahas teori hukum jaminan.

Untuk dapat menggunakan fasilitas margin trading atau short selling maka para investor harus melakukan perikatan perjanjian terlebih dahulu dengan perusahaan sekuritas. Perjanjian ini sangat penting karena perjanjian dibuat secara tertulis akan memperoleh kekuatan hukum sehingga tujuan kepastian hukum dapat tercapai.

Pengaturan mengenai transaksi Margin Trading dan Short selling masih menggunakan aturan dalam Buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai masalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi Margin Trading dan Short Selling. Perjanjian dalam transaksi ini terjadi antara kedua belah pihak yang mana salah satu pihak berjanji kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata, Menurut pasal ini “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”15.

15 Subekti. dan R.Tjitrosubidio.kitab undang-undang hukum perdata.(PT.Pradnya Paramita: Jakarta, 1996). Hal 338.


(33)

Peristiwa ini menimbulkan suatu hubungan hukum antar dua orang tersebut dinamakan perikatan atau dengan kata lain perjanjian itu menimbulkan suatu perikatan antar dua orang yang membuatnya berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji atau kesanggupan atas apa yang diucapkan atau dituliskan oleh kedua belah pihak yaitu pihak yang berhak dan pihak yang berkewajiban.16

Dalam pasar modal perjanjian hanya bersifat obligator artinya perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan kewajiban yang timbul antara penjual dan pembeli, namun belum memindahkan hak milik. Hak milik baru terjadi setelah adanya penyerahan atau levering. Levering atau penyerahan adalah pemindahan hak milik atas suatu benda yang berasal dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada orang lain, yang mengakibatkan orang lain menjadi pemilik benda tersebut.17

Dalam pasar modal levering terjadi terdapat kesamaan, yakni levering pada pasar modal sederhananya efek berkurang dari rekening efek yang satu dan ditambahkan kepada rekening efek yang lain. Final dari levering itu sendiri adalah pada saat sudah masuknya efek ke rekening efek pembeli, sehingga pada saat itu secara yuridis hak atas kepemilikan saham telah beralih.18

Teori perlindungan hukum mengandung teori yang berkaitan dengan perlindungan subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam pemberian

16

Hj.Djanius Djamin,Hukum Perdata,(Medan : Trikaya, 1994) hal. 163. 17Ibid., hal. 180.

18 Megarita, Scriptless Trading dan Prinsip Keterbukaan Menciptakan Pasar yang Efisien


(34)

pinjaman. Menurut Van Kan “hukum adalah keseluruhan aturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat”.19

Teori perlindungan hukum berhubungan dengan teori hak dan teori kewajiban. Menurut Satjipto Rahardjo. Hak adalah kekuasaaan yang diberikan oleh hukum kepada seseorang, dengan maksud untuk melindungi kepentingan seseorang tersebut. Hak tersebut merupakan pengalokasian kekuasaan tertentu kepada seseorang untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut20.

Van Apeldoorn menyatakan “bahwa tiap – tiap hubungan hukum mempunyai dua pihak, pada satu pihak ia merupakan hak dan pada pihak lain ia merupakan kewajiban”.21

Apabila subjek hukum tidak melaksanakan kewajiban hukum, maka akibatnya adalah dapat dimintakan pertanggungjawaban secara yuridis. Menurut teori ada 3 (tiga) macam pertanggungjawaban, yaitu pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan (fault based liability) yang merupakan pertanggungjawaban yang terkait dengan perilaku subjek. Tanggung jawab berdasarkan wanprestasi yaitu tanggung jawab berdasarkan kontrak (contractual liability). Menurut teori ini apabila dalam sebuah kontrak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan maka yang pertama – tama yang harus dilihat adalah isi dari kontrak atau perjanjian atau jaminan yang merupakan bagian dari kontrak, baik tertulis maupun lisan.22Pertanggungjawaban mutlak adalah pertanggungjawaban yang berkaitan dengan perbuatan yang menurut pembuat

19Achmad Ali,Menguak Tabir Hukum, (Jakarta : Toko Gunung Agung, Tbk, 2002) hal.30. 20

Ibid., hal,232. 21Ibid,

hal. 232

22 Inosentius Samsul,Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Universitas Indonesia, Fakultas Hukum Pascasarjana, 2004) hal.70-71.


(35)

undang – undang telah membawa efek yang merugikan, jadi adanya hubungan antara perbuatan dan akibat. Prinsip utama dari pertanggungjawaban mutlak ini adalah tidak perlu adanya syarat kelalaian tergugat dan tidak dapat dikaitkan pula dengan adanya wanprestasi.23

Dari ketiga macam pertanggung jawaban ini yang paling relevan dengan

margin tradingdan short sellingadalah pertanggung jawab berdasarkan wanprestasi yaitu pertanggung jawab berdasarkan kontrak. Karena untuk melakukan transaksi

margin trading dan short selling kedua belah pihak akan diikat dengan kontrak terlebih dahulu. Jadi baik perusahaan efek maupun investor melakukan transaksi sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam kontrak. Apabila terjadi kelalaian maka disebut wanprestasi dan salah satu pihak yang lalai akan bertanggung jawab berdasarkan kontrak.

Dalam pasar modal sendiri terdapat dua perlindungan yakni perlindungan hukum preventif dan represif. Perlindungan hukum preventif adalah perlindungan umtuk mencengah ada nya sengketa antara pemegang saham minoritas dan mayoritas. Dalam hal ini penting nya badan-badan dalam Pasar Modal untuk menjaga kestabilan dan kepastian hukum baik oleh OJK, Bursa Efek, KSEI, KPEI dsb untuk menjaga keamanan dan kenyaman bagi para investor untuk melakukan transaksi di pasar modal.24

23Ibid.109.

24Repowijoyo,Pemegang Saham Minoritas di akses http://prasetya.ub.ac.id/berita/disertasi-repowijoyo-pemegang-saham-minoritas-179-id.html (diaskses pada tanggal 03/01/2014)


(36)

Sedangkan perlindungan represif adalah perlindungan untuk menyelesaikan sengketa di masyarakat agar tercapai penyelesaian yang adil. Dalam hal ini peran perjanjian antar pihak sangat penting untuk dimengerti terlebih dahulu oleh para investor sebelum mengikatkan diri di dalam nya. Penting pula para investor belajar tentang seluk beluk pasar modal sebelum menanamkan modal nya. Sehingga dapat

meminimalisir kemungkinan sengketa yang akan timbul.25

Pasar modal sangatlah rentan dengan penipuan dan kejahatan sehingga sangat dibutuhkan suatu kepastian hukum yang melindungi para investor serta badan hukum sehingga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal Indonesia.

2. Konsepsi

Konsepsi berasal dari bahasa latin,conceptusyang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berpikir, daya berpikir khususnya penalaran dan pertimbangan.Konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori, peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstraksi dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus yang disebut defenisi operasional.26

Perumusan serangkaian defenisi operasional dalam rangka penelitian ini sebagai berikut:

a. Transaksi marjin/Margin Trading adalah transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan efek.

25Ibid.


(37)

b. Transaksi Short/Short Selling adalah transaksi penjualan efek dimana efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

c. Nasabah adalah orang yang melakukan transaksi jual beli saham di pasar modal dengan memanfaatkan fasiltiasmargin tradingdanshort selling.

d. Perlindungan Hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh badan pengawas pasar modal baik OJK, Bursa Efek, KPEI,

dan KSEI kepada para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal khususnya margin trading dan short selling untuk memberikan rasa aman, baik secara fisik maupun mental.

e. Perjanjian Pembiayaan adalah perjanjian antara perusahaan efek dengan nasabah yang memuat hak dan kewajiban terkait dengan pembiayaan penyelesaian transaksi efek nasabah oleh perusahaan efek yang dapat berupa pembiayaan dana dan atau pembiayaan efek.

f. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. g. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.

h. Margin Call adalah likuidasi atau penutupan secara paksa atas trading yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh broker karena margin di account


(38)

invesrotr tidak cukup untuk menutupi atau menahan posisi trading investor yang merugi.

i. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

j. Jaminan adalah suatu yang diberikan kepada kreditor untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.

k. Cut loss adalah tindakan menghindari kerugian dengan menjual saham pada posisi merugi.

l. Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual beli dalam perdagangan saham.

G. Metodologi Penelitian

Metode yang diterapkan di dalam suatu penelitian adalah kunci utama untuk menilai baik buruknya suatu penetiaian. Metode penelitian itulah yang menetapkan alur kegiatannya, mulai dari pemburuan data sampai ke penyimpulan suatu kebenaran yang diperoleh dalam penelitian itu.27

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian yuridis normatif yaitu dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau bahan data sekunder yang

27


(39)

meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perungan-undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum lainnya28. Penelitian ini memberikan gambaran secara rinci, sistematis, dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi margin trading dan short selling dalam pasar modal. Dengan menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan dalam transaksi

margin tradingdanshort selling.29

Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif dapat disebut juga penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum doktrinal dikonsepkan sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang – undangan (law in the books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.30

Johnny Ibrahim menuliskan bahwa:

“oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach). Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Selain itu juga dilakukan pendekatan lain yang diperlukan guna memperjelas analisis ilmiah yang diperlukan dalam penelitian normatif”.31

28

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 38

29Ibid hal. 39 30

Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, (Malang : UMM Press, 2009), hal 127.

31Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta : Bayumedia, 2007) hal. 295.


(40)

Dalam penelitian ini, akan ditempuh cara penelitian kepustakaan (library research), atau biasa dikenal dengan sebutan studi kepustakaan.32 Walaupun penelitian dimaksud tidak lepas pula sumber lain selain kepustakaan, yakni penelitian terhadap bahan artikel dan karya tulis di berbagai media massa ataupun laman dunia maya. Penelitian kepustakaan yang normatif adalah penelitian dengan mengolah dan menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum tertier yang berkaitan dengan pokok bahasan di dalam penelitian ini.

Sumber data pada penelitian ini berupa bahan hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan (library research), peraturan perundang-undangan, buku-buku, jurnal-jurnal hukum, yurisprudensi, kamus hukum, ensiclopedia, yang diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa, sehingga disajikan dalam penulisan yang sistematis. Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

analisis kualitatif.

Menurut Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.33

Alasan penggunaan penelitian hukum normatif-kualitatif ini adalah pertama, didasarkan pada paradigma hubungan yang dinamis antara teori, konsep-konsep dan data yang merupakan umpan balik atau modifikasi yang tetap dari teori dan konsep

32 Soerjono Soekanto, Op Cit. hal 53, dikatakan karena titik berat penelitian tertuju pada penelitian kepustakaan, yang berarti akan lebih banyak menelaah dan mengkaji data primer dan sekunder yang diperoleh dari perpustakaan dan tidak diperlukan penyusunan atau perumusan hipotesis.

33Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 248.


(41)

yang didasarkan pada data yang dikumpulkan; kedua, data yang dianalisis beranek ragam, memiliki sifat dasar yang berbeda antara satu dengan lainnya, serta tidak mudah untuk dikuantifisir; ketiga, sifat dasar dari data yang dianalisis bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang integral (holistic), dimana hal itu menunjukkan adanya keanekaragaman data serta memerlukan informasi yang mendalam (indepth infromation).34

2. Jenis Data dan Bahan Hukum

Data yang di pergunakan di dalan penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari:35

a. Bahan hukum primer yang terdiri dari:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 3) Kitab Undang-undang Hukum Perdata

4) Peraturan Bapeppam mengenai Transaksi Margin dan Short Sell.

Peraturan Nomor V.D.6 lampiran keputusan ketua Bapepam-LK Nomor Kep-258/BL/2008 tanggal 30 juni 2008

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer, dan dapat digunakan untuk menganalisa, mengkaji dan memahami bahan hukum primer yang ada.

34 Bismar Nasution, ”Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum”, Makalah, disampaikan pada dialog interaktif tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada Majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003, hal. 1, penelitian doktrinal (doctrinal research), yaitu suatu penelitian yang menganalisis baik hukum sebagai law as it written in the book, maupun hukum sebagailaw as it is decided by the judge through judicial process. Penelitian hukum normatif ini bersifat kualitatif.


(42)

Semua dokumen yang bersifat informatif atau hasil kajian mengenai pasar modal pada umumnya, dan khususnya yang dalam kaitannya dengan perlindungan hukum terhadap investor dalam pasar modal yang dapat berupa hasil seminar atau makalah, surat kabar, majalah, dan juga sumber dari laman dunia maya yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian

c. Bahan Hukum Tersier/penunjang, yang digunakan untuk memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang mencakup kamus hukum dan terutama adalah kamus bahasa, untuk pembenahan tata bahasa indonesia dan istilah-istilah hukum yang lebih baik, dan juga sebagai alat bantu pengalibahasaan beberapa artikel atau sumber literatur asing.

Dalam kaitan dengan penelitian ini, yakni penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka, maka terhadap materi penelitian tesis (baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier) akan dikaji lebih lanjut guna mencari hal yang berhubungan dengan permasalahaan yang diteliti. Dengan demikian, studi terhadap bahan atau dokumen dalam bentuk tertulis menjadi instrumen yang sifatnya utama di dalam rangka pengumpulan data untuk melakukan kajian di dalam penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pemikiran konseptual dan penelitian yang


(43)

dilakukan oleh pihak lain yang relevan dengan penelitian ini dengan cara menelaah dan menginveritarisasi pemikiran atau pendapat juga sejarah atau latar belakang pemikiran tentangMargin TradingdanShort Sellingdi Pasar Modal36.

Pemikiran dan gagasan serta konsepsi tersebut dapat diperoleh melalui peraturan perundang-undagan yang berlaku, literature dari para pakar yang relevan dengan objek penelitian ini, artikel yang termuat dalam bentuk jurnal, majalah ilmiah, ataupun yang termuat dalam data elektronik seperti pada website dan sebagainya maupun dalam bentuk dokumen atau putusan berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.

4. Analisis Data

Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang sebelumnya telah disusun secara sistematis kemudian akan dianalisa dengan menggunakan prosedur logika ilmiah, yang sifatnya kualitatif. Kualitatif berarti akan dilakukan analisa data yang bertitik tolak dari penelitian terhadap asas atau prinsip sebagaimana yang diatur di dalam bahan hukum primer, dan kemudia akan dibahas lebih lanjut menggunakan bahan hukum sekunder, yang tentunya akan diupayakan pengayaan sejauh mungkin dengan didukung oleh bahan hukum tersier/tertier.

Adapun tahapan untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah ada tersebut, secara sederhana dapat diuraikan dalam beberapa tahapan sebagaimana diterapkan sebagai berikut.

1. Tahapan pengumpulan data, misalnya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti,


(44)

artikel atau jurnal atau karya tulis dalam bentuk lainnya akan dikumpulkan sedemikian rupa sebagai bahan refrensi.

2. tahapan pemilahan data, dimana dalam tahapan ini seluruh data yang telah dikumpulkan sebelumnya akan dipilah-pilah dengan mempedomani konteks yang sedang diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam melakukan kajian lebih lanjut terhadap permasalahan di dalam penelitian tesis ini.

3. tahapan analisa dan penulisan hasil penelitian, sebagai tahapan klimaks dimana seluruh data yang telah diperoleh dan dipilah tersebut akan dianalisa dengan seksama dengan melakukan interpretasi atau penafsiran yang diperlukan, sejauh mungkin diupayakan untuk berpedoman terhadap konsep, asa dan kaidah hukum yang dianggap relevan dan sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini. Hasil penelitian kemudian akan dituangkan dalam bentuk tertulis yang diharapkan akan dapat menjawab permaslahan yang ada, sehingga hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai refrensi disamping literatur yang telah ada.

Dengan demikian, diharapkan dari hasil analisa yang sistematis tersebut akan dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat menjelaskan hubungan antara berbagai jenis bahan yang ada, guna penyusunan jawaban dan saran masukan atas permasalahan penelitian yang dijabarkan secara deskriptif, yang terutama menjelaskan bagaimana dan sejauh mana perlindungan hukum terhadap investor dalam transaksimargin tradingdanshort salesdi pasar modal.


(45)

BAB II

PELAKSANAANMARGIN TRADINGDANSHORT SELLING DI PASAR MODAL

A. Pengertian dan Dasar HukumMargin TradingdanShort Selling. 1. Pengertian

Seiring dengan berkembangnya globalisasi dunia pasar modal yang diikuti dengan makin bertambahnya produk-produk baru yang ditawarkan oleh lembaga perbankan dan keuangan lainnya/ muncul bisnis baru yang disebut margin trading

dan short selling. Bisnis ini kemudian menjadi salah satu lahan usaha bank – bank investasi dan lembaga keuangan lainnya yang mempunyai izin untuk itu. Bahkan belakangan menjadi pilihan investasi yang menguntungkan oleh kalangan pengusaha khususnya yang menggeluti bidang keuangan.

Margin trading merupakan suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan efek kepada nasabahnya berupa fasilitas pinjaman dana, sehingga nasabah hanya perlu membayar sejumlah persentase tertentu dari harga efek yang dibeli. Nasabah diwajibkan membayar bunga kepada perusahaan efek atas dana pinjaman tersebut.37

Menurut Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-258/BL/2008, margin

trading diartikan sebagai berikut :38

1) transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh perusahaan. Transaksi marjin merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan efek kepada investor dengan memberikan pinjaman berupa uang. Namun,

37

Astrid Amalia,Penyalagunaan Short Selling dalam Transaksi Perdagangan Efek, Analisis Kasus: Paul Berliner dengan The Blackstone Group dan ADS Corp.(Universitas Indonesia : Jakarta, 2009) Hal. 30


(46)

pinjaman uang ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank.

2) Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli sehingga investor memperoleh keuntungan dari selisih jual beli tersebut

3) Sebagai imbalan fasilitas yang disediakan perusahaan efek, investor harus membayar bunga pinjaman dan fee. Bunga pinjaman dan fee tersebut telah disepakati oleh investor dan sekuritas melalui perjanjian pembiayaan dan penyelesaian transaksi efek.

Dalam margin trading dikenal beberapa pihak yang dapat memberikan pinjaman atau jaminan atas transaksi yang dilakukan oleh investor:

1. Pinjaman yang dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini bank

2. Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan efek atau perusahaan dimana investor melakukan pinjaman saham

Kedua nya tidak terdapat perbedaan mekanisme transaksi hanya jenis pinjaman nya yang berbeda. Di beberapa pasar modal investor yang ingin membeli saham dapat meminjam dana dari perusahaan efek tempat dimana ia melakukan pemesanan untuk membeli saham. Untuk maksud pembelian saham tersebut investor yang merupakan nasabah dari perusahaan tersebut wajib membayar uang muka dalam jumlah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Besarnya uang muka ini berbeda-beda di tiap bursa berkisar antara 40% - 80% (empat puluh persen sampai dengan delapan puluh persen).39

Semakin longgarnya perusahaan efek dalam memberikan fasilitas margin tradingkepada nasabah merupakan salah satu pemicu semakin bergairahnya transaksi saham di bursa. Kinerja bursa semakin meningkat antara lain diukur dari semakin


(47)

meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan, semakin meningkatnya frekuensi, volume dan nilai transaksi harian akibat membaiknya likuiditas saham.

Risiko yang dapat ditimbulkan dari transaksi saham dengan fasilitas margin tradingantara lain:

1. Bagi perusahaan efek

a. Risiko kredit akibat nasabah tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya. b. Risiko akibat turunnya nilai saham dan nasabah tidak dapat menambah

marginnya.

2. Bagi investor, risiko yang mungkin ditanggung adalah:

Investor harus siap jika terjadi penurunan nilai saham, sehingga investor harus menambah marginnya atau melikuidasi maupun menjual saham yang dikuasakannya kepada perusahaan efek. Dalam keadaan seluruh aktiva keuangan maka kemungkinan kecil nilai margin yang akan kembali atau bahkan masih menyisakan kewajiban tambahan pada perusahaan efek.

Short sellingadalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham di mana investor atau trader meminjam dana (on margin) untuk menjual saham (yang belum dimiliki) dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke pialangnya pada saat saham turun. Salah satu karakteristik dari transaksi short saleadalah dengan menjual efek yang tidak dimiliki oleh si penjual. Namun si penjual tetap memiliki kewajiban untuk melakukan penyerahan atas efek yang telah dijualnya pada


(48)

waktu yang telah ditentukan. Guna memenuhi kewajiban tersebut, maka penyelesaiannya antara lain adalah dengan melakukan peminjaman efek.40 Sedangkan menurut keputusan Bapepam-LK Kep-258/BL/2008 Short selling

diartikan sebagai berikut41

1) Transaksi penjualan efek dimana efek tersebut tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

2) Penjual “short” berutang kepada pialang, dimana pialang tersebut meminjam saham dimaksud dari investor lainnya yang memiliki saham yang ditransaksikan secaralong(berinvestasi jangka lama). Apabila tidak ada maka pialang dapat meminjam saham tersebut melalui bank kustodian.

3) Investor yang telah mendapatkan pinjaman saham lalu menjual saham tersebut ke bursa dan wajib dikembalikan pada H + 4, apabila tidak maka investor akan dikenai denda.

Menurut Hendy M. Fakhruddin, short selling adalah “penjualan saham oleh seseorang dimana penjual itu tidak memiliki sekuritas lain atau menjual sekuritas yang dipinjam dari pihak lain.”42 Dari sisi strategis transaksi saham, short selling

adalah salah satu teknik dalam jual beli saham dimana investor berupaya untuk mendapatkan keuntungan atas penurunan harga suatu saham. Jadi investor berharap saham akan mengalami penurunan harga sehingga investor dapat membeli kembali dan memperoleh keuntungan.

40

Ibidhal 5 41IbidHal 5

42 Hendy M.Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008) hal 184


(49)

Transaksi short selling ini berbeda dengan transaksi jual-beli biasa dalam empat hal.

1. Investor menjual dulu kemudian baru membeli. 2. Investor mendapat untung justru kalau harga turun. 3. Investor melepas sekuritas yang bukan miliknya.43

4. Dibandingkan dengan transaksi biasashort sellingsangat beresiko.44

Perkiraan dari pelaku short selling, yang menginginkan terjadinya penurunan harga agar saat membeli kembali saham yang dipinjam pelaku short selling

memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dan jual tersebut, investor biasanya menggunakan fasilitas ini pada saat keadaan pasar sedang mengalami penurunan harga (bearish). Bertentangan dengan pandangan emiten atau perusahaan publik, dimana emiten menginginkan harga sahamnya terus meningkat karena peningkatan tersebut membuktikan bahwa kondisi fundamental emiten tetap baik.45

Seseorang membeli efek di pasar modal berdasarkan pertimbangan – pertimbangan antara lain bahwa emiten memiliki prospek pertumbuhan yang bagus, dibawah kontrol manajemen yang professional dan memiliki keunggulan – keunggulan terhadap kompetitor lainnya. Pada intinya tujuan investor margin sama dengan tujuan transaksi biasa, yakni untuk memperoleh keuntungan. Yang menjadi perbedaan adalah investor margin menjual suatu efek pada tingkat harga dengan

43

Dalam perdagangan efek hal tersebut biasa terjadi 44Verdij.PangaribuanOp.,Cithal 26

45Owen A Lamont, Go Down Fighting: Short Sallers Vs Firms, Yale ICF Working Paper


(50)

memperhitungkan bahwa harga efek tersebut akan naik cepat karena investor juga harus memperhitungkan beban bunga yang harus ditanggung.

2. Dasar Hukum

Di Indonesia transaksi margin trading dan short selling ini tidak diatur didalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dalam Undang-Undang Pasar Modal hanya mengatur transaksi umum sedangkan transaksi khusus diatur diluar undang-undang tersebut. Transksi margin trading dan short selling diatur oleh Peraturan Bapepam-LK (sekarang OJK) Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Peraturan Bursa Efek Jakarta Nomor 19 Tahun 1997 tentang Transaksi Marjin. Serta Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-556/BL/2008 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan TransaksiShort SellingOleh Perusahaan Efek.

Jadi dalam transaksi short selling seorang pialang tidak harus langsung menyerahkan efek yang dijualnya pada saat itu juga. Hal ini memungkinkan pihak-pihak yang tidak memiliki efek dimaksud untuk bertransaksi atas efek tersebut. Para

short sellers menggunakan tenggang waktu T+4 untuk menunggu penurunan harga efek yang telah dijualnya itu untuk kemudian membelinya kembali pada harga yang lebih murah. Dengan cara semacam itulah ia mendapatkan keuntungan (capital gain) yaitu dari selisih harga jual dan harga beli.

Untuk keperluan itu, maka hadirlah pihak ketiga sebagai pemberi pinjaman efek (lender). Biasanya yang berperan sebagai pemberi pinjaman adalah perusahaan efek atau secara perorangan yang dikenal sebagai pialang. Perusahaan efek


(51)

mendapatkan efek untuk dipinjamkan dari berbagai sumber. Yang paling umum adalah dipinjamkan dari rekening nasabah lain yang mengambil posisilong(investor yang menyimpan saham dalam jangka waktu yang lama). Sumber kedua adalah dari rekening perusahaan efek itu sendiri selain itu dapat pula dipinjamkan dari perusahaan efek lain. Sumber yang terakhir adalah dipinjamkan dari investor institusional.

Dalam perjalanan pasar modal di Indonesia, pertama kali aturan mengenai

short selling ini diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-09/PM/1997 tanggal 30 april 1997 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Bapepam-LK (sekarang OJK) kemudian merevisi aturan yang diberi nama peraturan V.D.6 . Revisi itu seiring terjadinya krisis

financial yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Gara-gara krisis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami kejatuhan yang sangat dalam.

Peraturan V.D.6 tentang Pembiayaan Efek Oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek yang dikeluarkan oleh Bapeppam-LK memuat ketentuan mengenai pembiayaan transaksi efek oleh perusahaan efek dan transaksi short selling sehingga dapat meningkatkan likuiditas (semakin banyaknya perdagangan efek yang dilakukan oleh investor) transaksi Efek dan kualitas pembiayaan penyelesaian transaksi oleh perusahaan efek serta meningkatkan kepastian hukum atas transaksi efek.


(52)

Untuk mengantisipasi transaksi yang bisa membuat IHSG semakin jatuh, Bapepam menerbitkan sejumlah aturan termasuk revisi aturanshort selling. transaksi

shrot selling ini kemudian diatur antara lain dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. 556/BL/2008. Peraturan ini mengatur tentang Pembiayaan Transaksi Efek Bagi Nasabah Dan TransaksiShort Selling Oleh Perusahaan Efek. Bursa Efek diwajibkan untuk menetapkan peraturan Bursa Efek yang mengatur persyaratan Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan oleh Perusahaan Efek dan yang dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan dalam transaksi efek. Transaksi short selling yang mengakibatkan kondisi pasar modal saat ini mengalami ketidakstabilan sehingga berdampak kepada perekonomian dunia menjadi fluktuatif.46

Sehingga, pada dasarnya transaksi short selling di Indonesia diperbolehkan. Namun, Bapepam-LK tetap menentukan rambu-rambu transaksishort selling seperti apa yang dibolehkan. Tujuannya tentu saja mengamankan pasar modal dalam negeri selain untuk kepentingan investor minoritas.47

B. Lingkup Hubungan Hukum dalamMargin TradingdanShort Selling 1. Hubungan dengan Hukum Perjanjian.

Pengaturan mengenai transaksi margin trading dan short selling berkaitan dengan pengaturan dalam Buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai

46Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor KEP-556/BL/2008 Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan Efek bagi Nasabah dan TransaksiShort Sellingoleh Perusahaan Efek

47

Dina Kusumasari,Pengaturan Mengenai Short Selling. Diakses dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4663/pengaturan-mengenai-short-selling, diakses tanggal 11 Desember 2013.


(53)

masalah perjanjian yang terjadi dalam transaksi margin trading dan short selling. Perjanjian dalam transaksimargin tradingdanshort sellingterjadi antara kedua belah pihak yang mana salah satu pihak berjanji kepada pihak yang lain untuk melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata, yang mana disebutkan : “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya kepada satu orang atau lebih”.

Hukum perdata yang berlaku di Indonesia mengakui adanya kebebasan berkontrak, hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang menyatakan bahwa “semua kontrak (perjanjian) yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang memuatnya.”48

Sumber dari kebebasan berkontrak adalah kebebasan individu, sehingga yang merupakan titik tolaknya adalah kepentingan individu pula. Sehingga sifat buku III KUHPerdata bersifat terbuka dan membuka kemungkinan adanya perjanjian yang belum diatur dalam KUHPerdata secara konkrit, namun tetap sesuai dengan asas dan syarat dari perjanjian yang sah dalam KUHPerdata, dengan kata lain dibolehkan mengesampingkan peraturan-peraturan yang termuat dalam buku ketiga.49

Perjanjian yang diperbuat harus sesuai dengan Pasal 1320 KUPerdata agar mempunyai kekuatan mengikat, sehingga dengan adanya asas kebebasan berkontrak serta sifat terbuka dari buku III KUHPerdata, maka para pihak dalam transaksi

48Prof subektiOpcit, hal. 342

49Endi Budiman,Perlindungan Hukum terhadap Perusahaan Sekuritas dalam Transaksi atas


(54)

margin trading dan short selling bebas untuk menetukan isi dari kontrak yang disepakati yang pada akhirnya akan mengikat bagi kedua belah pihak.50

Perjanjian yang terjadi dalam transaksi margin trading dan short sellig dapat menggunakan pasal 1313 KUHPerdata sebagai pengaturannya, sehingga apa yang menjadi Syarat sahnya suatu perjanjian yang termuat dalam KUHPerdata harus diperhatikan agar pengenaan atas aturan perjanjian di Indonesia yang secara umum menggunakan KUHPerdata dapat diterapkan serta perjanjian dalam transaksiMargin Trading dan Short Selling dapat diakui keabsahannya, dimana syarat sahnya suatu perjanjian yang tercantum dalam pasal 1320 KUHperdata yaitu :

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

Terhadap syarat yang pertama ini, maka segala perjanjianmargin trading dan

short selling haruslah merupakan suatu hasil kesepakatan antara investor dan perusahaan sekuritas tidak boleh ada paksaan, kekhilapan, dan penipuan (dwang, dwaling, berdrog).

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

Syarat atau tolak ukur untuk menentukan cakap tidaknya suatu orang untuk mengadakan perjanjian tercantum dalam pasal 1330 KUHPerdata yaitu: Orang-orang yang belum dewasa, mereka yang ditaruh dibawah pengampuan, dan orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu.


(55)

c. Suatu hal tertentu

Suatu hal tertentu berhubungan dengan objek perjanjian, maksudnya bahwa objek perjanjian itu harus jelas, dapat ditentukan dan diperhitungkan jenis dan jumlahnya, diperkenankan oleh undang-undang serta kemungkinan untuk dilakukan para pihak. Dalam margin trading dan short selling dimana yang menjadi objek perjanjian adalah saham. Maka sesuai dengan ketentuan Bursa Efek saham tersebut harus memenuhi persyaratan efek yang telah ditentukan. d. Suatu sebab yang halal

Suatu sebab yang halal, berarti perjanjian termaksud harus dilakukan oleh investor dan sekuritas dengan dasar itikad baik. Berdasarkan pasal 1335 KUHPerdata yang berbunyi: ”Suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan” sehingga suatu perjanjian tanpa sebab tidak mempunyai kekuatan, sebab dalam hal ini adalah tujuan dibuatnya sebuah perjanjian. Apabila investor dan sekuritas tidak memenuhi syarat diatas maka perjanjian margin trading dan short selling yang di buat tidak memiliki kekuatan hukum atau batal demi hukum.

Kontrak dalam transaksi margin danshort selling merupakan suatu hasil dari kesepaktan antara investor dengan perusahaan sekuritas yang terlibat di dalamnya, meskipun dalam kenyataannya kontrak tersebut bukanlah merupakan hasil negosiasi yang berimbang antara kedua belah pihak, namun suatu bentuk kontrak yang dapat dikategorikan sebagai kontrak baku dimana kontrak telah ada sebelum ada suatu


(56)

kesepakatan, yang mana salah satu pihak menyodorkan kepada pihak lainnya yang kemudian pihak lain cukup menyetujui kontrak tersebut, sehingga berlakunya asas konsesualisme menurut hukum perjanjian Indonesia memantapkan adanya asas kebebasan berkontrak.51

Kontrak yang terjadi antara perusahaan sekuritas dengan investor bukan hanya sekedar kontrak yang diucapkan secara lisan, namun suatu kontrak yang tertulis, dimana kontrak tertulis dalam transaksi margin trading berupa form yang telah disediakan, yang mana kehendak untuk mengikatkan diri dari para pihak ditimbulkan karena adanya persamaan kehendak.52

Kontrak dalam transaksi margin trading terjadi ketika perusahaan sekuritas menyodorkan form yang berisi mengenai kontrak dan investor melakukan persetujuan terhadap isi kontrak tersebut dengan memberikan data yang benar dan menandatanganinya sebagai tanda persetujuan, sehingga hal tersebut menujukan adanya persamaan kehendak antara perusahaan sekuritas dengan investor.53

Namun hukum perdata yang berlaku di Indonesia mengakui adanya kebebasan berkontrak, hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang menyatakan bahwa semua kontrak (perjanjian) yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pokok persoalan margin trading adalah kontrak diantara perusahaan efek dan investor. Margin trading

berpontesi menimbulkan perselisihan antara nasabah atau investor dengan perusahaan

51Ibid., hal 102 52Ibid., hal 103 53Ibid., hal 104


(57)

efek, misalnya jika salah satu pihak melanggar kontrak yang telah disepakati. Dalam transaksi margin trading ini seharusnya berlaku prinsip good faith and good communication, good faith berarti prinsip mengungkapkan informasi secara akurat dan lengkap sedangkan good communication adalah prinsip komunikasi yakni memberikan informasi kepada investor secara terbuka dan cepat. Kedua prinsip tersebut sangat penting karena pelaksanaan margin trading dan short selling lebih berdasarkan kontrak. Jika salah satu prinsip tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka praktek margin trading akan menimbulkan masalah yang biasanya disebabkan karena kebiasaan yang saling percaya dan para pelaku enggan mengkonfirmasikan setiap transaksi yang terjadi.

Dalam margin trading investor dinyatakan wanprestasi jika tidak melakukan penambahan modal apabila ratio pinjaman nya telah mencapai 65% maka sekuritas berhak menjual saham yang dijaminkan di perusahaan sekuritas secara paksa. Sedangkan padashort selling investor dinyatakan wanprestasi apabila investor tidak mengembalikan saham yang dipinjam untuk melakukan transaksi short selling pada hari yang telah ditentukan H+4 sehingga pihak yang meminjamkan efek berhak memberikan denda. Sesuai dengan ketentuan perjanjian yang telah disepakati.

2. Hubungan Hukum Jaminan

Jaminan adalah suatu tanggungan yang diberikan oleh seorang debitor dan atau pihak ketiga kepada kreditor untuk menjamin kewajibannya dalam suatu perikatan. Lembaga jaminan ini diberikan untuk kepentingan kreditor guna menjamin


(1)

aman bagi investor. Bursa Efek juga membuat Peraturan Nomor II-H mengenai Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Margin Trading dan Short Selling. Peraturan tersebut mengatur mengenai saham-saham yang bisa ditransaksikan melalui margin tradingdan short selling. Hal ini dilakukan oleh Bursa Efek untuk memberi perlindungan terhadap investor dari potensi kerugian yang dapat timbul dari transaksi tersebut. karena apabila investor melakukan transaksi margin trading dan short selling terhadap saham-saham yang tidak liquidatau yang fundamentalnya jelek. Harga saham-saham tersebut akan mudah turun. Hal tersebut juga akan memberi pengaruh terhadap Bursa Efek Indonesia atau IHSG yang cukup besar. Sedangkan KSEI dan KPEI sebagai lembaga kliring dan penjamin menjamin penyelesaian transaksi efek secara pemindahanbuku yakni saham yang terjual akan secara otomatis berpindah kepemilikan dan tercatat secara elektronik di KSEI dan penyelesaian transaksi dilakukan oleh KPEI dengan cara melakukan kliring dan pemindahbukuan dari rekening pembeli ke rekening penjual secara otomatis sehingga investor tidak perlu khawatir tentang status saham yang telah dibeli maupun pencairan uang dari penjualan saham. Selain perlindungan yang diberikan pihak ke 3 antara investor dan perusahaan sekuritas juga perlu mengadakan perjanjian agar tercapai kesepakatan mengenai ketentuan-ketentuan yang mengikat kedua belah pihak dalam melakukan transaksi margin trading dan short selling sehingga dapat terlindungi dari kemungkinan kerugian pada individu baik sekuritas maupun


(2)

apabila terjadi problema hukum. Sebenarnya perlindungan terhadap investor dalam pasar modal sudah cukup namun yang perlu diingat oleh para investor adalah memilih sekuritas yang dapat dipercaya. Serta investor harus jeli dalam memilih saham mana yang hendak dibeli jangan terpengaruh oleh broker-broker yang hanya mengejar omset.

B. Saran

Berdasarkan pemaparan yang penulis uraikan dalam bab sebelumnya dan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan pasar modal. Saran-saran yang penulis ajukan antara lain :

1. Dalam melaksanakanmargin tradingdanshort sellinginvestor harus teliti dalam memahami setiap isi dari perjanjian yang hendak ditanda tangani sebagai syarat awal penggunaan fasilitas pembiayaan penyelesaian transaksi efek. karena margin tradingdan short selling merupakan fasilitas yang menggiurkan dimana investor diberi pinjaman dana atau saham yang besar agar dapat membeli atau menjual saham dalam jumlah yg lebih besar. Karena risiko yang besar maka disarankan antara investor dan perusahaan sekuritas yang melakukan perjanjian pembiayaan penyelesaian transaksi efek maupun perjanjian pinjam meminjam efek dilakukan secara notariil sehingga perjanjian yang dibuat memenuhi syarat materil dan formil dari sebuah perjanjian agar memiliki kekuatan hukum serta pembuktian yang kuat.


(3)

2. Sebelum melakukan investasi dalam bentuk saham sebaiknya investor harus memahami mekanisme transaksi saham di pasar modal atau meminta informasi/nasehat pada perusahaan efek yang memiliki bagian riset yang telah berpengalaman. Investor yang akan menggunakan fasilitas transaksi margin maupunshort sellingharus memahami secara cermat mengenai mekanisme serta perjanjian margin trading dan short selling karena tidak selamanya transaksi tersebut memberikan keuntungan. Bukan hanya sekedar mendapat rayuan dari broker sekuritas yang mengejar omset bulanan. Pada saat investor hendak membuka rekening marjin, sebaiknya investor harus benar-benar memahami isi perjanjian pembukaan rekening marjin supaya tidak terjadi permasalahan hukum dikemudian hari. Calon pemodal harus menyadari bahwa investasi dalam bentuk saham memiliki risiko yang sangat tinggi, bersifat spekulatif, unsur judi (gambling) dan fluktuasi harga yang sangat cepat. Permainan di pasar modal khususnya keuntungan jangka pendek dan fluktuasi harga adalah permainan yang bersifat Zero Sum Game, dimana keuntungan seseorang adalah kerugian bagi orang lain.

3. Sampai saat ini peraturan margin trading dan short selling belum diatur di Indonesia. OJK harus mengeluarkan peraturan yang jelas dan tegas tentang margin tradingdanshort selling. Agar dapat memberikan keamanan, kenyaman, dan kepastian hukum bagi para investor yang akan bertransaksi menggunakan fasilitas margin tradingdan short sellingdi pasar modal Indonesia. Hal tersebut penting karena di negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan negara-negara maju lainnya peraturanmargin tradingdanshort sellingtelah diatur.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Muslan, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum. (Malang : UMM Press, 2009)

Amalia, Astrid, Penyalagunaan Short Selling dalam Transaksi Perdagangan Efek, Analisis Kasus: Paul Berliner dengan The Blackstone Group dan ADS Corp. (Universitas Indonesia : Jakarta, 2009)

Ali, Achmad,Menguak Tabir Hukum,(Jakarta : Toko Gunung Agung, Tbk, 2002) Budiman, Endi, Perlindungan Hukum terhadap Perusahaan Sekuritas dalam

Transaksi atas Fasilitas Margin Trading. (Semarang : Universitas Diponegoro, 2010)

Bursa Efek Indonesia, Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling. Peraturan Nomor II-H, Lampiran Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia No. Kep-00009/BEI/01-2009 Tanggal 30 Januari 2009.

Djamin, Djanius,Hukum Perdata.(Medan : Trikaya, 1994)

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Falkhruddin. Pasar Modal Indonesia. (Jakarta : Salemba Empat, 2009)

Darwini, T.Diktat Hukum Perdata.(Fakultas Hukum USU : Medan, 2007)

Faudy, Munir,Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum). (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2005)

Ibrahim, Jhonny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. (Jakarta : Bayumedia, 2007)

Lubis, M.Solly,Filsafat ilmu dan Penelitian.(Bandung : Mandar Maju, 2008) Michio, Teraoka,First Step in Margin Trading.(Jakarta : Kompas Gramedia, 2010) Muchdarsyah, Sinungan, Kredit Seluk Beluk dan Pengelolaannya, (Yogyakarta :

Tograf, 1990)

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Kosdakarya, 2008)


(5)

Nasrudin, M.Irsan. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. (Jakarta : Prenada Media Group, 2007)

Nasution, Bismar,Hukum Pasar Modal. (Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara : Medan, 2008)

___________. Keterbukaan Dalam Pasar Modal. (Fakultas Hukum Universitas Indonesia : Jakarta 2001)

___________, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, Makalah Disampaikan pada Dialog Interaktif tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada Majalah Akreditasi. (Medan : Fakultas Hukum USU, 2003)

Sawidji, Widoatmodjo.Pasar Modal Indonesia.(Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009) Salim, Joko,Cara Gampang Bermain Saham.(Jakarta : Visi Media, 2010)

Samsul, Inosentius,Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004)

Sinaga, Benny,Kitab Suci Pemain Saham.(Jakarta : Dua Jari Terangkat, 2009). ___________,Bandar Saham.(Jakarta : Gramedia, 2012)

Sinungan, Muchdarsyah, Kredit Seluk Beluk dan Pengolahannya. (Yogyakarta : Tograf, 1990)

Siregar, Tampil Ansari, Metodologi Penelitian Hukum. (Medan : Multi Grafika, 2004)

Subekti,.R dan R,. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (PT. Pradnya Paramita : Jakarta, 1996).

Suryastuti, Putu,Analisa Hukum terhadap Transaksi Short Selling di Indonesia dan Perlindungan Hukum bagi Pihak Lawan Transaksi dalam Transaksi Short Selling.(Jakarta : Perpustakaan UI, 2009)

Suryabrata, Samadi, Metodologi Penelitian.(Jakarta : PT, Raja Grafindo, 2004) Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. Hukum Pasar Modal di Indonesia. (Jakarta :


(6)

Verdji, Analisa Perlindungan Investor `Terhadap Transaksi Margin Trading dan Short Selling pada Perusahaan Efek.(Jakarta : UI Press, 2012)

PERATURAN DAN DRAFT PERJANJIAN

Draft Perjanjian Pinjam Meminjam Efek Tanpa Warkat PT. KPEI Form Perjanjian Pembukaan Rekening PT. Bank BCA, Tbk.

Keputusan Direksi PT. KPEI Nomor Kep-009/DIR/KPEI/1107 mengenai Jasa Pinjam Meminjam Efek Tanpa Warkat.

Peraturan Bapepam-LK No. V.D.6 mengenai Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling Oleh Perusahaan Efek. Perjanjian Fasilitas PembiayaanPenyelesaian Transaksi Efek PT. RBH OSK Securities Indonesia,

Peraturan Bursa Efek Jakarta No. II-A 5 Tahun 1998

Undang- undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Undang Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan WEBSITE

www.Hk.jaminanlinajamali.blogspot.com www.m.sindonews.com

www.bapepam.co.id www.ssm.com www.detik.com

www.detikfinance.com www.hukumonline.com www.hapiz.wordpress.com http://www.kpei.com www.lipsus.kontan.co.id http://www.kamusbisnis.com WAWANCARA