Pengaruh Ekstrak Tithonia Terhadap Tingkat Serangan Helopeltis

commit to user 20 sehingga pada minggu ke 8 sampai ke 11 tidak terjadi peningkatan kerusakan. Pada penelitian ini serangan Helopeltis termasuk rendah, faktor yang menyebabkan rendahnya serangan yaitu adanya musuh alami yang berupa semut hitam selain itu juga karena curah hujan yang tinggi.

D. Pengaruh Ekstrak Tithonia Terhadap Tingkat Serangan Helopeltis

Tanaman Tithonia biasanya tumbuh liar di lereng-lereng lahan, di parit dan sepanjang saluran air. Larutan tithonia bekerja secara langsung, bertindak sebagai pencegah atau pengobat tanaman yang terserang hama. Tanaman yang di semprot larutan ini menyebabkan hama menjauih dari tanaman karena rasa pahit atau bau yang ditimbulkan Mahfud, 1992. Pada gambar 8 menunjukkan tingkat serangan dari minggu 1 sampai minggu ke 11 setelah perlakuan. Keterangan: M1K0: Kontrol. M1K1: Pemberian ekstrak daun tithonia konsentrasi 1,5. M1K2: Pemberian ekstrak daun tithonia konsentrasi 3 M1K3: Pemberian ekstrak daun tithonia konsentrasi 4,5 M1K4: pemberian ekstrak daun tithonia konsentrasi 6 Gambar 8 Perkembangan tingkat serangan Helopelthis pada buah kakao dengan pemberian ekstrak daun tithonia. commit to user 21 Pada gambar 8 menunjukan bahwa penggunaan ekstrak daun tithonia dengan konsentrasi 4,5 dan 6 mampu menghambat serangan Helopeltis pada buah kakao, sedangkan pada pemberian ekstrak tithonia dengan konsentrasi 1,5 dan 3 menunjukkan peningkatan kerusakan yang tinggi dibanding dengan kontrol. Pada kontrol serangan cenderung rendah karena ditemukan semut hitam pada beberapa buah kakao. Pada pemberian ekstrak daun tithonia 4,5 dan 6 terjadi peningkatan kerusakan yang sangat kecil pada minggu ke 3, besarnya kerusakan masing-masing yaitu 1 dan 0,8 dan pada minggu ke 3 sampai minggu ke 11 peningkatan kerusakannya sangat kecil. Pemberian ekstrak tithonia dengan konsentrasi 4,5 dan 6 efektif dalam menghambat kerusakan buah kakao akibat Helopelthis, hal ini diduga karena kandungan senyawa pada konsentrasi tersebut membuat hama tidak menyukai makanannya karena rasa yang pahit dan bau yang menyengat dari ekstrak daun tithonia selain itu tithonia juga mengandung senyawa falvonoid yang bersifat mengusir hama. Menurut Dadang 1999 serangga mampu mengenali senyawa kimia pada makanannya walaupun dalam jumlah yang kecil, sehingga serangga menolak makan. Hal ini diduga karena serangga memiliki indera perasa dan pencium sehingga serangga tidak menyukai makanannya misal bau menyengat dan rasa yang pahit. Pemberian ekstrak daun tithonia pada konsentrasi 1,5 mengalani peningkatan persentase rata-rata kerusakan buah pada minggu ke 3 yaitu sebesar 3,6 dan persentase kerusakannya semakin meningkat tiap minggunya sampai minggu ke 9. Pada minggu ke 9 sampai minggu ke 11 rata-rata persentase kerusakan tidak meningkat, besarnya yaitu 14,6 . Pemberian ekstrak daun tithonia pada konsentrasi 3 juga mengalami peningkatan kerusakan yang tinggi pada minggu ke 3, persentase rata-rata sebesar 5. Persentase kerusakan meningkat setiap minggunya sampai minggu ke 9. Pada minggu ke 9 sampai minggu ke 11 tidak mengalami peningkatan kerusakan pada buah, besar persentase rata-rata yaitu 22,25. Terlihat bahwa ada pemberian ektrak daun tithonia dengan konsentrasi 1,5 dan 3 commit to user 22 menunjukkan peningkatan serangan yang tinggi dibanding dengan kontrol. Hal ini berarti ekstrak daun tithonia konsentrasi 1,5 dan 3 kurang efektif dalam menghambat peningkatan kerusakan buah akibat Helopelthis, diduga karena senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi tersebut sangat rendah sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas serangga dalam memakan. Selain itu insektisida nabati mempunyai sifat mudah menguap dan juga mudah hilang karena tercuci oleh air hujan.

E. Persentase kerusakan buah kakao pada saat panen