Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Cara Kerja Penelitian

commit to user 11 METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan di areal pertanaman kakao milik warga Desa Wakah, Kacamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dimulai bulan September 2010 sampai Desember 2010.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun suren T. sureni, dan daun tithonia T. diversifolia. 2. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hand sprayer, lup, pinset, blender, gunting, gelas ukur, kertas label

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap RAKL dengan dua faktor perlakuan dengan 5 ulangan sebagai berikut : a. Faktor pertama yaitu macam insektisida nabati, yaitu M0 : Daun Suren M1 : Daun Tithonia b. Faktor kedua yaitu konsentrasi insektisida nabati, yaitu : K0 : Kontrol 0. K1 : 15 gr daun lt air 1,5. K2 : 30 gr daun lt air 3. K3 : 45 gr daun lt air 4,5. K4 : 60 gr daun lt air 6. Sehingga diperoleh perlakuan: M0K0: Kontrol. commit to user 12 M0K1: Ekstrak daun suren konsentrasi 1,5. M0K2: Ekstrak daun suren konsentrasi 3. M0K3: Ekstrak daun suren konsentrasi 4,5. M0K4: Ekstrak daun suren konsentrasi 6. M1K0: Kontrol M1K1: Ekstrak daun tithonia konsentrasi 1,5. M1K2: Ekstrak daun tithonia konsentrasi 3. M1K3: Ekstrak daun tithonia konsentrasi 4,5 M1K4: Ekstrak daun tithonia konsentrasi 6. Masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 5 kali. 2 . Pelaksanaan Penelitian a. Pemilihan buah kakao Buah dipilih dari pohon kakao yang varietasnya sama. Setiap perlakuan diusahakan bisa dilakukan pada satu pohon dan pengulangan setiap perlakuan pada pohon yang lain. Buah kakao yang digunakan sebagai bahan uji adalah buah kakao yang panjangnya 10 cm- 15 cm dan buah tersebut tidak menunjukkan adanya kerusakan atau kerusakan akibat serangan hama buah kakao maksimal 10 . b. Persiapan bahan insektisida nabati Cara pembuatan ekstrak daun suren dan tithonia adalah : 1. Menyiapkan bahan ekstrak yaitu daun suren dan tithonia. Sebelum di timbang daun suren dikeringanginkan terlebih dahulu, sedangkan tithonia ditimbang dalam keadaan segar. 2. Untuk mendapatkan konsentrasi larutan 6, bahan ekstrak di timbang 60 gr di iris kecil-kecil kemudian di blender dengan menambahkan air sebanyak 1 L. 3. Bahan ekstrak dihancurkan dengan blender sampai halus. 4. Hasilnya dituang dalam wadah dan disimpan selama 1 hari 24 jam. 5. Ekstrak tersebut di saring dan larutannya digunakan sebagai bahan uji insektisida nabati. Untuk aplikasi ditambah sabun cair dengan commit to user 13 volume 1 mlL dan untuk control air ditambah sabun cair dengan volume yang sama. c. Pengujian di Lapang 1. Aplikasi ekstrak daun suren dan tithonia dengan cara disemprotkan pada buah dengan hand sprayer. Penyemprotan dimulai dari kontrol dan dilanjutkan pada konsentrasi terendah dan seterusnya. 2. Sebelum penyemprotan, dilakukan pengamatan terhadap kondisi buah kakao, kondisi yang diamati adalah: a. Panjang buah kakao b. Ada tidaknya telur PBK, prapupa, pupa, lubang tempat masuk larva berupa titik bintik hitam yang dalam, imago PBK. Apabila ada dicatat jumlahnya. c. Ada tidaknya nimfa imago Helopeltis dan gejala kerusakan yang merupakan bekas tusukan berupa bercak cekung warna coklat kehitaman berukuran 3 mm- 4 mm. 3. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari 07.00 WIB dan dilakukan satu minggu sekali sampai satu minggu menjelang panen. d. Panen Mengamati presentase kerusakan biji pada tanaman kakao yang telah di panen. 3. Variabel Pengamatan a. Penggerek Buah Kakao · Gejala Kerusakan Menghitung jumlah lubang masuk larva penggerek, dilakukan pada setiap pengamatan · Jumlah Telur, Prapupa, dan Pupa Menghitung jumlah telur, prapupa, dan pupa pada saat pengamatan. commit to user 14 · Tingkat kerusakan biji kakao yang dilakukan saat panen. Penghitungan persentase kerusakan biji dengan cara membandingkan jumlah biji buah kakao yang saling melekat dan berwarna hitam dengan jumlah biji seluruhnya. b. Helopeltis · Persentase kerusakan Penghitungan presentase kerusakan dilakukan pada setiap pengamatan. Kriteria kerusakan: Persentase kerusakan akibat serangan Helopeltis dihitung dengan cara membandingkan luas permukaan buah kakao yang menunjukan gejala serangan dengan luas permukaan buah kakao. Nilai skoring : Kerusakan 1 - 25 skor 1 Kerusakan 26 - 50 skor 2 Kerusakan 51 - 75 skor 3 Kerusakan 76 - 100 skor 4 · Jumlah nimfa atau imago yang ditemukan pada setiap pengamatan. Pada penelitian ini keberadaan hama lain akan dicatat sebagai data tambahan. 4. Analisis Data Data akan dianalisis dengan uji F 5 dan apabila ada beda nyata akan dilanjutkan dengan uji DMRT 5. commit to user 15

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondis i Umum

Lahan yang digunakan untuk penelitian yaitu areal pekarangan milik warga Desa Wakah, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur Gambar 3 . Ketinggian tempat yaitu 570 sampai 625 m dpl. Pada areal milik warga ini rata-rata umur tanaman kakao yaitu 8 tahun. Sebagian besar jenis tanaman yang ditanam di areal ini yaitu kakao jenis criolo, dengan ciri yaitu memiliki alur buah yang dalam, kulit buah tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar. Jarak tanam antar pohon yaitu 3x3 m, tiap 100 m 2 terdapat 10 pohon. Tajuk tanaman di areal ini sangat rapat karena jarang sekali dilakukan pemangkasan. Akibat jarangnya dilakukan pemangkasan maka tunas air yang tumbuh semakin banyak. Tumbuhnya tunas air ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena akan terjadi persaingan dalam penganbilan zat hara. Helopeltis meletakkan telurnya pada jaringan yang lunak termasuk tunas air, pembuangan tunas air ini akan mengurangi populasi helopelthis karena telur yang berada di tunas air akan ikut terbuang. Karena tidak adanya pemangkasan tunas air pada areal pekarangan milik warga ini maka banyak tunas air yang tumbuh dan dapat memicu meningkatnya jumlah Helopeltis. Gambar 3 Kondisi Lahan Kakao 15